Aku dan Dia

Aku dan Dia

Main Cast : Demi (My Friend's Character)

Ryutta (OC)

Archiffa Keysha Owiqlay (OC)

Rated : T

Genre : Romance, sad/ happy ending

Length : continue

           

“Hei Mrs. Rempong! Apalagi yang akan kau lakukan hari ini di sekolah?”. “Oei, kau panggil aku apa tadi Archi?”. “Mrs. Rempong, kenapa?” “Aisshhh, kau ini.” Demi memukul pelan kening Archi karena telah meledeknya. “HEII, ck... kau ini apa-apaan sih Demi?!!” tanya Archi dengan nada tinggi. “Aisshhh, temanku yang Baik yaitu Archiffa Keysha Owiqlay. Dengarkan perkataanku baik-baik ya?” balas Demi dengan nada yang lemah lembut, membuat Archi yang semula ingin mengeluarkan protesnya diam tak berkutik. “Aku belum menentukan hal apa yang aku lakukan nanti di sekolah. Tapi aku berjanji, apapun hal yang akan aku lakukan nanti..kau adalah orang pertama yang akan aku beritahu.” Jawab Demi dengan senyum tulus. Archi tak mampu berkata-kata, sesungguhnya dia sangat senang bisa berteman dengan Demi. Demi adalah tipikal periang dan penyabar, berbeda dengan dirinya yang lebih frontal dan cuek. “Ehem, apa yang sedang kau lamunkan Archi?” tanya Demi sambil mencolek-colek pipi Archi. “Eh, ng..ng aku melamunkanmu Dem...” Jawab Archi sambil tertawa kecil. “Hah? Aku? Apapun itu, yang penting kau bahagia.” Demi tersenyum riang sambil bersenandung kecil. “Oei, jawaban apa itu. Aku jadi sedikit khawatir dengan keaadaanmu Dem.” Keluhnya dengan nada mencibir. “Hei...Hei apa maksudmu? Aku kan hanya tidak mau mengganggu kesenanganmu Archi.” Balasanya dengan nada sedih dan wajah yang ditundukkan. Archi kaget dengan perubahan sikap Demi. Dia benar-benar merasa tidak enak karena sudah membuat Demi sahabatnya jadi murung. “Hshh, maaf. Kau tahu dengan pasti bagaimana sikapku. Aku bukan seseorang yang mudah untuk menjalin pertemanan. Bahkan hanya kau yang mau berteman dan berbagi hal indah. Maafkan aku.” Ujar Archi dengan nada bersalah seraya mengapit jari jemari Demi agar menyatu dengan jari jemari miliknya. “Ng..tidak, jangan berkata seperti itu Archi. Kau lebih tahu, bahwa aku hanya nyaman berbagi denganmu. Tidak ada yang sebaik dan sejujur kau. Kita saling mengisi dan melengkapi, kita berbagi suka duka, kita melihat hal baik dan buruk bersama, serta mempelajari banyak hal indah. Jadi, maafkan Demi ya Archi?” balas Demi yang diiringi sseyum tulus. “Tentu saja kita akan bersama. Kita adalah satu, teman, sahabat, musuh dan apapun yang terjadi pada kita, kita tetap satu.” Tambah Archi dengan nada riang. Tawa riang terdengar dari dua gadis remaja yang tengah tumbuh menjadi wanita dewasa. Tawa penuh ketulusan dan kebahagiaan jelas terpancar dari sorot mata keduanya.

~

            Deeeeeemmmmiiiiiiii!!!!!!!! Langkah kaki kedua gadis remaja itu terhenti saat suara teriakan nan melengking itu menusuk indera pendengaran mereka. “Aissshh, suara siapa itu?!!! Menggganggu sekali!!!” Tanya Archi dengan nada tak kalah tinggi dan melengking entah kepada siapa. “Hem, sepertinya aku tahu deh suara siapa.” Demi menjawab seraya menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “Benarkah? Suara siapa?!!” Archi menatap Demi dengan penuh selidik. Membuat Demi harus mengeluarkan titik-titik keringat penuh ketakutan bercambur tegang miliknya. “Ehem...Ehemm itu adalah suara kakak Archi yang GA-LAK.” Jawab sebuah suara berat dan santai. “Ck, siapa yang berani berkata seperti itu ke-pa-da_” ucapan Archi terhenti saat kedua manik hitamnya mngarah kepada si pengganggu. “Ck, aku kan sudah mengatakannya tadi. Itu aku kakAAAKKKKKK...ADDOOOOOHHHHH....CCAAAAAAAKIIIITTTT....AAAAAMMMHUUUUNNNN  KKKUUUUAAAAKKKK...AMMMPHUUUUMMMM..” Teriak  suara berat dengan penuh nada kesakitan disetiap kata-katanya. “Archi...sudah hentikan itu. Kau menjadi pusat perhatian saat ini. Ckk, cepat lepaskan Ryu.” Demi berusaha untuk menenangkan Archi yang tengah mengamuk Ryu, Demi khawatir akan terjadi hal yang menyedihkan menimpa Ryu kalau tidak segera dilepaskan dari amukan dahsyat ahli aikido seperti Archi. “Dhhheeeemmiii Tooohong Akkkkuuuhhhhh!!!! Ccccakiiittt  dhhhhheeeeemmm!!!!! Tttooooohhhhoooonnnngggg..... Ttoohhhhoooonnnggg.....!!!!!” suara berat itu terus meminta tolong. “Aiissshh, berisik sekali anak jelek ini. Nih sudah aku lepaskan. Cepat berhenti ME-RE-NGEKK! Berisik sekali. Seperti perempuan saja. Cihh!” “Yakkkk!!! Kau!!! Kakak kelas galak dan menyebalkan..aku hanya ingin menyapa Demi saja. Kenapa kau harus memukuliku seperti itu, kau tahu tidak kalau rasanya benar-benar sakit!” “Aisshhh, anak ini mulai lagi?!!! Kau ingin aku pukul dibagian mana lagi hah??!!!!” . Demi membuang nafasnya kasar, memang kedua orang itu sudah tidak dalam kondisi pukul-pukulan. Tapi sekarang jauh lebih kekanakan. Apa apaan mereka itu? Kenapa harus adu mulut seperti anak kecil saja. Ck, dan kenapa juga harus mengundang perhatian begitu besar. Hsshh, terkadang menghindar adalah cara yang terbaik.

