Chapter 2

Me, Those Twins, and Chicken!!

 

“Mau apa kamu, Upin? Mau ngehina ketekku lagi? Sori la yau, ketekku sudah ga basah lagi. Kalo ga percaya, lihat nih!!” kata Ipin sambil menunjukkan keteknya yang lebat bagaikan hutan tropis.

 

Upin ternganga melihat ketek Ipin. Kemudian dia mencebil, “Yah, Ipin ga asyik nih.... padahal kita butuh ketekmu yang ‘WoW’ untuk menidurkan ayam ini. Kita kan, bisa dapet 1 bucket ayam besar kalo kita ngalahin om gondrong itu,” keluh Upin.

 

“Hmm.. emang ga ada cara lain? Gimana kalo pake ketekmu?” Ipin ganti menggoda Upin.

 

“Idih, sori ya, ketekku ga basah ya! Aku rajin pake rexona nih~~” Upin mengelak.

 

“Siapa atau aja virus si ‘basah’ ini pindah ke kamu ;p” balas Ipin.

 

Sementara itu....

 

Onew semakin gugup karena takut ia akan kalah dalam perlombaaan ini sehingga ia tidak bisa mendapatkan 1bucket ayam besar.

 

“Aaaah... 2 tuyul itu ternyata berbahaya juga, mana ayam mereka kelihatan penurut & pendiem pula, ga kayak ayamku yang girang,” batin Onew. Jantungnya berdetak semakin cepat karena gugup dan tak tahu harus berbuat apa, dan akhirnya ia menemukan sebuah ide gemilang (?).

 

“Author baik, cantik, imut, manis, cantique, mulia nan mempesona, kasih aku obat bius dong biar aku bisa menang. Author ga kasian ta sama aku? Ntar kalo aku sedih gara – gara ga dapet ayam, gimana? Author mau, tanggung jawab sama fansku?” Onew mulai merayu author.

 

Author: haduh gimana yah? Kasih gak ya?

 

“Plisss, author cantik bangeeet,”

 

Author: ya ya wes, terserah. Nih~

 

*plung* author mendaratkan obat bius tepat di tangan Onew.

 

“Aaah, akhirnya~ matur sembah suwun author ingkang ayu~~ nih sini, mau aku cium, MUAACH :*,” Onew memberikan ciuman mesra ke author tapi author menolaknya hanya dengan kaya “cih, how pity”

 

Hatiku gembira riang tak terkira aku bakal menang dalam lomba ini, oh ayam~~,” [AN: ini yg nulis co-author, jd author 1 ga ngerti ini dari lagu apaan]

 

Akhirnya dengan obat bius pemberian author, Onew dapat menidurkan ayamnya. Setelah memastikan apa ayamnya benar – benar teridur, dia melambaikan tangann dan bersorak ke arah juri. “Juri!! Ini lihat!! Ayamnya sudah tidur!!”

 

Para juri mendatangi meja Onew untuk memastikan apakah ayam Onew sudah tertidur atau belum. Dan ....1...2....3

 

“Yak sodara – sodara sekalian sebangsa dan setanah air, dengan ini saya nyatakan bahwa ONEW IS THE WINNER dalam lomba ini!!!,” teriak juri dengan suara cempreng bagai suara co-author.

 

“YEEEE!!!” teriak Onew dengan heboh dan girangnya sambil menatap Upin&Ipin dengan tatapan ‘liat-nih-aku-yang-menang’ sambil mengangkat kerah baju ala KANGEN BAND.

 

Di sisi lain, Upin & Ipin sedang bertengkar, saling menyalahkan satu sama lain karena gagal mendapat 1 bucket ayam besar idaman mereka. Karena, sampai sekarang, ayam mereka belum tidur – tidur. Iya sih, emang si ayam itu sempat tidur, namun waktu juri mendatangi tempat mereka, ayamnya udah keburu bangun duluan dan juri menyatakan bahwa mereka gagal menidurkan ayam mereka, padahal itu sudah sampai di hitungan terakhir. Yaaak, namanya belum rejeki, how pity.

 

Onew dengan bangganya naik ke atas panggung dan menerima hadiah berupa 1 BUCKET AYAM BESAR itu dengan menjulur – julurkan lidahnya karena ingin sesegera mungkin menikmati ayam tersebut.

 

Sementara itu, Upin & Ipin masih berdebat...

 

“Gara – gara kamu nih Pin!!”

 

“Kamu tauk!!”

 

“Kamu sih, keteknya gak basah!!”

 

“Kamu pokoknya!!!”

 

“KAMU KAMU KAMU!!!”

 

[AN: teman teman, ini jangan ditiru yee]

 

Tiba – tiba, dari belakang, Onew mengahmpiri 2 anak itu dan pamer dengan ayam yang didapatkannya.

 

“Kamu...kamu...kamu...kamu...di hatikuuuu~,” Onew tiba – tiba menyambung pembicaraan mereka dengan tatapan penghinaan dan taaan ;o. “Ahihihik, kayaknya aku bakalan pesta ayam goreng ini.... euumm, ayam gorengnya enak banget, mana banyak lagi,” kata Onew semakin menunjukkan kesombongannya. Ia sengaja agar kedua anak itu iri dengan ayam yang ia peroleh.

 

“Woaaah, ada om imut nih,” sapa mereka  ke Onew dengan muka imut dan muka mupeng dan tatapan aku-mau-ayam-itu~~~

 

“Kalian mau ini nggak??” tanya Onew pura-pura  menawari mereka.

 

“MAU BANGET!!!” Upin & Ipin menjawab Onew dengan penuh harap.

 

“Tapi sayangnya aku gamau!!” kata Onew sambil menjulurkan lidahnya kemudian meninggalkan mereka.

 

Karena merasa terhina dan sangat ingiiin hingga kebelet makan ayam goreng milik Onew, Upin & Ipin merencanakan misi rahasia untuk mengambil ayam itu.

 

“Upin...Upin...aku punya ide nih buat ngambil ayam itu dari om ‘imut’ itu” kata Ipin sambil menaikkan alisnya.

 

“Apa? Apa?!!” tanya Upin penasaran.

 

“?>#!&*^#%!)!” bisik Ipin di telinga Upin.

 

“Ha!! Baru nyadar kalo saudara kembarku itu pinter!!” kata Upin dengan nada menghina.

 

Muka Ipin hanya cemberut mendengar komentar saudara kembarnya. Tapi, ia tetap memendamnya, karena ia mempunyai perasaan yang ‘berbeda’ terhadap saudara kembarnya.

 

“Yaudah, pake topeng ini Upin! Kita segera melancarkan aksi” kata Ipin sambil melemparkan topeng dengan ukiran wajah omas ke Upin sedangkan ia memakai topeng kembaran Omes, si Simas dengan gigi mancung dan hidung pesek.

 

Sebelum mencari Onew, mereka berdua menyiapkan semua alat – alat detektif seperti walkie-talkie pada jamnya, agar misi mereka berjalan mulus. Sekarang, Upin dan Ipin sudah siap, mereka berdandan ala James Bond. [AN: inget waktu dia disuruh cari ayamnya atuk ga?]

 

“Pzzzong, Agen 1 lapor!! Agen 2 sudah siap!!” Ipin memberi sinyal kepada Upin.

 

“Agen 2 menerima laporan. Laksanakan tugas!!!” Upin membalas sinyal kepada Ipin.

 

“Oke bos!! Agen 1 segera menuju lapangan!!” jawab Ipin. Dengan segera Ipin mencari Onew dan melancarkan misinya, yaitu memestikan gerak – gerik Onew dan memastikan dia ke tempat Mbak Teh Poci karena di sana ada Upin yang sedang menyiapkan jebakan |backsound Mr. Bond|

 

Ipin mendatangi Onew yang sedang menikmati ayam hasil kemenangannya. “Om om, haus gak?” tawar Ipin kepada Onew.

 

Onew celingukan mencari asal suara yang (sepertinya) memanggilnya. Dia menoleh ke kanan. Tidak ada orang. Menoleh ke kiri. Tidak ada orang. Karena depresi, Onew mengabaikan suara itu.

 

“WOI OM, HAUS GA??” tanya Ipin dengan berteriak.

 

Onew menoleh ke bawahnya. Ia melihat sosok tuyul itu dengan wajah garang [AN: Onewnya yg garang], bersiap menyerangnya dengan jurus KungFu yang ia punya. Karena takut tuyul, ia menelepon dukun favoritnya.

