chapter 2

Gue Kim Myungsoo

 

6k words lol
maafkan typo

edited 10/15/2015


 

-Gue Kim Myungsoo-

2

“Eh, elu Myung, ngapain kesini?” tanya Woohyun.

 

Myungsoo, duduk diruang makan menatap kosong kearah dua manusia purba idiot di dapur yang memakai apron dengan masing-masing warna yang bikin sakit mata yaitu ungu ngejreng dan hot pink. Dengan sebelah alis terangkat ia melihat dua anak manusia itu yang tak lain adalah Hoya — si apron ungu — dan Woohyun — si apron hot pink — yang sedang beradu argumen tentang apakah pepsi blue adalah pewarna makanan yang baik untuk brownies mereka.

Setelah adu argumen itu selesai — yang dimenangkan oleh Woohyun yang ngotot pewarna makanan yang baik itu bukanlah pepsi blue seperti yang Hoya katakan — dan berakhir dengan sebuah tabokan berasap dari Woohyun yaang bersarang dikepala Hoya, Woohyun pun menyuruh Hoya untuk mengawasi adonan brownies yang sudah masuk kedalam oven.

Sambil melap tangannya yang basah ke apron hot pinknya, ia beranjak dari depan oven dan mendatangi Myungsoo.

“Jadi ada perlu apa lu kesini?” tanya Woohyun untuk kedua kalinya.

 

Myungsoo — yang merasa sudah jadi model kelas dunia — menumpukan kaki kirinya diatas kaki kanannya dan menautkan kedua telapak tangannya diatas lutut. Kemudian dengan aura superstar, Myungsoo melirik kearah Woohyun yang alisnya berkerut melihat tingkah aneh Myungsoo. Ia berpikir mungkin Myungsoo mau menggodanya...

Tiba-tiba hening.......

 

”Gini lho hyung--” Myungsoo mencoba memecah kesunyian yang menyesakkan itu NAMUN!

Terdengar suara ‘Ding’ keras dari arah dapur dan seruan Hoya terdengar menyusul berikutnya, “Hyung! Browniesnya udah siap nih!”

“Oh~ keluarin dari dalem oven, biarin adem bentar, lalu potong-potong ya~ terus bawa kesini~~” seru Woohyun.

 

Myungsoo hanya diam....

 

Yes Chef~❤” balas Hoya yang membuat Woohyun tersenyum lebar dan sok saat dipanggil begitu oleh Hoya.

 

Myungsoo (masih) hanya diam...

 

Tak lama Hoya muncul dari dapur sambil membawa sepiring brownies ungu(?) yang masih mengepul dan sudah dipotong-potong beserta tiga  gelas susu(?)

 

Myungsoo (masih) tetap bertahan...

 

Hoya meletakkan brownies dan gelas susu itu diatas meja dan duduk disebelah Woohyun. Masih dengan senyuman trademark lima jari yang terpasang diwajahnya, ia menatap Myungsoo dengan penasaran.

“Eh, elu Myung. Sejak kapan lu disini?” tanyanya tanpa dosa sedikitpun. Dan itu sudah cukup bagi seorang Kim Myungsoo — yang saat hendak menyampaikan petuahnya tiba-tiba saja dipotong dengan sangat oh-so-sangat-tidak-cantiknya oleh suara oven  untuk meledak sejadi-jadinya.

“Trus sejak tadi ngapain gue disiNI?! Dan HYUNG SEJAK TADI GAK BERENTI SENYUM-SENYUM NAJIS  KEARAH GUE, DAN SEKARANG HOYA-HYUNG MALAH NANYA KE GUE SEJAK KAPAN GUE DISINI?! GUE DISINI SEMENJAK BUYUT LO LAHIR HYUNG! DAN.. GAK.. GUE GAK NGAPA-NGAPAIN KOK DISINI!!” Myungsoo meledak, ia berteriak histeris sambil menunjuk-nunjuk kedua hyungnya yang mendadak cengo dengan ibu jarinya dan melempar bantal duduk yang entah kenapa bisa ada disana ke lantai.

 

“Oowkeeyy...”kata Woohyun dan Hoya pada akhirnya.

“Ayo, browniesnya silakan dinikmati, mas...  ._. ” kata Hoya sambil mendorong piring diatas meja  kearah Myungsoo. Myungsoo cuma mendengus dan dengan gahar menyambar sepotong brownies dan melahapnya dengan oh-so-sangat-tidak-elit-sekali.

Tapi, siapa yang tidak kesal sih, lagi ngomong penting tiba-tiba malah disela oleh hal yang gak penting. Seperti kata Myungsoo yang dikutip dari omongannya sendiri, ‘gak elit banget, tolong.’

 

“Jadi...” Myungsoo kembali ke aura superstarnya. Ia kembali duduk dengan seksi dan lagi-lagi Woohyun yakin Myungsoo memang mau menggodanya...atau mungkin Hoya?

“Menurut hyung, kira-kira gue cocok gak jadi model? PLS JANGAN JAWAB DULU HYUNG! GUE UDAH TAU JAWABAN LO APA HYUNG! PLIS GUE UDAH TAU KALAU GUE INI EMANG COCOK JADI MODEL pLIS gue ngerti kok hyung... Makasih udah pengertian sama gue hyung, gue tau gue emang ganteng...” Myungsoo memejamkan matanya dengan dramatis dan meletakkan jemarinya dengan lentik di keningnya sambil membuang muka dengan dramatis dari kedua hyungnya yang tampangnya berdua sama sama males...  -___-

Tanya sendiri...jawab sendiri.... (-  x -) 

 

“So?” Hoya sok engrish.

 

”Menurut elu hyung?” balas Myungsoo males.

 

“Well... Myung. Kalau lu bilang jadi model, cocok kok. Bodi lu kan tinggi, tampang juga oke..., tapi plis jangan sok dulu deh, belum jadi model juga -_- plis deh duluan gue jadi model daripda elu tapi gue gak senarsir itu amat kelesss....” kata Woohyun dan kalimat terakhir itu diucapkan hanya dalam benaknya seorang. Memang benar Woohyun dulunya adalah seorang model...kalender bikinan bapaknya... Itu doang ._.

 

“Beneran hyung? Gue cocok jadi model?” Myungsoo yang sebodo amat dengan isi benak Woohyun malah tersenyum bangga dan dengan kepedean tingkat dewa ia malah beranggapan mungkin dunia memang menginginkannya sebagai seorang model.

Okeh, ini sudah kelewat lebay... Dasar Myunglebay

 

“Ehm.. Lu mau jadi model, Myung? Buat apa?” tanya Hoya bingung.

“Gue mau jadi model buat menarik perhatian Hamster berkuda putih idaman gue, pangeran Kim Sunggyu~~❤” jawab Myungsoo dengan tatapan berbinar berkilauan silau man!

Woohyun yang mendengarnya seketika jadi males, lemes, mules, dan kepengen sup ayam(?)

 

“Seriusan? -_- “ tanya Hoya tak ikhlas.

“Gue ciyus!” jawab Myungsoo dengan yakin. Namun Hoya masih tetap menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya dan skeptis. Tangannya pun tiba-tiba saja sudah menempel dipundak Woohyun dan menepuk-nepuk pundak hyungnya yang sedang burning in rage itu dengan maksud menenangkan.

