chapter 1

Gue Kim Myungsoo

wahahaha! mian gais saya lupa belum ngepost ffnya xD baru nyadar kalau chapternya belum saya post so gomenasai lovely reader-deul *bow*
kalau typo berkeliaran mohon maafkan saya karena saya hanya manusia biasa yg gak bisa ngetik 10 jari dengan sempurna *bow lagi*
dan gomen lagi kalau foreword sama yg di chapternya ini beda ya karena terlalu ancurnya ff ini ceritanya jadi ngelantur kemana mana mohon maafkan
so, enjoy~^-^)/

edited 10/15/2015


 

-Gue Kim Myungsoo-

1

Namanya Kim Myungsoo. Terdengar ganteng bukan? Tapi author tidak akan langsung menaruh kata ‘The End’ disini. Karena cerita belum selesai. Kim Myungsoo ganteng, terus kenapa? Masalah gitu?

Kim Myungsoo itu emang ganteng. Muka oke, bodi juga oke. Siapa yang gak klepek-klepek coba, kalau tiba-tiba Myungsoo melirikmu dengan tatapan-gue-ganteng(kan?). Myungsoo itu pikirannya sulit ditebak. Misterius, itu kata fansnya. Tapi bagaimana  kalau sebenarnya Myungsoo cuman lagi blank? Tampang kece, tapi kalau pikiran lagi kosong, fans mana yang akan beranggapan kalau Myungsoo lagi bengong aja ganteng?

Atau jangan-jangan Myungsoo lagi mikirin malem nanti makan apa? Bobok dimana? Di kasur, di soffa, atau di bathtub? (Nah lho?)

Tak ada yang bisa menebak isi pikiran Myungsoo. Dan kemisteriusan(?) itu sudah cukup membuat para cewek — termasuk cowok — semriwing. Yah, bahkan cowok pun fans padanya. Mungkin mereka ingin seperti Myungsoo yang-punya tampang-atau mereka cuman berharap (sedikit-banyak(?)) Myungsoo akan suka pada mereka(?!)

Oke, kita putuskan, Myungsoo emang cowok ganteng abad ini.

Siapa yang tahu kalau Myungsoo juga ternyata seorang model? Tak ada yang tahu. Myungsoo sepertinya punya bakat untuk jadi model.

Myungsoo yang baru turun dari mobilnya aja kelihatan kece pake kacamata item. Myungsoo yang baru keluar dari toilet aja masih kelihatan modis — meskipun tisu toilet masih nyangkut dicelana. Myungsoo yang abis kena ciprat saus aja masih kelihatan stylish. Bahkan pas Myungsoo jatuh pun masih kelihatan fahionista. Benar-benar STAR Model.

Gaya jalan Myungsoo pun layaknya model kelas dunia. Kaki kiri, Kaki kanan dengan langkah satu-dua, satu-dua tak lupa dengan ‘ Manner’ saat berjalan. Kece abis. Myungsoo, saking betul-betul mempertahankan gaya jalannya itu dengan baik, berakibat ia tidak melihat jalan dengan baik. (Apa karena terlalu ngerasa ganteng kali ya?) akibatnya…

. . . 

Brukh..!

(Oh! Apa yang terjadi?) #narasi author.

“Gwaenchana?"

Myungsoo menahan napas dramatis dan menatap dengan manis pada malaikat penyelamat yang sudah menangkap tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai. Andaikan ada nada dentingan piano dan petikan gitar seksi yang muncul ditambah dengan latar bunga-bunga mawar yang beterbangan + warna pink dimana-mana, orang-orang pasti beranggapan sedang ada adegan romens antara Myungsoo dengan si stranger. Myungsoo dengan Princess berkuda putih yang sampai detik ini masih melingkarkan lengannya dibahu Myungsoo.

Tapi bukan. Si Stranger ini bukanlah Princess berkuda putih yang Myungsoo bayangkan. Tapi Prince berhamster coklat(?) Sunggyu – si hamster piaran kampus – menyipitkan matanya menatap Myungsoo, Aksi Sunggyu barusan merusak fantasy gila Myungsoo dan membuat semua alunan musik, bunga mawar dan warna pink menghilang saat ia mengangkat Myungsoo berdiri.

“Kau tidak apa-apa kan?” Sunggyu kembali bertanya dan kembali menyipitkan matanya yang memang sudah sipit itu pada Myungsoo. Myungsoo mangap-mangap sok seksi, sok salting dan kikuk. Dengan gugup dan sok manis menggaruk telinganya yang tidak gatal.

(Ada apa ini?) #narasi author.

“Aku baik-baik saja, hyung. Emm… Go.. gomawo sudah menolongku..” Myungsoo menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah dan bicara dengan suara(seksi)pelan yang bikin setiap orang yang mendengarnya jadi gemes, lemes, jeles, pengen nge-las(?)

“Hmm.” Sunggyu tersenyum. Matanya melengkung indah. Namun senyuman itu langsung berganti dengan tampang datar. “Pergi dulu ya,” Kata Sunggyu dan ia pun berlalu secepat kilat meninggalkan Myungsoo yang melambai pelan pada Sunggyu.

Senyuman Sunggyu barusan, biarpun cuma sebentar,tapi bagi Myungsoo yang merekam betul senyuman Sunggyu dalam benaknya, rasanya seperti bermilyar-milyar abad. Oke, ini lebay. Myungsoo makin suka padanya.

Jadi, Pangeran kampus kita ini naksir Kim Sunggyu?

 

xxx

 

“Hyung… kenapa lari-lari? Dikejar-kejar ama om-om ya?” tanya Sungyeol saat ia melihat Sunggyu memasuki kantin dengan wajah pucat. Membuatnya nampak lebih tua 100 tahun/eh

Dongwoo, si mahasiswa abadi – yang skripsinya sampai sekarang belum selesai-selesai dan tiap kali ditanya soal skripsinya, selalu mengalihkan pembicaraan – mengangkat wajahnya untuk ikut melihat Sunggyu.

“Ya! dikejar-kejar om-om maksud lo?!” seru Sunggyu sambil mendudukkan dirinya disebelah Dongwoo. Sungyeol terkekeh melihat ekspresi Sunggyu – seperti hamster kalap. “Hihihi… Mian hyung. Habisnya, kalau aku bilang Sunggyu hyung dikejar tante-tante, jadi gak asik kan? -_- “ kata Sungyeol. Sunggyu memberikan ekspresi paling males yang ia bisa pada Sungyeol sedangkan Dongwoo layaknya mesin, ketawa ngakak non-stop.

“Ya! jangan ketawa!” Sunggyu menggebrak meja dan menyentuhkan jemarinya kebelakang leher Dongwoo. Mencari dan menekan tombol Off pada Dongwoo. Seketika tawa Dongwoo pun berhenti/?

“Jadi, siapa si Om yang beruntung ini?” goda Sungyeol lagi. Sunggyu mendengus keras begitu teringat lagi pertemuannya tadi dengan si pangeran kampus yang naksir berat padanya.

Melihat ekspresi Sunggyu, Sungyeol sudah bisa menebak siapa. Ia pun terpaksa bersusah payah menahan senyum dan tawanya jika tidak ingin ditabok Sunggyu.

“Si Myungsoo lagi, ya?” tebak Dongwoo. Sunggyu mengangguk antusias. “Dia gak pernah berhenti gangguin gue!” seru Sunggyu.

“Ya hyung… itu karena dia naksir berat padamu, hyung Aww!” Sungyeol memegang kepalanya yang berdenyut sehabis ditempeleng Sunggyu. “Appo~..”

“Naksir maksud lo?” seru Sunggyu. “Dia suka sama elu, hyung!” jerit Sungyeol.

“Tapi gue gak mungkin suka sama dia! Gue ini normal! I’m Straight Maann! Helllooo … hari ginih kok bisa ada cowok naksir guweh?” racau Sunggyu frustasi.

“Terimalah kenyataan hyung.. mungkin suatu saat nanti, hatimu akan terbuka dan mau menerima Myungsoo…” Dongwoo memulai petuahnya.

“Gak mungkin!” seru Sunggyu.

“Aishh.. hyung.. hyung..” Sungyeol menggeleng-gelengkan kepala geli.

Sunggyu hanya tidak tahu saja kalau karma itu berlaku.

“Gue ini normal, normal! Gue suka cewek!” seru Sunggyu.

“Kalau hyung bilang hyung normal... kenapa hyung sering jalan bareng Woohyun?”

