Chapter 1

Can An Angel of Death Be This Cute?

a/n: entry buat goldensnow fan fiction contest! Btw mohon dikoreksi jika salah referensi nih. Seinget author, di luar negeri bangku supir ada di kiri, bener kan?

 

Napasnya tersengal-sengal, penglihatannya kabur seraya ia berlari menyusuri gang sempit nan gelap ini. Luka gigitan di lengan kirinya masih jelas-jelas terbuka, terbukti dari tetesan darah segar yang mengalir, meninggalkan jejak di tanah. Mengapa ia bisa sebegini menyedihkan? Seharusnya ia pulang kerja dengan damai, bukan tersesat ke perkampungan tua dan akhirnya dikejar mahluk ini.

Tiba-tiba ia tersandung karena terburu-buru dan tidak melihat ada batu di depannya. Ia mengerang, lalu membelalakan mata. Mahluk seperti ini seharusnya cuma bohongan bukan? Tidak mungkin mereka benar-benar nyata!

Sesosok mahluk jadi-jadian yang sedari tadi mengejarnya sekarang tepat didepannya. Wajahnya tertutup rambutnya yang panjang, tetapi jelas betul bahwa sebelah bola matanya menjuntai keluar, lidah panjangnya menjulur keluar, dan gigi-giginya keropos. Mahluk itu mengaum, mengagetkannya. Jantungnya berdetak cepat, keringatnya tidak lagi terkontrol. Ingin ia cepat cepat pergi, tetapi tubuhnya tidak mau berkompromi.

Tangan tangan kurus mahluk itu menggapainnya, membiarkan kukunya yang panjang dan kotor, beberapa malah tidak lagi di tempatnya, menggerus pipi mulusnya. Tidak lama setitik cairan merah muncul dari goresan itu. Puas, mahluk itu tersenyum, lalu terkekeh, "Anakku... Anakku sayang..."

Ia hanya bisa memandang mahluk itu dengan tatapan memohon. Tidak mungkin baginya untuk kabur, ia hanya berharap ia diampuni oleh mahluk itu.

"Anakku... Kamu milikku..." Mahluk itu bergumam lirih, lalu dengan jempolnya diusap pipi lelaki yang baru saja dilukainya. Sesaat pandangan mahluk itu penuh cinta, tetapi hanya sesaat.

"SEKARANG KAMU MILIKKU SELAMANYA!!!"

 


 

 

"AND... CUT!"

 

Suara sutradara memecah keheningan. 'Mahluk' yang ternyata seorang wanita berkebangsaan Cina yang cantik segera melepaskan cengkramannya dari lelaki didepannya. Mereka berdiri dan saling membungkukan badan.

"Kerja bagus, jiejie..." Lelaki itu berkata sambil menjabat tangannya.

"Kamu juga, Kris." Wanita itu tersenyum lalu balas menjabat tangan lelaki itu, yang bernama Kris.

Setelah berterima kasih pada seluruh staff, Kris segera meninggalkan set dan mengganti pakaiannya serta membersihkan make up yang menempel di lengannya. Sungguh pekerjaan berat, iya dia tahu. Sebelum ia bisa melakukan apapun, ia segera dihadapkan dengan managernya, dan si manager langsung menyerobot bicara.

"Kris! Ayo cepat!  Habis ini kita akan bertemu dengan member Exo lainnya untuk syuting CF. Abaikan make up mu, kita bersihkan di mobil saja. " managernya langsung mengamit lengan Kris, menghiraukan mulutnya yang sudah terbuka dan menariknya ke van, padahal ia masih berlumuran darah dan kotoran palsu.

Hidup seperti ini memang berat, tapi inilah pilihan hidup seorang Kris Wu. Kris awalnya tidak pernah berniat hidup seperti ini, namun sejak perceraian orang tuannya, Kris sadar apa yang harus ia lakukan. Ibunya tidak akan kuat menyokong hidup dua orang cuma dengan bekerja sebagai seorang sekertaris di kantor kecil, sementara jika ia ingin bekerja jalur formal dengan honor lumayan Kris butuh ijazah dan pengalaman. Ijazah dan pengalaman makan waktu, tetapi kebutuhan akan uang tidak bisa menunggu.

