1st

Enchanted

“Soojung!”

Gadis bernama Soojung itu membalikkan badannya. Dilihatnya seorang yeoja paruh baya menenteng sebuah benda, menuju ke arahnya.

“Iya?” Tanya Soojung melihat Ms. Jung tergesa-gesa.

“Aish, kau ini pasti melupakan sesuatu. Ini,” eomma Soojung menyerahkan sebuah topeng berwarna merah maroon, “kau melupakan topengmu. Bagaimana kau ini,” lanjutnya. Sedangkan Soojung hanya tersenyum kepada eommanya.

“Hehe, maaf eomma, terima kasih,” Soojung tersenyum dan memeluk eommanya. Lalu ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Ia membuka kaca mobil, “Annyeong, eomma. Aku pergi dulu,”. Mobil itu perlahan meninggalkan kediaman Jung.

Di dalam mobil, Soojung hanya menatap jalanan malam melalui kaca mobil. Dalam pikirannya hanya ada satu, mengapa ia mau hadir ke acara itu. Ia menghembuskan nafasnya lirih. Matanya sekarang tertuju pada topeng merah maroon di tangannya. Cantik. Itu adalah topeng yang cantik.

***

“Nah, sudah sampai. Jangan lupa memakai topeng itu, kau akan terlihat lebih cantik.” Ucap Mr. Jung yang duduk di kursi kemudi. Soojung tertawa kecil mendengar ucapan appanya.

“Appa, anakmu ini sudah cantik tanpa memakai topeng ini,” candanya. Ia membuka pintu mobil setelah memasang topeng itu di wajahnya. Mini Dress berwarna merah dan hitam yang ia pakai sangat cocok dengan tubuhnya yang ramping dan kulitnya yang putih. Ia melihat ke bawah, lalu merendahkan badannya. Ia mengikat tali converse hitamnya. Ya, ini adalah gaya Soojung. Ia tidak suka memakai heels. Namun, hal ini tak mengurangi sedikitpun kecantikan Soojung, mungkin hanya Soojung yang tak menyadari bahwa dirinya memiliki paras yang cantik. Sebut saja malam ini dia menjadi Cinderella with converse.

Mobil yang ditumpanginya sudah pergi. Kini ia berdiri di depan sebuah gedung, matanya menelusuri setiap jengkal tempat itu, mencari seseorang sepertinya. Tiba-tiba seseorang mendekapnya dari belakang. Soojung terkaget dan membalikkan badannya.

“Boo!” Soojung reflex memukul si pemilik lengan.

“Ya! Sulli, kau mengagetkanku saja,” seseorang bernama Sulli itu melepaskan Soojung dan merapikan rambutnya.

“Ku kira kau tak ingin mengikuti acara ini, kalau kau ikut kan kita bisa berangkat bersama,” ucap Sulli.

“Eomma memaksaku untuk datang, aish. Eh, bagaimana kau bisa mengenaliku?” Tanya Soojung. Sulli menunjuk converse milik Soojung. Mengetahui itu, Soojung tersenyum lebar. “Kau mengertiku, Sulli, hehe. Ayo masuk! Disini dingin,” ucap Soojung sebelum mereka berdua berjalan beriringan menuju pintu masuk.

Venue sudah hampir ramai. Banyak yeoja dan namja berpakaian sesuai dress code acara malam ini; mask,dress and tuxedo. Acara ini adalah acara dansa di Seoul High School yang digelar setiap awal tahun kedua dari suatu angkatan. Ini adalah tahun kedua Soojung dan Sulli. Tahun pertama telah mereka lewati dengan bagus, banyak prestasi yang mereka capai, dan jika kalian pikir mereka cukup terkenal di sekolah mereka, jawabannya adalah tidak. Jujur saja, Soojung dan Sulli tidak suka keramaian. Mereka lebih suka menjadi murid yang biasa-biasa saja.

Perasaan mereka terasa aneh saat memasuki venue. Beberapa pasang mata tertuju pada mereka. Ini adalah hal yang tak biasa bagi Soojung dan Sulli. Apakah mereka terlihat seburuk itu? Dengan cepat mereka menuju meja bundar yang tersedia di tepi lantai dansa. “Hei, kenapa mereka melihat kita seperti itu?”  bisik Soojung.

“Sepertinya bukan kita, tapi kau,” balas Sulli.

“Aku?” Soojung menunjuk dirinya sendiri. Ia tak mengerti apa yang dibicarakan Sulli. Kenapa harus dia? Lalu Sulli mengahadapkan diri Soojung ke arah kaca yang terdapat di dinding gedung. Soojung mengamati refleksi dirinya dalam kaca. Itukah diriku? Batin Soojung. Kini ia mengerti ucapan Sulli.

***

Soojung tak banyak bicara selama acara inti dan dia hanya duduk, terlalu bosan. Ia berdiri, berjalan menelusuri gedung ini dan berakhir di balkon lantai 2. Ia tidak tahan dengan keramaian, lagipula sebentar lagi adalah pertunjukkan kembang api. Pasti seluruh siswa akan berada di taman, dan bukankah mengamati kembang api dari atas sini lebih menarik?