“LU NGAPAIN? (O  -  O  ) “ tanya Woohyun sambil menatap Hoya.

“Gak ada... Pokoknya yang sabar aja deh ya hyung sayang~ ._. “ jawab Hoya.

 

Meanwhile, Myung...

“wah... Wah wah wah! Sedikit lagi mimpi gue untuk jadi seorang  model akan terwujud!! Yak! MARI BERSORAK UNTUK KEM MEONGSU! BANZAAII! BANZAII~” Myungsoo daydreaming-syndrome dan fanboying gak jelas diatas kursi.

Woohyun dan Hoya yang mendengarnya langsung  sama-sama masang tampang paling males sejagat.

 

“Oke deh, jadi lu seriusan mau jadi model itu terserah elu. Kalau emang kepedean lu udah setinggi itu, terserah, gue nggak bakalan ngelarang elu, but plz jangan fanboying di rumah orang -_- “ kata Woohyun.

“Ho’oh, jadi intinya lu kesini cuman mau ngomongin itu doang , Myung?” tanya Hoya.

“Enggak hyung. Gue kesini justru mau minta tolong sama elu hyung,” jawab Myungsoo sambil menatap kearah Woohyun.

“Huh? Gue? Lu mau gue ngapain?” tanya Woohyun.

“Gue maunya hyung jadi fotografer ekslusif gue hyung~~” jerit Myungsoo ganjen.

Oh god plis... biarkan gue berenang indah di sungai Han...   ” bathin Woohyun menjerit ‘TTTIIIIDDDDDAAAAAAKKKKKKK’

 

“Mwo? Hyung, lu diajakin jadi fotografer ekslusifnya Myungsoo nih!” seru Hoya girang. Ia kemudian mendekat kearah Woohyun dan berbisik ditelinganya. “Lumayan hyung, dompet lu bakalan tebel lho hyung.....”

Mendengarnya, mau tak mau Woohyun terpaksa setuju untuk menjadi fotografer ekslusifnya Myungsoo. Siapa yang tak mau dibayar tinggi jika makhluk paling tajir sekampus itu menawarinya pekerjaan yang cukup menggiurkan. Tapi, membayangkan ia menjadi fotografer pribadi Myungsoo dan membayangkan Sunggyu akan fanboying gila melihat foto-foto sekshi dan panas dari Myungsoo, Woohyun lebih memilih membayangkan dirinya berenang indah di sungai Han sambil tereak kenceng ‘uwwaaaaakkk’

“Gue mau sih. Tapi...”

“Tapi apa hyung?! Bayaran? Ceh! Itu mah soal gampang hyung! Untuk setiap photobook gue yang laris terjual gue bakalan bayar hyung 10 juta deh!!” seru Myungsoo sok. Mendengarnya membuat Hoya shock dan matanya langsung berubah menjadi $ Dasar mata duitan, gak jauh beda dari Sungyeol.

“Gak! 15 deh!” tawar Woohyun.

“20 aja deh hyung...” Hoya ikut menimpali. Ia membayangkan dirinya ikut bergelimang duit hasil dari jerih payahnya menjadi asisten si fotografer hot Nam, meskipun cuma kebagian tugas megangin kaca ama payung lighting dan keperluan lainnya untuk pemotretan.

“25 aja deh~”

“Gak hyung. Plis. 26 aja,”

“Nggak! Mending 5 juta aja!”

“Buset, kok malah berkurang jauh -_- “ gumam Hoya.

 

“Hyung, lu mau berapa? 10? 30? 50? 150 juta? Gue kasih hyung! Gue kasih! Lu tenang aja deh hyung!” seru Myungsoo yakin. Gila. Mentang-mentang kaya nih -_-

Woohyun terlihat terdiam sesaat, ia meletakkan jemarinya dibawah dagunya, pose berpikir. Semenit kemudian ia tersenyum miring dan menatap penuh arti kearah Myungsoo.

“Gue mau aja jadi fotografer eksklusif elu, cuma, gue gak mau 10, 30, 50, ataupun 150 juta, gue mau dengan satu syarat...” Woohyun nyengir.

“Apa hyung?” tanya Myungsoo dengan mata besar.

“Lu bellin gue Ducati merk terbaru. Plus jaminan bensin 10 tahun penuh plus servis-servisnya, gimana? Deal?” Woohyun menjentikkan jarinya. Bangga dengan ide brilian — gila — yang keluar sebagai hasil sekresi dari otaknya yang jarang dipakai tersebut.

“Gilak hyung~~ itu lebih dari 50 juta tuh hyung...lebih dari 100 malah -_- “ pikir Hoya. Namun ia langsung tersenyum najis membayangkan gaji yang diterima Woohyun dari hasil fotonya yang akan ikut mengisi dompetnya, sehingga benda malang yang kurus kering itu akan segar terisi kembali.

“Eh iyah..bagus juga tuh hyung~” Hoya nyengir beibi.

“Gimana nih? Deal?” tantang Woohyun pada Myungsoo yang mukanya pucat saat mendengar Woohyun meminta motor Ducati keluaran terbaru padanya, belum lagi uang jaminan bensin 10 tahun dan servis-servis lainnya.

Tapi, mengingat impiannya untuk menggaet Pangeran pujaannya , mau tak mau ia pun mengangguk setengah hati.

“O-oke deh..hyung..d-d-deal..” jawabnya.

Woohyun dan Hoya pun tertawa penuh kemenangan.

Satu hal yang Myungsoo tidak ketahui, adalah niat Woohyun dibalik keinginannya memiliki Ducati...

Kalau gue bawa Ducati, gue bisa ngecengin and nebengin Sunggyu kemana-mana~! Akakakakakakakakkkk!!!” pikir Woohyun.

Dasar...  -__-

Btw,  jadi ternyata Woohyun naksir Sunggyu juga? ._.

 

xxx

 

Dan itulah...pada akhirnya Woohyun pun mendapat job tambahan sebagai fotografer pribadi Myungsoo. Meskipun tak rela mengingat tujuan Myungsoo jadi model karena Sunggyu, tapi membayangkan dirinya melaju dijalanan Seoul pada malam hari, dengan Ducati keluaran terbaru dan sesosok hemster kece yang duduk di jok belakang plus tanpa perasaan khawatir soal bensin, Woohyun pun mau tak mau menerima tawaran tersebut.

Kesannya seperti ikhlas tapi gak rela ...  ._. Tapi yah mau gimana lagi...

Myungsoo bahkan menyuruh Woohyun untuk pura-pura mengikutinya dan pura-pura memotretnya, biar kesan ‘stalker’nya dapet. Ceilah, dasar... cabe...

Hoya pun senantiasa membantu Woohyun kemana-mana. Ia rela bau keringat dan keteknya sakit karena sering disuruh ngengkat-ngangkat kaca dan alat-alat lainnya untuk pemotretan. Biarlah, apapun akan dilakukan demi makhluk tak bernyawa disaku belakangnya.

 

Alhasil, beberapa waktu kemudian photobook eksklusif Myungsoo pun keluar dengan berbagai seri. Mulai dari seri: Dark, seri: Gothic, seri: Man In Love, seri: L, seri: 4season, seri: Demon, seri: Kitty, hingga seri: harem, dll dll dll. Yang bisa dipastikan akan membuat geger satu kampus bahkan para fans setia myungsoo diluar sana.

