Brother

Under Ground
MINZY POV

Kini aku tengah berjalan pulang bersama lelaki aneh itu. Kuputuskan untuk bergabung dengannya setelah sebelumnya berpura-pura bodoh dan enggan mengikutinya. Sebenarnya ini adalah dunia yang kuinginkan selama ini. Kehidupan yang sekarang ini tidak menarik, terlalu biasa.

"Minzy, yang tadi menelphonemu tadi polisi bukan?" Dia berkata dengan suara dinginnya tanpa menoleh padaku.

Aku hanya menganggukkan kepala sebagai balasan. Dia ini orang yang tidak biasa, pikirku.

"Dia pasti tadi mengatakan tengah melihatmu dari jauh dan ingin menangkapku, bukan begitu?" Kini dia melirikku walau hanya sebentar.

Aku mengedikkan kepalaku kearah kiri bermaksud untuk memberikan isyarat padanya agar berbelok kearah sebuah rumah, mengacuhkan pertanyaannya. Dia mengerti maksudku lalu ikut berjalan kearah rumah itu. Kuketuk pelan pintunya.

"Sial, mereka ternyata masih mengikuti," Kudengar Luhan menggumam pelan merutuki polisi yang berhasil menemukan dan mengikuti kami sekarang ini sambil membenarkan letak hoodienya.

"Ibu, untunglah kau dirumah. Perkenalkan ini temanku," Dengan cepat aku berkata begitu pintu rumah ini terbuka. Kudorong wanita setengah baya itu masuk kedalam rumahnya sebelum ia berkata yang macam macam.

Luhan segera menutup pintu setelah kami masuk kedalam rumah ini, syukurlah rumahnya sepi.

"Siapa kalian?" Wanita itu menatap kami berdua dengan tatapan bingung. Aku tersenyum manis lalu membungkuk kearahnya.

"Maaf nyonya, kami sedang menghindari penjahat yang tengah mengikuti kami berdua. Sekali lagi saya minta maaf nyonya, kami benar benar ketakutan," Aku membungkuk beberapa kali, syukurlah ekspresi wanita ini sedikit melunak.

"Iya nyonya, maafkan kami. Ijinkan kami bersembunyi disini sebentar saja, hanya sampai mereka kehilangan jejak kami. Sebentaar saja," Luhan tersenyum manis sambil ikut membungkukkan badan. Cih, dia bisa bersikap manis seperti ini? Dasar penjilat.

"Baiklah, silahkan saja kalian bersembunyi disini. Perlu kupanggilkan polisi untuk kalian?" Wanita itu tersenyum kearah kami. Bukan, lebih tepatnya kearah Luhan. Untunglah wajah tampannya berguna disaat seperti ini.

"Tidak perlu nyonya, kami baik-baik saja. Kau bisa kembali melanjutkan aktifitasmu, kami akan segela keluar beberapa menit lagi." Dengan bodohnya wanita itu menuruti perkataan Luhan, ia mengangguk lalu kembali masuk keruangan lain setelah sebelumnya mengucapkan beberapa kalimat tak penting kepada Luhan.

Kulirik Luhan yang masih tersenyum meskipun wanita itu telah pergi. Ia menoleh kearahku lalu merubah senyumannya menjadi seringaian.

"Aku sangat cerdik bukan?" Dia berkata bangga.

"Penjilat," Jawabku cepat.

Aku mengalihkan pandanganku kearah jendela, terlihat tiga atau empat orang yang aku yakini polisi dengan pakaian preman berjalan didepan rumah ini sambil sesekali melongok untuk melihat keadaan didalam rumah yang tentu saja mustahil.

"Itu mereka, mereka mengikutiku sejak kemarin namun kehilangan jejak saat aku mulai membuntutimu tadi pagi." Luhan berkata lalu mengeluarkan handphone miliknya. Entah apa yang ingin dia lakukan.

"Aku tahu," Hanya tanggapan singkat dariku, sebenarnya tak perlu ia jelaskan aku juga sudah mengerti.

Ini seperti de javu, kejadiannya sama dengan tadi sore saat aku menghadang Luhan di gang kota. Bedanya sekarang keadaannya lebih gawat, aku sekarang sedang bersama buronan polisi.

"Minzy, aku telah menelfon anak buahku. Kita bisa keluar lewat belakang, mereka telah menunggu disana." Luhan kembali memasukkan handphonenya, rupanya ia tadi menghubungi anak buahnya.

Setelah berbasa basi hanya Luhan- dan mengucapkan terima kasih kepada wanita pemilik rumah, kami segera keluar lewat belakang dan melanjutkan perjalanan menggunakan mobil milik Luhan yang telah terparkir disana entah bagaimana.

LUHAN POV

"Sekarang kemana?" Setelah kami hanya terdiam didalam mobilku akhirnya gadis ini berbicara juga.

"Ketempatku, lebih baik mulai sekarang kau tinggal ditempatku." Dia bahkan tidak melihat wajahku saat berbicara, menarik.

"Tidak. Kurasa lebih baik aku tetap tinggal dirumahku." Gadis ini masih saja bersikeras.

Kulambatkan laju mobilku lalu menengok sebentar kearahnya.

"Hey, kau tahu pekerjaan kita bukanlah pekerjaan gampang bukan? Kau harus tinggal didekatku agar lebih mudah. Lagipula tempatku jauh lebih baik dari tempatmu sekarang. Oh ya masalah imbalanmu, imbalanmu akan cukup untukmu hidup mewah seumur hidup." Dia menatapku sekilas, lalu kembali melihat kedepan. Kupercepat laju mobilku ditengah jalanan kota yang masih cukup ramai.

"Jika aku tidak membusuk dipenjara terlebih dahulu." Aku sedikit tertawa mendengar jawaban ketusnya.

Minzy kembali memandangku lalu tersenyum tipis.

"Kau bisa tertawa? Kukira hanya kekehan atau seringaian saja yang bisa kau tunjukkan." Kurang ajar, bocah ini malah meledekku.

Kutepikan mobilku lalu menghentikannya. Minzy sedikit terkejut melihat tindakanku, dahinya berkerut ketika dia mengalihkan pandangan tajamnya kearahku.

Perlahan aku beranjak mendekatkan tubuhku kearah Minzy. Ekspresinya langsung berubah. Mata tajamnya sedikit membesar dan punggungnya semakin menempel kearah pintu mobil disisi kirinya.

"Aku tampan bukan?" Aku berkata dengan sangat pelan dengan senyuman andalanku. Dia hanya mengerjapkan matanya cepat.

"Menyingkirlah," Tanpa kuduga dia mendorong tubuhku dengan cukup keras. Hahaha aku berhasil mengusiknya. Siapa yang menyuruhmu menggodaku huh?

-Skip-

"Minzy, ikut denganku. Aku akan menunjukkan ruanganmu," Begitu sampai dirumahnya ia langsung melemparkan kunci mobil kepada seorang pesuruhnya. What the hell? Lelaki itu mempunyai rumah sebesar ini didaerah padat penduduk seperti ini? Gila, apa dia tidak takut dicurigai polisi?

"Berhentilah mengagumi rumahku dan cepat ikuti aku." Lamunanku buyar begitu Luhan memanggilku. Dia kini tengah berdiri didepan sebuah pintu, pintu calon kamarku kurasa.

Aku berjalan mendekati Luhan, tidak ada yang aneh dengan rumah ini. Hanya ukurannya yang sangat besar membedakan rumah ini dengan rumah lain disekitarnya.

"Ini kamarmu, jika kau mau yang lebih besar kau bisa minta padaku." Aku hanya mengangguk menanggapi perkataannya. Ini kamar atau hotel? Mengesankan.