Dan ucapan Dongwoo barusan sukses membuat Sunggyu speechless. Dilihat dari tampangnya, Sunggyu seperti keselek biji durian. Dongwoo tersenyum miring apalagi Sungyeol dengan senyuman mautnya. Sunggyu menelan ludah kemudian nyengir kuda. Kesannya ia seperti kepergok menghamili hamster orang /ga

“Eh.. itu kan.. itu karena tugas kuliah gue dan dosen yang menempatkan  kami sekelompok bersama untuk penelitian… Emm.. Gak usah natap gue kayak gitu juga keless!” Sunggyu menggebrak meja kesal. Sungyeol dan Dongwoo tersenyum 1000 makna pada Sunggyu yang makin membuat si hamster pemarah ini frustasi (kalap?)

“Aish.. terserah!” Sunggyu melipat lengannya di dada dan membuang muka dari dua sahabat curutnya itu

“Mm.. yeol? Baydewey, bukannya lu ada jadwal ngojek hari ini?” Dongwoo tiba-tiba bicara memecah kesunyian diantara mereka bertiga. Sungyeol terkejut dan menepuk keras jidatnya.

“Oiyak! Lupa’!” serunya.

“Cepetan.. ntar si pangeran kampus keburu capcus duluan. Mangsa lu ilang deh yeol..” kata Dongwoo. Mengetahui maksud perkataan Dongwoo barusan, Sunggyu memutar matanya malas. Sedangkan Sungyeol nyengir lebar.

“Hehehe… pergi dulu ya~” Sungyeol pun berlalu dari hadapan dua hyungnya tercinta.

Fakta bahwa Sungyeol ngojek, itu memang benar. Ngojek adalah pekerjaan sampingan di sela-sela waktu kuliahnya. Bahkan Sungyeol bisa ngojek seharian penuh jika sedang tidak ada jadwal kuliah. Dan maksud Dongwoo dengan ‘mangsa’ itu adalah tak lain dan tak bukan adalah tokoh utama kita Kim Myungsoo.

Entah dengan cara apalagi Sungyeol akan membujuk/memaksa namja ganteng itu untuk naik ojeknya, Dongwoo dan Sunggyu tak mau ambil pusing memikirkannya.

“Baydewey... Dongwoo, lu sendiri? Bukannya ada skripsi yang harus lu selesain?” Sunggyu menoleh kearah Dongwoo dan namja itu langsung membuang mukanya dari Sunggyu.

“Akh... Gue ingat, pulsa gue habis. Hyung, gue cari Sungjong dulu ya!”

Dan begitulah, selalu ada beribu alasan bagi Jang Dongwoo untuk mengalihkan topik pembicaraan seputar skripsi. 

“Ya! Kalau gak lu kerjain, kapan wisudanya?!” seru  Sunggyu. Ia menghembuskan napas kesal.

“Hhh... Tinggal gue sendirian, deh,” Sunggyu menghela napas. Ia kemudian bangkit berdiri dan berlalu keluar dari kantin. 

“Kira-kira, Woohyun lagi ngapain ya?”

 

xxx

 

Sekarang, kita kembali ke tokoh utama kita, Kim Myungsoo. Kira-kira sedang apa namja ganteng satu itu? Oh, ternyata ia sedang galau.

Galau?

 

Iya, galau. Apalagi namanya kalau bukan Myungsoo yang sedang jalan seperti orang mabuk dengan jari-jarinya menutupi wajah dengan ekspresi yang mendramatisir sampai-sampai aktor ternama pun kalah akting dari Myungsoo.

Alis  yang dinaikkan, kening yang dikerutkan, dan rintihan pilu yang dibuat-buat layaknya rasa sakit yang teramat sangat, benar-benar ekspresi galau yang sempurna.

Myungsoo juga ternyata berbakat akting...

 

“Apa yang harus kulakukan...? Apa? Apa? Apa!?” rintih  Myungsoo pilu. Oke, ini lebay. Tapi bukan Myunglebay namanya jika tidak lebay(?)

 

“Apa yang harus kulakukan agar pangeran berkuda putihku, Kim Sunggyu, mau melirik padaku?” Myungsoo  mengepalkan kedua tangannya dan membawanya ke depan dada, layaknya orang yang sedang berdoa. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya pilu dengan ekspresi kesakitan yang amat sangat dibuat-buat  kemudian mendesah-sok-seksi sambil menelusupkan jemari-seksi-nya ke rambut dengan gaya-sok-seksi. Ia beranggapan, jika fans-fansnya melihat gayanya barusan, bisa dipastikan lautan manusia akan mengelilinginya.