“Gilaaakkkk~~!! Gue mau photobooknya~!!! Hiiyyeonng hiiiyeeoongg~~~~”

“MAAUUUU~~”

“Kyyaakkk!! Ganteng beuttt!!!”

“OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG OMG...” gila ini baca mantra apa sakaw...?????

“Ganteng... Gue napsu..”

“Bentar bentar!!... Gue mau ke dokter dulu...”
”Ngapain bray?”
”Gue mau cek kelamin.....”
” ..... “

“Maakkk!!! Ganteng banget gue sampai kayang~!!!! Gue koleksi sampai semua seri! Kyaahhh!! REKENING GUEEHH......”

 

Dan berbagai macam komentar lainnya pun beredar diseantero kampus. Bahkan Photobook Myungsoo pun sukses menempati posisi ttww #1 di twitter. #ini informasi gak penting

 

Semua ini, berpulang kepada dua gadis malang pencetus ide itu. Saking suksesnya dengan hasil penjualan photobook itu, Myungsoo mengirim hadiah ke semua teman-temannya. Myungsoo pun tak lupa dengan janjinya untuk berterima kasih pada dua anak manusia berjenis kelamin wanita pencetus ide mengenaskan tersebut.

Akibatnya, dua gadis malang  yang tak tau apa-apa itu kebingungan setengah mampus dan bertanya-tanya darimana semua buket bunga, bingkisan, kado, dan parcel-parcel itu. Mereka juga penasaran kenapa mereka bisa dapat masing-masing satu photobook ekslusif Myungsoo seri: Rare itu, yang membuat mereka beranggapan mungkin itu semua adalah hadiah dari ‘stalker’ mereka dan membuat mereka jadi takut pergi ke kampus  ._.

 

Ada yang senang atas kesuksesan photobook itu, contohnya Myungsoo, Woohyun, dan Hoya. Myungsoo jelas-jelas senang, berharap Sunggyu akan tergila-gila padanya setelah melihat seri lengkap dari photobook tersebut yang ia kirim dengan paket khusus ke alamat Sunggyu.

Woohyun senang karena akhirnya ia bisa mengendarai Ducati ke kampus yang berakibat pada tiga hal, gadi-gadis pada jejeritan napsu dan cowo-cowow pada ngiri, Boohyun-hyung mengira Woohyun dengan ducatinya tersebut akan membantunya mengantar nasi bungkus pesanan ibu-ibu pkk dan tak segan segan akan memasang iklan ‘bisa delivery’ di depan rumah makannya, dan Hoya yang mengira akan mendapat tebengan gratis dari Woohyun tiap hari ke kampus — yang berakibat dengan amukan dari  Woohyun, karena secara Hoya punya mobil, ngapain nebeng ama ducati Woohyun? Mobilnya mau diapain?

Dan Hoya yang menikmati hidup bergelimang duit dan ketek yang sakit. Ia tidak keberatan mentraktir Dongwoo nantinya.

Namun, disisi lain, ada juga pihak yang tidak senang akan beredarnya photobook tersebut. Contohnya... Sunggyu ._.

Dan disinilah sang princess sekarang. Berdiri didepan pintu istananya kosnya menatap tanpa ekspresi pada setumpuk benda yang sengaja diblur oleh itu. Sunggyu dengan kemampuan supernya, bisa memblur apa saja yang ia lihat sesuka hatinya.

 

“Hyung, mau kemana?” Sungjong yang merupakan tetangga Sunggyu dikos-kosan tersebut, bertanya saat melihat Sunggyu melangkah menuju tangga sambil menenteng seember penuh benda yang diblur tersebut.

“Mau bakar sampah,” jawabnya singkat dan datar.

Tanpa melirik Sungjong, ia pun menghilang menuruni tangga, meninggalkan Sungjong yang menaikkan sebelah alisnya kebingungan. Ia pun mengangkat sebuah benda yang tak lain dan tidak bukan dan bukan begitu adalah photobook ekslusif Myungsoo dengan seri: Hot!Summer yang entah kenapa bisa nyasar didepan pintu kosnya. Ia merasa tidak ada yang salah dengan benda yang menjadi penyebab mengapa Sunggyu memblur benda tersebut

“Masa’ hyung mau bakar photobook ini...” pikirnya. Ia pun mengangkat bahunya dan kembali masuk kedalam kamar kosnya, bersiap-siap untuk memulai rutinitas paginya dan sekalian bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Btw, Sungjong ini termasuk mahasiswa teladan loh... #informasi.gak.penting.

 

Meanwhile, dihalaman depan kos-kosan tersebut, Sunggyu duduk dengan oh-so-sangat-tidak-elitnya (a.k.a NGANGKANG) didepan api unggun mini bikinannya sambil menatap malas pada api tersebut yang dengan malu-malu tapi mau(?) melahap benda yang masih diblur itu.

“Gilak...nekat banget tuh anak..” gumam Sunggyu.

Melihat ada asap dihalaman depan gedung kos, seorang wanita paruh baya pun keluar dari sebuah rumah minimalis disamping gedung kos-kosan tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah induk semang sekaligus pemilik kos-kosan tersebut.

“Sunggyu-ya...! Sunggyu-ya...! Ngapain pagi-pagi begini malah bakar sampah? Polusi nak! Polusi!” seru wanita itu.

“Ah umma~ aku cuma lagi bakar sampah doang kok. Kalau tidak dibakar sekarang nanti bisa merusak bangsa dan negara ini umma~~” jawab Sunggyu dengan bibir yang dimanyun-manyunkan dan suara yang diimut-imutkan yang oh-so-sangat-jijay-sekali

Nyonya Kim, yang tak lain adalah ibu kandung dari Sunggyu itu sendiri hanya bisa cengo mendengar siraman rohani dipagi hari dari putra semata wayangnya tersebut. Ia menggangguk-angguk bingung kemudian berlalu dari hadapan Sunggyu setelah sebelumnya menggumamkan, “Oke, terserah padamu lah nak.”

 

Sepeninggal Nyonya Kim tercinta, Sunggyu kembali melanjutkan kegiatannya berkontes adu tatapan dengan api unggun tersebut. Sunggyu yakin, jika api unggun tersebut punya mata, ia pasti akan menatap balik kearah Sunggyu dengan polos dan Sunggyu akan menganggap hal itu imut. aww~

Sunggyu pun beranjak untuk mengambil seember air dan kembali ketempatnya sebelumnya untuk memadamkan api tersebut saat ia mendengar suara Sungjong dibelakangnya yang tengah menyapa  ibunya.

“Anyeong ommonim. Aku pergi kuliah dulu ya~” sapanya imut pada Nyonya Kim.

“Aikuu~ pagi Sungjongie~ iya, hati-hati dijalan ya~” balas nyonya Kim riang sambil melakukan rutinitas paginya menyapu halaman.

Sunggyu pun menyiramkan seember air ke api unggun yang sudah padam tersebut saat Sungjong tiba-tiba memanggilnya.

“Hyung, pergi dulu ya..” katanya sambil berdiri disebelah Sunggyu yang masih asyik jongkok dan menatap tanpa ekspresi pada bekas api unggun tersebut yang sekarang berdesis pelan dan menyisakan jejak hitam bekas terbakar dan asap yang mengepul. Sunggyu pun menolehkan kepalanya kearah Sungjong.

“Oh, Emh, oke deh. Hati-hati dijalan ya,” jawaban yang persis sama dengan Nyonya Kim, tanda mereka memang ibu dan anak /TRUS HUBUNGANNYA?

“Btw, Hyung gak pergi ke kampus?” tanya Sungjong.

Sunggyu terdiam berpikir. Jika ia pergi ke kampus maka ia harus siap mata dan siap mental untuk menerima serangan langsung maupun tidak langsung dari Myungsoo yang membuatnya jadi malas ke kampus. Namun, jika ia tidak pergi, maka ia akan melewatkan mata kuliahnya hari ini yang merupakan mata kuliah favoritnya yang tak pernah ia lewatkan sedikitpun.

Sungyu dilemma....

 

Tepat saat itu, sebuah Ducati hitam mengkilap model terbaru berhenti di depan gerbang dan mengklakson-klakson ganjen kearah Sunggyu.

“Anyeonghaseyo Kim Sunggyu~!!” teriak si pengendara ducati tersebut yang tak lain adalah Nam Woohyun. Sunggyu dan Sungjong pun sama-sama mangap melihat kemunculan Woohyun yang sangat tiba-tiba itu dipagi hari. Mata Sungjong membulat dan ia pun berseru senang, “waw hyung~~!! Udah bawa-bawa ducati aja nih~ wwwiiiii~~”

“Oo, Sungjong-ah.. Iya nih, hasil jerih payah di studio foto...” balas Woohyun sambil nyengir kuda. Ia tidak mungkin membeberkan kenyataan sebenarnya pada semua orang bahwa dialah dibalik terciptanya foto-foto Myungsoo tersebut. Tapi sebenarnya Woohyun tidak sepenuhnya bersalah dalam hal ini. Woohyun lebih tepatnya ‘dipaksa’ oleh Myungsoo yang tak lain adalah sang mastermind.

“Oh, Anyeong umma~!! Woohyun pun melambai gembira kearah Nyonya Kim di kejauhan yang sedang menyapu halaman.

“Eo~ Anyeong Woohyun-ah~!!!” balas wanita itu sambil melambai dari jauh. Woohyun pun menoleh kearah Sunggyu dan Sungjong yang sekarang sudah berdiri dihadapannya masing-masing dengan tatapan takjub.

Sunggyu masih mangap ‘aww’ kearah Ducati tersebut sedangkan Sungjong nampak gembira melihat motor tersebut.

“hyung...Ducatinya ganteng...” lirih Sungjong.

“Makasih! Eh, bukan gue yang ganteng nih? -_- “ Woohyun langsung iritasi.

“Bukan, bukan hyung. Ducatinya yang ganteng..” jawab Sungjong polos. Woohyun langsung masang tampang males.

“Hyung...kenapa bengong?” Sungjong langsung menoleh kearah Sunggyu dan menjentikkan jarinya didepan hidung Sunggyu.

“Ooh, ah..! Ng..nggak.. ah..” jawab Sunggyu gagap.

“Ya sudah, hyung. Aku pergi ke kampus dulu ya. Jangan sampai bolos loh hyung. Woohyun-hyung, aku pamit pergi dulu~” kata Sungjong sambil melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan hyung-hyungnya untuk pergi menyetop angkot diujung gang.

“Jadi, ngapain lu kesini?” tanya Sunggyu pada akhirnya, berusaha terdengar SEBIASA mungkin walaupun sesaat sebelumnya ia sempat ileran melihat Woohyun yang kelihatan hot sekali duduk diatas Ducati, membuatnya jadi tak sabar ingin segera duduk di jok belakang dan melingkarkan lengannya dipinggang seksi itu, membenamkan wajahnya ke leher kokoh tersebut, menghirup aroma manly tersebut, sedikit meraba disana dan disini, cubit-cubit disana, menggosok-gosok disini, dan..dan... OKE STOP DISANA

“Kok malah nanya.. Udah jelas-jelas kan aku kesini bawa motor pagi-pagi begini buat apa lagi coba? Lagian Sungjong kan udah bilang jangan bolos, kan, hyung? Pagi ini hyung ada kuliah kan?” tanya Woohyun. Sunggyu lagi-lagi bengong. Mungkin arwahnya sudah dibawa pergi oleh asap api unggun tadi.....

“Oh.. Gitu ya..” katanya polos.

Dan secara ajaib, tiba-tiba saja Sunggyu sudah duduk dengan anteng dibelakang Woohyun dan kedua tangannya memegang kecil ujung jaket Woohyun.

“Yuk, pergi ._. “ katanya polos.

“Hyung, mandi dulu deh sana.. Hyung bau asap lho -_- “ kata Woohyun.

 

“Sunggyu-ya~~!! Mandi dulu nak~ baru pergi kuliah~!!” teriak Nyonya kim dari kejauhan. Sunggyu segera turun dari motor dengan muka merah dan langsung ngacir ke kamar kosnya sambil menjerit histeris, “Kyyaaaaa~~~~aaakkkkk.....”

Bayangkan... betapa malunya Sunggyu...

Woohyun terkikik geli melihat Sunggyu yang oh-so-sangat-cabe-sekali tersebut sambil menjerit histeris layaknya semut yang terlindas ban sepeda...

 

xxx

 

@Woolim Academy

 

Myungsoo melangkahkan kakinya dilorong dengan ekspresi suntuk. Tangannya sibuk dengan ponsel sementara ekspresi wajahnya kesal setengah mati.

“Tck! Bagaimana bisa....” desahnya. Dan setengah detik kemudian keningnya langsung bertumpu pada dinding lorong. *membentuk sudut 45 derajat lol

“PULSA.GUEH.ABIS.” lirihnya dengan aura hitam pekat yang mulai menyelubunginya membuat sosoknya terlihat begitu menyatu dengan sisi gelap dinding /eh

 

“Aish.. Sial...” Myungsoo mendesah sok seksi dan menelusupkan jemarinya ke rambut shampoo X(merk disamarkan.) Ia kesal setengah mati karena tiba-tiba saja ia tidak bisa mengirim sms penting ke nomor hape Sungyeol dikarenakan pulsa habis.

Baydewey, ada apa gerangan Myungsoo hendak mengirim pesan yang katanya penting itu untuk Sungyeol?

 

Jawabannya adalah... karena entah ada apa gerangan mobil sedan mewahnya tiba-tiba ngambek lagi tanpa alasan yang jelas dan setelah diteliti ternyata bannya bocor (lagi)

 

Dan readers jangan langsung beranggapan kalau ini ulah Sungyeol karena kali ini bukan Sungyeol yang sengaja melobangi ban mobilnya. Ingat, Sungyeol hanya akan  melobangi ban mobil Myungsoo ketika ia sedang butuh uang saja. Dan kali  ini ia sedang tidak butuh uang karena telah seminggu ini ia terus ditraktir oleh Woohyun dan Hoya. Hidupnya makmur untuk saat ini...

