chapter 3

Gue Kim Myungsoo

 

jiahaha gomenasai gaise
bagian endingnya itu ancur sekali saya faham mohon maafkan saya ya gaise ㅜㅜ
mana dengan seenaknya masukin minang disini huhuhu maaf kalau ff ini hancur sekali ya
enjoy gaes ;-;)/

edited 10/15/2015


-Gue Kim Myungsoo-

3

“Jadi, klub mana yang paling beken, hayoooo????”

“Udah pasti klub lontong dongs!”

“Klub  keroncong dong~!!! MEETTTAAALLLL!!!!(?)”

“Maaf mas, tapi klub sekshi haha(?) yang paling beken deh..”

“KLUB DEBUS PALING KEREN! KALIAN MAU NGAPAIN?!”

“Yang paling beken itu.. Ehe~ of course la klub bahasa prancis~ ehe~❤”

“Klub lontong!”

“Klub keroncong!”

“KLUB DEBUS! ANY ARGUMENTS ARE INVALID”

“Klub bahasa prancis~”

“Klub sekshi haha~~~~ha.ha.ha.ha.ha.”

 

Woohyun menatap datar pada sekumpulan ulat keket yang bergerombol menghalangi jalannya menuju kelas. Mereka berebut tentang klub mana yang paling beken di kampus, namun rata-rata semua klub yang ada sama bekennya. Itu dikarenakan ketidakkreatifan mahasiswa dalam memberi nama klub. Lol

Kim Kibum, perwakilan dari klub lontong, sepertinya menyadari kehadiran Woohyun. Ia segera tereak kenceng layaknya kucing yang lagi birahi(?)

 

“NAAMM WWOOOHHYYUUUNNN~~!!!”

 

Teriakan kencengnya barusan itu sukses membuat semua mata tertuju pada si fotografer seksi as itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nam Woohyun.

Ulat-ulat keket tersebut segera menggeliat erotis kearah Woohyun yang lagi-lagi masih menatap mereka dengan tingkat ketertarikan akan lingkungan sekitar yang rendah(?)

“Woohyun-ah~”
”Woohyun-ah~~”

“WOOHYUN-AH~”

“NAM WOOHYUN~”

“Woohyun-opp..paahh~~”

 

Mereka mengelilingi Woohyun dan melakukan semacam gerakan ritual bangsa kanibal sebelum memakan mangsa mereka.

“Lu ngalangin jalan gue. Tolong. Minggir.” kata Woohyun datar. Ia tak mengharapkan pagi harinya yang oh-so-sangat-bad-bad ini untuk disambut dengan ritual aneh dari klub-klub gaje di kampusnya.

“Woohyun-ah~ siapa klub yang paling beken menurut lu~??” tanya Key sambil goyang-goyang asoy bak kantong kresek yang tertiup angin.

Woohyun menoleh kearah Key dan menatap namja alay itu dengan sorot tajam. Semua makhluk yang ada disana menatap Woohyun dengan tak sabar dan lapar  menunggu jawaban dari Woohyun.

Well, kenapa mereka semua terlihat sangat excited sekali menunggu jawaban dari Woohyun? Apa itu karena Woohyun tergolong tipe cowo beken yang omongannya (baik yang bener maupun yang gak bener) selalu didengar oleh khalayak ramai?

No, Woohyun bukanlah cowow beken layaknya Myungsoo si pangeran kampus atau Key si lenong kampus, atau Jungyeop si rektor berstatus BUKER (bujang keren-red).

Tapi karena Woohyun adalah cowow terpintar sekampus yang petuahnya sering tepat sasaran, maka tentu saja mereka membutuhkan jawaban dari Woohyun tentang klub mana yang paling beken.

Woohyun yang sedang bad mood sama sekali tidak punya niat untuk menjawab pertanyaan paling absurd sejagat itu. Pagi harinya oh-so-sangat-bad-bad-sekali karena ia terlambat bangun, kemudian disuruh Boohyun mengambil stok cabe giling ke pasar sebelum rumah makannya buka, lalu karena takut terlambat menjemput sang princess di kosnya, ia segera ngebut 191 KM/HOUR yang berakibat ia disetop polisi nakal(?)

Sesampainya di kos Sunggyu pun, sang princess  ternyata sudah pergi duluan karena takut terlambat

Woohyun sangat kesal.  WOOHYUN  IS  MAD

Dan sekarang, saat ia baru turun dari motornya dan hendak menuju ke kelasnya, ia disambut oleh onggokan-onggokan daging yang tak tau malu yang menghalangi jalannya menuju kelasnya pagi ini.

Woohyun pun menghirup napas dan seketika mereka semua terlihat seperti sedang menahan boker untuk menanti jawaban dari Woohyun.

“...Of course lah... Klub yang paling beken itu... Klub Singkong Rebus.”

CTTAARRRRR

 

Bagaikan dihempas angin mamiri, ombak gonjang ganjing, bumi goyang koprol, Super Junior kayang massal, dan petir menggelegar, cacing-cacing haus belaian tersebut seketika mencair dan menggenang di kaki Woohyun. Jawaban dari sang fotografer y as Nam Woohyun sudah keluar. Dan petuahnya yang mujarab itu 100% benar. Sekarang kuman-kuman itu hanya tinggal menunggu kapan klub mereka akan diluluhlantakkan oleh kebekenan klub singkong rebus.

 

Woohyun tidak melirik sedikitpun pada kotoran di kakinya. Well, tidak ada yang bisa menarik perhatian cowo seksi kayak Woohyun kecuali... kecuali seekor hamster imut yang sedang berdiri dibawah pohon sakura(?) menunggu majikannya sang pangeran terong berducati kece datang menemuinya.

Woohyun langsung meleleh saat melihat Sunggyu dengan malu-malu berdiri dibawah pohon sakura, sambil menatap Woohyun dengan mata sipitnya. Perlahan, Woohyun ngesot seksi atau lebih tepatnya melayang erotis kearah pujaan hatinya.

“Hai eneng~ sendirian aja?” Woohyun memainkan alisnya layaknya ulet bulu yang lagi kepanasan.

Sunggyu menggeleng dengan malu-malu dan mengulurkan tangannya. Woohyun menyambut tangan Sunggyu dan mereka pun berpegangan tangan dan hidup bahagia untuk selamanya.

The End

.    .    .    .

(author tewas dicekek)

 

Seketika alunan denting piano dan petikan gitar y terdengar mengalun di udara. Background berubah menjadi kelopak-kelopak mawar yang beterbangan, angin yang meniup lembut rambut kedua insan tersebut, dan rona pink dimana-mana

Mereka saling bertatapan seperti itu selama beberapa saat hingga akhirnya...

“Maaf anak-anak, kalian berdua sudah terlambat masuk kelas 15 menit,”

 

Bahtera romansa kisah cinta kedua insan sekelamin itu seketika harus tenggelam saat petugas satpam memergoki jalinan kasih mereka dan memberi tahu mereka kalau kelas mereka sudah dimulai 15 menit yang lalu.

“Mwo? Kita terlambat?” Sunggyu  tersenyum malu-malu cabe pada Woohyun. Mawar dan rona pink masih menjadi background Sunggyu. Woohyun tersenyum manis pada Sunggyu. Dan bersama mereka melupakan dunia sekitar mereka. Mereka kembali berpegangan tangan dan mengambang(?) dengan riang gembira meninggalkan si satpam yang nasibnya sudah sering dikacangin mahasiswa itu.

 

“Hyun-ah, kita mau kemana?” tanya Sunggyu 

Anywhere you like, baby,” 

Dan mereka pun melayang indah dengan bahagia menuju tempat dimana hanya mereka berdua yang tau...

 

 

Meanwhile, pak satpam...

 

“Buset, kotoran apaan sih ini?” Pak satpam berkacak pinggang sambil melihat onggokan cairan tak teridentifikasi di pelataran parkir yang menurutnya sangat mengganggu pemandangan.

“Hmm,  mungkin sebaiknya saya sapu bersih saja,” jawab pak satpam sambil menyapu zat tak teridentifikasi tersebut.

“Woy pak! Ini kami lo pak! Jangan seenaknya di sapu~!!!!!” jerit Key dan yang lainnya dengan pilu.

 

xxx

 

Ada yang tak senang melihat keromantisan antara dua sejoli lengket itu. Siapa lagi kalau bukan Kim Myungsoo, si pangeran kampus. Ia masih sakit hati saat mendengar dari Sunggyu fakta bahwa Woohyun juga ternyata menyimpan perasaan khusus pada hemster kesayangannya.