Balkon ini sepi. Desir angin dengan gamblang menyentuh kulitnya, meninggalkan rasa dingin. Ia melihat ke arah taman. Ada beberapa siswa yang sedang duduk, ada yang sekedar berbincang dengan temannya. Mereka sama seperti Soojung, termakan rasa bosan. Diantara siswa itu, Soojung seperti mengenali seseorang. Yeoja dengan mini dress berwarna merah muda, sedang berbincang dengan seorang namja mengenakan tuxedo berwarna hitam kebiruan. Soojung tak mengenali wajah namja itu karena tersamari oleh topeng, sedangkan ia mengenali yeoja itu.

“Apa yang dilakukan Sulli dengan namja itu?” Tanya Soojung lirih. Masih mengamati Sulli dengan namja itu, ia tersenyum melihat Sulli tertawa dan tersenyum tak ada habisnya. Ia kini tahu namja bertuxedo hitam kebiruan itu. Kim Kai. Namja yang disukai Sulli sejak tahun pertama. Ia merasa bahagia melihat sahabatnya bisa dekat dengan namja yang disukai. Dari atas itu, ia mengamati mereka.

***

Seorang namja terlampau bosan. Ia bosan dengan semua yeoja yang mencoba mendekatinya. Merasa tidak nyaman, ia menaiki tangga menuju lantai 2. Terlihat sepi. ‘Ini lebih baik’ batinnya. Ditelusurinya semua ruangan di lantai ini, dan hanya satu pintu yang terbuka. Ia mendekat dan mendapati seorang yeoja berdiri disana, sepertinya sedang mengamati layar megah yang terpampang diatas kota Seoul.

Soojung tidak menyadari jika seorang namja telah menatapnya dari belakang. Bayangan tubuh namja itu terang terang berada di samping bayangannya. Ia terlalu sibuk menikmati langit malam, meski hanya ada dua bintang terpisah diantara bulan. Sisanya hanya hitam kebiruan.

“Bukankah ini suatu hal yang seharusnya tidak dilakukan ketika berada dalam sebuah pesta? Menyelinap keluar dari acara dan bersembunyi disini?”Soojung sedikit memalingkan wajahnya. Terdengar langkah kaki menuju dirinya. Ia hanya diam dan kembali menatap langit malam. Sosok itu adalah seorang namja, yang kini sudah berdiri tak jauh di sebelah kanannya. Namja itu memasukkan kedua tangannya di masing-masing saku celananya. Kemudian hening. Soojung mencuri pandang ke arah namja itu, bertopeng dan memakai tuxedo, jelas ia adalah siswa seangkatannya.

“Bosan,” satu-satunya kata yang keluar dari mulut Soojung, masih mengamati langit malam. Namja itu menghadap Soojung, mendekatkan dirinya.

“Apa yang membuatmu, bosan?”

“Acara ini,” Soojung menoleh ke namja itu. Siluetnya tergambar jelas. “Kau?” Namja itu menoleh. “Aku?” mata mereka bertemu. Keheningan menyelimuti mereka. Soojung terpaku pada manik cokelat milik namja itu. Ini pertama kalinya Soojung merasakan hal yang seperti ini. Ini sesuatu yang aneh, tak biasa. Soojung kembali menatap langit.

“Aku juga bosan,” namja itu mengikuti arah pandangan Soojung. “Tak banyak bintang hari ini. Namun itu,” namja itu menunjuk salah satu bintang, yang berada paling jauh dengan bulan, “adalah bintang paling terang yang dapat dilihat dari bumi,”.

“Sirius,” ucap mereka bersamaan. Keduanya saling berpandangan, lalu melepas tawa. Sesaat kemudian terdengar suara kembang api. Pertunjukkan kembang api dimulai. Langit hitam tersebut kini terhiasi dengan warna warni kembang api. Soojung dan namja itu menikmatinya dalam diam. Ini malam yang menarik.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
radinkasafira
#1
Chapter 4: Kaaaa ini baguslah ditunggu kelanjutannya ><
anw kak kamuflase, nice to meet you again dan second chance itu nyambung yah kak? abisan nyambung sih wkwkw

ini jg serada nyambung gitu wkwk ><
audreylaksmono #2
Chapter 4: Update lagi dongg
littleraa #3
Chapter 4: Update please, penasaran sama kelanjutannya ..
Citraysm #4
Chapter 4: Aigoooo aaaabahasanya bagus bnget . Suka . Update please
chycyl #5
Chapter 3: bahasanya bagus thorr...
update lg yaa:)
jevelinn #6
Chapter 3: update pleaseee
Chiboe
#7
I want to read it but i cant read bahasa:(:(
sndrfebriana #8
Chapter 3: Hahahaha daebakkkkk! Update lagi^^
ParkRiMi
#9
Chapter 1: keep update:)
sndrfebriana #10
Chapter 1: Update please^^