Karena ia ngebet banget pengen pulang cepat ke rumahnya untuk mengambil berkas-berkas penting tentang saham penjualan photobooknya yang tertinggal dirumah. Mama dan Papa Kim yang inosen dan sama sekali tidak tau apa-apa itu tentu beranggapan bahwa anak mereka mulai serius menekuni dunia bisnis. Padahal, bisnis apaan coba

 

Saat Myungsoo sedang galau-galaunya berharap menunggu Sungyeol jatuh dari langit, disisi lain lorong, Sungjong melangkah dengan santainya sambil menenteng buku-bukunya (yang rata-rata berbau akuntansi, bisnis, manajemen dll dll cih pengusaha muda -_-) sebelah telinganya terpasang earphone dan ia sama sekali tidak aware dengan keberadaan Myungsoo di depannya yang sedang  galau luarbiasa super.

Myungsoo yang aware akan kehadiran Sungjong langsung tersenyum sumringah mengira do’anya — dikala depresi dan kepepet — akhirnya terkabul juga. Tapi seketika itu juga senyumannya menghilang dan ia dirundung dilemma. Pasalnya, Sungjong adalah penyelamat sekaligus  juga pembawa bencana bagi dompet, kartu kredit, kartu atm, dan sejenisnya.

Sungjong adalah mahasiswa teladan yang punya job sampingan sebagai dealer pulsa atau tukang jual pulsa  dan ia sendiri cukup terkenal dikalangan mahasiswa lainnya. Karena hanya ia sendiri satu-satunya konter pulsa ‘berjalan’ yang trusted dan satu-satunya yang serius menggeluti bisnis pulsanya.

Sungjong terkenal tak banyak bicara dan tidak neko-neko dalam berbisnis. Itulah yang membuat orang-orang percaya padanya dan berakibat para costumer yang ramai mencarinya.

Namun, kenapa Myungsoo malah menganggap Sungjong sebagai bencana terhadap dompet dan saudara-saudara dompetnya? Itu karena ia pernah apes saat beli pulsa dengan Sungjong. Myungsoo adalah tipe costumer tajir as yang kalau beli pulsa langsung ngeborong. Tak tanggung-tanggung sekali beli pulsa, Myungsoo langsung beli 100K bahkan sampai 500K. Itulah yang menyebabkan banyak penjual pulsa kecil-kecilan lainnya langsung gulung tikar atau tutup usaha dikarenakan saldo yang mereka miliki tidak sanggup untuk mencukupi permintaan pulsa dari Myungsoo.

Namun akhirnya, dendam mereka atas tergulungnya tikar mereka(?) dan permintaan pulsa dari Myungsoo yang tak tanggung-tanggung, terbalaskan juga semenjak nama Sungjong mencuat dan mengharum dipermukaan. Satu-satunya yang bisa memenuhi permintaan pulsa Myungsoo yang luar biasa itu hanyalah Sungjong seorang dan Sungjong jugalah yang bisa membuat Myungsoo langsung keki down on his knees and and—

 

Para sahabat-sahabat Sungjong yang seperjuangan dengannya karena sama-sama berasal dari tikar yang sama(?) pun akhirnya bersorak gembira saat mengetahui Myungsoo rugi 1 jeti lebih hanya untuk beli pulsa 500 rebu...

Gimana bisa?

 

Well, jadi begini.......

Waktu itu Myungsoo lagi butuh pulsa untuk nelpon Papa Kim yang lagi lunch di Venezuela, mau nanyain kode pos rumah berapa...   ._. *buset*

Ia pun sibuk mencari-cari kesana kemari mencari penjual pulsa yang ia kenal di kampus namun entah kenapa mereka semua menghilang satu persatu.

Hingga akhirnya pada suatu ketika Myungsoo tidak sengaja berpapasan dengan Sungjong di lorong kampus dan kebetulan sekali  mereka saling bertatapan. Sungjong dengan aura dagang yang kuat merasa kalau Myungsoo adalah pelanggan malang yang butuh pulsa. Maka ia pun langsung beraksi.

Ia yang sedang berjalan dengan tenang dan santai tiba-tiba menarik sehelai kertas karton putih dari setumpuk buku yang ia tenteng dan langsung menghadapkan salah satu sisinya kearah Myungsoo yang terkejut atas aksi tiba-tiba dari Sungjong barusan. Ia membawa kertas tersebut menutupi sebagian wajahnya, memperlihatkan sisi misterius dan cantik dari mata seorang Lee Sungjong.

Ia menelusurkan jemari panjang dan lentiknya disetiap baris kata dan angka yang tertera di papan kertas tersebut--

Yang isinya:

 

Kemudian ia mengarahkan telunjuknya kearah Myungsoo dan menggerak-gerakknya dengan seduktif kemudian menarik kembali telunjuknya dan meletakkan jempol dan ibu jarinya didekat telinga dan membuat gerakan ‘call me’ dengan oh-so-sangat-menggoda-sekali

Itulah aksi trademark dari Sungjong yang membuatnya terkenal dikalangan mahasiswa lainnya dan yang membuatnya jadi tidak perlu banyak bicara.

Myungsoo yang polos pun langsung meminta pulsa 500K pada Sungjong dengan alasan mau nelpon keluar negeri. Sungjong yang saat itu juga butuh uang tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia sadar cowow tajir yang ada dihadapannya ini adalah orang yang sudah membuat tikar teman-temannya tergulung sekaligus juga adalah ATM berjalan yang tidak boleh disia-siakan. Karena kelak Sungjong yakin Myungsoo pasti akan jadi pelanggan setianya (ATM berjalannya).

“Mau pulsa berapa?” tanyanya pada Myungsoo.

“500 rebu ya...” jawab Myungsoo dengan inosen

“Oo..keeyy..” balas Sungjong. Dalam hati tersenyum iblis.

“Bayarnya...hmm.. Sejuta ya..” tambah Sungjong setelah membuat kalkulasi singkat (bohong) di otaknya untuk membuat Myungsoo percaya padanya.

“WHAT?” sembur Myungsoo dengan mata melotot namun masih ganteng. 

“Iya qaqa, sejuta... Pulsa 500 rebu itu spesial dan dapetin saldonya itu susah qaqa. Jadi semakin tinggi jumlah pulsanya maka semakin tinggi juga harganya qaqa~” terang Sungjong singkat. Sedangkan Myungsoo merasa seluruh nyawanya ditarik dari tubuhnya saat mendengar jumlah yang disebutkan oleh Sungjong barusan.

Apes benar hidupnya, padahal  baru  beberapa jam yang lalu ban mobilnya bocor dan untuk pertama kalinya ia menaiki ojek Sungyeol -- dan nyaris meregang nyawa setelah tahu Sungyeol menangih ongkos ojek selangit -- kehilangan duit sejuta untuk membayar ongkos ojek selangit Sungyeol, dan sekarang masa’ ia harus kehilangan sekitar sejuta lagi hanya untuk beli pulsa?

Namun, apalah daya. Myungsoo benar-benar butuh pulsa dan ia tidak tahu harus mencari kemana lagi penjual pulsa kecuali Sungjong dihadapannya. Akhirnya dengan polos bodoh nya Myungsoo pun mengiyakan perkataan Sungjong barusan dan bersedia membeli pulsa 500 ribu itu dengan harga selangit.

Yah, tak apalah. Yang penting bisa nelpon Papa Kim dan nanyain kode pos rumah berapa. Dan akhirnya ia pun harus rela menggesekkan kartu kreditnya ke mesin gesek yang selalu dibawa-bawa oleh Sungjong kemanapun ia pergi -- pebisnis profesional nih /eh

Jadi, intinya,... Sungjong sama halnya dengan Sungyeol yang menganggap Myungsoo sebagai ATM berjalan mereka. Tapi Sungjong dan Sungyeol sama-sama masih memiliki hati nurani. Mereka akan meminta bayaran setinggi langit saat sedang butuh uang saja. Begitu juga dengan Woohyun, baginya Myungsoo adalah ATM berjalan yang penuh sesak dengan duit dan harus dipertahankan baik-baik demi kelangsungan hidup para cacing-cacing hina tersebut.

Bedanya, jika Sungyeol dan Woohyun butuh duit dari Myungsoo untuk makan dan kebutuhan lainnya, lain halnya dengan Sungjong. Uang hasil jual pulsa yang ia dapatkan ia sisihkan seperempatnya untuk beli saldo, sisanya ia tabung untuk membayar sewa kos bulanan pada induk semang (Nyonya Kim a.k.a emaknya Sunggyu) dan sisa lainnya akan ia sisihkan untuk ditabung untuk keperluan lainnya dan membeli singkong untuk dibawa pulang dan direbus. Kemudian ia akan mengajak Sunggyu selaku tetangga terdekatnya untuk makan singkong rebus bersama-sama. Ganti traktiran dari Sunggyu maksudnya.

Hmm... Okeh, kembali ke topik utama...

Sungjong yang akhirnya menyadari kehadiran Myungsoo pun memutuskan untuk menghampirinya. Siapa  tahu Myungsoo sekarang adalah pelanggan malang yang sedang butuh pulsa, kata firasatnya. Dan benar saja, Myungsoo memang sedang  benar-benar butuh pulsa saat ini.

 

“Ada apa hyung?” tanyanya ramah tanpa bermaksud apa-apa.

Myungsoo yang kaget pun melirik takut-takut kearah Sungjong yang sedang tersenyum khas pedadang dengan aura dagang yang bersinar silau man~! yang menyelubunginya. Myungsoo menelan ludahnya dengan gugup.

“Eh.. Sungjong..nggak ada apa-apa kok,” jawab Myungsoo. Sungjong membalasnya dengan menganggukkan kepalanya pelan.

“Ooh, oke deh hyung. Aku kira Hyung mungkin butuh ‘sesuatu’. Kalau begitu aku duluan ya hyung,” kata Sungjong sambil bersiap pergi dari hadapan Myungsoo. Namun, tepat saat ia akan beranjak, Myungsoo langsung menyambar lengannya.

“Eh.. Tunggu Sungjong, ehm...kamu ada saldo gak?” tanya Myungsoo lirih. Ia akhirnya pasrah mesti keluar duit berapa yang penting ia bisa menelpon Sungyeol dan segera pulang ke rumah, untuk meringkuk dibalik selimut hangatnya dan menangis sesegukan meratapi nasibnya yang harus hidup diantara para lintah yang suka morotin duitnya itu sambil berjanji tidak akan pernah lagi berurusan dengan lintah -intah darat itu yang sukaaaa sekali morotin duitnya.

Sedangkan Sungjong, ia langsung smirk dengan evilnya dan langsung bersorak penuh kemenangan dalam hati. Akhirnya mangsa jatuh juga kedalam perangkap.

“Oh..ada kok hyung. Mau pulsa berapa?” tanya Sungjong manis. Myungsoo lagi-lagi menelan ludahnya sebelum akhirnya menjawab, “500...rebu..ya?” dengan lirih.

“Oke hyung!!” seru Sungjong gembira. Ia pun mengeluarkan hengpong jadulnya — khusus untuk jual pulsa.

“Bawa mesin geseknya gak? Bayarnya masih sejuta kayak biasa kan?” tanya Myungsoo lemas sambil merogoh saku belakangnya untuk mencari dompet. Dan pertanyaan Sungjong barusan sukses membuat Sungjong bengong.

Pasalnya, Sungjong belum menetapkan berapa harga pulsa yang harus dibayarkan Myungsoo. Padahal, bisa saja Sungjong hanya mematok tarif standar pada Myungsoo. Dan kali ini Sungjong memang akan menetapkan tarif standar pada Myungsoo karena ia sedang tidak butuh uang untuk saat ini--karena tiba-tiba saja seminggu ini ia ditraktir terus menerus oleh Woohyun dan Hoya, hidupnya makmur untuk saat ini sama seperti Sungyeol.

Tapi mengingat Myungsoo sendiri yang menawarinya duit selangit, maka Sungjong tidak akan menyia-nyiakannya.

“Rejeki emang gak kemana-mana~” sorak Sungjong dalam hati. Ia membayangkan dengan uang itu ia bisa membeli singkong lebih banyak dan mengundang yang lainnya untuk datang ke kosnya dan makan singkong rebus bersama.

 

“Bawa kok~” kata Sungjong riang. Ia pun merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah mesin gesek mini. Myungsoo langsung mengeluarkan kartu kredit ‘platinum’nya dan menggesekkannya ke mesin tersebut. Dalam hati rasanya ia ingin berteriak, “KYYAAAKK BYE BYE DUIT!!

Setelah selesai, Sungjong memasukkan kembali mesin geseknya kedalam tas. Ia tersenyum sambil menatap Myungsoo.

“Terima kasih, senang berbisnis dengan anda~” kata Sungjong ‘ramah’. “Silakan dicek pulsanya ya hyung, jika ada perlu lagi, tinggal cari Lee Sungjong saja~” kata Sungjong. Myungsoo hanya menggangguk pasrah.

“Iya deh...sama-sama...” lirihnya.

 

“Bye~” Sungjong pun melambai pada Myungsoo dan berlalu meninggalkan cowow tersebut. Teringat akan sesuatu yang penting, Sungjong kembali mengeluarkan ponselnya, tapi kali ini ponsel yang lebih canggih dan mutakhir. Tangannya bergerak lincah diatas layar touchscreen nya  tersebut. Setelah pesannya selesai, ia langsung mengirimnya ke nomor  Sunggyu. Setelah itu ia kembali tersenyum lebar dan kembali melanjutkan langkahnya.

“Hyung-ah~ hari ni aku dapat rejeki lagi.. Nanti sore kita makan singkong rebus bareng bareng lagi ya hyung-ah~~ ~.~ ohiya, jangan lupa ajak yang lain ya hyung~ pyyong~❤”

 

xxx

 

Sunggyu terlihat mondar-mandir di depan pintu ruang kuliahnya. Ia terlihat muram dan bibirnya tak henti-hentinya bergerak mengucapkan sesuatu.

“Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu, Moga-moga gak ketemu,” ini Sunggyu lagi baca mantra atau apa?

 

“Hyung~!!” dari kejauhan ia mendengar seseorang memanggilnya. Ia menghentikan ritualnya sejenak dan menoleh untuk melihat seekor jerapah Sungyeol berlari kearahnya.

“Ya~ hyung~,” seru Sungyeol  sambil mengalungkan lengannya ke bahu Sunggyu.

“Napa?” tanya Sunggyu muram. Sungyeol hanya terkekeh dan memperlihatkan benda yang ada digenggamannya.