Ia merasa hina, kotor, tertipu oleh akal bulus Nam Woohyun... 

Tidak...

Selama ini ia memang sudah sering tertipu...

Oleh Sungyeol, oleh Sungjong, oleh Woohyun...

“MAMMAAAAAAAAA~!!!!!” Myungsoo langsung mewek dengan oh-so-sangat-tidak-elitnya dan jongkok di pelataran parkir begitu menyaksikkan adegan romens antara princess pujaannya dengan pria yang sudah menipunya.

Ia tidak peduli apa kata fans-fansnya jika mereka melihat Myungsoo dengan kondisi yang sangat mengenaskan, mengering di pelataran parkir...

Pujaan hatinya, mengambang dengan sangat indahnya dan melayang dengan sangat fantastisnya bersama seorang humu fotografer y as menuju entah kemana. Myungsoo menggigit bibirnya kuat-kuat mencoba mencegah dirinya untuk tidak banjir air mata akibat nonton Titanic eh salah akibat melihat adegan yang paling membahagiakan itu didepan matanya.

“hiks... gue.. hiks.. hiks... guweh...” bibirnya sudah kayak knalpot mau lepas.

“Gu..guweh.. guweh kuat... K  U  A  T,” Myungsoo kemudian berbalik hendak menuju ke kelasnya ketika ia  melihat Sungyeol ternyata telah berdiri menghadapnya. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat.

OH ADA APA INI?

 

“Myung...” kata Sungyeol

“Yeol-hyung...” kata Myungsoo

 

Suasana begitu syahdunya sampai-sampai pak satpam pun rasanya mau nge-teh sariwangi dulu sambil skype-an ama bini di kampung

 

Hingga akhirnya...

“Myung.. Lu salah kirim duit ke rekening orang...”

                                                                          Cetarrrrrr!!!!!!!!! . . .

Myungsoo menatap dengan horror...

 

“Bye  Myung.. Gue tunggu transferan ongkos ojek lu yang kemarin ke rekening gue ya.. Anyeong bye bye...” Sungyeol pun membuang muka dengan dramatis meninggalkan Myungsoo yang rasanya mau nangis.

“Y..Yeol-hyung...” Myungsoo menangis

“GUA PIKIR APAAN! EH KOK... TIBA-TIBA JANTUNG GUE KAYAK GINI YA? WAHT HEPEN? OH JANTUNG PLIS JANGAN BEGINI!” seru bathin Myungsoo panik.

 

Myungsoo berbalik dengan dramatis melihat kearah Yeol pergi.

“Yeol-hyung...” dia menatap dengan aneh kearah punggung Sungyeol.

Kira-kira apa arti dari tatapan KEM MEONGSU barusan? ._.

 

xxx

 

“Sunggyu-hyung~ Woohyun-hyung~” Sungjong melambaikan tangannya begitu melihat dua ulat keket yang ia kenal itu memasuki kantin. Dua cacing tersebut segera menoleh begitu Sungjong memanggilnya dan mereka pun bergerak mendekati meja bocah itu.

“Pagi hyung-hyung sekalian. Kalian bolos ya?” kata Sungjong ngena banget...

Si Pohon dan si Hemster hanya mesem-mesem gak jelas sambil goyang-goyang absurd.

“Btw, hyung udah makan belum?” tanya Sungjong.

“Belum, gue tadi pagi belum sarapan gara-gara Boohyun-hyung kehabisan stok cabe giling, makanya gue disuruh pergi dulu ke pasar. Sory ya beibi gue jadi telat ngejemput kamu, mumumumumumu~~” Woohyun langsung membuat kissy-face kearah Sunggyu dan author pun rasanya mau muntah.

“Kalau Sunggyu-hyung?” Sungjong memutuskan untuk tidak menatap pada Pohon alay tersebut yang dikhawatirkan bisa menyebarkan virus-virus tidak sehat.

“Belum, cuma sarapan seledri ama wortel doang roti bakar aja,” jawab Sunggyu sambil mengerucutkan bibirnya asoy akjshdaskjhfaakldjah imut sekali.

“Ya udah, kalau gitu pesen makanannya gih, hyung kan gak masuk kelas pagi, jadi makan dulu. Nanti pas masuk kelas siang hyung bisa-bisa lemes lagi,” inilah Sungjong. Si anak baik, mahasiswa teladan, yang perhatian akan nasib hyung-hyungnya yang bisa dibilang mengenaskan.

“Tenang aja cintah, makanmu nanti aku yang bayarin kok. Gak usah sungkan” kata Woohyun. Sunggyu pun mengangguk dan segera memesan spaghetti daging saus jamur, mie hitam, pancake sirup maple dan mentega, jus stroberi dua untuknya satu dan untuk Woohyun, lalu smoked beef with vegetable, tenderloin beef with mushroom sauce, dan iga bakar. Masing-masing seporsi.

Sedangkan Woohyun, hanya memesan   Lontong ‘de sayur....

“Anything for my baby...” kata Woohyun menangisi dompetnya dalam hati.

 

“Btw, Hoya sama Dongwoo mana?” tanya Sunggyu dengan mulut penuh.

“Tadi mereka disini kok hyung, tapi setelah itu mereka pergi lagi,” jawab Sungjong.

“Kemana?”

 

“Hoya-hyung nemenin Dongwoo-hyung ke ruang kesehatan,”

“Whut? Ngapain?” seru Woohyun panik.

“Tadi Dongwoo-hyung kayang diatas meja gara-gara data skripsinya di laptop ilang,” jawab Sungjong.

.  .  .  .

“Buset, syukurin tuh..” kata Woohyun sambil memakan lontong ‘de sayur nya dengan khidmat.

“Huss! Gak baik ngomong begitu. Ntar karma lho!” kata Sunggyu. Woohyun langsung mesem-mesem gak jelas.

Mendengar kata karma, Sungjong menatap Sunggyu dengan tatapan yang sulit diartikan.

                   “Ntar karma lho hyung...

Sungjong kemudian menatap kearah Woohyun dan seketika tawanya pun pecah. Ia ngakak dengan sangat tidak elitnya membuat semua mata tertuju padanya.

“Lu nape ‘Jong?” tanya Sunggyu sedangkan Woohyun nganga ditempat.

“Jiahahahaha xD nggak..nggak kenape-nape kok hyung. Jiahhahahah xD” jerit Sungjong sambil memegangi perutnya.

“’Jong, minum air putih dulu gih,” Woohyun yang iritasi karena bocah satu itu ngakak gak jelas, segera mendorong segelas air putih kearah Sungjong.

“Nggak...nggak kok hyung..huahaha, kepengen ngakak aja, jiahahahah xD”

Sunggyu dan Woohyun saling bertatapan bingung melihat tingkah Sungjong.

 

Setelah tawa absurd Sungjong mereda dan para makhluk-makhluk nakal yang sejak tadi mencuri-curi lirikan manis kearahnya kembali menatap makanan mereka, Sunggyu menghabiskan suapan terakhir dari pancake sirup maple dan menteganya. Ia meletakkan garpunya diatas piring dan mendesah dengan bahagia.

“Huaaa gue kenyang~~~” kemudian menguap selebar-lebarnya.

Sungjong pura-pura gak kenal dengan makhluk absurd yang duduk didepannya itu sambil meminum jus jeruknya.

“Gak kenal gak kenal gak kenal gak kenal gak kenal gak kenal” ulang Sungjong  dalam hati.

Tepat saat itu pasangan kebanggaan kita yang hobi yadong pun memasuki kantin. Mereka melihat Sunggyu, Woohyun, dan Sungjong di salah satu meja.

“Anyeong Sunggyu-hyung, Woohyun-hyung, dan Sungjong-ah,” sapa Hoya si mantan preman binaan ivan gunawan yang memiliki gigi taring yang tajam menggoda namja yang mengaku-ngaku berdarah ungu tersebut. 

Sunggyu menoleh kebelakang dan melihat Hoya tengah membimbing Dongwoo disampingnya untuk mengambil tempat di sebelah Sungjong. Dongwoo keliatan kusut banget, belum disetrika maybe /?

“Dongwoo-ya! Gue denger dari Sungjong katanya data skripsi lu ilang ya??” tanya Sunggyu dengan nada prihatin. Dongwoo mengangkat kepalanya dengan lemah kemudian tersenyum kecil. Membuat Sunggyu saat itu juga ingin sekali memasukkan Dongwoo kedalam karung dan membawanya pulang.