 

“Yoboseyo? Mbah dukun?” Onew langsung berbicara begitu telepon diangkat.

 

“Onew? Tumben banget telepon, kangen ya? Iya kan? Iya??” tanya mbah dukun dengan suara genit.

 

“Sssssh..hush!! Aku nelepon soalnya aku ada perlu!! Mbah, tolong!! Di sampingku ada TUYUL!!!” kata Onew dengan panik.

 

“Onew? Gwaenchanayo?? Oke, kamu tunggu sebentar yah. Kamu lagi di KFC kan?” terka sang dukun.

 

“Iye. Cepetan dateng ah, gausah banyak bacot!!,” seketika itu, Onew menutup teleponnya.

 

Onew masih terdiam di tempat ia berdiri. Ia menutupi matanya dengan bucket ayam miliknya. Ia tkut melihat tuyul berkepala mengkilap itu. Tak lama kemudian, datanglah dukun yang tadi ditelepon oleh Onew.

 

“Onew!!” sapa dukun itu dengan girangnhya. Ia memeluk Onew dengan eratnya.

 

Onew melepaskan pelukan dukun itu, kemudian memandang dukun itu dengan pandangan ‘ih-sukanya-sama-berondong-dasar-gay~’. Dukun itu kemudian memberi tatapan ‘abis-kamu-imut-sih’. Onew kemudian membalas dengan pandangan ‘aku-tau-aku-itu-imut-tapi-aku-ogah-sama-kamu’

 

“Yah! Mbah dukun, tolong usir tuyul ini!!” kata Onew sambil menunjuk Ipin.

 

Mbah dukun mengeluarkan sebuah mantra yang selalu ia bawa di saku kiri celananya. Ia menangkap gelas yang tiba – tiba dilemparkan author entah dari mana, kemudian berniat mengisinya dengan Teh Poci, karena kebetulan di dekat situ terdapat mbak – mbak yang berjualan Teh Poci.

 

“Mbak , mbak, tolong isi gelasnya pakai milik-tea ya~” kata sang dukun sambil menyerahkan sebuah gelas.

 

Mbak penjaga teh poci mengisi gelas mbah dukun dengan segelas penuh milk tea. “Semuanya 300won pak,” katanya sambil mengembalikan gelasnya.

 

“300? Ah murah!! Nih!!,” ujar mbah dukun. Ia menyerahkan 3 keping uang 100rupiah yang ia bawa.

 

Mbaknya menggeleng. “Pak, pak, ini 300 rupiah, bukan 300 won!! Jangan anggap saya bodoh karena saya adalah seorang TKW!! Biar TKW, saya lulus kuliah strata 1!!” ujar mbak teh poci menaikkan suaranya 1 oktaf.

 

“Woss... wos... Sabar mbak! Orang sabar pantatnya lebar,” respon mbah dukun.

 

“Udah ga bayar, bilang pantat saya lebar lagi. Apa-apan nih??” mbak teh poci semakin emosi.

 

Onew menyerahkan 300 won ke mbak teh poci karena ia sudah tidak sabar untuk memngusir tuyul yang tadi mengganggunya. “Nih mbak” kata Onew sambil menyerahkan uangnya.

 

Mbak teh poci menangkap uang yang diberikan Onew dengan efek dramatis ala ‘matrix’. Namun, ternyata mbak teh poci meleset, ia gagal menangkapnya. Uangnya terbang entah ke mana dan dikejar mbak teh poci. Onew dan Mbah Dukun kini menganggap masalah mereka dengan Mbak Teh poci adalah angin lalu.

 

“Mbah, ayo cepetan usir tuyulnya!!!,” kata Onew dengan tidak sabar.

 

Mbah dukun mulai membaca mantra yang sedari tadi ia genggam. Kemudian membakarnya dengan korek yang ia keluarkan dari saku sebelah kirinya juga. Ia memasukkan abu mantra sambil komat – kamit ke dalam milk tea. Ia meminum ½ gelas milk tea itu, berkumur, kemudian disemburkan ke arah Ipin. |backsound: Alam-Mbah Dukun|

 

“Uwaaa~~” teriak Ipin. Ia berteriak keras karena ia disembur dengan milk tea oleh mbah dukun.