“JJaanngg~!!!! Lihat nih hyung! Kok muram sih? Lihat gambar hot Myungsoo ini pasti bikin hyung ceria lagi kok, dijamin!” seru Sungyeol sambil mengembangkan lebar-lebar didepan mata si sipit itu photobooknya Myungsoo  yang entah kenapa bisa ada di tangan Sungyeol dan entah kenapa juga masih terlihat blur dimata Sunggyu

Mengetahui fakta bahwa Sungyeol juga memiliki photobook laknat tersebut, Sunggyu langsung masang tampang males.

“Cepet lu singkirkan benda itu dari gue sebelum gue meledak...” gumam Sunggyu evil.

Sungyeol terkekeh jahil. “Akakakakakakkkkk~ ceilah~ sok mau meledak, sejak kapan hamster kampus ini bisa jadi monster kampus?” goda Sungyeol. Sedetik kemudian terdengar jeritan yang memilukan hati dan menggetarkan sukma dari makhluk bernama  Lee Sungyeol tersebut.

 

“Saakiittt hyung~.... “ rintih Sungyeol saat Sunggyu berhasil lepas darinya. Tapi Sunggyu tau Sungyeol hanya manja saja. Ia merasa saku celananya bergetar.

Sunggyu merogoh saku celananya dan mengeluarkan hape mito kecenya. Sebuah pesan masuk dari Sungjongie~❤

“Hyung-ah~ hari ini aku dapat rejeki lagi. Nanti sore kita makan singkong rebus bareng-bareng  lagi ya hyung-ah~~ ~.~ ohiya, jangan ajak yang lain ya hyung~ pyyong~❤”

 

Sunggyu tersenyum manis saat membaca pesan dari Sungjong tersebut. Sunggyu terlalu sibuk membuat pesan balasan untuk Sungjong  sehingga tidak sadar akan apa yang ada di depannya.

“Hyung~ awass!!” jerit Sungyeol berusaha memperingatkan.

Namun, apa daya. Sungyeol belum beruntung. Begitupun dengan Sunggyu. Karena tidak melihat jalan, ia jadi bertabrakan dengan seseorang yang sialnya adalah Kim Myungsoo, si pangeran kampus.

Sunggyu hampir jatuh jika seandainya tangan kekar dan berotot milik model yang baru terkenal itu tidak terulur menyambut sang hamster.

“Gwaenchana?” bisik Myungsoo sok seksi dan sok khawatir.

Sunggyu shock

Sungyeol mangap

 

Myungsoo menatap dengan ganteng pada hamster tibet imut dihadapannya itu.

 

 

Sunggyu shock..
 


 

Sunggyu shock...

 

 

Sunggyu shock... #musti lu ulang thor? -_-

 

Untung matanya masih tetap di ukuran normal. Sambil menjerit kenceng layaknya tupai yang lagi mating season, Sunggyu berusaha melepaskan diri dari dekapan si monster tamvan Kim Myungsoo.

“Kyyaak~aakk~!!!” 

“Tunggu.... Princess...” desah Myungsoo yang terlihat merana begitu Sunggyu pergi dari dekapannya. Myunglebay mode on.

“Gak! Menjauh lu! Jauh-jauh dari gue! Jangan deket-deket  gue dalam radius 10 kilo!!” jerit Sunggyu frustasi sambil menggaruk-garuk badannya alergi.

“10 kilo? Itu kejauhan princessku sayang..” kata Myungsoo bingung dan Sungyeol lantas ngakak kenceng sampai mencret begitu mendengar panggilan sayang dari Myungsoo yang  ditujukan untuk Sunggyu barusan.

Sunggyu mukanya langsung merah. Sambil menahan boker malu ia berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak menjambak rambutnya sendiri saking frustasi dan alerginya ia akan makhluk bernama Kem Meongsu itu.

“Gak mau tahu! Lu tu kayak radiasi nuklir bagi gue yang musti gue hindari!” seru Sunggyu kalap.

“Tapi, gue bagaikan radiasi nuklir yang siap menularkan cinta pada hyung, kan?”

 

“Lu pasti belajar ngegombal dari Woohyun ya? = __ = “ Sunggyu langsung males mendengar gombalan cap pete dari Myungsoo barusan. Layaknya musang yang ketahuan nyolong ayam, Myungsoo dengan malu-malu berkata, “ehhehe.. Kok tahu hyung?”

“Ya iyalah gue tau! -_- tiap hari gue digombalin sama Woohyun terus...” curhat Sunggyu

 

Myungsoo tersentak. Bagaikan dihantam bergepok-gepok duit, Myungsoo langsung merasa sakit begitu tahu ternyata gombalan yang ia pakai — yang ia dapat dari Woohyun — ternyata bekas semua... -_-

Terlebih ternyata Woohyun juga sepertinya sudah memakai semua kalimat gombalan yang ada di dunia ini pada Sunggyu. Sehingga serigala tibet itu pun menjadi kebal dan sudah terbiasa dengan macam hal yang namanya ‘gombalan’

Tapi yang paling membuat Myungsoo shock adalah fakta bahwa ternyata Woohyun selama ini ngengombali Sunggyu tanpa sepengetahuannya! (emang perlu dikasih tau segala? -_-)

“Apa ini...? Apa jangan-jangan Woohyun hyung juga ngincer princess gue? Ah! Tapi gak mungkin kan Woohyun hyung tega ngebohoning gue? Ah tapi..tapi..tapi..tapi..tapi..”

Myungsoo sibuk ber’tapi-tapi’ an

“udah... Sekarang lu cepet enyah dari hadapan gue! Gue alergi liat lu dari deket! Tapi inget lu musti jaga jarak 10 kilo dari gue!” Sunggyu mengibas-kibaskan tangannya dengan maksud mengusir kearah Myungsoo.

“Padahal gue udah baca mantra tadi =_=” rutuk Sunggyu. Lho? Jadi tadi itu Sunggyu beneran lagi baca mantra? ._.

Sunggyu pun berbalik pergi meninggalkan Myungsoo yang masih dilema dengan banyaknya kata ‘tapi’

“Yuk Yeol, lu ikut gue ke rumah,” kata Sunggyu sambil berlalu melewati Sungyeol.

“He? Ngapain hyung?” tanya Sungyeol.

“Sungjong mau traktir kita,” jawab Sunggyu singkat yang disambut dengan cengiran lebar dari Sungyeol.

“Okehh hyung~!” soraknya kemudian ikut mengekor dibelakang Sunggyu.

 

Sepeninggal Sunggyu-Sungyeol....

 

“Tapi..tapi..tapi..tapi..” Myungsoo masih berkutat dengan banyaknya kata ‘tapi’

“...tapi..tapi..eh? Mana Sungyeol-hyung? Kok ngilang sih?! Aduh kan gue niatnya mau minta tolong anterin gue pulang~! >_<  tapi diluar dugaan malah ketemu ama hemster pujaan gue~!! Aakhhh MAMA TRUS GUE PULANG PAKAI APAAAAAAAA?!?!?!” jerit Myungsoo dengan machonya.

Myungsoo lagi-lagi dilema.

 

xxx

 

“Jadi, sekarang kita ngapain nih?”

Sungjong menatap satu persatu pada cacing-cacing lapar yang menggeliat dihadapannya dengan ekspresi datar. Mereka berenam duduk melingkar di ruangan yang sempit itu. Kesannya mereka kayak lagi ngadain acara syukuran (atau ta’ziah?) dengan  ekspresi datar. Suram.