“Iya hyung... Padahal itu skripsi udah nyampe bab tiga lho hyung.. Gue..gue..” bibir Dongwoo geter-geter gak jelas. Hoya langsung mengusap-usap punggung Dongwoo dengan maksud menenangkan.

“Udah, kan lu tinggal bikin aja lagi,” SG

“EMANG LU PIKIR BIKIN SKRIPSI GAMPANG?” WH

“Ya masalahnya hyung inget gak judul sama tema skripsinya apaan?” SJ

“ . . . . “ DW

“Itu masalahnya. Dongwoo-hyung gak inget,” HY

“  . . . .  “ SG, SJ, WH.

 

Dongwoo rasanya mau kayang sekali lagi, tapi mengingat kata si dokter seksi Woobin melarangnya untuk kayang lagi di sembarang tempat, ia pun mengurungkan niatnya tersebut. Lagipula ia tidak mau lagi harus ke ruang kesehatan dan mengontrol dirinya sekeras mungkin untuk tidak jejeritan layaknya fans-fans Myungsoo begitu melihat si dokter seksi smirk. Ia masih punya Hoya, ia tidak mau perang taekwondo terjadi....

 

 

“Udah, kami tolongin bikin skripsinya sama-sama,” kata Woohyun pada akhirnya, memecah kesunyian yang rasanya seolah menunggu seseorang untuk mengaku siapa yang telah kentut.

“Wah, ide bagus tuh. Ayo kita bikin skripsinya sama-sama,” kata Sungjong manis. Sunggyu cuman mengangguk saja soalnya apa yang mau dia katakan sudah dibilang duluan oleh Woohyun dan Sungjong.

“Yep, kita bisa bikin rame-rame di tempat siapa gitu misalnya,” tambah Hoya.

“Btw, mana Sungyeol? Dia juga mungkin mau ngebantuin,” tanya Sunggyu.

“Oh, kalau Sungyeol-hyung katanya lagi ada bisnis, tapi entar lagi pasti balik kok,” jawab Sungjong.

“Okeh, fix. Kalau gitu kita bikinnya di rumah makan hyung gue aja ya, gimana? Di lantai duanya luas kok, kita bisa ngerjain disana,” saran Woohyun barusan langsung disetujui oleh empat cacing pita yang doyan gratisan tersebut. Jika ke rumah makan Boohyun, itu artinya makan gratis....

Dasar, sukanya yang gratisan -_-  cuih

 

Tepat saat itu, muncullah (KALI INI APA LAGI?) seorang cowo seksi bin tamvan yang suka muncrat kalau ngomong terlalu bersemangat. Kim Myungsoo dengan langkah satu-dua satu-dua, melangkah dengan mantapnya menuju ke meja lima ulat keket yang sedang menggeliat-geliat erotis tersebut.

Saat sampai, ia langsung menggebrak meja dengan keras

Braaakkkk. . . . . (itu keras kan?)

Semua mata pun lagi-lagi tertuju kearah sumber suara, dan kali ini para manusia-manusia di kantin langsung geter-geter menahan napsu godaan saat melihat cowo seksi super model bernama Kem Meongsu itu.

Sunggyu, Sungjong, Woohyun, Hoya, dan Dongwoo menatap dengan bertanya-tanya kearah Myungsoo, ada apa gerangan. Kenapa cowo satu itu tiba-tiba saja berdiri disamping meja mereka dan main gebrak seenaknya.

“Wath..?” Hoya sok engrish...

 

“...Woohyun-hyung...” kata Myungsoo sambil mendesah sok seksi.

“Nape?” tanya Woohyun datar. Myungsoo kemudian mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya pada Woohyun.

“LU TEGA, HYUNG..” seru Myungsoo.

 

“What? Gue ngapain?” tanya Woohyun bingung. Myungsoo menoleh sedikit kearah Sunggyu.

“Lu lagi =_= kan udah gue bilang jauh-jauh lu dari gue! Hus hus, ingat 10 kilo!” Sunggyu beringsut menjauh dari Myungsoo.

“Hyung... Teganya kau...” lirih Myungsoo.

“Hyung kenapa gak bilaNG-BILANG KALAU HYUNG JUGA SUKA SAMA PRINCESS SUNGGYU?? APA-APAAN INI? JADI SELAmA INI HYUNG MENdUSTAI AKU?? AKU PIKiR hYUNG GAK PUnYA PERaSAAN APa PuN SAMA  SUNgGyU-HYUNg,”

“WAIT BENTAR, KAPAN GUE GAK PERNAH BILANG KALAU GUE JUGA NAKSIR SUNGGYU?” Woohyun berdiri dari tempatnya dan menantang Myungsoo dengan tatapannya yang tajam.  Semua mata memandang dengan takjub pada mereka berdua, berharap tontonan didepan mereka ini akan menjadi sangat seru. 

 

“HYUNG, JELAS-JELAS GUE MINTA TOLONG SAMA HYUNG UNTUK JADI FOTOGRAFER GUE ITU KARENA GUE MAU NUNJUKIN CINTA GUE KE SUNGGYU-HYUNG! LALU KENAPA SEMUA PHOTOBOOK GUE GAK ADA YANG BERHASIL MENARIK PERHATIAN SUNGGYU-HYUNG?” MS

“WELL, MUNGKIN LU KURANG USAHA KALI,” WH

“TAPI APA HYUNG GAK BISA NOLONGIN DIKIT AJA? HYUNG BAHKAN GAK BILANG KALAU HYUNG JUGA SUKA KIM SUNGGYU?”

“APA YANG MUSTI GUE TOLONG? LU CUMA MINTA TOLONG GUE JADI FOTOGRAFER YA UDAH GUE TOLONGIN. LU GAK MINTA GUE SUPAYA NOLONGIN KISAH CINTA ELU, KAN,” SERU WOOHYUN.

PARA PENONTON PUN MULAI MERASAKAN HAWA PANAS DARI DUA KONTESTAN DANGDUT YANG SEDANG BERLAGA TERSEBUT.

“WAH, JANGAN-JANGAN NTAR MEREKA BISA BERANTEM DEH DISINI,” DW

“PLIS JANGAN DEH. MEREKA JADI BERANTEM GARA-GARA GUE...” SG

“WEH, GUE BERTANYA TANYA NIH” KATA HOYA

“APAAN HYUNG?” TANYA SUNGJONG

 

“THOR, KOK OMONGAN KITA DI CAPS JUGA?” 

.  .  .  .  .

(Oh maaf, author tak sadar kalau capsnya on terus. Mohon maafkan...)

 

Kembali ke jalan yang benar...

 

“Hyung!!” Myungsoo menghadap Sunggyu. 

“Hyung, gue cinta sama elu hyung!! Gue sayang sama elu hyung!! Gak bisakah hyung liat betapa usaha gue udah keras kayak begini untuk menarik perhatian dari hyung?” seru Myungsoo sambil mengambil tangan Sunggyu dan membawanya ke dadanya.

Sunggyu terlihat tak suka dengan perlakuan Myungsoo barusan. Woohyun segera menampik tangan Myungsoo dan dengan lembut menggenggam tangan sang princess.

“Lu gak liat apa? Tindakan lu barusan bikin Sunggyu-hyung gak nyaman,” kata Woohyun tajam. Myungsoo ekspresinya kayak habis keselek biji pete.

Sunggyu pun berdiri dan tersenyum sekilas pada Woohyun sebelum akhirnya menoleh kearah Myungsoo.

 

“Myung.. Gue minta maaf sebelumnya, tapi.. Gue gak punya perasaan apa-apa sama elu. Gue hargai perasaan lu sama gue, makasih. Tapi, maaf gue gak bisa ngebalas perasaan lu,” Sunggyu bersiap pergi. “Dan satu lagi, Myung... Tolong bedakan antara yang namanya cinta sama obsesi.. Bye....” 

Sunggyu pun berlalu dari hadapan Myungsoo diikuti oleh Woohyun yang menepuk pelan pundak Myungsoo. Hoya pun berdiri dan membantu Dongwoo berdiri kemudian mengikuti Sunggyu keluar.

“Tapi..tapi..” Myungsoo keliatannya mau nangis beneran.

“Myungsoo-hyung..” panggil Sungjong. 

“Mau kukasih tau satu hal?” Sungjong menatap Myungsoo.

“Hyung...sebenernya dari awal tuh hyung udah gak ada kesempatan. Dan hyung... Jangan terlalu obsesian akan sesuatu yang hyung belum tentu bisa memiliki... Terlalu obsesian itu gak baik buat kesehatan...” Sungjong smirk kearah Myungsoo kemudian berlalu meninggalkan Myungsoo yang hancur hatinya itu sendirian.

