Kotak musik itu mendadak terbuka. Jiali merasakan bulu kuduknya meremang. Musik klasik terdengar begitu kotak itu terbuka. Jiali mengarahkan pandangannya pada kotak musik yang ada di atas meja belajarnya. Ia menatap kotak musik itu dengan ketakutan. Tidak ada orang lain yang ada di kamar ini selain dirinya. Ia sedang sendirian di rumah, kakak laki-lakinya sedang pergi bekerja. Lalu siapa yang membuka kotak musik itu? Kotak musik itu bukan benda yang bisa diatur untuk membuka dengan sendirinya, namun benda itu diatur untuk berbunyi bila dibuka. Jiali sudah memutar pemutar di belakang kotak musik itu. Musik akan terdengar sekitar satu menit, karena ia sudah memutar pemutar di belakang kotak itu lebih dari enam kali.

Lalu, siapa yang sudah membuka kotak musik itu?

Musik klasik dari kotak itu terus terdengar. Dalam selang waktu lima detik, manekin lilin kecil dalam kotak musik itu muncul dari bagian bawah kotak. Dalam selang waktu lima detik berikutnya, dihadapan Jiali sudah muncul seorang pemuda. Dalam selang waktu lima detik yang selanjutnya, pemuda itu berbicara pada Jiali.

“Apakah kau menyukai kotak musik ini?” pemuda itu tersenyum.

Jiali berteriak ketakutan, nyaris jatuh dari kursi rodanya. Ia berusaha keras menggerakkan kursi rodanya menuju pintu kamar. Saat itu, musik klasik berhenti. Pemuda itu menghilang dan kotak musik itu menutup dengan sendirinya.

Jiali tercengang. Apa yang sudah ia lihat tadi?

Music Box

Chapter 1: Opening: Playing the Scene (August 12th 2014)

Chapter 2: Waltz in E Minor (June 14th 2015)

Chapter 3: Serenade in D Flat

related story:

Beyond the Confines