Chapter 2

Can An Angel of Death Be This Cute?

a/n: oke ceritanya kita udah mau libur lebaran... YIHA liburan=waktu=update oh waow

 

Kris jatuh terduduk ketika membentur dinding saat berusaha mundur menjauh dari sosok didepannya. Keringat bergulir turun dari dahinya membasahi pipinya.

"K-kau pasti bohong kan? I-ini bukan saatku mati! Belum!" Kris menggoyangkan kedua tangan tanda tidak setuju. (Ya untuk kasus seperti ini tidak akan ada orang yang tidak berkata tidak.)

Tetapi Kris hanya dijawab dengan bayangan gelap yang memenuhi pandangannya. Si malaikat sudah berdiri tepat di depan matanya, wajah mereka hanya berjarak beberapa centi. Ia tidak terlihat senang.

"Ayo cepat, sebelum aku kehilangan kesabaran..." Ia mengetukan jari telunjuknya ke gagang sabit hitam digenggamannya. Tanpa menunggu persetujuan Kris, ia langsung menarik lengan Kris.

"Ayolah... Tolonglah... Ampuni aku aku masih ingin hidup! Ayolah..." Kris meronta-ronta dan berusaha lepas dari cengkraman mautnya, tetapi tenaga wanita itu sungguh besar Kris sendiri tidak percaya dia adalah seorang wanita. Mungkin inilah kekuatan surgawi?

"Setidaknya beritahu aku akan kemana... Surga atau neraka."

"Kalau tidak beri aku waktu sebentar aku mau pamit..."

Mereka berdua semakin dekat dengan pusaran asap yang menghubungkan antara dunia manusia dan dunia akhirat, sementara usaha Kris untuk berkompromi dengan si malaikat kerap gagal. Ia lalu mencoba menarik paksa tangan yang menggeretnya, namun malah membuat si malaikat geram, nadinya mencelat keluar seperti di komik-komik. Ia lalu melepas genggamannya dan menghantam Kris jatuh ke lantai. Tao lalu mengangkat sabitnya tinggi-tinggi, hendak menebas Kris.

"Yah! Berisik sekali sih! Bisa-" belum sempat ia selesai bicara, intro lagu 'Officially Missing You' berkumandang, membuat mereka berdua menghentikan aktivitas masing-masing.

Yeah, ohofficially missing-

"Halo? Nomor 068 bicara, Huang Zitao" Ia mendekatkan IPhone 5s bercasing panda ke telinganya, namun langsung menjauhkannya untuk alasan yang luar biasa jelas. "HUANG ZITAO ANAK BODOH! DIMANA KAU SEKARANG? JANGAN BILANG KAU SUDAH DI SEOUL SEKARANG? HUANG ZITAO JAWAB AKU!" 

Suara memekakkan tiba-tiba menggelegar dari ujung sana, mengagetkan tidak hanya malaikat yang bernama Zitao, juga Kris yang sekarang sudah berdiri disampingnya.

"Iya, aku di Seoul. "

"TUHKAN! DASAR TIDAK SABARAN! DIA TIDAK JADI DIPANGGIL, TAO!"

"APA! DASAR ORANG-ORANG LAMBAN! PLIN-PLAN LAGI!" Kali ini giliran Tao yang balas berteriak, dengan volume bombastis. 

"Yang salah memang kamu, Huang Zitao sayang. Jangan bertindak gegabah demi Gucci dan Versace." Orang yang diujung telepon yang lain sekarang merendahkan volumenya, tetapi sangat jelas kalau nada bicaranya tidak senang, terutama dari cara ia menekankan kata Gucci dan Versace. Tao bisa merasakan seniornya tersenyum yandere ke arahnya saat memberi penekanan.

"Iya, iya, Suho oppa. Aku akan tanggung jawab. " Tao memutus panggilannya dan mengalihkan pandangannya ke Kris yang sedang menatapnya tanpa dosa.