.   .   .

 

 

“Myung...”

Sungyeol melangkah mendekati seonggok daging yang terlihat kering mengenaskan itu. Myungsoo duduk bersandar di lorong sambil menatap dengan nanar kearah parkiran. Sungyeol berpikir mungkin makhluk satu ini mau pulang tapi mobilnya berulah lagi.

“Mobil lu mogok lagi Myung? Atau bannya bocor lagi?” tanya Sungyeol tanpa bermaksud apa-apa. Karena kali ini Sungyeol memang tidak melakukan perbuatan bejat apapun pada mobil sedan kesayangan Myungsoo itu.

“Nggak kok, Yeol-hyung..” lirih Myungsoo pelan. Myungsoo menengadah kemudian setitik airmata jatuh menggantung dipipinya dan terlihat berkilau ditimpa sinar matahari. Adegan yang sangat pas sekali.. /?

“Trus? Lu ngapain disini? Lu mau pulang?”

Myungsoo hanya diam saja, tidak menjawab. Sungyeol menjadi bertanya-tanya kira-kira makan apa anak satu ini dipagi hari /APA HUBUNGANNYA

“Yeol-hyung.. Anterin gue pulang dong.. Tapi gak pake bayar ya? Plis...?” Myungsoo terdengar merana sekali. Sungyeol jadi merasa kasihan.

“Hmm.. Gimana ya Myung.. Gue mau sih nganterin lu pulang, cuma gue sekarang mau ke rumah makan MEMPESONA(?) nih, yang lain udah  pada disana,” kata Sungyeol, merasa tidak enak saat menyebut ‘mereka’ pada Myung.

Myungsoo hanya diam, kemudian kembali menatap kearah parkiran.

“Lu kasihan banget, Myung..” kata Sungyeol. Myungsoo hanya ketawa pelan.

“Ya udah, sini gue anterin. Gak usah pakai bayar, duit yang lu salah transfer itu udah masuk kok ke rekening gue. Yok, sini gue anterin lu pulang,” Sungyeol pun membantu Myungsoo berdiri. Kemudian menepuk-nepuk celana Myung yang kotor akibat duduk di lantai.

“Makasih hyung...” kata Myungsoo lirih saat Sungyeol menyerahkan sebuah helm kepadanya. Myungsoo rasanya mau nangis kembali.

“Udah gak usah dipikirin..”

 

“Mobil lu dititip sama satpam aja ya Myung, biar dianterin mobilnya pulang sama pak satpam. Gimana?” kata Sungyeol kemudian menghidupkan mesin motornya saat Myungsoo sudah duduk dengan kece di belakang.

Myungsoo hanya mengangguk kecil kemudian melingkarkan kedua lengannya dipinggang Sungyeol.

“Hyung... Menurut lu, gue ini obsesian apa gimana?” tanya Myungsoo tiba-tiba. Sungyeol termenung begitu mendengar pertanyaan Myungsoo yang rasanya out of topic.

“He? Kenapa lu tiba-tiba nanya begituan?” Sungyeol balik bertanya.

“Udah, lu jawab aja deh hyung,” kata Myungsoo serak.

 

Hening..

 

Sungyeol tak menjawab, ia kemudian mulai mengemudikan motor bebek peninggalan bapaknya itu keluar dari area parkir (CIEE PASTI ADA YANG NGIRA MOTORNYA YEOL KAYAK DUCATI NYA WOWOH YA?) #author ngakak sambil kayang

 

“Menurut gue, lu emang obsesian lho Myung,” jawab Sungyeol pada akhirnya. “Lu suka akan sesuatu dan berusaha ngelakuin apapun asalkan lu bisa ngedapetin tuh ‘sesuatu’,” kata Sungyeol.

 

“Terlalu obsesian gak baik buat hati ama badan Myung, percaya deh,” kata Sungyeol saat ia merasa ada tekanan berat yang menekan punggungnya. 

 

Hening kembali mendera. Hanya suara deru angin dan repetan knalpot tua dari motor Sungyeol yang berbunyi.

 

bret bret bret bret breeeeeettttt breet breett bret bret bret bet (sound efect untuk knalpot motor Sungyeol)

 

“Yeol-hyung, gue mau bakar semua photobooknya...” kata Myungsoo kemudian. 

“He?! Ngapain di bakar? Mubazir tauk!” seru Sungyeol. Myungsoo cuma ngakak kecil.

“Habisnya buat apalagi photobooknya? Udah gak ada gunanya kan. Lagian tuh photobook juga ujung-ujungnya dijadiin alas meja sama orang..”

 

Kasihan kau nak....  ; - ;

 

“Padahal, gue ngoleksi lho..” gumam Sungyeol. Myungsoo membelalak tak percaya. Benarkah apa yang dikatakan Sungyeol barusan? APAKAH YEOL BERSUNGGUH-SUNGGUH?

“Hyung.. Lu ngoleksi semua seri dari photobook absurd gue?” untuk pertama kalinya Myungsoo mengakui kalau photobook bikinannya emang absurd. STANDING APPLAUSE TO KIM MYUNGSOO. Well, bukan ‘hasil foto’ nya yang absurd, tapi isi orang didalamnya yang absurd.

“Iya Myung, jadi lu gak usah bakar semua photobooknya. Lu kasihin ke gue aja,” kata Sungyeol.

Myungsoo rasanya mau menangis lagi, tapi kali ini menangis terharu. Ia tidak percaya dengan apa yang Sungyeol katakan barusan padanya. 

“Bener nih, hyung?” Myungsoo sudah mulai banjir airmata dan Sungyeol merasa kemejanya sudah basah dibelakang. Tapi Sungyeol hanya tertawa renyah sambil mengangguk.

“Iye Myung, sini kasih ke gue,” kata Sungyeol. Mendengar perkataan Sungyeol barusan rasanya cukup untuk menghibur hati Myungsoo yang sempat hancur berkeping-keping.

“Makasih ya, Yeol-hyung..” lirih Myungsoo.

Sungyeol hanya mengangguk saja. Dalam hati sebenernya dia memang mengoleksi semua seri dari photobook Myungsoo, namun satu hal yang tidak Myungsoo ketahui adalah fakta kalau semua kertas-kertas photobook itu memang benar-benar menjadi alas meja, pembungkus nasi, dan lap bagi keluarga Sungyeol.

. . . .  

Kasihan sekali nasibmu Myungsoo....

“Habis, bapak suka sama modelnya... Katanya rumah  jadi keliatan lebih bagus kalau kertasnya dijadiin penghias rumah...” kata Sungyeol dalam hati.

 

“Oiya hyung..” MS

“Ape Myung?” SY

“Gue besok mau nyoba sekali lagi..” MS

“Nyoba apaan?” SY

“Gue besok mau ngebuktiin, apa bener gue emang udah gak punya kesempatan lagi...” MS

 

xxx

 

Sungyeol memarkir motor bebeknya didepan sebuah rumah makan yang terlihat ramai oleh pengunjung.

Rumah makan ‘MEMPESONA’ begitulah namanya.

Kenapa alay sekali? Well, satu  fakta kecil tentang rumah makan padang, terkadang pemilik dari RM tersebut suka alay ngasih nama untuk restoran mereka. Auhtor bisa ngomong begitu karena di tanah kelahiran author sendiri banyak menjamur RM Padang dengan nama agak alay *thor.ini.gak.penting.tolong.

 

Rumah makan milik Boohyun itu memiliki karakteristik tersendiri

Yaitu...

 

“Da! Gulai tunjangnyo kurang disiko ciek da a!!”

“Tambuah nasinyo tigo lai da!

“Da! Mangga duo, apel ciek, stroberi 2,”

“Da da, disiko bisa gesek ndak da?

“Oo bisa Ni,”

“Ambo ndak nio yang iko do, ado ndak gulai yang lain?”

“Soto padang ciek, nasi sup ciek, tambah gulai tunjang samo randang yo da,”

 

Sungyeol berdiri didepan pintu. Menatap pada keramaian orang-orang yang hilir mudik didalam restoran. Well, yang hilir mudik sih hanya karyawannya saja yang membawa nasi dan lauk pauk lainnya ke meja-meja yang diisi oleh orang-orang yang mau makan.

Seorang pemuda yang gagah ‘memesona’ menyadari kehadiran Sungyeol.

 

“Oi Yeol!” Sungyeol menoleh dan melihat Woohyun kawe 2 a.k.a Nam Boohyun berdiri disampingnya.

“Assalamu’alaikum Da. Apo kaba?!” seru Sungyeol pada Boohyun.

“Wa’alaikumsalam diak ooiii~!! Lai elok-elok se uda,” Boohyun pun ber-high 5 dengan Sungyeol.

“Cari Woohyun samo yang lain?” tanya Boohyun. Sungyeol mengangguk.

“Nyo dilantai 2 sadonyo. Turuik se kasitu,” kata Boohyun sambil tersenyum.

“Makasih da! oiyo da!”

“Oik! Apo lai diak?”

“Kopi duo galeh yo da, agiah susu stek yo,”

“Ah jadi~ aman tu,”

“Awak kaateh dulu daa~”

“Yop~,”

 

. . . . .

Maafkan author tiba-tiba ngomong pakai bahasa minang disini... 

 

“Yo guys!” seru Sungyeol saat sampai di lantai dua dan melihat teman-temannya yang lain sudah mengambil tempat disalah satu sudut. Mereka berlima sontak menoleh kearah tangga dan melihat Sungyeol berjalan kearah mereka.

“Kok telat, hyung?” tanya Sungjong.

“Tadi ada urusan sih. Hahaha,” tawa Sungyeol.

“Udah ketemu Boohyun-hyung belum?” tanya Woohyun.

Sungyeol mengangguk, dan Woohyun hanya tersenyum.

“Btw, udah nyampe mana nih skripsinya Dongwoo-hyung?”

 

Sungyeol pun mengambil tempat disebelah Sunggyu dan Woohyun, menghadap Dongwoo, Hoya, dan Sungjong. Skripsi Dongwoo yang sempat hilang akhirnya bisa rampung kembali berkat bantuan lima  orang curut yang merupakan sahabat setianya itu. Ternyata Dongwoo masih ingat walaupun hanya sedikit isi dari skripsi lamanya yang  hilang.

Dan berkat bantuan hasil dari sekresi otak super Nam Woohyun, skripsi itu pun akhirnya memasuki tahap akhir.

“Akhirnya gue bisa wisudaaa~!!!!” seru Dongwoo dengan penuh haru. Hoya langsung memeluknya dan Sungjong menepuk pundak Dongwoo dengan sayang. Sunggyu, Woohyun, dan Sungyeol memberikan senyuman terindah mereka untuk Dongwoo.

“Nah, kan skripsinya bentar lagi siap tuh, bentar lagi bisa wisuda dong?” tanya Sunggyu antusias.

“Hyung kapan wisudanya?” pertanyaan dari Woohyun barusan sukses membuat kelima makhluk tamvan lainnya terdiam. 

 

“O..ooKeh!!! Jadi skripsi Dongwoo sedikit lagi selesai! Yeeii!!” teriak Sunggyu terdengar sengaja mengganti topik pembicaraan.

“Woohyun-hyung, semua makanan ini gratis kan?” seru Sungjong. Woohyun mengangguk.

“Yep, semuanya gratis kok. Boohyun-hyung udah bilang tadi, kalau mau nambah boleh-boleh aja kok,” kata Woohyun girang.

 

“Yah, setidaknya mood Sunggyu-hyung sudah lebih baik ketimbang saat di kantin tadi,”

 

. . . . .

Semua kembali terdiam.

“Eh? Hoya-hyung, memangnya kenapa dengan Sunggyu-hyung di kantin tadi?” tanya Sungyeol yang tidak tahu apa-apa. Hoya segera menunduk menyadari kesalahannya. Ia melirik kecil kearah Sunggyu yang tampak tak berekspresi.

“Sunggyu-hyung?” tanya Sungyeol.

“Engg.. Itu..” Sunggyu tergagap-gagap

“Itu karena Sunggyu-hyung lagi dateng bulan. Jadinya ya apa-apa langsung bad mood, biasalah, Sungyeol-hyung,” jawab Sungjong segera, membuat Sunggyu langsung merah padam dan Dongwoo ketawa kenceng.

Perkataan Sungjong barusan sukses membuat Sungyeol tidak bertanya lagi dan sukses membuat Sunggyu lepas dari jerat maut pertanyaan Sungyeol barusan.

 

xxx

 

Dipagi hari yang indah ini, Myungsoo sudah bertekad untuk membuktikan apakah benar ia tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk memiliki Sunggyu ataukah benar perasaan yang selama ini ia miliki hanyalah sebatas obsesi.

Tapi Myungsoo sendiri bingung memikirkan bagaimana caranya untuk membuktikan hal tersebut. Ia tidak melihat Sunggyu dimanapun. Baik Hoya, Dongwoo, Sungjong, dan Sungyeol, bahkan Woohyun sekalipun tidak terlihat dimana pun.

“Apa jangan-jangan mereka keracunan nasi bungkus dari RM ‘MEMPESONA’ ya?” gumam Myungsoo. Sedetik kemudian ia segera geleng-geleng kepala atas hal gila yang baru saja ia bayangkan.

“Gak mungkin. Gak mungkin. Gak mungkin cowo kece setipe Boohyun-hyung mau ngeracun adik sendiri,” gumam Myungsoo.

Tapi kemudian saat Myungsoo on twitter, ia melihat dipojok trending topic skala Woolim Campus tertera ‘Keracunan Nasi Bungkus’ membuat Myungsoo meragukan pemikirannya sesaat yang lalu.

“Gue musti berenti buka twitter nih. Isinya pada gak bener semua...” gumam Myungsoo

Tapi saat ia hendak log out dari twitternya, ia melihat sesuatu yang membakar jambangnya

@infiniteyounges : ciee “@kyuzizi  ❤❤❤❤ :* :3 ‘@wowwh: @kyuzizi Gyud Nite babe~ :3’” 

 

Myungsoo rasanya ingin sekali mencoba bagaimana rasanya menyatu dengan tanah.

Ia merasa sedih sekali saat melihat pujaan hatinya mensyen-mensyenan dengan si fotografer y as tersebut. Ia sendiri menysen si hemster tibet, tak pernah dibalas. Apa benar Myungsoo tidak punya kesempatan sedikitpun untuk memiliki Kim Sunggyu? Apa hati Kim Sunggyu hanya untuk Nam Woohyun seorang? Atau sesungguhnya Nam Woohyun-lah yang tercipta hanya untuk Kim Myungsoo? (nah lho..?)

 

Myungsoo menggigit bibirnya dramatis. Ia rasanya mau nangis kenceng.

“Nggak..nggak.. Gue gak boleh nyerah. Gue harus yakin,” kata Myungsoo berusaha membangun kembali kepercayaan dirinya yang sudah sangat jatuh tersebut.

Tapi..

Ia tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat Sunggyu menjadi miliknya. Agaknya sekali saja, Sunggyu mau melihat kearahnya dengan sebuah senyuman kecil. Kalaupun iya rasa yang ia miliki terhadap si serigala tibet itu hanya sebatas obsesi, melihat senyuman tulus dari malaikatnya tersebut walau sekali saja, itu rasanya sudah cukup bagi Kim Myungsoo. Biarlah jika memang Kim Sunggyu bukan untuknya, asalkan ia bisa memiliki satu senyuman terindah dari Kim Sunggyu.

"Gue.. harus apa..?” lirih Myungsoo.

Ia kemudian melangkah pelan, tak tentu arah, entah kemana kakinya akan membawanya

 

 

 

Meanwhile...

Sunggyu duduk bersandar diatas jendela sambil menatap kearah teman-teman di kelasnya yang sedang memparodikan music video Stellar - Vibrato. Ia tidak tau kenapa ia tidak bergairah sedikitpun melihat sekelompok kacung tersebut (yang dipimpin oleh Hoya) menggeliat-geliat erotis didepan kelas sana.

“Hyung, ayuk sini dansah bareng gueh,” ajak Hoya bergairah. Tapi ekspresi Sunggyu hanya menunjukkan 'mati aja lo,' pada Hoya.

 

Ia melihat kesampingnya saat dua orang teman dikelasnya (sebut saja si Joni dan Asep) melemparinya dengan pesawat kertas.

“Ya, kenapa gue jadi sasaran tembak lu semua!” seru Sunggyu berusaha menghalau serangan bertubi-tubi dari pesawat kertas tersebut.

 

“Suuunnggyyuuu~~ hyyuunngg~~” Woohyun memasuki kelas sambil membawa sekeranjang penuh pete cinta, kemudian berlari-lari genit kearah Sunggyu sambil senyam-senyum jijay.

