Prolog

Never Ending Song
Please Subscribe to read the full chapter

Butiran-butiran berwarna putih yang berjatuhan dari langit ditengah suhu udara yang semakin rendah, tidak membuat seorang namja beranjak dari tempatnya untuk menghangatkan tubuhnya sejenak. Sejak sang malam menyelimuti kota Seoul, namja itu terus duduk di salah satu bangku yang terdapat disisi kolam air mancur. Mengabaikan orang-orang yang mulai mengerumuninya, jemarinya tidak berhenti memainkan senar gitar yang ada dipangkuannya. Kedua matanya sesekali terpejam, menikmati setiap alunan nada yang keluar dari alat music itu. Suara bas yang keluar dari mulutnya membaur bersama dentingan senar gitar, menciptakan sebuah lantunan lagu yang menghangatkan hati bagi orang-orang yang mendengarkannya.

Sepintas, orang-orang akan mengira kalau namja itu adalah seorang artis yang sedang melakukan street performance untuk memperkenalkan dirinya pada masyarakat. Seperti yang biasa dilakukan oleh artis-artis baru yang akan memulai debut mereka di kota itu. Tapi, namja itu bukan salah satu dari ‘mereka’. Beberapa uang receh ataupun uang kertas yang dilemparkan oleh orang-orang yang mengelilinginya ke arah tas gitarnya yang terbuka lebar di didepannya, menandakan bahwa namja itu tidak lebih dari seseorang yang memanfaatkan bakat music yang dimilikinya bukan untuk mencari popularitas, melainkan untuk dapat bertahan hidup.

Walaupun secara kasat mata, namja itu memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang artis. Dia memiliki wajah yang tampan, mata yang cukup besar, serta bentuk tubuh yang sempurna, membuatnya terlihat lebih pantas untuk mengadakan performance di atas panggung besar yang disinari dengan cahaya warna warni, bukannya ditepi kolam air mancur yang hanya mendapat pencahayaan dari lampu-lampu yang menggantung di etalase toko yang berderet di sekitar tempat itu.

Tapi, toh, tetap saja hal itu tidak bisa membuatnya ‘terabaikan’ dari orang-orang yang berlalu lalang di taman itu. Terbukti, dari kerumunan disekitarnya yang semakin padat. Bahkan, beberapa yeoja tampak mengarahkan kamera mereka ke arah namja itu, untuk merekam, atau hanya sekedar mengambil gambar namja tampan itu. Para yeoja itu memekik tertahan, saat namja tampan itu menatap ke arah mereka seraya menyunggingkan senyum. Sepertinya, namja itu tahu bagaimana membuat para ‘fansnya’ senang.

“Terima kasih…,” ucap namja itu setelah mengakhiri penampilannya. Dia membungkuk ke arah orang-orang yang masih bertepuk tangan untuknya. hal itu membuatnya senang, di tambah lagi uang yang ada di dalam tas gitarnya cukup banyak. Dia segera merapikan perlengkapannya, dan melangkah pergi.

Langkahnya terhenti di depan sebuah stan minuman. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang yang didapatnya tadi, bermaksud membeli segelas hot coffee untuk menghangatkan tubuhnya. Padahal mantel tebal sudah membalut tubuh tingginya, namun dia masih bisa merasakan udara dingin yang menusuk hingga ketulang-tulangnya. Yah, wajar saja melihat salju turun cukup lebat malam itu.

Setelah mendapatkan minumannya, dia kembali melanjutkan langkahnya. Membaur bersama orang-orang yang masih betah berjalan-jalan di bawah guyuran salju. Jangan tanya apakah mereka merasa dingin atau tidak. Karena mereka tidak merasakan apa-apa selain kehangatan bersama orang-orang terkasih. Namja itu tersenyum geli saat tidak sengaja melihat sepasang kekasih tengah berciuman di salah satu bangku kayu yang berjejer di taman. Tampaknya itu adalah ciuman pertama mereka, melihat dari wajah sang yeoja yang bersemu merah, sementara sang namja yang tersenyum malu-malu.

Dibangku selanjutnya, mata namja tinggi itu kembali disuguhi dengan pemandangan bernuansa merah jambu.