Tao membalasnya dengan tatapan menyalahkan, seolah-olah dia mendesis 'youuu!' Pada Kris. Memang ini semua salah Kris. Kalau saja kasus Kris tidak begitu merepotkan, pengadilan tinggi surga (yang mengatur kapan seseorang mati dan kemana ia pergi selanjutnya) tidak perlu berdebat lama-lama dan menunda kasusnya. Kemarin sudah diputuskan Kris akan dibawa ke surga, walaupun belum ada pengumuman resmi, jadi Tao berinisiatif untuk segera mencabut nyawanya. Tetapi... Hari ini mereka memutuskan untuk menunda pemanggilannya dan berdebat lagi. Benar-benar plin-plan! Tidak bisakah mereka lihat kalau Tao sudah menunggu liburannya? Oh... Tas-tas Gucci keluaran terbaru sudah menunggunya! Mencabut nyawa Kris adalah pekerjaan terakhirnya sebelum liburan, dan apabila pencabutannya ditunda, artinya liburan Tao juga tertunda. Menyebalkan!

"Aaah! Liburankuuu!" Gerutu Tao sambil menarik rambut panjangnya, jelas-jelas frustasi.

"Permisi, Zitao-sshi, bukan?" Kris menyelak, karena ia sudah terkacangi lima menit terakhir ini. Hidup dan matinya ada di tangan Tao, tetapi malaikat yang dituju itu malah mengabaikannya. Belum sempat bertanya, Tao langsung memutus kalimat Kris,"Tao. Panggil aku Tao. "

"Baiklah, Tao. Lalu... Nasibku?" Kris menunjuk ke seluruh tubuhnya. Entah bagaimana rasa takutnya sudah terbang entah kemana disaat ringtone Tao tadi berbunyi. Selama ini image seorang malaikat maut mestilah mengerikan, ya setidaknya itu yang tadi Kris pikir, tapi kenyataannya ada juga malaikat penggila Gucci seperti Tao. Benar-benar luar biasa.

"Ah kamu! Kamu yang merusak liburankuuu!" Tao berteriak frustasi lagi. "Kenapa kamu mesti sebegitu ribet sih, Li Jiaheng-" "Wu Yifan. " sama seperti Tao menyelaknya sebelumnya, Kris membenarkan Tao sebagai balas dendam.

"Baiklah, Wu Yi-"

"Tapi aku lebih suka dipanggil Kris Wu."

Tao menggerutu sebentar, lalu melanjutkan dengan sisa kesabaran yang ia punya, "Oke, Kris-"

"Tunggu!" Lagi-lagi Kris menginterupsi.

"Apa lagi? Masih punya nama lain lagi?"

"Bukan... Dari mana kamu tahu namaku?"

"Aku malaikat, tentu saja tahu, bukan kelas rendah sepertimu. " Tao memutar matanya lalu melanjutkan, "Gara-gara kamu, liburanku mesti ditunda. Dan aku juga harus tanggung jawab menjagaimu sampai ada pengumuman dari atas soal nasibmu. Intinya kita akan bersama, sampai ada berita lagi dari atasanku, huh. " Tao menjelaskan semua dalam satu tarikan napas dan mengakhirinya dengan dengusan kecil.

"The point is... We're stuck together, huh?" Kris bergumam dengan bahasa Inggris, Kurang senang juga harus terlunta-lunta diantara dua dunia bersama dengan seorang malaikat maut yang kurang ramah. Meskipun begitu, ada secuil rasa tertarik untuk berteman dengannya di hati Kris. Sepertinya dia menyenangkan. Alam bawah sadar Kris akan mengatur bilamana ia menyukai seseorang atau tidak. Ia akan refleks mengerjai seseorang yang dia sukai, tapi diam pada orang yang tidak begitu ia sukai.

"Ya... Pintar. " Tao mengiyakan sambil menjentikkan jarinya, sehingga sabit yang digenggamannya menghilang tertutup kabut.

"Hei... Kau bisa mengerti bahasa apapun?" Kris mulai berbicara dalam bahasa Mandarin.

"Semua terdengar seperti Mandarin di telingaku. Lalu aku akan menjawabnya dengan Mandarin juga, dan semua akan mengerti. Keren kan?" Tao membanggakan statusnya sebagai malaikat.

"How convenient... Kenapa arwah tidak bisa?" Kris berkomentar lagi.

"Tentu saja karena kau kelas rendah."

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lovedio #1
Chapter 2: AHH KEREEEN MAMA! WAKAKA MALAIKAT MAUT GAHOL