 

“Sumpah! Makhluk kece dari mana sih ini?!” ratap seorang fans.

“Gelak! Ganteng beeuuttt~~!!” ratap yang lain, sebut saja si X.

“Kim Myung-lebay~~~ beri kami sedikit ketampananmu~~!” sembah seorang fans lainnya.

“Wahai fans-fansku sekalian... Aku tahu, aku ini ganteng. Aku terlahir sebagai namja paling tampan sejagat. Dan aku tidak tahu kenapa aku bisa setampan ini...” Myungsoo menyibak polem (poni lempar)nya dengan jari lentiknya.

“Kalian mau ganteng? Kalian mau cantik? Kalian mau sekshi?” desah Myungsoo sambil meyipitkan matanya seduktif. 

 

Lautan manusia bergolak.

“Minum gantengin... Dijamin kalian akan sekshi, cantik, dan tamvan dalam sekejav!!” Myungsoo muncrat.

Kyaaa~~!! Kim Myung-lebay~!! Beri kami kesekshianmu! Beri kami gantengin!!”

                                  “Myungsoo itu model banget ya.”
                                   “Iya, cocok tuh jadi model. Soalnya kan ganteng banget...”

 

Myungsoo seketika tersadar dari fantasi gilanya — dikelilingi oleh lautan fans.

 

Myungsoo menoleh pada dua anak manusia berjenis kelamin wanita itu yang berselisih jalan dengannya diseberang lorong.

 

“MODEL?!” bisik Myungsoo sok-mendramatisir dengan muka di zoom in zoom out.

 

“Itu dia!” seru Myungsoo senang. Seolah ada  lampu petromax  diatas kepalanya yang bersinar terang. Wajahnya berbinar-binar dan matanya bercahaya. Ia berjanji akan berterima kasih pada dua yeoja malang yang tidak tahu apa-apa itu atas ide brilian mereka.

“Okeh! Berarti, untuk menarik perhatian pangeran Kim Sunggyu-ku, aku harus jadi model! Bila aku jadi model, semua mata pasti akan menatap padaku, bahkan Sunggyu-hyung pun pasti akan melirikku!!” Myungsoo pun mulai daydreaming.

“Aku harus jadi model. Tapi aku butuh fotografer yang berkualitas tentunya. Wajah tampanku ini tentunya harus bisa dicapture oleh kamera beresolusi tinggi dan diambil dari berbagai sudut dan angle yang berbeda...”

 

Btw, sudut dan angle itu sama aja bukan? ._.

. . . .

“Aku butuh fotografer yang berkualitas dan profesional. Tapi siapa hmm..?” Myungsoo meletakkan telunjuk dan jempolnya di dagu.  Membuat gestur sosok ganteng yang sedang berpikir. Sebuah senyuman misterius tercipta diwajah gantengnya.

“Ah~... Aku tahu siapa...” Myungsoo tersenyum seksi sambil meletakkan telunjuk dan jempolnya membentuk tanda centang dibawah dagunya. Senyuman Myungsoo tepatnya disebut senyuman upil eh salah senyuman evil~  tapi masih ganteng kok. Gwaenchana hahaha

 

“Muhhh...huhuhuhuhuhu~~~ Nam Woohyun....”

 

xxx

 

Woohyun a.k.a Nam Woohyun tiba tiba saja bersin dan merasa sekujur tubuhnya semriwing. Ia meletakkan kamera SLR nya diatas kusen jendela dan mengusap-ngusap lengannya dengan cepat.

“Hiii.. Gue kenapa ini? Kok feeling gue gak enak ya?” kata Woohyun sambil goyang-goyang gemetaran.

“Nape hyung?” Hoya tiba-tiba nongol.

“Oh, elu Ya’. Gak kenapa-napa kok. Cuma tiba-tiba gemetaran ama bersin-bersin aja,” jawab Woohyun.

 

“Berarti ada yang lagi ngomongin hyung nih...” kata Hoya. Woohyun menaikkan kedua alisnya dan kembali mengalungkan kameranya ke lehernya.

“Siapa yang lagi ngomongin gue?” tanyanya. Hoya menggaruk dagunya, berpikir.

“Mungkin... Ah! Mungkin itu ibu-ibu di supermarket kemarin yang lagi ngomongin hyung!” seru Hoya tiba-tiba bersemangat(?). “Mereka kan gak kebagian daging kiloan yang lagi diskon 15% kemaren~ trus hyung juga kemaren ngambil wortel sama bawang bombay stok terakhir yang juga lagi diskon 5%!! Padahal tuh ahjumma kemaren juga ngincar itu!” terang Hoya tambah bersemangat(?)