Akhirnya Kris pun memilih jalur paling kilat, menjadi idola. Bermodal wajah tampan, tinggi semampai, dan kemampuan rapping, ia pun mengikuti audisi SM di Vancouver, tempat ibunya hijrah setelah berpisah dengan ayahnya. Ia tahu menjadi idola butuh pengorbanan. Masa jayanya takkan lama, dan tidak sebanding dengan semua peluh yang ia teteskan. Tetapi dalam jangka waktu singkat itu, ia dapat meraup keuntungan banyak dan membuat jaringan. Biarlah apa yang terjadi di masa depan, yang penting sekarang ia bisa makan.

Beberapa tahun ia tinggal di Korea menjadi trainee yang disiapkan untuk boy band baru yang digawangi 6 orang, Exo. Terpilih menjadi trainee saja sudha bagus, tetapi seleksi untuk menjadi yang diorbitkan juga tidak mudah. Banyak trainee yang sudah menginvestasikan waktu dan tenaga, tetapi pada akhirnya tidak menjadi apa-apa, alias gagal debut. Untung saja Kris akhirnya berhasil debut sebagai anggota Exo.

Exo dengan cepat menuju puncak kesuksesan. Dengan pesona masing-masing personil, dan penampilan apik, mereka dicintai banyak orang. Tetapi ada sisi lain dari kesuksesan. Otomatis mereka harus bekerja lebih keras, jam kerja yang bertambah tanpa waktu istirahat. Tidak hanya itu, privasi mereka juga terganggu dengan kehadiran fans fans fanatik yang biasa disebut sasaeng.

Bohong kalau Kris bilang ia tidak lelah dengan gaya hidup yang seperti ini. Saat ini juga sudah dibuktikan. Managernya sibuk menjawab telepon sambil memegang setir, sementara Kris yang duduk di belakang kursi supir sedang dibersihkan dan dipercantik oleh beberapa asisten.  Ia mendesah. Teriakan dan umpatan kasar terdengar jelas dari kursi didepannya sementara kru yang bertugas mengurusinya sibuk sendiri di belakang. Terkadang ia mempertanyakan dirinya sendiri lagi, apakah ini keputusan yang tepat?

Kris memilih untuk memejamkan mata dan mencari ketenangan. Jika ia terlalu banyak berpikir, ini hanya akan membuat lipatan di dahinya, dan itu tentu saja akan merusak ketampanannya. Tidak lama Kris mulai terbang menuju alam mimpi. Oh betapa indahnya jika hidup penuh pelangi dan unicorn seperti dunia yang ia kunjungi saat tidur.

Lalu tiba-tiba saja mimpi indah Kris terhenti ketika tubuhnya terhempas ke sisi kiri mobil, membentur kaca. Ia bisa lihat dengan jelas kalau van kecilnya terhantam bus besar dari belakang, mengirim mobilnya yang lebih kecil terjun bebas ke sisi jalan tol, lalu membentur pepohonan di sekitar sana. Ia bisa mendengar teriakan histeris para asisten, dan kutukan kutukan dari mulut managernya. Ia sendiri heran ia sama sekali tidak berkata apa-apa, apalagi saat ia merasakan pecahan kaca di seluruh tubuhnya, kepalanya yang membentur tanah, atau tubuhya yang remuk tertimpa kursi. Itu semua terjadi begitu cepat, bau anyir yang memenuhi penciumannya dan warna merah yang memenuhi penglihatannya

Kali ini bukan darah palsu, tetapi darahnya sendiri.

 


 

Hal berikutnya yang Kris ketahui adalah, ia sudah berada di ruangan serba putih yang ia identifikasi sebagai rumah sakit. Kris mengerjapkan matanya dua kali, lalu mengusap rambutnya. Ini aneh. Sebelum ia sampai disini, ia sudah memprediksikan kalau ia akan mengalami gegar otak dan pendarahan hebat dan retak setidaknya di salah satu tulangnya, mungkin bisa lebih. Seharusnya dia kesakitan sekali, tetapi ia sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tubuhnya terasa seringan kapas, dan semua kepenatannya hilang. Kris memutuskan untuk mengabaikannya. ‘Pastilah anestesinya kuat.’ Batin Kris.