 

Onew dan mbah dukun shock karena tuyul tersebut tidak lekas menghilang. Onew meletakkan bucket ayamnya di meja terdekat, karena ia ingin mencoba mengusir tuyul tersebut. Ia meraba – raba kantong celana Mbah Dukun, mencari mantra. Ia mengikuti yang tadi dilakukan oleh Mbah Dukun. “Byor” dia menyemburkan air ke muka Ipin.

 

Sementara itu...

 

Upin terbangun dari tidurnya. Sedari tadi ia menunggu saudara kembarnya di bawah tempat teh poci sampai tertidur. “Mana sih si Ipin? Isssh!!,” gerutunya. Ia menggeliat sebentar, kemudian keluar dari tempat persembunyiannya. Ia melihat sosok mbak-mbak sedang menari ‘chaiyya chaiyya’ demi mendapatkan uang 300won. Karena tidak kuat menahan godaan, Upin pun ikut menari bersama mbaknya.

 

Kembali ke mbah dukun & Onew...

 

“WOI STOP!! AKU BUKAN TUYUL!!!!,” teriak Ipin. Setelah berulang kali disembur dengan campuran milktea + abu mantra oleh Onew dan Mbah Dukun, akhirnya Ipin angkat bicara. Sebetulnya ia juga menikmati disembur dengan milktea + abu mantra, karena ia dapat menjilati bagian tubuhnya yang kena sembur, tapi lama-lama ia merasa badannya menjadi lengket.

 

“Kalo bukan tuyul, kok botak, kecil, mini, kepala gede, suaranya aneh, & pake singlet??” tanya Onew terbelalak.

 

“Ye... suka – suka aku dong mau gimana ;p emang situ siapa? Pernah berguna apa di hidupku? Well, this is ma style. Kenapa? Gasuka? Fine!! Dasar gondrong aneh!!!” kata Ipin. Dia menjulurkan lidah ke arah Onew.

 

“Dasar!!” bentak Onew.

 

~*~

 

‘Jinke Sar Ho Ishq Ki Chaaon
Paanv Ke Neeche Jannat Hogi
Jinke Sar Ho Ishq Ki Chaaon
Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya
Chal Chaiyya Chaiyya Chaiyya Chaiyya’

 

Dua sejoli a.k.a Upin + Mbak Teh Poci sedang menari untuk mengejar uang 300won dengan diiringi lagu ‘Chaiyya-chaiyya’ oleh Shrukh Khan. Setelah beberapa lam mengejar uang 300won tersebut, akhirnya mereka mendapatkannya.

 

“Mbak, punya peta?” tanya Upin pada Mbak Teh Poci.

 

Mbak Teh Poci masih girang karena akhirnya ia berhasil menangkap uang 300won-nya. Setelah beberapa saat, ia baru menjawab pertanyaan Upin. “Enggak. Emang kenapa?” sautnya.

 

“Soalnya...Saat aku melihat matamu, aku merasa tersesat di dalamnya. Aku merasa telah jatuh cinta kepadamu. Would you be my girl??” [AN: wkwkwk gombal ya? Ember ciin] ungkap Upin.

 

Mbak Teh Poci terbelalak. “What? Aww... that’s so cheesy. Yes, i would,” kata Mbak Teh Poci sambil tersenyum.

 

***

 

“Kepala licin!!”

 

“Gigi maju!!”

 

Onew dan Ipin terus berargumentasi masalah yang sebenarnya sangat  - sangat tidak penting. Mbah dukun hanya menonton dua manusia itu dengan pandangan ‘wah-seru-juga-nih’ ke arah mereka. Karena merasa kelaparan, Mbah Dukun mempunyai niat untuk mengambil  1 ayam dari buckrt ayam milik Onew yang ditaruh di meja dekat situ. Namun ia terkejut karena bucket ayam milik Onew menghilang.

 

“Onew,” panggil Mbah Dukun sambil mencolek bahu Onew.

 

“Apa sih?” tanya Onew merasa terganggu.

 

Tiba – tiba bau ayam goreng melewati hidung mereka.

 

“Bang, bang, lagi pada ngapain sih?”