Sang pangeran alay sepertinya menyadari ada bahaya yang mengancam sang tuan putri tercinta. Ia membuang keranjangnya yang malangnya menumbuk Hoya tepat di muka dan berlari dengan gagah berani menuju si Princess yang terjatuh...

Keluar jendela..

Akibat sebuah pesawat kertas...

 

 

(a la matrix)

“SssssuuuuUUuuunggGGGYYEEEUUuuu-hHHyyEEeUUuunnggggg. . . . . . .”

 

. . . . .

 

 

Myungsoo lagi-lagi melakukan ritual mencoba menyatu dengan dinding. Kali ini yang menjadi sasaran ritualnya adalah pilar lorong didepan ruang seni. Ia mendesah sok seksi sambil membiarkan angin sepoi meniup rambutnya. Ia mendengar..

‘SssssuuuuUUuuunggGGGYYEEEUUuuu-hHHyyEEeUUuunnggggg. . . . . . .’

 

Myungsoo yang pendengarannya begitu tajam segera menoleh kearah asal sumber suara.  Ia mendongak dan dengan gerakan matrix, ia bengong.. Kenapa harus bengong disaat begini?

Myungsoo tidak sadar kalau ponselnya terlepas dari genggamannya dan jatuh menghantam tanah. Pikiran dan perhatiannya hanya fokus pada sosok diatas sana yang melayang turun dengan kecepatan slomo kearahnya.

 

“Sunggyu...hyung...”

Secara reflex, Myungsoo mengangkat tangannya mencoba  menangkap tubuh Sunggyu yang melayang jatuh dari lantai tiga ketika ia melihat Woohyun ternyata juga terjun dan menggapai-gapai kearah Sunggyu.

 

Dan sang author dewi fortuna sepertinya berkata lain kali ini, dan dia telah menunjukkan jawabannya pada Kim Myungsoo.

Dear Kim Myungsoo... Anda belum beruntung. Cobalah lain kali, tehe~❤

TTD Dewi Fortuna 

 

Woohyun ternyata berhasil menggapai Sunggyu dan menariknya kedalam dekapannya. Ia kemudian menukar posisinya dengan Sunggyu sehingga tubuhnyalah yang lebih dulu menghantam tanah. Dengan sosok hemster pucat yang aman dalam dekapannya.

 

Orang-orang ramai berkerumun, dan Myungsoo masih berdiri disana, mematung, dengan tangan terangkat layaknya orang yang lagi baca do’a

 

“Sunggyu-hyung!!”

“Sunggyu!!”

“Woohyun!!”

“Kyaaa ada yang jatuhhh!!”

“Lagi ada syuting apaan sih?”

 

Sunggyu bangkit dan melihat Woohyun terkapar tak berdaya.

“Hyun...” Sunggyu rasanya tak sanggup berucap... Bibirnya geter-geter layaknya knalpot yang mau copot.

Ia membelai kepala Woohyun, namun cowo satu itu tak bergerak sedikitpun.

Well, jatuh dari lantai tiga siapa yang gak bakalan mati? ;-) (author  tewas  digigit hemster)

Sunggyu tak sadar kalau wajahnya sudah banjir airmata dan ingusnya sudah meleleh kemana-mana. Sungguh oh-sangat-tidak-beauty-sekali

“Hyun..” panggil Sunggyu sekali lagi sambil mengguncang-guncang tubuhnya dengan pelan.

 

“Sunggyu-hyung! Hyung gak apa-apa?” Sungjong segera berlutut disamping Sunggyu untuk melihat hyungnya tersebut masih dengan wajah pucat dan kucel. Tangan dan tubuhnya gemetar hebat dan Sungjong rasa Sunggyu bisa collaps sewaktu-waktu.

“Dongwoo-hyung, bawa Sunggyu-hyung ke ruang kesehatan deh. Hoya-hyung, kita harus bawa Woohyun-hyung kerumah sakit. Mana Sungyeol-hyung?” Sungjong segera bertindak cepat. Dongwoo kemudian membantu Sunggyu berdiri, namun hemster tersebut menolak untuk beranjak dari batang kayu yang terkapar tersebut.

“Tapi Jong, mana mungkin kita bawa orang cuma dengan motor doang?” pikir Hoya. Sungjong segera mendecih seksi begitu ingat betapa bodohnya dia.

“Panggil ambulans deh,” lirih Sungjong frustasi.

 

“Gak usah pakai ambulans,” 

Semua mata kemudian melirik dengan dramatis kearah asal suara

“Pakai mobil gue aja.  Bawa Woohyun-hyung ke rumah sakit bokap gue,” kata Myungsoo dengan tenang

 

.....

Jadi Papa Kim ini sebenernya dokter? OMG Papa Kim juga punya rumah sakit?
OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG

 

“Soal Sungyeol-hyung, udah aku kasih tau barusan,” tambah Myungsoo.

Sungjong mengangguk, dan Hoya segera mengangkat si balok kayu tersebut dengan hati-hati dan mengikuti Myungsoo menuju mobil sedannya.

Sunggyu masih meronta dari pegangan erat Dongwoo. Ia ingin ikut ke rumah sakit untuk menemani Woohyun, namun Sungjong langsung melarangnya.

“Hyung, udah! Hyung ke ruang kesehatan aja dulu. Nanti nyusul ke rumah sakit bareng Sungyeol-hyung aja!” seru Sungjong.

“Gue gak mau! Gue mau nemenin Woohyun! Ntar Woohyun kenapa-napa selagi gue gak disampingnya!!” jerit Sunggyu frustasi.

“Jong, gimana nih?” tanya Dongwoo ditengah usaha Sunggyu untuk terus meronta.

“Sunggyu-hyung...hyung masih pucet kayak begini, mending minum air putih dulu deh. Yuk ke kantin. Hyung kalau begini terus bisa-bisa pingsan lho. Biar aja Woohyun-hyung dianterin Myungsoo-hyung ke rumah sakit, kan masih ada Hoya-hyung. Nanti kita bertiga nyusul ke rumah sakit. Hyung tenang aja, Woohyun-hyung gak bakalan kenapa-napa kok,” kata Sungjong berusaha menenangkan si hemster kalap.

Sunggyu menundukkan kepalanya dan membiarkan airmatanya kembali jatuh berderai. Bahunya berguncang dan Dongwoo pun memeluk Sunggyu untuk menenangkan hemster satu itu.

“Oke deh..” lirih Sunggyu dalam pelukan Dongwoo.

 

xxx

 

@Rumah sakit Papa Kim

 

“Maafkan kami...kami...kami...”

 

Sunggyu menghela napas tak percaya mendengar perkataan sang dokter yang belum lengkap tersebut. Ia ingin mendengar jawaban dari sang dokter tersebut, tapi ia sedang tidak mood untuk mendengar drama dari sang dokter gadungan tersebut. Ia ingin cepat-cepat menemui Hyunnie-nya tercinta. Merengkuhnya, mencium keningnya, mengatakan padanya i love you...

‘aku cinta sama kamu, mas...’

 

Sunggyu tidak sabar lagi, ia segera berlalu begitu saja dari hadapan sang dokter tanpa mempedulikan sekitarnya. Ia tidak peduli dengan Sungjong yang memanggil-manggilnya, dengan Sungyeol yang mencoba menahannya, dengan Dongwoo yang sudah banjir airmata, dengan Hoya yang menggigit bibirnya pilu, dengan Myungsoo yang ekspresinya keras...

 

“Hyun-ah.. andwe... kajima...”

 

Braakk!

“Hyun-ah!!” Sunggyu berlari memasuki ruangan gelap tersebut dan langsung jatuh berlutut disamping tempat tidur yang dingin tersebut. Sebuah selimut terhampar menutupi. Dan Sunggyu tak kuasa menahan tangisnya. Ugly sobs, ugly wails, sobbing hard, etc.

“Hyun...hyun-ah..” tangis Sunggyu. Tak peduli suaranya serak karena sudah berjam-jam menangis. Ia meremas tepi tempat tidur dengan kuat, sambil menahan isak tangisnya

“Hyun...aku..aku bahkan belum sempet bilang...kalau aku tuh.. a aku.. aku tuh sayang sama kamu..”

 

“Maaf nak, ini ruang istirahat perawat. Nak ngapain ya disini?”

Seorang pria tua berpakaian seragam perawat warna biru gelap berdiri disamping Sunggyu dan terlihat sangat khawatir. Ia sedang di dapur, memanaskan air ketika tiba-tiba mendengar suara pintu menjeblak terbuka dan menemukan semacam species hamster langka yang sedang bawls his eyes out disamping tempat tidurnya.

Sunggyu hanya menatap cengo pada pria tua tersebut. Tampangnya oh-so-sangat-bingung-sekali. Sunggyu berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, kemudian ia berdiri sambil menghapus airmatanya. Ia membungkukkan badannya 90 derajat pada pria tua tersebut dan berjalan perlahan keluar. Ia kemudian menutup pintu dengan sangat pelan sekali..

Awkwardly...

 

 

Meanwhile...

 

“Maafkan kami...kami...kami...  Kami sudah mencoba...melarang pasien Nam Woohyun ini untuk tidak makan indomie saat dia sadar kembali siang tadi. Sekarang mungkin dia sedang disalah satu di toilet rumah sakit, tapi kami tidak tau dibagian mananya karena rumah sakit ini luas sekali. Ehe, maafkan kami ya...<3”

 

(dokter apaan jawabannya begitu? =_=)

 

Sunggyu melangkah disepanjang lorong dengan langkah berapi. Setiap jejak langkah yang ia tinggalkan dibelakangnya selalu berasap. Sunggyu is burning in rage. Ia rasanya mau melahap semua orang yang ia temui karena ia sangat marah sekarang.

Ia mendobrak pintu kantin dengan keras sampai-sampai membuat semua orang yang ada di kantin tersebut menatap kearahnya dengan tingkat kekepoan taraf internasional

Matanya menjelajah ke sekeliling. Dia tidak menemukan mangsanya disini.

Sunggyu pun berbalik pergi dan memutuskan untuk mengambil udara segar diatap. Ia terlalu emosi untuk mencari ke setiap toilet yang ada di rumah sakit tersebut karena seperti yang Myungsoo kutip dari ucapannya sendiri, ‘Gak elit banget. Tolong,’

Lagi pula Sunggyu juga tidak punya banyak waktu untuk mengecek ke setiap toilet yang ada karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan belahan jiwanya, his other half... *eaaa

Sunggyu pun membuka pintu menuju atap dengan pelan, membiarkan angin menyerbu menerpanya. Menerbangkan anak-anak rambutnya. Sunggyu melangkah dengan perlahan, berharap emosinya bisa ikut tersapu oleh angin.

Ia mau marah, ia mau tereak kenceng, ia mau nangis, ia mau sup ayam bikinan Woohyun(?)

 

Sunggyu malu sekali rasanya jika ingat tadi siang ia tidak begitu mendengarkan perkataan sang dokter dengan baik. Yang berakibat ia jadi tidak tahu apa-apa. Ternyata Sungjong memanggilnya untuk memberitahukan kepadanya tentang kondisi Woohyun yang sebenarnya. Sungyeol mencoba menahan tubuhnya karena Sunggyu sepertinya tidak mau mendengar perkataan sang  dokter. Dongwoo menangis  banjir airmata karena saat itu ia sedang tidak punya kerjaan lain selain ikut-ikutan nangis, Hoya menggigit bibirnya pilu karena ia tidak sempat makan siang dengan Dongwoo-hyung tercinta karena harus membawa si balok kayu alay ke rumah sakit. Sedangkan Myung.. Ekspresinya terlihat keras itu karena sesungguhnya ia sedang menahan boker saja....

Ia terlalu takut untuk masuk ke toilet karena menurutnya bisa saja toilet yang ia masuki telah terkontaminasi oleh kuman-kuman alay yang di tinggalkan oleh si pasien bernama Nam Woohyun itu...

 

Sunggyu kesal karena tak satupun dari mereka yang pada saat itu benar-benar tulus mengkhawatirkan Woohyun. Temen macam apa sih?

 

Sunggyu menelusuri setiap sudut dengan matanya, hingga ia akhirnya menangkap jelmaan pohon pinus(?) yang sedang duduk dibangku taman di atap tersebut. Jelmaan pohon jejadian itu juga ternyata sedang menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya.

 

“H..Hyun.. Woohyunnie~” Sunggyu menangis haru melihat the love of his life sedang duduk dengan oh-so-sangat-santainya dengan se-cup  kopi starbuck(?) ditangan kirinya.

“Hyung.. S..Sunggyu-hyung..” Woohyun segera membuang benda styrofoam ditangannya ke tempat sampah dan berdiri untuk menyambut the love of his life nya tersebut. Namun Sunggyu sepertinya lebih cepat daripada Woohyun, ia menghambur memeluk batang pohon karet tersebut dengan erat, seolah tak ingin ia pergi.

 

“Hyung-ah...” Woohyun mengusap kepala hemster itu dengan sayang. Sedangkan Sunggyu membenamkan wajahnya ke leher cowo tersebut.

 

“Hyun.. maaf..maafin gue ya. Gara-gara gue, lu jadi luka-luka begini..gue minta maaf..” rintih Sunggyu pilu. Ia ingat saat dikelas tadi ia sudah throw his gut out kepada dua orang teman di kelasnya (sebut saja si Joni dan  Asep) dan memarahi mereka habis-habisan karena gara-gara ulah merekalah Sunggyu jatuh dari lantai tiga dan Woohyun yang terjun untuk menolongnya.

Woohyun semakin mengeratkan pelukannya pada hemster kece itu ketika ia mendengar Sunggyu bicara,

“Gimana keadaan lu, Hyun?” Sunggyu melepas pelukannya dan menatap Woohyun dengan tatapan khawatir.

“Gue baik-baik aja kok, neng. Cuma kepala doang yang tadi terbentur. Tapi i’m fine kok baby~” kata Woohyun sambil mengusap pipi Sunggyu.

Sunggyu hanya shy-shy kucing atas perlakuan Woohyun barusan. Lalu setelah itu.. Mereka begitu, kemudian begitu.. Lalu begitu..

Dan begitu.. Terus begitu.. Terus.. MARI KITA SKIP SAJA    :------))

 

“Hari ini pasien Nam sudah diperbolehkan pulang,”

 

Woohyun melompat-lompat layaknya anak autis  yang habis dikasih minum kopi. Dengan sebatang lolipop(?) yang diberikan oleh sang dokter – yang katanya Woohyun ini imut sekali – Woohyun melangkah keluar dari rumah sakit dengan riang gembira. Sungjong dengan Dongwoo sudah siap menunggu didalam taksi yang akan mengantarkan Nam Wahyu kembali ke alamnya eh salah ke rumahnya. Hoya bersama Sunggyu  masih mengurus beberapa hal lainnya di rumah sakit. Sedangkan Sungyeol terlihat menemani Myungsoo di loby, sembari menunggu Hoya dan Sunggyu selesai dengan urusan mereka.

“Myung..” Myungsoo menoleh begitu merasa ada seseorang yang memanggilnya. Ia melihat Sunggyu berdiri disampingnya.

“Sung..gyu..hyung..”

“Bisa kita bicara...bentar?” tanya Sunggyu.

Myungsoo mengedip-ngedipkan matanya tak percaya. Apa Kim Sunggyu barusan memintanya untuk bicara dengannya? APAKAH INI SUNGGUH-SUNGGUH?

Myungsoo menoleh kesampingnya, kearah Sungyeol yang sedang membaca sebuah majalah kecantikan(?) telinganya  terpasang earphone jadi ia tidak tahu bahwa Sunggyu ada didekatnya.

Myungsoo pun kembali menoleh kearah Sunggyu dan mengangguk. Sunggyu tersenyum kemudian membawa Myungsoo  ke sisi lain rumah sakit.

 

“Hyung... Hyung mau bicara apa?” kata Myungsoo gugup karena ini pertama kalinya pujaan hatinya meminta bicara empat mata dengannya. Ia tidak tau apa yang akan mereka bicarakan dan tidak berani menduga. Ia takut hatinya kembali di php-in oleh Sunggyu.

Sunggyu berbalik dan duduk disalah satu bangku taman sambil menatap kearah Myungsoo. Ia menyuruh Myungsoo untuk duduk juga disebelahnya.

 

“Myungsoo-ya...gue mau ngucapin makasih,” kata Sunggyu pelan. Myungsoo menatap kearahnya dengan  mata yang melebar.

“Makasih karena berkat bantuan dari lu, Woohyun bisa selamat. Pokoknya, makasih untuk semuanya,” Sunggyu tersenyum pada Myungsoo.

Dan Myungsoo hanya diam. Terdiam.

“Makasih untuk perasaan lu ke gue, meskipun gue gak bisa membalasnya dengan baik. Maafin gue juga, karena gue sering kasar ke elu. Woohyun pernah bilang kalau gue gak boleh kasar ke elu. Gue tau lu suka sama gue, tapi gue bener-bener minta maaf gak bisa ngebalas perasaan elu,”

Myungsoo menatap kebawah.

“Myung..” Myungsoo kembali menatap kearah Sunggyu, tepat dimatanya.

“Makasih..” Sunggyu tersenyum.

 

Myungsoo membalas senyuman tersebut dengan sebuah cengiran kecil, kemudian makin lama makin melebar hingga akhirnya Myungsoo tersenyum lebar, matanya berubah menjadi sebuah lengkungan kecil. Dengan setitik cairan bening disudut matanya, Myungsoo tersenyum, dan tertawa pelan pada Sunggyu. Pada Kim Sunggyu, orang yang sekarang statusnya menjadi mantan-pujaan hatinya.

 

xxx

 

@RM ‘MEMPESONA’

 

“OI! SIA NAN MAAMBIAK AYAM POP DENAI?” DW

“DAGIANG RANDANG DEN DISIKO TADI MA NYO?!” HY

“Tadi perasaan ado dendeang lah. Tapi ma nyo?” SG

“Oi da!!  Ma teh layang kami ko????” WH

“Da Boohyun, tambah ayam samo randangnyo yo da~” SJ

 

“Btw.. Sungyeol mana ya?” tanya Hoya sambil mengunyah daging rendangnya.

“Iya ya.. Masih dijalan mungkin,” jawab Sungjong sambil menyedot jus mangganya lewat sedotan.

“Dongwoo-hyung, makannya jangan belepotan dong,” Hoya segera mengambil tisu dan mengelap dagu Dongwoo yang tercoreng saus. Sedangkan Woohyun sedang menyuapi Sunggyu dengan es serutnya.

Sebuah benda bulat dari metal terlihat berkilau tertimpa cahaya matahari yang masuk dari jendela. Membuat kedua benda yang masing-masing melingkar di jari manis  kedua pasangan tersebut terlihat berkilau.

Boohyun mendatangi meja mereka sambil membawa sepiring cupcake aneka warna dengan tujuh batang lilin ditengah-tengahnya.

“Aii, untuak adiak denai yang kini sadang sanang-sanang nyo~” kata Boohyun sambil menepuk pundak Woohyun. Woohyun hanya tersenyum malu-malu. Kemudian Boohyun berbisik ke telinga Sunggyu,

“Diak, Jago adiak Uda elok-elok yo. Adiak kini alah Da restui jadi ipar Uda aa,” yang membuat Sunggyu seketika merona.

“Ayy Da! Jan digaduah juo punyo urang tu,” seru Hoya bercanda. Boohyun hanya tertawa .

“Yo lah, Da baliak dulu yo,” Boohyun pun pergi meninggalkan kelima ulat bulu tersebut yang tengah menghabiskan makan siang mereka.

Btw, kenapa musti sampai ada cupcake segala? Well, itu adalah salah satu service dari Boohyun kepada adiknya tercinta yang akhirnya melepas masa jomblonya(?) lol

Kedua cincin tersebut ternyata adalah cincin yang terpasang di jari manis Sunggyu dan Woohyun. Yah, mereka akhirnya melepas masa lajang mereka(?) dan mereka bertujuh mengadakan acara party kecil-kecilan di RM sang abang tercinta.

Tentu saja kali ini semua makanannya (termasuk service-servicenya) gratis.

Btw (lagi) apa author tadi bilang ‘bertujuh’?

 

“Nanti hidupin lilinnya pas semuanya udah dateng aja,” kata Sunggyu.

“Btw, Gulai Tunjang untuk Sungyeol masih ada kan?” tanya Woohyun.

“Masih kok. Gulai tunanya juga masih ada tuh,” jawab Sungjong.

“Hyung, kayaknya itu Sungyeol deh. Dia udah nyampe,” kata Dongwoo saat melirik keluar lewat jendela disampingnya.

 

Benar saja, tak lama saat Dongwoo selesai bicara, Sungyeol muncul dipintu depan. Ber-high5  dengan Boohyun kemudian melangkah dengan mantap menuju meja ketiga cacing pita, seekor siluman rubah, dan sebatang pohon kayu tersebut.

“Yo guys!” seru Sungyeol kemudian mengambil tempat disebelah Hoya dan Dongwoo.

“Waahhh~, cupcakenya~” seru Sungyeol takjub.

“Btw hyung, ada seorang lagi yang ingin ikut gabung bareng kita,” tambah Yeol. 

Semua sontak menoleh kearah pintu, dimana terlihat seekor kucing hitam yang berdiri malu-malu di pintu masuk dan terlihat merona saat digodain oleh Boohyun. Boohyun menunjuk kearah mereka kemudian kucing hitam tersebut  melangkah dengan malu-malu menuju meja mereka.

 

“Hai Myung,” SG

“Myungsoo-hyung sudah datang~” SJ

“Ayy Bray,” HY

“Holla, Myung,” DW

“Yo  BruHh,” WH

“Ayo sini duduk sebelah gue,” SY

 

Myungsoo pun tersenyum malu-malu pada keenam siluman lainnya yang duduk dimeja tersebut kemudian mengambil tempat disebelah Sungyeol.

“Nih, ikan tuna kesukaan lu, Myung. Untung udah disisain sama yang lain,” Sungyeol menyerahkan sepiring gulai ikan tuna yang Sungjong sebutkan tadi kearah Myungsoo.

“makasih, hyung,” kata Myung.

“Jangan malu-malu Myung, makan aja. Mumpung gratis,” kata Woohyun.

 

Setelah mereka makan dengan bahagianya, tibalah waktunya untuk menyalakan lilin untuk cupcake mereka. Mereka bertujuh mengeliling cupcake tersebut dengan tujuh buah lilin yang menyala diatasnya.

Mereka bertujuhpun membuat harapan masing-masing...

 

‘Moga-moga kami bisa cepet-cepet nyusul Woohyun and Sunggyu,’ DW & HY

‘Moga ojek gue makin laris (soalnya myung udah bukan pelanggan gue lagi, tapi masih dapet servis special dari gue)’ SY

‘Semoga hidup gue kedepannya lebih baik lagi...’ MS

‘Moga-moga kami langgeng...’ WH & SG

‘Moga-moga gue gak jomblo lagi. Ya tuhan jebal gue pengen punya pacar juga. gue capek,’ SJ

 

Setelah membuat harapan dan do’a masing-masing, mereka bertujuhpun meniup lilin-lilin tersebut dengan bersamaan.

 

Ketujuh lilin pun padam, menandakan berakhir jugalah ff gak jelas bikinan author ini. Semoga harapan dan permohonan mereka terkabul, dan do’a author pun terkabul. Akhir kata, author pun akhirnya bisa menempatkan kata The End disini... Bye bye all. Ilysm   :*

 

~The End~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
sorry to everyone whose subscribe this crack-fail fic ;; ily gaise ❤

Comments

You must be logged in to comment
BrigitaStevany #1
Chapter 3: Ngakak yalord LOL oemji meongsu :v
BrigitaStevany #2
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
BrigitaStevany #3
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
diniazakee #4
Chapter 3: Love Author ♡♡♡ FF nya penghilang stress sekaleee
Dan...
Aku baru sadar, ff jni di publish 2 tahun yg lalu -_- (dibaca gak ya komen ku ini .-. ?)
Terima kasih, author, tapi aku bukan orang minang jd gak ngerti arti dr dialog b.minang
Love love!! Tetep cinta sama Infinite ya author ... ♡♡♡
(Lanjut nyari ff woogyu lagiii....!)
diniazakee #5
Chapter 1: Author ku sayang (muntah pun gak papa hehe), terima kasih sudah mengisi liburanku dengan ff Infinite ini, maaf sksd
mau bilang aja, Myungsoo memang tamvan, tapi Hamster Piaraan Kampus lebih menawan wkwk
Aku lanjutin dulu bacanya ya Author.... bye bye
Hamstree #6
Chapter 3: Ya Alloh club singkong rebus !!!!!
sungshines #7
Chapter 1: hamster piaraan kampus
akitou
#8
Chapter 3: demi apa .... meskipun bhsny campur aduk i like it. pst.... kurang ngerti bhs minangny
shin-pads
#9
Chapter 3: Adoooh perut guaaaaa...

INI EPIC LAH. EPIC. EPIC.

Sukses menistakan seorang Myungsoo ㅋㅋㅋ

Daebak!
mowmow33 #10
Chapter 3: Sumpah thor aku nyesel baru baca sekarang. KENAPA.
Haha myungsoo ngejomblo ajha sini sama eneng~ :* /kedipkedip sekshi/