Ia melihat-lihat ke sekeliling. Ruangannya gelap dengan penerangan minim yang cuma dari lampu di sisi tempat tidurnya. Ia melihat kalau sofa di seberang tempat tidurnya ditempati oleh sesama member Exo, Sehun yang tertidur. Sementara di sofa yang terletak di kanan tempat tidurnya, managernya masih memegang erat teleponnya, berbisik entah apa kedalam situ. Kris heran. Seharusnya managernya melihatnya bangun dan setidaknya mengabari suster atau dokter, tetapi managernya tetap terpaku pada teleponnya, mengabaikan Kris.

Kris menatap bingung ke langit-langit. Ia merasa terkacangi. Ia lalu melanjutkan inspeksinya ke jendela dibelakang managernya. Langit sudah gelap, artinya sudah malam. Diam-diam ia senang dengan perhatian Sehun yang menungguinya sampai malam. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke sisi kiri tempat tidurnya.

Betapa kagetnya dia saat ia melihat detak jantungnya begitu lemah, padahal dia merasa begitu fit dan fresh. Mulai panik, ia melihat kebelakang, dan mendapati bahwa ada satu lagi dirinya yang masih terkapar lemah di kasur. Masa' dugaan terburuknya benar? Ini tidak seharusnya terjadi. Ia tidak mungkin berpisah dengan tubuhnya bukan? Tidak-tidak, ini pasti cuma mimpi. Kris cuma terlalu banyak nonton drama, ya, drama.

Kris memejamkan matanya lalu membukanya lagi, berharap ia akan terbangun, tetapi semuanya tetap sama. Ia lalu mencoba berteriak, tetapi hanya dia yang mendengarnya. Kris lalu berjalan kedepan dan mencoba mengacak rambut Sehun, tetapi ia tidak bisa menyentuh Sehun sama sekali. Kris benar-benar frustasi. Artinya ia sudah menjadi arwah penasaran! Bagaimana ini bisa terjadi?

Saat Kris sedang panik meratapi nasibnya, sekelibat cahaya menyapa penglihatannya, dan dari kepulan asap hitam, muncul sesosok mengerikan yang tak pernah ia sangka akan ia temui secepat ini.

Kris tidak pernah merasa setakut ini dalam hidupnya, bahkan peristiwa bagaimana ia bisa sampai disini saja tidak ada apa-apanya dibanding ini. Kepulan asap itu memencar, dan menunjukkan orang yang mengendalikannya, sesosok yang tinggi, membawa sabit berwarna hitam kelam. Orang ini adalah wanita, dilihat dari rambut hitam panjang yang keluar-keluar dari hoodie hitam yang menutupi wajahnya. Ia mengenakan rompi bulletproof dan jegging hitam yang mem-press kakinya yang jenjang dan kurus. Untuk menambah kesan mengerikan, ia mengenakan sepatu boots sebetis yang senada, dan Kris yakin sekali, jika wanita itu menendang sesuatu, pasti meninggalkan bekas yang mendalam. Aura yang dipancarkan wanita itu menakutkan. Aura membunuh lebih tepatnya. Tidak butuh waktu lama bagi Kris untuk mengetahui jati diri wanita didepannya.

Malaikat maut telah menjemputnya.

Malaikat maut itu mengangkat wajahnya. Sebenarnya ia sangat cantik, sekaligus sangat menakutkan. Tatapannya dingin, tapi beringas, seperti dia akan menerkam Kris utuh dengan mulutnya yang kecil. Apalagi ia memiliki kantung mata yang menambah kesan seram. Tanpa aba-aba, Kris mundur selangkah, merasa terintimidasi, tetapi wanita itu maju selangkah, masih melayang dengan sabit hitam di genggamannya.

“Ayo ikut aku…”

Wanita itu mengulurkan tangannya, dan Kris hanya bisa menelan ludah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lovedio #1
Chapter 2: AHH KEREEEN MAMA! WAKAKA MALAIKAT MAUT GAHOL