“Wah…! Yang ini lebih liar dari sebelumnya…” gumamnya sambil melirik sekilas ke arah pasangan yang sedang bercumbu mesra. Sang yeoja mengalungkan lengannya di leher pasangannya, sementara sang namja memeluk erat pinggang yeoja itu. kepala mereka yang sesekali bergerak membuat tautan itu semakin dalam. Dan sebelum mereka semakin ‘liar’, namja tinggi itu segera melangkah menjauh, mencari tempat yang lebih ‘aman’ untuk menikmati hot coffee nya. Namun sepertinya itu bukan hal yang mudah, melihat banyak pasangan muda yang membooking bangku-bangku ditaman itu.

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya namja itu menemukan tempat untuk beristirahat. Dengan langkah gegas, namja itu mendekati bangku kosong yang letaknya agak menyudut. Disisi kanan bangku itu tumbuh pohon berukuran cukup besar, yang sebagian besar daunnya tertutupi salju.

Namun, belum sempat namja itu mendudukkan tubuhnya, seseorang yang berlari dari arah samping menabraknya. Membuat hot coffee—yang sudah tidak panas lagi—yang ada ditanggannya terjatuh. Sebagian isinya menodai mantel tebalnya.

“Aishh…!!” Nama bertubuh tinggi itu mendesis kesal. Dia menatap tajam ke arah orang yang tadi menabraknya.

“Ma—maaf…” ucap orang itu seraya membersihkan mantel namja tinggi itu dengan ujung lengan kaos panjangnya.

Alis namja tinggi itu sedikit terangkat, saat mengetahui orang yang menabraknya adalah seorang namja. Dia mengira orang itu adalah yeoja, dilihat dari bentuk tubuhnya yang lebih pendek, ditambah lagi jemarinya yang terlalu lentik untuk ukuran seorang namja. Helaian rambut yang menutupi sebagian wajah namja itu, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas wajah namja itu.

Namja tinggi itu terus memperhatikan namja pendek dihadapannya, hingga derap langkah dari arah samping membuatnya berseru.

“Hei…kau mau kemana?” ujarnya saat namja pendek itu hendak melangkah pergi. tangannya menahan lengan namja itu.

“Tolong, biarkan aku pergi…jangan katakan, kalau kau melihatku…”ujar namja pendek itu sambil berusaha melepas cengkaran namja tinggi itu di lengannya, tanpa menatapnya.

Namja tinggi itu mengerutkan keningnya. Menatap bingung ke arah namja yang baru ditemuinya itu.

“Kenapa aku harus menolong—”

Namja pendek itu mengangkat wajahnya. “Ku mohon… tolong aku…”

 

Deg…

 

Namja tinggi itu sejenak terpaku. Kedua matanya memandang lurus ke arah namja yang berada di hadapannya, atau lebih tepatnya ke arah sepasang bola mata coklat yang membuatnya seperti terbius. Seketika membuat seluruh urat saraf tubuhnya terasa lumpuh. Bahkan dia tidak bisa merasakan dentuman jantungnya yang menggila di dalam rongga dadanya.

“…Tolong aku”

Lirihan kecil itu seperti sebuah sugesti yang harus dilakukan oleh namja tinggi itu. dan seperti terhipnotis, namja tinggi itu menganggukkan kepalanya.

Respon singkat itu membuat namja bertubuh pendek itu segera berlari bersembunyi di balik pohon. Ukuran tubuhnya yang terbilang kurus, di tambah dengan pencahayaan yang kurang di tempat itu, membuatnya tidak terlihat. dia lantas mendudukkan tubuhnya di atas tanah yang tertutupi butiran salju. Terasa dingin memang. Tapi, hal ini lebih baik dari pada terus berlari. Kepalanya terkulai lemas di atas lututnya yang tertekuk. Kedua tangannya bergerak memeluk tubuhnya yang mulai menggigil.

 

Tap…

 

Namja bertubuh tinggi itu segera menolehkan kepalanya ke samping saat merasakan tepukan kecil di pundaknya. Matanya menangkap dua sosok namja bertubuh kekar tengah berdiri di dekatnya. Dalam balutan jas hitam, mereka tampak seperti bodyguard yang disewa untuk menjaga seorang pejabat penting. Beberapa bulir keringat mengalir dari sela-sela rambut hitam mereka yang tersisir rapi.

Salah seorang dari mereka yang menepuk pundak namja tinggi itu, membuka suara.

“Apa kau melihat seorang namja memakai kaos lengan panjang warna abu-abu, dan celana jeans warna hitam, berkulit putih, tingginya seperti ini—” dia mengangkat sebelah tangannya hingga setinggi dagu namja tinggi itu, “—lewat disekitar sini?” sambungnya.

Tidak perlu dideksripsikan dengan jelas, namja tinggi itu sudah tahu siapa yang di cari oleh namja berjas itu. Dan dia tahu, namja yang mereka cari tengah bersembunyi di balik pohon, tepat  di samping mereka. Bisa saja dia memberitahukan hal itu pada mereka. Lagi pula dia juga tidak memiliki hubungan apa-apa dengan namja bertubuh pendek yang ditemuinya beberapa menit yang lalu, lalu untuk apa dia menolongnya? Bukan kah ini kesempatan baik untuk membalas perbuatan namja pendek itu yang telah menumpahkan hot cofee yang belum sempat diminumnya? Dan kalaupun dia menolong namja itu, apakah hal itu akan memberikan keuntungan untukny

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xingiefan #1
Chapter 7: Bakal ngira happy ending ama chanyeol
Ternyata sama kris
Daebakk lah ceritanya buat ane ampe nangis
JauziaYusiHN
#2
Chapter 7: ah, pliss... jgn pisahkan ChanLay couple... T_T suer, aku nangis beneran ngebaca ni ff. keren dah ceritanya. walau agak kecewa karena berakhir dgn KrAy couple. tp nggak papa lah. biar Chanyeol buat Hyoyeon eonni #HyoChanShipperjuga atau nggak buat aku #Plakk , hehe... nice story! thank you, thor for this fanfiction. kami selalu mendukungmu! muah :* <3

*NB:sering2 buat ff chanlay couple ya thor. atau sekali2 buat HyoLay sama HyoChan couple, hehe #readerngelunjak :v
MaiXingYeol1027 #3
Chapter 7: Wow,sedikit terlambat untuk membacanya.sebenernya aku udh baca sampe chapter 4 di blognya kak author tp karena chapter 5 nya di password jadi gk tek lanjutin,hehe..
Untuk endingnya menurutku masih sedikit menggantung,karena menyisakan cukup banyak pertanyaan,seperti 'kenapa kris dulu ninggalin lay?' 'Bagaimana bisa chanyeol selamat?''apa yg membuat lay kabur waktu itu?'.harapanku sih dibikin sequel biar semuanya jelas,tuntas,dan tdk ada kesalahpahaman yg berkelanjutan/?.yg terakhir good job kak author,keep writing ya.sering2 aja bikin ff pair nya ChanLay,mereka bias aku semua soalnya,hehe.. :D
Tikakyu #4
Chapter 7: Hah??? Kenapa LAY malah balik ke kris, pdhal aku harap selamanya bersama CHANYEOL.

Hah sangat disayangkan mereka bubar......:(:(:(
styleunicorn #5
Chapter 7: chapter 7 : nice story...
padahal aq berharap yixing truz bareng ma chanyeol..tp trnyta sma kris ya.
hilwani #6
Chapter 7: tak adakah niat untuk membuat sequelnya??? sungguh...saya penasaran kenapa yixing jadi benci gitu ama kris??? apa alasan kris meninggalkan yixing dulu?? knapa yixing kabur dari rumahnya.....masa lalu kris ama yixing itu gimana....ah....terlalu banyak yah pertanyaan saya ^__^
lukailukai8
#7
Chapter 7: TuhanKu....ini Nyesek lho demi Apa -,-

sequel thor :D
florezzta #8
Chapter 7: verita nya bagus . gag nyangka ending nya bakalan kray bukan nya chanlay .. sempet nangis juga ..
XiahKy #9
Chapter 7: jadi.. ttp kray kan.. kan udh ada baekkie gantiiin lay.. xD nice story
sorahsorah
#10
Chapter 7: Mama.... Ceritanya bagus.
Aku selalu bilang kalo aku suka gaya bahasa tulisan kamu.
Rasanya beda gitu, kaya' punya kelas sendiri, singkat kata nggak kacangan.
Bagus bagus. Aku suka.
Semangat ya! Makasih