4th

Enchanted

“Aaah, aku kenyang!” seru Soojung sambil menepuk lemah perutnya. Kris yang berada di seberangnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sebenarnya heran, kenapa temannya ini bisa makan bulgogi sebanyak ini tetapi badannya tetap saja seperti itu.

“Tentu saja kau kenyang, bodoh. Lihat, kau menghabiskan 4 porsi bulgogi,” keluh Kris. Ya, mereka sekarang sedang berada di salah satu kedai bulgogi di dekat sekolah mereka. Kris kalah dalam permainan itu. Dan mau tidak mau, ia harus menepati janjinya. “Apa moodmu sudah membaik?” tanya Kris. Soojung menggangguk.

“Tentu saja sudah, bulgogi ini moodbooster ku yang paling ampuh,” ucap Soojung diselingi tawa kecilnya.

“Apa yang membuatmu seperti tadi? … Boleh aku tahu?” tanya Kris hati - hati. Soojung menghembuskan napasnya pelan. “Baiklah, karena kau teman dekatku, aku akan menceritakannya padamu,” kata Soojung pelan, mempersiapkan dirinya untuk menceritakan sebuah rahasia besarnya, untuk pertama kali.

“Kau tahu acara dansa tempo hari? Semuanya berasal dari situ,” mulainya. Kris mengangguk pelan, mengisyaratkan Soojung untuk melanjutkan ceritanya.

“Aku bertemu dengan seorang namja di balkon,”.

“Namja? Siapa? Jangan bilang kau suka dengan namja itu?” Kris memborbardir Soojung dengan pertanyaan.

“Diamlah sebentar, bodoh. Biar aku melanjutkan ceritaku dulu,” Soojung melempar Kris dengan tissue yang tadi dipakainya.

“Aku tidak tahu siapa namja itu, dia tiba – tiba saja di sebelahku. Yang aku ingat hanya suara namja itu dan matanya,” Soojung berhenti sejenak. “Dan akhir – akhir ini, aku seperti menemukan namja itu. Suaranya, matanya, dan setiap kali aku bertemu dengan namja itu ataupun berada di sekitarnya, rasanya tidak karuan. Perasaan aneh itu selalu muncul. Kau tahu? Rasanya seperti ada banyak kupu – kupu di dalam perutku,”. Soojung terdiam. Sebenarnya ia malu menceritakan ini kepada Kris. Dirasakan pipinya memanas. Perasaan itu muncul lagi, ketika ia mengingat namja itu.

“Dasar! Kau ini sedang jatuh cinta, bodoh,” tanggap Kris dengan poker face. “Memangnya dia siapa? Aku benar – benar penasaran, Jung. Apa aku mengenalnya?” Kris benar – benar penasaran dengan namja yang berhasil membuat teman dekatnya jatuh cinta.

“Bimil (rahasia),” ucap Soojung singkat sambil tersenyum lebar. Kris memajang muka kesalnya. “Baiklah, aku tidak akan memaksamu,” kata Kris lalu memainkan ponselnya. Soojung tersenyum geli melihat tingkah Kris. “Dia Oh Sehun,”.

Kris tersontak kaget, cepat – cepat ia menghadap Soojung dan menemukan Soojung sedang mengangguk. “Daebak!” serunya. Kris tidak menyangka sama sekali jika Soojung akan jatuh cinta kepada Oh Sehun, yang notabenenya adalah teman satu tim basketnya. “Aku tidak bisa membayangkan jika Suzy tahu ini dan dia akan mengatakannya pada Sehun,” ucap Kris lalu tertawa terbahak. Soojung mulai kesal. “Maka dari itu aku berani bercerita denganmu, bodoh,” tanggapnya dengan wajah kesal. “Kau yakin? Aku kan satu tim dengannya?” Kris menggoda Soojung. “Bodoh! Kenapa aku bisa lupa kalau kau juga salah satu anggota tim!” ujar Soojung sambil menepuk dahinya. Ia benar – benar membuat kesalahan besar. Sedangkan Kris sudah tertawa terbahak – bahak melihat Soojung.

“Tenang saja, aku tidak akan memberitahukannya,” ujar Kris. Nadanya tenang, seperti mengucapkan sebuah janji. Soojung pun tahu, kalau Kris tidak akan pernah melanggar janjinya. Terkadang, Soojung heran mengapa ia memiliki sahabat seperti Kris.

***

“Sulli!” seorang yeoja dengan sebuah jepit rambut terpasang rapi di rambutnya berlari menghampiri Sulli yang sedang duduk sendirian di pinggir lapangan basket sekolah.

“Soojung-ah!” Sulli membalas sapaan Soojung ketika ia mulai mendekat. “Kemarin kau kemana? Kau meninggalkanku sendirian,” keluh Sulli.

“Mian, Sull. Aku sedang tidak enak badan kemarin. Jadi, aku pulang lebih dulu,”.