“Mungkin lebih baik kalau pintu sama jendelanya dibuka kali ya?” WH

“Iya nih, dari tadi kek, pantesan panas banget disini..” SY

“Panas apa suram?” DW

“Hoya-yah, lu pakai parfum apaan sih? Kok baunya bangsat banget?” SG

“Gue dapet bonus dari majalah nih, hyung. Mumpung gratis ya pake aja lagi... Dongwoo-hyung mau make juga?” HY

“Laper nih~ lapeerr~~~” SY

 

Sungjong lantas menghela napas. Perlahan ia bangkit berdiri dan mengambil nampan berisi sepiring singkong rebus, secangkir kopi, segelas jus stroberi, tiga cangkir teh lemon, dan segelas jus jeruk.

“Singkong ama minumannya udah siap nih,” kata Sungjong. Kelima cacing imbisil itu menggeliat gembira dan langsung menyerbu nampan.

 

“Ya! Ya! Ya! Pliz behave dikit napa?! Sunggyu-hyung! Hyung yang paling tua behave la..  Woohyun-hyung itu kopi, hyung mau jus stroberi kan? Sungyeol hyung!! Hati-hati nanti bisa tumpah semuanya!! Ya...!! aAARGHHHH!!!” Sungjong menggeram frustasi melihat tingkah kelima onggok daging tak tau manner itu.

 

Setelah beberapa saat, ketika suasana kembali kondusif(?), Sungjong melihat kelima hyungnya sudah duduk dengan tenang di tempat masing-masing. Sunggyu dengan  cangkir teh lemonnya, Hoya dan Dongwoo asyik bercerita sambil nge-teh sariwangi, Sungyeol dengan kopi hitamnya, Woohyun dengan jus stroberi dan kartun Doby & Disy-nya di tipi, dan Sungjong sendiri dengan jus jeruknya.

Dalam sekejab, singkong rebus bikinan Sungjong sudah ludes ke dalam lubang-lubang hitam penuh asam lambung milik hyung-hyungnya tersebut.

Btw, mereka sebenernya sedang mengadakan acara klub di kos Sungjong.

Acara klub apaan?

 

Well, sebenernya mereka berenam adalah anggota dari klub Singkong rebus ternama di kampus mereka.

 

Klub Singkong Rebus?

 

Yep. Kalau di Jepang ada klub minum teh, kenapa di ff ini gak boleh ada klub Singkong Rebus?

Ketua sekaligus founder dari klub aneh ini tentu saja tidak lain tidak bukan dan bukan begitu/? adalah Sungjong sendiri. Awalnya karena kecintaannya pada Singkong dan makanan rebusan yang murah meriah, ia pun mengusulkan kepada rektor kampus untuk mengizinkannya membentuk klub pecinta singkong rebus tersebut.

Dan, sang rektor tentu saja memberi izin karena ternyata beliau juga pecinta dari singkong. Namun sayang peminat dari klub gak jelas tersebut sangat sedikit, itupun anggotanya hanyalah Sungjong dengan kelima hyung-hyungnya yang tercinta. Sebenernya, klub singkong rebus binaan Sungjong ini kalah saing dari klub sebelah yang terdiri atas cowo-cowo BERKILAU. Cowo-cowo berkilau ini mendirikan klub lontong, yang cukup femes di area kampus, mengakibatkan klub singkong rebus kalah pamor.

Btw, kenapa kita jadi ngomoning klub singkong dan klub lontong?

. . . . .

 

Sungjong terpaku menatap jus jeruknya. Ia termenung memikirkan seorang makhluk berjenis kelamin pria yang mengaku setampan dewa itu, siapa lagi kalau bukan Kem Mweongsu. Ia berpikir apakah tidak apa ia mematok duit pulsa sejuta dari Myungsoo mengingat sepertinya ekspresi Myungsoo sedang tidak bagus saat Sungjong menemukannya sedang dalam proses penyatuan dengan dinding lorong.

“Apa tidak apa-apa ya...” gumam Sungjong.

 

“Hyun-ah, nonton apaan?”

Sungjong melihat Sunggyu menggeliat erotis kearah Woohyun yang sedang nonton kartun kesayangannya dengan syahdunya.

“Lagi nonton kartun, hyung~” jawab Woohyun sambil meneguk jus stroberinya. Si serigala tibet jadi-jadian itu segera menempel ke pundak Woohyun saat ia berada didekatnya. Layaknya lalat yang terperangkap diatas lem super, susah untuk dilepaskan.

Sungjong tertegun. Ia memikirkan rumor yang beredar di kampus soal Myungsoo yang naksir abis sama Kim Sunggyu. Tapi saat ia melihat Woohyun dan Sunggyu yang nampak mesra sekali menonton Doby & Disy, ia lebih tertegun lagi, jika ia seandainya bisa lebih tertegun lagi(?)

Sungjong berpikir sebentar

 

Kemudian tersenyum tipis kearah dua onggok daging didepan tipinya tersebut, sebelum akhirnya menempelkan gelas jus jeruknya kebibirnya.

 

 

“Well, sedari awal, he doesn’t stand a chance...”

 

 

xxx

 

 

Meanwhile, Myung. . . . .

“Huhuhuee mammmaaaa~~ gue pulang pakai apa? Pembantu dirumah pada gak ada yang ngangkat telepon... Sungyeol-hyung kemana... hiks..hiks.. Huwaaaaaaa~~  ㅠㅠ ㅠㅠ ㅠㅠ ㅠㅠ

Poor Myungsoo... .__.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
sorry to everyone whose subscribe this crack-fail fic ;; ily gaise ❤

Comments

You must be logged in to comment
BrigitaStevany #1
Chapter 3: Ngakak yalord LOL oemji meongsu :v
BrigitaStevany #2
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
BrigitaStevany #3
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
diniazakee #4
Chapter 3: Love Author ♡♡♡ FF nya penghilang stress sekaleee
Dan...
Aku baru sadar, ff jni di publish 2 tahun yg lalu -_- (dibaca gak ya komen ku ini .-. ?)
Terima kasih, author, tapi aku bukan orang minang jd gak ngerti arti dr dialog b.minang
Love love!! Tetep cinta sama Infinite ya author ... ♡♡♡
(Lanjut nyari ff woogyu lagiii....!)
diniazakee #5
Chapter 1: Author ku sayang (muntah pun gak papa hehe), terima kasih sudah mengisi liburanku dengan ff Infinite ini, maaf sksd
mau bilang aja, Myungsoo memang tamvan, tapi Hamster Piaraan Kampus lebih menawan wkwk
Aku lanjutin dulu bacanya ya Author.... bye bye
Hamstree #6
Chapter 3: Ya Alloh club singkong rebus !!!!!
sungshines #7
Chapter 1: hamster piaraan kampus
akitou
#8
Chapter 3: demi apa .... meskipun bhsny campur aduk i like it. pst.... kurang ngerti bhs minangny
shin-pads
#9
Chapter 3: Adoooh perut guaaaaa...

INI EPIC LAH. EPIC. EPIC.

Sukses menistakan seorang Myungsoo ㅋㅋㅋ

Daebak!
mowmow33 #10
Chapter 3: Sumpah thor aku nyesel baru baca sekarang. KENAPA.
Haha myungsoo ngejomblo ajha sini sama eneng~ :* /kedipkedip sekshi/