Chapter 3

Bond to You

Disclaimer: Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Fantasy

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry :

Kami menyebut mereka para Angel, makhluk indah yang menjaga dunia kami sejak pertama kali kami mengenal dunia. Para Angel memiliki beberapa clan yang biasanya dipimpin oleh seorang High Lord. Highest White adalah makhluk abadi yang mengawasi para angel dan menjatuhkan hukuman bila salah satu diantara mereka melanggar aturan. Semua berawal dari sebuah ramalan bahwa Jung Yunho putra dari High Lord Seunghyun dari Clan Jung adalah mate dari The Highest White yang telah tidur abadi selama ribuan tahun tanpa sebab dan tanpa keberadaan yang jelas.

DON'T LIKE DON'T READ

Seingat Jaejoong, dirinya tiak pernah tidur senyeyak ini. Tempat tubuhnya terebah begitu nyaman, begitu lembut dan tempat itu begitu sunyi, begitu damai.

“Boo”

Namun sebuah panggilan merayunya untuk bangun dan membuka mata. Sebuah suara asing yang entah kenapa begitu dikenalnya. Suara yang membuat tubuhnya patuh. Perlahan Jaejoong membuka matanya dan hal pertama yang dilihatnya adalah sepasang mata musang yang menatapnya teduh. Terlalu dekat sehingga membuat Jaejoong salah tingkah dengan wajah memerah.

“Umn”

Jaejoong perlahan bangun dengan wajah merah dan menunduk.

“Boo”

“Umn namaku Choi Jaejoong bukan Boo.”

Jaejoong sengaja menyebut nama clan dari mana dirinya berasal. Meskipun Jaejoong sudah mendengar dari Sang Appa bahwa High Lord Yunho memiliki rasa benci tersendiri dengan para Choi. Tapi Jaejoong adalah sosok yang tak mungkin berbohong meskipun itu demi kebaikan sekalipun. Namun diluar dugaan Jaejoong, perilaku Yunho masih lembut seperti sebelumnya.

“Boo adalah nama dariku untukmu. Dan aku tak peduli meskipun kau seorang Choi sekalipun.”

Nde, Yunho memang memutuskan untuk tidak peduli. Rasa sakit dan kesedihan mendalam atas kehilangan keluarga dan anggota clan Jung memang begitu dalam, tetapi kesedihan itu tak sebanding dengan sakit yang dia rasakan saat White meninggalkannya. Jiwanya seperti terkoyak dan Yunho bersumpah bahwa tidak ada rasa yang melebihi rasa sakit itu.

Jaejoong memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya. High Lord West Earth berdiri tak jauh darinya. Jaejoong pernah melihat wajah itu saat dirinya kecil melalui media atau lukisan, dan pernah mendengar cerita tentangnya dari para Angel dari clan Choi. Tentang kegelisahan akan kekuatan High Lord Yunho. Dan Yunho dimata Jaejoong memang berbeda dari para Angel yang pernah ditemuinya. Semua Angel, baik itu dari Clan Tan, Park, Choi dan Kim mereka memiliki hawa yang begitu hangat seperti matahari pagi. Namun hawa yang dimiliki Yunho begitu sejuk.

“Apakah kau tahu apa arti hadirmu di Ravenfall ini?”

“Junsu ssi mengatakan padaku bahwa aku…”

Jaejoong berhenti, entah kenapa ada rasa canggung saat Jaejoong ingin meneruskan kata-katanya.

“Aku akan menjadi pendamping hidupmu.”

“Apakah kau tahu arti dari seorang pendamping High Lord? Sebagai High Lord aku tak boleh meninggalkan wilayah yang menjadi tanggung jawabku apapun yang terjadi. Tugas dari pendamping High Lord adalah menemani High Lord sampai akhir hayatnya. Kau tak dapat pergi kemanapun atau pulang ke South Earth meskipun telah terjadi sesuatu dengan keluargamu. Tapi kau tak perlu khawatir aku akan mengirim beberapa orang kepercayaanku untuk menjaga mereka.”

Kemudian Yunho duduk di samping Jaejoong. Jaejoong merasakan hawa sejuk yang begitu kuat saat tangan Yunho meraih tangan kanannya kemudian…

Clek!

Sebuah gelang platina dengan ukiran unik dan serpihan  berlian terpasang di pergelangan tangannya. Gelang itu terkunci dan begitu erat seolah menyatu dengan kulitnya.

“Tidak perlu khawatir, gelang ini akan melindungimu, selama kau memakai gelang ini apapaun yang terjadi kau akan baik-baik saja. Akan tetap hidup dan utuh. Ada separuh jiwaku di dalam gelang ini. Aku mempercayakan separuh jiwaku padamu?”

“Wae?”

“Karena kau sangat penting bagiku”

Jaejoong hanya menatap bingung ke arah Yunho dengan tangan Yunho masih memegang pergelagan tangannya.

“Mungkin sekarang kau sangat bingung, namun suatu saat kau akan mengerti.”

Yunho mendekatkan wajahnya dan tentu saja membuat Jaejoong semakin salah tingkah dan jantung yang  mulai berdetak aneh.

“Boo, aku merindukanmu”bisiknya sambil mengecup pipi Jaejoong.

Dan Jaejoong tak menolak kecupan ringan itu, tidak karena tangan Yunho kini merengkuh tubuhnya. Namun yang lebih membuatnya begitu heran, apa yang dilakukan Yunho padanya tak membuatnya risih seolah tubuhnya begitu takluk akan sentuhan Yunho. Bahwa tubuh, hati dan jiwanya telah menemukan pemiliknya.

.

.

Yunho memang tak pernah tahu kapan Boo akan kembali padanya, namun sejak dulu dirinya telah menyiapkan tempat khusus untuk belahan jiwanya itu. Dilantai paling atas Jung Arc Tower, bersebelahan dengan tempat dimana Yoochun pernah mengurung tubuhnya, Yunho telah membangun rumah impian untuk Boo dan keturunan mereka nanti. Dari luar ruang itu tak ubahnya seperti ratusan ruangan lain di Jung Arc Tower. Tembok kuat dengan sebuah pintu terbuat dari kayu pilihan. Namun begitu pintu itu terbuka pemandangan indah dan alami tersaji.

Disetiap malam disaat semuanya tengah tidur atau beristirahat, selama 200 tahun Yunho membangun dunia ciptaannya di salah satu ruang Jung Arc Tower. Dunia yang hampir mirip dengan dunia yang pernah disinggahinya saat Boo menyelamatkannya.

Pagi itu setelah insiden kecupan lembut itu Yunho membawa Jaejoong ke dunia ciptaannya itu. Dan mata Doe itu tak mampu menahan ketakjubannya saat Yunho membuka pintu untuknya. Hamparan rumput hijau menyambut kakinya. Berbagai macam bunga berwarna putih, cerry blossom yang bermekaran dengan sebuah danau kecil di tengah-tengahnya. Kemudian di tepi danau terbangun sebuah rumah sederhana.

“Ini sangat menakjubkan” Guman Jaejoong. Karena begitu takjubnya tanpa sadar Jaejoong setengah berlari mengitari tempat itu. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya, tangannya menengadah ke atas menangkap beberapa kelopak cerry yang berjatuhan. Sementara Yunho berdiri tak jauh darinya memandang tanpa berkedip dan penuh kekaguman.

Beberapa waktu kemudian Yunho membawa Jaejoong memasuki kediaman kecil yang akan menjadi rumah keduanya. Dan Jaejoong tak dapat mengendalikan hasratnya untuk memasak saat melihat kelengkapan dapur di dalam rumah itu, terlebih ada beberapa bahan sayuran segar disana. Dengan malu-malu Jaejoong meminta ijin Jaejoong untuk memasak untuk keduanya. Tentu saja Yunho tak dapat menolak permintaan Jaejoong. Yunho membiarkan Jaejoong memasak sementara Yunho duduk dengan tenang di kursi di ruang makan tak jauh dari Jaejoong.

Satu jam kemudian Jaejoong selesai memasak. Dengan hati-hati Jaejoong menyajikan beberapa hasil masakannya di meja di depan Yunho. Keduanya sarapan dengan diam. Lalu tiba-tiba Yunho melihat air mata mengalir dipipi Jaejoong.

“Waeyo?” tanya Yunho

“Ani, hanya teringat dengan keluargaku dan anak-anak penduduk lembah Crusia.”

Jaejoong bersedih karena teringat kebiasaanya memasak dan membagikan kue atau makanan kepada anak-anak lembah Crusia. Namun pagi ini Jaejoong tidak disana, Jaejoong begitu khawatir apakah mereka sudah sarapan? Disamping itu Jaejoong juga merindukan kelembutan Umma, kebaikan sang Appa dan saengnya yang begitu jahil.

“Mereka akan baik-baik saja. Bukankah aku telah menjaminnya?” kata Yunho sambil mengusap pipi basah Jaejoong.

“Aku tahu. Hanya saja,…mianhae”

Jaejoong menunduk dan melanjutkan sarapannya. Yunho sendiripun tak banyak berbicara lagi. Dua jam kemudian Yunho meninggalkannya karena harus mengurus sesuatu. Namun Yunho tak meninggalkannya sendirian. Yunho memanggil Junsu untuk menemani Jaejoong.

.

.

"Umh Junsu ssi apa kau juga tinggal disini?" Jaejoong bertanya pada Junsu.

Keduanya saat ini sedang duduk di tepi danau. Mata Junsu yang sejak tadi berkeliling memandang kagum sekitarnya, kini kembali menatap Jaejoong. Junsu baru pertama kali memasuki tempat itu dan keindahan ruang khusus itu sama sekali tak dapat dihiraukan begitu saja.

"Nde, kami tinggal di satu lantai dibawah tempat ini. Semua orang kepercayaan High Lord Yunho tinggal disana."

"Apakah tempatmu juga seindah ini?"

"Ani, tidak semua Angel memiliki kekuatan sebesar High Lord Yunho. Setahuku hanya dua Angel yang mampu membuat tempat seperti ini. High Lord Yunho dan High Lord Jeon Su dari clan kami. Clan Park. Beliau adalah Umma Chunie Hyung."

"Jinja? Tapi kenapa kalian memilih tinggal disini?"

"Chunie Hyung memiliki alasan tersendiri yang sangat kuhormati dan sebagai mate darinya, aku akan mengikuti kemanapun dia memilih jalan tujuannya."

"Meskipun begitu aku senang Junsu ssi ada disini sekarang. Bila tidak, jujur aku sedikit takut..."

"Jangan memanggilku dengan panngilan seperti itu. Panggil aku Suie ne?"

"Tapi?"

"Panggilan itu adalah panggilan sayang Chunie Hyung padaku. Panggilan yang mampu membuatku bahagia setiap kali aku mendengarnya. Jadi bila kau ingin membuatku bahagia kau harus memanggilku Suie. Araso?"

"Nde, Suie Hyung..."

"Aish jangan memanggilku hyung, aku merasa jadi cepat tua."

"Umhh Suie.... High Lord Yunho juga memanggilku Boo apakah itu berarti kau akan memanggilku Boo Juga?"

"Rrrr, High Lord Yunho melarang kami memanggilmu dengan panggilan itu. Katanya hanya dia yang berhak. Kau tahu tingkat keposesifan seseorang itu berbeda level dan sepertinya Lord Yunho memiliki kadar posesif yang cukup tinggi.Nnn aku akan memanggilmu Joongie saja ne?"

Junsu terus mengajak Jaejoong mengobrol. Tentang Keadaan Ravenfall atau tentang kota asalnya Middletown ibukota Middle Earth.

.
.

"Semuanya sudah siap?" Tanya Yunho saat melihat persiapan pemberangkatan satuan batalion bantuan untuk lembah Crusia. Mereka terdiri dari beberapa tim dokter, arsitek, ahli pertanian dan bidang pendidikan umum lainnya. Tim yang akan dipimpin oleh Shim Changmin itu akan tinggal di lembah Crusia sampai lembah itu dapat berdiri sendiri. Mereka berencana akan membangun ulang tatakota, lahan pertanian, tempat pendidikan dan kesehatan.

"Nde."

"Kenapa kau yang menemuiku. Dimana Minie?"

"Umhh" Yesung menggaruk kepala besarnya. Terlalu bingung untuk menjelaskan.

"Sejak kunjungan singkatnya ke Lembah Crusia kemarin, tingkah anehnya semakin menjadi. Dia jadi sering tersenyum sendiri sambil memandangi satu keranjang kuenya. Saat aku ingin memintanya satu dia malah marah dan menyembunyikan kue itu di brankas rahasia miliknya."

Wajah Stoick Yunho sedikit mengernyit saat mendengar informasi itu.

"Aku tak terlalu mengerti karena jumlah Frozen One sangat sedikit di Earth. Tapi menurutku dia telah menemukan matenya"

Frozen one adalah manusia yang mempunyai darah Angel di dalam tubuhnya yang bukan terjadi sejak mereka lahir. Mereka bukan keturunan para Angel yang memiliki darah Angel secara alami namun sebuah proses penciptaan yang dilakukan oleh para Angel terkuat. Jumlah mereka memang tak begitu banyak karena tidak semua Angel memiliki kekuatan besar atau mau berbagi darah dengan seorang manusia. Dan Shim Changmin adalah satu dari 5 Frozen one yang mengikat jiwanya dengan Yunho.

“Bila benar begitu bukankah itu adalah hal yang membahagiakan?”

“Nde, aku hanya turut berduka saja pada orang yang ditakdirkan menjadi matenya itu saja.” Kata Yesung polos.

Tak lama kemudian Changmin dan Yoochun menghampiri mereka. Keempatnya mengobrol beberapa saat sebelum akhirnya Changmin dan Yesung masuk ke dalam salah satu pesawat. Yunho dan Yoochun masih berdiri disana sampai pesawat itu terbang satu per satu.

“Apakah kau dapat melihatnya? Mate Minie?”

“Nde. Akan ada sedikit masalah namun bila Changmin lebih berbesar hati,  kebahagiaan akan menjadi milik mereka.”

“Masalah?”

“Mate Minie adalah seorang Choi. Kita berdua tahu Minie memiliki masalalu tragis dengan salah satu Choi.”

.

.

Menjelang malam Yunho kembali menemui Jaejoong, dan seolah menyerupai dunia yang sesungguhnya, dunia kecil yang diciptakan Yunho mempunyai malam sendiri. Meskipun tanpa bulan, langit-langit hitam dunia ciptaan Yunho bertaburan bintang seperti pasir yang bertaburan. Jaejoong telah menyiapkan makan malam untuk keduanya. Meskipun Yunho tak terlalu memerlukan makanan seperti halnya manusia namun Yunho tetap memakannya.

Kemudian setelah malam menjadi sedikit larut dan waktu tidur telah tiba, Jaejoong menjadi bingung sendiri. Rumah itu hanya memiliki satu kamar dan ketika Jaejoong berinisiatif untuk tidur di sofa ruang tengah, Yunho malah melarangnya.

“Kau harus tidur dikamar.”

“Umh.. tapi…”

“Kamar itu juga milikmu.”

“Tapi kau akan tidur dimana?”

“Tentu saja dikamar itu juga”

“Eh?!” Wajah Jaejoong mendadak merah dibuatnya.

“Kita telah menjadi suami istri bukanlah hal wajar bila tidur bersama.”

Junsu telah memberitahunya untuk tak menolak atau diam bila Yunho mengatakan hal –hal yang mungkin menurutnya sangat aneh. Dan Yunho mengatakan hal yang sebenarnya menurut sudut pandangnya. Pernikahannya dengan Boo adalah abadi. Meskipun kini Boo nya telah terlahir kembali, dia tetaplah istrinya.

Akhirnya Jaejoong benar-benar tidur di kamar itu. Kamar yang sangat luas dengan bed besar yang cukup untuk enam orang, sepasang kursi dan meja lalu beberapa almari kecil dengan jendela kaca yang begitu besar. Jaejoong tidur di ujung sebelah kanan sedangkan Yunho berada di ujung lainnya. Yunho tidur tenang dengan sayap membentang di bawah tubuhnya. Tak bergerak sama sekali bahkan dadanya datar seolah tak butuh mengambil nafas.

Semula semuanya baik-baik saja, meskipun tanpa selimut Jaejoong masih dapat tertidur nyenyak. Namun satu jam kemudian entah kenapa hawa mendadak begitu dingin. Dalam tidurnya, Jaejoong bergerak gelisah. Kemudian tanpa sadar Jaejoong bergerak mendekati tubuh Yunho. Terus mendekati mencari kehangatan dari tubuh Yunho.

Yunho menyadari gerakkan-gerakan pelan Jaejoong dan membuka mata. Bibirnya terangkat mengukir senyuman saat melihat Jaejoong yang meringkuk disampingnya. Tak menolak kehadiaran tubuh Jaejoong, Yunho malah menyambutnya. Yunho meraih tubuh Jaejoong dalam dekapan tangannya. Yunho juga sengaja menggerakkan sayapnya membungkus tubuh keduanya untuk menambah kehangatan. Dan Yunho tak kembali menutup matanya, Yunho lebih memilih untuk menatap tubuh Jaejoong sepanjang malam itu.

.

.

“Bagaimana keadaanmu disana?” tanya sosok didalam sebuah kolam air.

“Nde Umma kami baik-baik saja.” Jawab Yoochun. Seperti biasanya setiap beberapa malam sekali Yoochun menghubungi sang Umma dengan telepati. Namun keduanya memilih sebuah kolam sebagai media.

“Kudengar Yunho telah kembali, bukankah ini waktu yang tepat untukmu mengunjungi kami? Umma dan Appamu sangat merindukan kalian.”

“Berilah waktu beberapa hari lagi Umma. Kami akan mengunjungi MiddleTown.”

“Chunie, mungkin sudah saatnya kau mengakhiri ini. Tragedy yang terjadi pada Clan Jung bukan sepenuhnya salahmu. Tak seharusnya kau menghukum dirimu sendiri seperti ini.”

Mungkin memang bukan sepenuhnya salahnya. 315 tahun yang lalu dia menerima penglihatan tentang Yunho yang akan menjadi mate Highest White. Karena hal seperti itu menurutnya adalah hal besar, Yoochun tak dapat menyimpan rahasia itu sendiri. Yoochun memberitahukan pada beberapa clan Park. Yoochun tidak tahu bagaimana ceritanya, namun kabar itu tersebar ke seluruh bagian Earth. Hal yang entah kenapa membuat beberapa High Lord takut karena hanya Highest White lah yang mampu membuat mereka tidur abadi. Salah satunya adalah Choi Doong Wook yang kemudian memimpin pasukannya menyerang Ravenfall. Choi Doong Wook berpikir bila dia membunuh Yunho, selamanya Highest White tidak dapat terbangun dari tidur abadinya. Saat  penyerangan itu terjadi usia Yunho masih begitu belia. Bagi para Angel terutama Clan Jung yang paling sukar memiliki keturunan, anak adalah harta paling berharga bahkan dari nyawa mereka sekalipun. Para Clan dengan sukarela dan gigih melindungi Yunho. Bahkan Jung Seungri, salah satu angel Clan Jung yang selamat dan membawa lari Yunho memilih untuk membunuh dirinya sendiri karena Seungri sangat tahu, apapun yang terjadi Clan Jung tak boleh dibiarkan musnah. Bila Yunho menjadi satu-satunya Clan Jung yang tersisa, Choi Doong Wook tak akan bisa membunuhnya karena itu sama saja dengan kehancuran Earth.

Dalam hal ini, Batin Yoochunlah yang paling tertekan. Seandainya saja dirinya lebih dapat menjaga arti dari penglihatannya, tragedy itu tidak akan pernah terjadi.

“Aku mengerti dukamu atas tragedy itu. Namun selamanya kau tak dapat bebas berlaku seperti ini. Kau adalah putraku dan jauh dimasa depan nanti kau akan menjadi High Lord Middle Earth. Umma harap kau tak melupakan hal itu.”

“Nde Umma, aku mengerti.”

TBC

Anyeong, Author balik lagi dengan Chapter 3. Mianhae buat keterlambatan updatenya. Terima kasih banyak buat yang review dan baca Chapter sebelumnya.

Author tak dapat bercerita banyak mengenai Chap ini. Author sedang berjuang membuat Yunjae Moment lebih banyak disini. Dan untuk Changkyu moment sedang menunggu giliran di Chapter selanjutnya. Di Chap ini Author juga menggambarkan peran Yoochun atas sebab Great War dan duka yang dibawanya.

Semoga kalian menyukai Chapter ini. 

Gumawo udah mampir dan baca dan memberi dukungan fic ini.

Tetep ditunggu saran dan reviewnya

Big Hugs

Yeye Kyunie^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 19: Keren banget... love this fic ♡
Please, aku mau lebig banyak cerita ini.. please update drablenya ya ❤
deasyahdiran #2
Chapter 1: Suka bgt penggambaranya..eon jjang
deasyahdiran #3
Suka sama prolognya...q yak8n ini bakal keren bget..
GustiAyuArie #4
Chapter 11: kurang paham juga sih gara belum baca dri chp 1 wkwkwk
FIGHTING AUTHOR !
CHyun301 #5
Chapter 19: brarti nanti sehun bakalan lbih dewasa dluan kan dr kuyun? wkwkw kluarga changkyu pling kocak xD bayi smua xD smoga gact sm hyde cepet dpt momongan/?
yoosu juga~ yunjae smoga bahagia slalu kkk amiiin~ author fighting '-')9
oconxs #6
subscriber baru...hiks aku lupa engga ngeklik subscribe jadi ketinggalan ceritanya nih T___T
nope6002 #7
Chapter 19: Aaaah keren bgt .
Di imajinasi ku bnr" kyk lgi ntn film perang O(≧∇≦)O
Syrenka
#8
Chapter 19: awww love it banget :D
JungHyunno #9
Chapter 15: Makin tegang aja nie
Apa bnr joongie udh meninggal?
JungHyunno #10
Chapter 14: wahh kyunnie ngelahirin lebih awal, pdhl joongie yg hamil dluan tp malah kyunnie yg udh resmi jd umma lebih dlu.
iya bener apa yang tersimpan di dalam lukisan Highest White ya? smpe joongie ngerasa ngeliat lukisan itu berkedip.
apa pecahan highest white yg dikatakan suei ada dilukisan itu?