“Benar? Kau boleh cerita denganku jika kau ada masalah,” seperti membaca pikirannya, Soojung sedikit terhenyak dengan ucapan Sulli. Apakah ini waktu yang tepat untuk bercerita dengan Sulli?

“Sebenarnya ada,”.

“Aku tidak memaksa jika kau tidak mau menceritakannya,” kata Sulli sambil tersenyum, ia tahu benar bahwa sahabatnya ini sangat tidak suka dipaksa.

“Tidak, ku rasa kau harus tahu ini, dan jangan tertawa setelah aku bercerita,” Soojung meminta jaminan agar Sulli tidak menertawakannya. Maklum saja, ini pun kali pertama Soojung jatuh cinta selama ia bersekolah disini. Lalu Soojung menceritakan semuanya kepada Sulli. Dimulai dari acara dansa itu hingga perasaan aneh yang muncul saat ia bertemu Oh Sehun.

“Namja yang bersamamu di acara itu Oh Sehun? Teman Kai itu? Dan kau mulai jatuh cinta dengannya” Sulli juga tak kalah kagetnya, sama seperti Kris. Ia tidak menyangka bahwa Soojung jatuh cinta dengan Sehun. “Jangan keras – keras, bodoh!” ucap Soojung sambil menepuk lengan Sulli. Yang ditepuk hanya bisa meringis kesakitan.

“Sakit, Jung! Ah, kau ini,”

“Hehe,”

***

“Namja yang bersamamu di acara itu Oh Sehun? Teman Kai itu? Dan kau mulai jatuh cinta dengannya?”

“Jangan keras – keras, bodoh!”

“Sakit, Jung! Ah, kau ini,”

“Hehe,”

Taecyeon menghentikan langkahnya ketika ia mendengar suara itu. Ia sepertinya mengenal suara itu. Karena penasaran, ia mengintip dari balik pohon dan melihat dua orang yeoja yang sangat dikenalnya duduk disebuah kursi pinggir lapangan basket, membelakanginya. Ia mengamati dua orang yeoja itu dengan sekasama. ‘Soojung menyukai Sehun?’ batinnya.

Ia tampak seperti berpikir, seolah – olah ia melupakan sesuatu yang sangat penting dan mengingatnya dengan susah payah. Tidak butuh waktu lama, karena daya ingatnya yang tinggi, ia mengingat kembali apa yang seharusnya diingatnya.‘Aku bertemu dengan seorang yeoja kemarin malam, ia terlihat cantik meski aku tidak melihat wajahnya karena ia memakai topeng,’ perkataan seseorang kembali terucap dibenaknya. Ia membulatkan bibirnya membentuk huruf O, mengerutkan dahinya, membuat alisnya bertautan. Ia tidak menyangka hal ini bisa terjadi secara kebetulan, atau memang sudah seharusnya berjalan sepeti ini?

***

Sehun merasa bosan berada di rumah seharian ini. Ia mengambil jaketnya dan pergi ke sebuah kedai kopi tua di pinggiran kota Seoul. Kedai kopi itu menyimpan sebuah kenangan baginya. Tempat yang sering dikunjunginya dengan hyungnya, dulu sebelum ia melanjutkan sekolah ke Jepang. Meskipun jarak Korea Selatan dengan Jepang cukup dekat, hyungnya jarang mengunjunginya. Ia memakluminya, hyungnya memang selalu terlihat sibuk, sampai tidak menyadari bahwa adiknya sedang menunggunya.

Ia menempati sebuah tempat kosong di sudut kedai itu, yang dekat dengan jendela, sehingga ia bisa leluasa mengamati jalanan pinggiran Kota Seoul yang tidak terlalu ramai.

Ice Americano,” ucapnya ketika seorang pelayan namja yang berumur 20-an menghampirinya. Setelah pelayan itu pergi, Sehun mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut di kedai ini. Matanya menangkap seorang yeoja yang dikenalnya sedang bercakap dengan seseorang menggunakan ponselnya. Saat itu juga yeoja yang dilihatnya juga melihat ke arahnya dan sempat terkaget melihatnya.

“Sehun-ah?”.

“Ne. Annyeong, Yoona Noona,” balas Sehun seadanya, kemudian Yoona kembali larut dalam percakapannya sebelumnya setelah menganggukkan kepalanya. Yoona adalah teman dari kakak laki – lakinya, Oh Sejin.

Lima menit kemdian, Americano-nya telah datang bersamaan dengan seorang yeoja dengan hoodie berwarna merah marun memasuki kedai itu. Tangannya sibuk menggenggam ponselnya, tas kecil menggantung di bahunya. Sehun mengamati yeoja itu, yang kemudian duduk diseberang Yoona noona. ‘Wajah mereka hampir sama, apa mereka kakak beradik?’. Tiba – tiba ponselnya berbunyi, satu pesan diterima. ‘Eomma?’

Hyungmu sudah pulang. Neo eoddiya?

Cepat pulang, kita akan makan malam bersama.

Seulas senyuman terplester di muka Sehun. Ia senang bukan main. Ia sangat merindukan hyungnya. Tanpa pikir panjang, Sehun mengambil kopinya dan berjalan meninggalkan kedai kopi itu. Senyuman masih melekat diwajahnya.

***

Pukul 6 sore. Soojung berada di rumah tetangganya, yang merupakan teman kakaknya. Ia baru saja menemaninya jalan – jalan. Hari ini juga, Soojung menginap disana karena orang tua nya sedang mengunjungi Hani Ahjumma yang sedang sakit.

“Yoong unnie,” panggil Soojung. Mereka berdua sedang bersantai di kamar Yoona.

“Hmm?”

“Sejin Oppa sudah pulang dari Jepang?”

“Sudah, baru tadi siang. Kenapa?”

“Ah, tidak apa – apa. Pantas saja kau terlihat bahagia, hehe,”

“Iyakah? Ah aku memang tidak pandai menyembunyikan kesenanganku,”

“Haha. Unnie, aku rasa Sejin Oppa mirip dengan seseorang,”

“Siapa?”

“Temanku, dia mirip sekali dengan Sejin Oppa. Tapi, dia sedikit dingin,”

“Kau bersekolah di Seoul International High School, kan? Mungkin saja temanmu itu adiknya. Adiknya juga bersekolah disana, namanya…”

“Oh Sehun,” ucap keduanya bersamaan.

“Jung, kau tahun Sehun? Sebelum kau datang ke kedai tadi aku bertemu Sehun,” Soojung mengangguk. Ia merasa sedikit senang, entahlah, dia sendiri juga bingung. Ternyata selama ini, Soojung sudah dekat dengan kehidupan Sehun. Mungkin itu yang membuatnya senang.

“Tapi tetap saja, Sejin yang paling tampan, hehe. Ah bicara tentang Sejin, malam ini aku diajak makan malam bersama dengan keluarganya. Aku sangat merindukannya. Kau mau ikut?” ajak Yoona mengalihkan pembicaraan.

“Tidak, aku di rumah saja. Tugasku banyak yang belum selesai,” Soojung menjatuhkan dirinya ke atas kasur.

“Hahaha, nikmati saja masa – masamu sekarang ini. Aku mandi dulu,” ujar Yoona lalu menuju ke kamar mandi, meninggalkan Soojung sendirian.

***

“Hyung!” seru Sehun melihat hyungnya sedang bersantai di depan televisi. Sehun duduk disamping hyungnya, melingkarkan tangan kanannya ke bahu hyungnya.

“Hey, Hun! Sudah besar saja kau ini. Terakhir bertemu kau masih setinggi ini” ucap Sejin.

“Kau kira aku akan setinggi ini terus, eoh?” ucap sehun sambil menirukan hyungnya. “Aku mengikuti saranmu, aku lebih suka bermain basket sekarang. Masuk ke dalam tim inti juga! Adikmu ini sungguh hebat, hyung,” lanjutnya, membanggakan dirinya sendiri.

“Benarkah? Aku meragukannya,” goda Sejin.

“Aish, hyung ini kalau tidak percaya, ya sudah,” ucap Sehun sambil beranjak dari sofa.

“Aku nanti akan menjemput Yoona, kau ikut atau tidak?” tawar Sejin ketika Sehun membuka pintu kamarnya.

“Aku ikut! Tetapi mampir dulu sebentar ke S.M. Music Store, ya?” Sejin mengangguk.

***

 



 

 

A/N: 

Hi, I'm back~~ ehehe. Sorry for the late update~

Ini adalah side story dari keluarga Sehun yang bakal related juga dengan Soojung, biar gak bosen ... atau malah semakin bikin bosen? ehehe Sorry! -_- lack of ideas~~

Oh ya, author sibuk Try Out uji coba UN hikss >< kemungkinan akan hiatus sampai UN berakhir.

Mohon maaf sebesar - besarnya dan mohon sabar menunggu /bow/

keep support SeStal! woohoo \m/ mwah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
radinkasafira
#1
Chapter 4: Kaaaa ini baguslah ditunggu kelanjutannya ><
anw kak kamuflase, nice to meet you again dan second chance itu nyambung yah kak? abisan nyambung sih wkwkw

ini jg serada nyambung gitu wkwk ><
audreylaksmono #2
Chapter 4: Update lagi dongg
littleraa #3
Chapter 4: Update please, penasaran sama kelanjutannya ..
Citraysm #4
Chapter 4: Aigoooo aaaabahasanya bagus bnget . Suka . Update please
chycyl #5
Chapter 3: bahasanya bagus thorr...
update lg yaa:)
jevelinn #6
Chapter 3: update pleaseee
Chiboe
#7
I want to read it but i cant read bahasa:(:(
sndrfebriana #8
Chapter 3: Hahahaha daebakkkkk! Update lagi^^
ParkRiMi
#9
Chapter 1: keep update:)
sndrfebriana #10
Chapter 1: Update please^^