"Jeon Guk!" Kudengar dia memanggil seseorang, nama anak buahnya mungkin.

"Dia gadis yang pernah kita bicarakan beberapa hari yang lalu, besok kau bisa memberinya pelatihan," Pelatihan katanya? Dia kira aku bocah yang harus diajari bagaimana caranya memukul orang?

Luhan ikut masuk kedalam kamarku lalu berjalan mendekati meja rias dipojok ruangan. Ia menggeser sebuah botol parfum yang ada disana. Wow, kaca itu berputar dan berubah menjadi satu set komputer canggih dengan dua layar yang berbeda.

"Minzy, ini sekarang menjadi milikmu. Kau,"

"Tunggu, kau bekerja dibidang apa?" Kupotong kalimatnya cepat.

"Segala bidang," dia menjawab lengkap dengan seringaiannya yang entah sudah yang keberapa ia tunjukkan. Dia berjalan meninggalkan kamarku tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Aneh.

Baiklah, sekarang lebih baik aku tidur, untuk apa aku memikirkannya. Lagipula besok akan menjadi hari yang melelahkan. Kurebahkan badanku diatas tempat tidur king size ini. Nyamannya tunggu, apa ini dibawah selimut?

Kusibakkan selimut yang menutupi tempat tidur itu, satu set pisau berbagai ukuran tergeletak disana. Hey, bukankah itu pistol? Kenapa orang itu meletakkan barang barang seperti ini sembarangan?

MINZY POV

"Nona, Nona," Kudengar seseorang wanita terus memanggilku dengan 'nona nona'. Mengganggu.

Kubuka perlahan mataku. Eh? Aku dimana? Siapa wanita ini? Hampir aku berteriak jika tidak segera menyadari bahwa aku tengah berada dirumah Luhan.

"Nona, kita harus segera pergi. Tuan sudah menunggumu." Tuan? Oh, mungkin maksudnya Luhan. Baiklah, aku beranjak bangun lalu berjalan menuju kamar mandi. Kulihat wanita tadi keluar ruanganku.

"Kau lamban sekali," Kudengar ketusannya begitu aku memasuki ruang tengahnya yang luas itu.

"Terserah. Apa yang harus kulakukan?" Tak perlu bertele-tele aku langsung menanyakan tugasku.

Luhan melemparkan sebuah map kearahku, yang untungnya bisa kutangkap. Aku duduk disofa yang terletak berhadapan dengan miliknya lalu mulai membuka berkas itu.

"Bukankah ini data data milik polisi?" Masih dengan membolak-balikkan berkas itu aku bertanya kepada Luhan.

"Em, sebaiknya kau mempelajarinya. Kau akan kujadikan mata-mata dikepolisian. Jeon Guk, lelaki yang kemarin itu akan mengajrimu segala hal yang perlu kau persiapkan untuk bisa masuk ke kepolisian." Luhan merubah posisi duduknya lalu menatapku yang tengah meliriknya.

Mata-mata? Kepolisian? Kurasa aku bisa melakukannya meskipun aku tahu polisi adalah instanti yang sangat buruk.

"Baiklah, ini mudah." Kutunjukkan seringaianku lalu beranjak mengikuti Jeon Guk -yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingku- untuk mendapatkan Pelatihan

LUHAN POV "Bagaimana? Dia bisa melakukannya?" Aku bertanya begitu keluar kehalaman belakang yang tengah digunakan Minzy. Terlihat dia tengah mengacungkan pistolnya kearah sasaran yang berjarak 500 meter. Dia sedikit melirikku namun kembali fokus untuk menembak.

Meleset. Tembakannya hanya mengenai 3 lingkaran diluar pusat sasaran.

"Dia cepat belajar boss, untungnya dia telah menguasai bela diri. Jadi, tidak akan terlalu memakan waktu." Baguslah, gadis ini lumayan juga.

Aku berbalik untuk kembali masuk ketika hpku berbunyi. Dari adikku rupanya.

"Yes? Ada apa Hun?" Kudengar dia tengah berbicara dengan orang lain sebelum menjawabku.

"Hyung, aku akan segera pulang ke Korea. Aku sudah mendapat panggilan kerja disalah satu instansi yang cocok dengan pendidikanku." Adikku berkata dengan riang dari sebrang.

"Benarkah? Dimana?" Aku menjawab dengan nada ketertarikan. Yah, diakan adikku. Sudah sepantasnya aku bersikap baik padanya.

"Pusat Kepolisian Seoul. Seperti keinginankuku." Dia kembali berkata senang.

"Oh," Hanya itu jawabanku.

Tunggu, apa dia bilang Pusat Kepolisian Seoul? Sial! Bahkan adikku sendiri akan menjadi penghalangku. Kurang ajar.

TBC lagi :D kritik dan saran diterima dengan senang hati
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hyunminniee #1
Parah! Baru pertama nemu ff minzy-exo bagus ;(( dan nemunya pas udh 2016 yaampun... Jeball dilanjutin ini idenya bagus lohhh~
seideer #2
Chapter 1: Alurnya aq suka...apalagi minzy sama luhan itu bias q...hehehhe
miminzy
#3
story linenya kece lo. coba bikin english versionnya, pasti banyak yang baca. thumbs up!!
mairimzm #4
Chapter 2: wow brother luhan is Sehun? and will be within the police minzy am very excited for the next chapter
Aera21 #5
Chapter 2: mantaaap Luhan mafia tapi sehun polisinya? waduh kirain sehun juga mafia krik krik ciyeee luhan minzy masing2nya jaim ahaha tapi chemistryny makin daleeem entr sehun ing drama dehhh
ame112
#6
Chapter 2: Joaahh jooaahh...
Jadi sehun tidak mengetahui pekerjaan luhan.. Huwaaaa semakin penasaran cerita selanjutnya..

"Apakah sehun akan menjadi pengahalang dalam hubungan minzy dan luhan.
Saksikan di insert infestigasi"
Kkkkkkkk ^ ^


Thanks for update..
Aera21 #7
Chapter 1: aku suka plotnyaaa bnyak2 bikin ff minzy centered yaa ngeramein tags hehe diantara member 2ne1 yg lain tag minzy yg plg dikit ff nya. LUHANZYYY AM BETTIN FOR EMMMM yayy good update! update soon yaaa;;3
ame112
#8
Chapter 1: Awalnya saya berpikir bahwa minzy di ikuti karna lelaki itu menyukai minzy,,,
*saya menyukai kisah percintaan ^ ^"
Ternyata luhan seorang mafia,,, siapa ayahnya minzy saya harap kang daesung,, karena mereka terlihat mirip satu sama lain. ~ ~
Hhhhmmmm alasan luhan jika tidak ingin memiliki data data alm ayahnya minzy„ lantas apa... Jika cuma agar minzy masuk dalam geng mereka... *kurang nendang* "maaf maaf bukan bermaksud mengacak acak cerita". Hanya saja saya harap ada kisah percintaan juga,kkkkkkkkkk ^_^
Tapi susah jika luhan karakternya se cool itu jadi cowok...

Sehun aah neo eodi ahh....????

Huuuuuufftt.... Can't wait next chapter,, i'm not toooo many talking right....??? ^_^
If yes... Hmmm sorry T^T cuz i'm so so soooooo excited..
Authornim fighting...
*mijitin author*
~ ~
ame112
#9
Iiihhhh merinding liat ff ini...
Oke belum baca sih chapter pertama..
Tap-tapi...
Aaaakkhhh gak tau perasaan apa ini..

"merindingnya udahan dulu ya.. Mau baca chapter pertama"
*usap usap bulu
pradha
#10
Chapter 1: So luhan is part of mafia? Aku ship Sehunzy.. Mudah2an ada sehun di next chap