“Iya ya Ya’! Bisa jadi mereka yang lagi ngomongin gue! Lagian salah siapa telat datang kemaren ke supermarket! Padahal kan diskon murahnya cuman sampai jam 5 sore..!” seru Woohyun.

“Hu~uh hyuuung~! Trus katanya juga ada promo siapa cepat dapat diskon tambahan 5%!” tambah Hoya.

“Serius?!! Kok gue gak tau soal yang itu?!?!?!” seru Woohyun.

.   .    .    . 

Dan begitulah seterusnya, percakapan kedua emak-emak ini tak lepas dari ‘diskon’, dan ‘supermarket’.

Itulah Woojumma dan Hojumma.

 

Woohyun adalah seorang fotografer terkenal yang punya skill turunan dari bapaknya yang juga seorang fotografer. Sang Bapak tercinta juga mewariskan sebuah studio foto untuknya didekat kampus. Studio itu sekarang berdiri dengan nama kepemilikan Nam Woohyun. 

Sedangkan sang Abang tercinta yang punya skill memasak turunan dari enyak tercinta, bekerja di sebuah rumah makan padang di dekat kampus, sebagai pemilik sekaligus boss dari rumah makan padang tersebut. Btw, kenapa kita jadi ngomongin abangnya Woohyun?

Maafkan karena telah oot. Author akan kembali ke jalan yang benar...

 

 

Sedangkan Hoya atau Lee Howon atau Lee Hoya, adalah seorang mantan preman kampus binaan Ivan Gunawan yang terkenal sangar dengan gigi taring yang tajam namun seksi menggoda. Yang kalau sudah smirk sering bikin dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswi lupa daratan. Addicted sekali dengan warna ungu. Bahkan bercita-cita pengin punya darah warna ungu dan jangan heran jika stylenya from head-to-toe selalu berwarna ungu. Hoya sendiri adalah sohib setia Woohyun.

Hoya yang terkenal sangar dengan gigi taring-yang-tajam-seksi-menggoda-ini kalau sudah bertemu dengan Woohyun, topik pembicaraan mereka tak lepas dari ‘resep makanan’,  ‘warna ungu’, dan ‘supermarket-mana-yang-lagi-ngadain-diskon-murah’

Seperti sekarang ini, dimana Hoya tidak henti-hentinya mengompori Woohyun tentang kemungkinan yang sedang membicarakan Woohyun adalah para ahjumma-ahjumma itu. Padahal kenyataannya yang sedang membicarakan Woohyun adalah Myungsoo.

Biarlah, yang bodoh tetaplah bodoh /eh

 

“Oiya hyung, si pangeran kampus, Kim Myungsoo itu sedang mencarimu lho tadi,” kata Hoya. KENAPA.LO.GAK.NGOMONG.DARI.TADI?  Akhirnya namja sangar-dengan taring tajam menggoda-itu pun punya niat juga untuk mengganti topik pembicaraan.

Woohyun menoleh kearah Hoya dan menaikkan sebelah alisnya.

“Ngapain? Mau nembak gue?” tanyanya.

“Gak mungkin lah hyung =_= Semua orang tau, Kim Myungsoo itu naksir berat sama Kim Sunggyu,” jawab Hoya.

“HAH? SUNGGYU?”

“Iya hyung. Hyung gak tau ya? ._.”

“...nggak sih. Trus ngapain Myungsoo nyariin gue?”

“Gak tau hyung..”

 

Woohyun memiringkan kepalanya. Kemudian menghela napas pelan.

“Udah ah. Ke rumah gue yuk? Gue punya resep brownies blueberry lho~” kata Woohyun. Hoya tersenyum lima jari. Memperlihatkan deretan rapi gigi putihnya dan juga taring-yang-tajam-menggoda-miliknya itu.

“Mau hyung, mau!” angguk Hoya antusias layaknya anak kecil yang kegirangan sehabis dikasih permen sama ahjussi pedo tak dikenal.

 

Dan mereka pun berlalu menuju parkiran dimana mobil Hoya yang berwarna ungu ngejreng terparkir. Saat mereka tiba di parkiran, mereka melihat Sungyeol celingak-celinguk di parkiran.

“Ngapain Yeol?” tanya Woohyun. Sungyeol terkejut dan menoleh kebelakang. Ia melihat Woohyun dan Hoya  tengah menatapnya dengan curiga. Sepertinya mereka berdua sudah tau dan melihat apa yang Sungyeol lakukan. Ia hanya nyengir kuda dan meletakkan perkakas bukti kejahatannya di samping mobil MYUNGSOO.....

 

“Eh, Woohyun-hyung, Hoya-hyung. Mau pulang ya?” Sungyeol mencoba berbasa-basi. Woohyun dan Hoya menggangguk. Semua orang kenal dengan Sungyeol. Namun yang kenal betul dengan tabiat buruk Sungyeol yang suka melobangi ban mobil Myungsoo itu, hanya mereka-mereka yang dekat dengannya saja.

Btw, melobangi ban mobil Myungsoo?

Itu sudah biasa Sungyeol lakukan hanya agar ATM berjalannya, Kim Myungsoo, mau menaiki ojeknya.

 

“Oh, silakan kalau begitu..” Sungyeol mundur dan mempersilakan Woohyun untuk berjalan kesampingnya. Sungyeol menepuk-nepuk mobil ungu ngejreng milik Hoya tersebut yang ternyata letaknya tepat disamping mobil sedan mewah milik Myungsoo.

“hati-hati dijalan hyung~~~❤” Sungyeol melambai begitu mobil Hoya keluar dari parkiran. Ia pun melirik perkakasnya dan kembali memulai aksi bejatnya(?) membuat bocor ban mobil Myungsoo.

Memang sudah jadi kebiasaan seorang Lee Sungyeol untuk melobangi ban mobil Myungsoo. Hal itu bermula semenjak beberapa bulan yang lalu, saat Myungsoo kebelet pengen pulang eh ternyata mobil mewahnya entah kenapa ngambek ditengah jalan.

Myungsoo yang kalap dan panik pun blingsatan. Mau pulang pakai apa. Para supir dan pembantunya tercinta juga tak ada yang ngangkat telepon darinya. Tau bener tuh tuan muda lagi kesusahan. Dan mereka pun kompakan gak mau menjawab telepon dari Myungsoo.

Sekali-kali biarin tuan muda mereka kesusahan napa?

Disaat Myungsoo mau nangis itu, munculah sang malaikat penyelamat (atau mungkin malaikat maut?) Lee Sungyeol yang sepertinya melihat Myungsoo tengah kesusahan dan bersedih hati, kesulitan, tersesat dan tak tau arah jalan pulang(?)

Melihat kedatangan malaikat maut penyelamat itu, Myungsoo pun gembira bukan kepalang, apalagi saat Sungyeol menanyakan ada apa gerangan yang terjadi padanya. Myungsoo dengan polosnya dan tak curiga sama sekali, menceritakan semua yang ia alami pada Sungyeol, sang malaikat penyelamatnya itu.

Sungyeol tentu saja pada akhirnya menemukan mangsa yang bisa ia porotin sejadi-jadinya. Dengan senang hati Sungyeol menawarkan ‘tumpangan’ pada Myungsoo dengan jaminan aman, selamat, sampai tujuan. 

Myungsoo yang percaya beibeh itu pun menerima tawaran tersebut dengan penuh suka cita. Ia terus mengucap syukur karena akhirnya bisa pulang dengan selamat. Namun, ia langsung menyumpah serapah sesampainya di rumah, ketika Sungyeol menagih ongkos ‘tumpangan’ tadi. Dan tak tanggung-tanggung Sungyeol minta bayaran sejuta. Ia mengerti betul keadaan ekonomi dari dompet seorang Kim Myungsoo yang punya kira-kira lima buah dompet mahal dan tebal itu.

Mau tak mau dengan bodohnhya, akhirnya Myungsoo pun membayar ongkos ojek termahal sejagat itu. Ia berjanji tidak akan naik ojek Sungyeol lagi.

 

Namun, bukan Sungyeol namanya kalau ia mau melepas mangsa barunya begitu saja. Maka sejak saat itu jika orang-orang menemukan Myungsoo yang menjerit frustasi di tengah jalan akibat mobil yang mogok atau ban bocor, sudah bisa dipastikan siapa pelaku utamanya yang tak lain dan tidak bukan dan juga tidak begitu adalah Lee Sungyeol yang cekikikan ditempat persembunyiannya dibalik pohon, kemudian datang layaknya pahlawan kesiangan menemui Myungsoo, pura-pura prihatin, dan menawarkannya naik ojeknya, lalu menagih ongkos ojek selangit.

Itu jugalah sebabnya mengapa dihari pertama ia mendapat uang hasil ngojek sejeti dari Myungsoo, ia langsung menghentikan kegiatan ngojeknya selama beberapa hari dan langsung menemui Sunggyu dan Dongwoo, dua hyungnya tercinta. Dan duo curut itu juga entah sama bodohnya (atau polos?) seperti Myungsoo, mau saja percaya pada Sungyeol bahwa itu uang hasil jerih payahnya ngojek. Mereka bahkan dengan senang hati mengajak Woohyun dan juga Hoya untuk menikmati traktiran dari Sungyeol. Tapi setelah tau uang itu berasal darimana, mereka tidak se-excited itu lagi.

Tapi, Sungyeol tidak sekejam itu lagi. Ia tidak lagi sering melobangi ban mobil Myungsoo dengan sengaja. Kadang-kadang ia melakukannya jika ia sedang kesulitan finansial dan butuh uang saja. Seperti saat sekarang ini contohya.

Ia butuh uang untuk makan dan bayar kos dan ia yakin ATM berjalannya akan mau mengisi rekeningnya dengan senang hati.

Sungyeol meletakkan perkakasnya dan dengan bangga menatap hasil karyanya. Ia yakin Myungsoo tidak akan menolak tawarannya kali ini. Dan sekarang, yang masih harus ia lakukan adalah bersembunyi dan menunggu mangsanya masuk perangkap.

 

Dan benar saja, tak lama setelah Sungyeol bersembunyi (dibalik pos satpam) Myungsoo datang dengan tergesa-gesa menuju mobilnya. Myungsoo mengeluarkan kunci mobilnya dan menekan tombolnya. Bunyi ‘pip pip pip’ terdengar bersamaan dengan lampu depannya yang berkedip-kedip. Tanpa curiga sama sekali Myungsoo masuk kedalam mobilnya dan menghidupkan mesinnya. Saat ia mulai menjalankan mobilnya, ia tahu ada yang salah. Saat itulah Sungyeol tersenyum penuh kemenangan.

 

Myungsoo mendesah dengan dramatis dan membanting kepalanya ke stir kemudi kemudian keluar dari dalam mobil.

“Kali ini apalagi?!” gerutunya sambil berjongkok dan memeriksa apa yang salah pada mobil kesayangannya itu yang sudah kasihan dilobangi terus bannya oleh Sungyeol.

“What? Bannya bocor lagi?!” seru Myungsoo frustasi. Dalam benaknya bergema jeritan panjang ‘NOOOOOOOOOOOOO’.

Beginilah tiap hari Myungsoo menjalani kehidupan kampusnya yang penuh dengan mawar bertaburan, dunia yang penuh romansa ah~ sungguh sangat indah sekali  teriakan frustasi. Saat itulah akhirnya pangeran Sungyeol keluar dari persembunyiannya dan memasang wajah tanpa dosa saat mendekati Myungsoo.

“Kenape Myung?” tanya Sungyeol. Mendengar suara Sungyeol yang bak bisikan iblis itu, Myungsoo tau bencana besar akan segera tiba. Dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri. Ia berputar menghadap Sungyeol dan memasang senyum lima jari pada Sungyeol. Berpura-pura ia senang akan kedatangan Sungyeol.

“eh.. Hyung. Gak ah. Biasa, ban bocor,” jawab Myungsoo dengan ekspresi cool yang gagal.

 

‘iya myung, biasa. Ban mobil lu biasa gue bocorin, pikir Sungyeol sambil dalam hati bersorak penuh kemenangan. 

“Trus? Lu kayaknya lagi buru-buru nih?” modus Sungyeol.

 

Myungsoo menelan ludahnya dengan gugup. Ia belum siap keluar duit sejuta untuk Sungyeol namun disatu sisi ia memang sedang terburu-buru dan butuh segera sampai ke tempat tujuan.