~

            Archi berjalan dengan langkah pasti. Nafas berhembus tak beraturan. Dadanya tampak naik turun dengan cepat. Tangan kanannya dikepalkan dan disejajarkan dengan langkah kakinya yang kian cepat. Mulutnya mengatup rapat. Dia benar-benar kesal saat ini. Anak jelek yang meneriaki nama sahabatnya tadi telah mengacaukan pagi harinya yang indah. Bahkan semua rencana indahnya untuk membolos di jam pertama harus kandas karena dirinya dihukum  oleh guru paling disiplin yang ada disekolahnya.  Padahal dia sudah merencanakan untuk tidur nyenyak di dua jam pertama pelajarannya. Setelah tidur nyenyak yag menyenangkan itu Archi sudah membayangkan bersantai menyantap makan paginya di kantin dengan ditemani dua piring ketoprak ekstra pedas dan minum  minuman super dingin yang ada jelly-jelly berterbangan. Glupp..rasanya pasti mnyenangkan dan sangat menggugah hati yang tengah panas ini. Arrrrrggghhhh, Archi mengusak kasar rambutnya. Dia sudah berkeliling gedung sekolahnya untuk mencari orang satu itu, tapi tetap saja tidak ditemukan. Huhh, difikir tidak lelah apa sih?? Walau bagaimanapun rasanya tetap letih kalau harus berkeliling gedung sekolah sebesar sekolahnya. Ck, kemana sih orang satu itu. Seperti bersembunyi sudah menjadi keahliannya sekarang.

            Archi mulai melangkahkan kakinya menuju ruang club buletin sekolah untuk mencari seseorang itu. Tapi ruangan club itu terlihat kosong. Seperti tidak ada kehidupan disana. Tapi bukan Archi namanya kalau mudah percaya dengan apa yang mudah dilihat. Arhi mencoba melihat kedalam ruangan club, dan betapa terkejutnya Archi melihat pemandangan yang ada di depannya. Anak jelek yang tadi pagi bertengkar dengannya, anak jelek yang sudah berani mengatainya ‘kakak galak’, anak jelek yang sukses membuatnya terjebak dalam hukuman guru paling disiplin di sekolah. Ck, mengingat semua hal itu membuat amarah ku memuncak kembali. Kelakuannya benar-benar seperti binatang. Lihat!! Dia sudah berani menjamah tubuh perempuan yang tengah diciuminya. Cihhh, menjijikan!!! OMG mataku telah berdosa!!! Aku harus segera pergi dari ruangan hina ini. Tunggu!! Apa itu tadi, kenapa perasaanku jadi tidak enak seperti ini. Jangan...jangan. Damnnnn!!!! Brruuukkk!!!

            “Eh, anak jelek!!!! Bisa gak lo liat tempat!!!! Lo mau gue laporin ke guru karena tindakan mesum lo hah?!!! Pergi lo dari sini!! Cihhh, menjijikan lo berdua!!!” “Ka...ka..k” “Udeh sana lo pergi!!!! Enek gue liat muka looo!!!! Cih,” “Dem, demi!!!! Lo dimana? Gue tahu lo ada disini. Keluar dem, mereka udah pergi.” “Hikss...hiksss..sa....kkkkiiitttttttt Archiii. Ssssaaaaakkkkkiiiitttt banget di-si-ni.” “ck, lagian lo itu bodoh atau apa sih?? Masa iya lo diem aja ngeliat dia kayak begitu?? Gue tahu lo suuuuukkkkkaaaa banget sama dia, tapi gak gini juga caranya Demiiii.” “Hiksss....hikksss Archiiii saaakkiiiittttt” “Berhenti nagis Dem, lo kan tahu gue gak pandai berkata manis untuk menghibur orang lain. Jadi berhenti nangis atau lo mau gue lenyapin itu anak jelek, hem?!!” “Jangaann....iya”

~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet