ONE

DEAR MY BELOVED

7 Bulan yang lalu

“Hyoooooo….” Suara cempreng Juhyun menyeruak diantara selimut yang melingkupi tubuh Hyoyeon. Hyoyeong dengan malas membuka matanya dan menemukan senyuman sumringan Juhyun didepannya. “Ya, Seo Juhyun. Ini masih terlalu dini untuk membangunkanku.” Semburnya. Juhyun hanya terkikik geli lalu mengeluarkan sweater warna biru muda.

“Lihat, aku sudah menyelesaikan rajutanku. Menurutmu apakah Luhan oppa akan menyukainya?” Tanya Juhyun. Hyoyeon duduk tegak sambil mengucek matanya, lalu kedua tangannya meraih rajutan hasil karya Juhyun.

“Not bad. Kurasa Luhan akan menyukainya.”

“Benarkah?” Tanya Juhyun dengan wajah berseri-seri.

“Ya!!! Aku muak dengan wajah jatuh cintamu. Sudah sana pergi.” Ujar Hyoyeon sambil memukuli Juhyun dengan boneka alpacanya. Boneka yang sama dimilikinya dengan Kris dan Juhyun.

“Anyway, Kris sudah datang dari tadi. Kau cepat mandi. Kita berangkat ke kampus bersama-sama.”

Hyoyeon yang menguap spontan melirik kearah jam dindingnya. “Ini hari apa, Juhyun?” Juhyun terkikik mengetahui reaksi Hyoyeon, “Hyo, jangan bilang kamu lupa ini hari kelulusan kita. Cepat mandi aku dan Kris menunggumu dibawah ya.”

“Arghhhh… seharusnya kau membangunkanku lebih pagi Juhyun!” teriak Hyoyeon sembari menarik bathrobe dan membanting pintu kamar mandi sekenanya.

 

***

 

“Kau lama sekali sih, Hyo.”  Sapa Kris saat Hyoyeon turun dengan dres warna biru tua dan menyampirkan toganya. Hyoyeon mencibir kearah Kris, “Salahkan Juhyun yang telat membangunkanku, Wu Yifan.” Ujarnya.

Kris mengerling kearah Juhyun, “Memangnya Juhyun alarmmu atau apa?” Juhyun hanya terkikik kecil. “Sudah, mari kita berangkat.” Ujar Juhyun. Hyoyeon hanya melempar juluran lidah pada Kris yang juga dibalas dengan jahil oleh Kris.

 

***

 

“Luhan oppa…” panggil Juhyun masih dengan mata berkaca-kaca. Luhan hanya mampu memeluk Juhyun makin erat. “Mianhae. Mian. Aku tidak punya pilihan lain.” Ujar Luhan disela-sela isak tangis Juhyun. Dari Jauh Hyoyeon dan Kris hanya memperhatikan mereka. Hyeoyeon bahkan tidak mampu menghentikan tangisnya. Kris kini mulai memeluk Hyoyeon, mencoba menenangkannya.

“Jadi, oppa kapan kembali ke Seoul?” Tanya Juhyun setelah tangisnya mulai mereda. Luhan mengecup kening Juhyun, “Paling tidak 3 tahun lagi. Kau akan menungguku?” Tanya Luhan masih sambil mencoba tersenyum meskipun dihatinya terasa perih. “Eoh… aku akan menunggu oppa. Oppa akan sering meneleponku kan?”

“Arrasooooo Hyuniiii… Aku akan rajin-rajin meneleponmu setiap hari.” pelukan Luhan makin erat. “Oppa harus berhati-hati nanti di Beijing. Jangan sering terlambat makan. Harus sering meneleponku, arra?”

“Arraso.” Jawab Luhan.

 

***

 

Hyoyeon menyerahkan segelas berisi es krim coklat dengan potongan chocochips pada Juhyun, “Dia tidak menelepon lagi?”  tanyanya pada Juhyun yang masih memandangi ponsel pintarnya. Juhyun hanya menggeleng lemah. Sudah 3 bulan Luhan tidak meneleponnya sejak kepergiannya ke Beijing. Hyoyeon hanya menepuk bahu Juhyun pelan. “Mungkin dia sibuk. Bukankah katanya dia akan langsung meneruskan Firma Hukum kedua orang tuanya?” Juhyun hanya mengangguk lemah.

Ping… sebuah nada pesan chat muncul di layar computer milik Juhyun. Hyoyeon dan Juhyun spontan melirik kearah computer.

 

KrisGalaxyMan : Ya, Seo Juhyun… mau menonton film denganku dan Hyoyeon?

 

“Hei… kenapa dia menyebut namaku bahkan dia belum mengajakku.” Ujar Hyoyeon. Juhyun melirik, “Jinjja? Bagaimana mungkin?” Tanya Juhyun.

Hyoyeon mengerucutkan bibirnya, “Biar aku tanya saja.”

“Jangan, Hyo. Kita lihat dulu saja dia menghubungimu atau tidak, kalau dia tidak juga menelepon aku tidak jadi pergi saja, Arraso?” Hyoyeon akhirnya membatalkan untuk menelepon Kris.

 

SeoHyunGoongju : Baiklah.

 

Beep beep beep… ponsel Hyoyeon berbunyi, nama Kris tertera di layar ponselnya. “Kris meneleponku. Ish, dia ini benar-benar.” Geram Hyoyeon sambil menekan tombol jawab ponselnya, “Kris..”

Hyo, hari ini aku akan mengajak Juhyun menonton. Aku tahu dia sedang sedih karena Luhan belum juga ada kabar. Um… tapi bisakah kau mengatakan padanya bahwa kau tidak jadi ikut? Aku tadi terlanjur mengatakan bahwa kau akan ikut. Tolonglah, aku ingin membuatnya tersenyum hari ini.

Hyoyeon menahan nafas dan memperhatikan wajah Juhyun yang penasaran.  “Ah, baiklah. Nanti kau menjemput kerumah kan?”

Hyo… maksudmu apa?

“Baiklah. Aku tunggu.” Hyoyeon segera mematikan ponselnya. Mata Juhyun membulat karena penasran, “Dia mengajakmu?” tanyanya.

“O.. tentu saja. Aku harus pulang dia bilang akan menjemputku dulu. Annyeong.” Kata Hyoyeon sambil bergegas pergi. Meninggalkan rasa penasaran yang tumbuh pada Juhyun.

 

***

 

Mian Juhyun-ah, aku harus menjaga rumah, jadi mungkin aku akan pulang kerumah dulu untuk hari ini. Kau pergi saja dengan Kris.” Ujar Hyoyeon melalui telepon. Juhyun menghela nafasnya. “Arraso. Aku akan sampaikan pada Kris. Kau hati-hati, Hyo.”

Kris menoleh, “Ada apa?” tanyanya masih sambil memegang kemudi. Juhyun menoleh kearah Kris, “Hyoyeon bilang dia tidak bisa ikut. Katanya harus menjaga rumah. Ahhh ottoke?? Bagaimana ini? Aku jadi tidak enak dengan Hyoyeon.” Ujar Juhyun sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Kris meraih tangan Juhyun, menggenggamnya, “Tenanglah. Kita bisa tetap pergi berdua.”

Juhyun menatap Kris yang sesekali menoleh kearahnya, kemudian tersenyum.

 

***

 

Berbulan-bulan Hyoyeon lebih memilih mengambil berjam-jam waktu latihan dibandingkan berkumpul dengan Juhyun dan Kris. Jika dihitung, sudah hampir 3 bulan lamanya Hyoyeon menghindar. Dia tahu Kris menyukai Juhyun. Selama ini dia memilih mengabaikan. Karena bagaimanapun mereka bertiga bersahabat karib sejak kecil.

Namun, Hyoyeon menangkap firasat lain saat Kris memintanya tidak ikut menonton 3 bulan yang lalu. Bukankah itu tandanya aku tidak dibutuhkan? Hyoyeon kesal dengan dirinya sendiri, terlebih karena dia memilih diam selama ini, membiarkan perasaannya untuk Kris tumbuh cepat tak terkira. Tapi tak pernah mau mengungkapkannya.

“Hyo!” suara Kris membuyarkan lamunan Hyoyeon. Hyoyeon merapihkan pakaian dan sepatu dancenya, “Eoh, kau. Ada apa?” tanyanya singkat. Kris mengernyit.

“Kau menghindariku dan Juhyun?” tanya Kris tanpa tedeng aling-aling. Hyoyeon kaget namun berusaha menyembunyikan rasa kaget itu. “Tidak.”

“Lalu kenapa kau menghindari kami?”

“Eh? Bukankah sudah aku katakan aku sibuk berlatih. Kompetisiku sudah semakin dekat, dan aku tidak mau melakukan kesalahan.” Kilah Hyoyeon beralasan. “Baiklah. Sekarang kau ada waktu? Juhyun mengatakan membuat spaghetti untuk kita berdua.”

Hyoyeon menutup kedua matanya, berusaha mengatur nafasnya. Memasang ekspresi berpikir. Aku harus berkata tidak. “Ah, mian… aku sudah janji pada Eomma kalau aku akan pulang cepat malam ini.”

“Ah gurae? Baiklah… aku antar kau pulang ya.” Tawar kris. Hyoyeon tak mampu menolak sekali lagi. “Gurae. Kebetulan aku sedang malas naik bis. Gomawoooo chingu.” Ujar Hyoyeon sambil memeluk pinggang Kris. Kris hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk kepala Hyoyeon lembut.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chika_s_exo #1
Chapter 2: eon ceritanya keren
luhannya kemana???
keep writing ya eon