Akhirnya karena tak punya pilihan lain — ia tidak  mau naik bus atau angkot karena pasti bakalan pengap, bau, dan banyak pengamennya. Dan ia tidak mau ‘mencoba’ jalan kaki karena ia tahu ia akan mati duluan bahkan sebelum keluar dari area parkir — Myungsoo pun mengangguk sekilas dan menjawab, “Iya nih. Lagi buru-buru,”

Sungyeol tersenyum. “Oh ya? Butuh tumpangan gak?” Sungyeol lagi-lagi modus. Dan Myungsoo bersumpah ia tidak akan pernah bisa lepas dari jerat maut Sungyeol. “Ehm.. Tumpangan? B-boleh deh,” jawab Myungsoo lemes.

Dan entah darimana , Sungyeol sudah siap diatas motornya. Ia mengendikkan dagunya, mengisyaratkan Myungsoo untuk naik. Tapi, sebelumnya Myungsoo menghembuskan napas, “ehm.. Oiya hyung, sejuta kan? gue kirim ke rekening hyung ya nanti,” katanya.

Sungyeol mengangguk senang. Ia menyerahkan helm pada Myungsoo dan bertanya, “Mau kemana nih, Myung?” sambil memakai helmnya sendiri.

Setelah memastikan ia duduk dengan aman dan nyaman dibelakang Sungyeol, Myungsoo pun menjawab, “ke rumah Woohyun-hyung ya.”

“Mwo? Ngapain kesitu?” tanya Sungyeol.

“Gue ada urusan hyung. Makanya bawa aja gue kesana. Gak usah banyak tanya,” jawab Myungsoo.

Sungyeol menghidupkan mesin motornya dan kembali bertanya, “Lu mau bikin foto ktp baru, Myung?”

“Bukan, gue mau bikin foto pre-wed ama Dongwoo-hyung. Yaelah hyung! Ngapain nanya?! Pokoknya ada urusan deh! Ya udah, jalan kalau gitu!” Myungsoo lama-lama kesal juga pada Sungyeol yang suka bertanya itu. Saat motor sudah melaju meninggalkan area parkir beserta mobil kesayangan Myungsoo — yang entah kenapa tiba-tiba olinya bocor (mungkin nangis gara-gara ditinggal Myung kali ya?) —ia mulai bergerak-gerak tak nyaman diposisinya.

“Hyung... Gue saranin, Lu mulai deh bawa mobil,” katanya.

“Kalau gue bawa mobil ntar ongkosnya naik jadi 5 juta yak?”

“Gak jadi deh hyung -_-”

“Eh Myung, baydewey, lu seriusan mau bikin foto pre-wed ama Dongwoo-hyung? Terus Sunggyu-hyung mau lu apain?”

“ ... “

“Myung?”

“!@#$%%^&*())”

“Myung~~??”

“ asdhJKHKLjkdg ”

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
sorry to everyone whose subscribe this crack-fail fic ;; ily gaise ❤

Comments

You must be logged in to comment
BrigitaStevany #1
Chapter 3: Ngakak yalord LOL oemji meongsu :v
BrigitaStevany #2
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
BrigitaStevany #3
Chapter 3: Ya ampun ini ff macam apa
diniazakee #4
Chapter 3: Love Author ♡♡♡ FF nya penghilang stress sekaleee
Dan...
Aku baru sadar, ff jni di publish 2 tahun yg lalu -_- (dibaca gak ya komen ku ini .-. ?)
Terima kasih, author, tapi aku bukan orang minang jd gak ngerti arti dr dialog b.minang
Love love!! Tetep cinta sama Infinite ya author ... ♡♡♡
(Lanjut nyari ff woogyu lagiii....!)
diniazakee #5
Chapter 1: Author ku sayang (muntah pun gak papa hehe), terima kasih sudah mengisi liburanku dengan ff Infinite ini, maaf sksd
mau bilang aja, Myungsoo memang tamvan, tapi Hamster Piaraan Kampus lebih menawan wkwk
Aku lanjutin dulu bacanya ya Author.... bye bye
Hamstree #6
Chapter 3: Ya Alloh club singkong rebus !!!!!
sungshines #7
Chapter 1: hamster piaraan kampus
akitou
#8
Chapter 3: demi apa .... meskipun bhsny campur aduk i like it. pst.... kurang ngerti bhs minangny
shin-pads
#9
Chapter 3: Adoooh perut guaaaaa...

INI EPIC LAH. EPIC. EPIC.

Sukses menistakan seorang Myungsoo ㅋㅋㅋ

Daebak!
mowmow33 #10
Chapter 3: Sumpah thor aku nyesel baru baca sekarang. KENAPA.
Haha myungsoo ngejomblo ajha sini sama eneng~ :* /kedipkedip sekshi/