 

Onew, Ipin, dan Mbah Dukun langsung menoleh ke arah suara. “AYAM!!” teriak mereka secara bersamaan. Mereka terkejut melihat sosok yang membawa ayam tersebut, yaitu seorang wanita rambut model Dora, gigi mancung, hidung tenggelam, dan bibir semekar bunga Rafflesia Arnoldi.

 

“Ngik? Siapa kamu? Eh, maksudku....kamu itu apa?” tanya Onew sambil memasang ekspresi ‘jijay’

 

“Aku? Kenalin, aku Omaswati Cantik Sekali Bagai Bidadari Wangi Sekali Tapi suka Mandi Di Kali, panggil aku >> Omas,” jawab ‘orang’ itu.

 

Onew mengamati orang itu dari atas ke bawah, dan sebaliknya. Kemudian memandangnya dengan jijik karena menurutnya, muka Omas terlalu.....sebagai manusia.

 

“Oh, jadi Omas itu kamu?” tanya Onew.

 

“Iya. Ada apa?”

 

Onew hendak menjawab, namun matanya tertarik pada sesuatu yang dibawa Omas, yaitu bucket ayam miliknya!!!

 

“Omas, itu punyaku!!!,” kata Onew sambil menunjuk bucket ayam tersebut.

 

***

 

“Omas?”

 

Ayam yang tadi didandanini Onew yang tadinya tertidur lelap bagaikan ‘sleeping beauty’ terbangun karena mendengar nama idolanya. Ia langsung berlari menuju tempat pertikaian antara Onew & Omas.

 

***

 

“Yee... gabisa dong! Aku nemu ayam itu di deket meja sono noh,” kata Omas sambil menunjuk meja yang ada di dekat situ.

 

“Tapi...tapi...itu punyaku!! AKU SUDAH SUSAH PAYAH DAPETINNYA!!,” bela Onew.

 

“STOP!!,” tiba – tiba terdengar suara. Mereka mencari sumber suara tersebut dan mendapati seekor ayam dengan pakaian abad pertengahan yang masih ia pakai dan ia sedang mengembangkan sayampnya. “Hentikan semua kebualan ini!!,”

 

“Eh?” mereka menoleh ke arah ayam tersebut.

 

“Abaikan yang barusan,” kata ayam tersebut sambil tersenyum kecut. “Onew, berikan ayam itu pada Omas!!! Bukannya kamu sudah nyuri stock ayam KFC buat seminggu?” tanya ayam. Ia menarik Onew, Ipin, dan Mbah Dukun agar menjauh dari Omas.

 

Omas menatap ayam tersebut dengan mata penuh harapan. Di matanya, sosok ayam tersebut sangat, gentleman, penolong, dsb, dsb, pokoknya ia merasa bahwa ayam tersebut adalah belahan jiwanya. Ayam Onew melihat reaksi Omas, ia hendak mengambil ini sebagai kesempatan.

 

“Omas, tahukah dirimu, setiap aku melihat gambar dirimu, bagaikan ribuan kupu – kupu terbang di sisiku. Tiap mendengar suaramu di TV,aku bersyukur bahwa aku tidaj tuli. Aku ingin tetap bersamamu. Maukah kau menjadi pacarku??” tanya ayam sambil bertekuk lutut. [AN: co cwit eacch??]

 

Omas menatap ayam ayam dengan terbelalak. Jantungnya berdetak dengan cepat. Peluh keluar dari seluruh tubuhnya. Lidahnya kelu saat ia mencoba untuk berkata. |backsound: SM*SH-I Heart You| Ia merasakan perasaan aneh menyeleubungi dirinya. Ia mengangguk dan berkata, “aku mau”

 

Kemudian sang ayam menggendong Omas dengan ‘bridal style’. Di tangan Omas, masih ada bucket ayam milik Onew. Ipin, Mbah Dukun, dan Onew hanya melihat mereka dengan penuh keheranan. Benar – benar cinta terlarang!!

 

Tiba – tiba Ipin melihat sosok Upin sedang bermesra-mesraan dengan seseorang. “Upin!!” panggil Ipin. Karena tidak ada respon dari Upin, dia berjalan ke arah Upin. Begitu sampai di tempat Upin, Ipin terkejut melihat >>.....Upin sedang ber’Chaiyya Chaiyya’ dengan Mbak Teh Poci. Mungkin, Upin tidak menyadari kehadiran Ipin, sehingga Ipin kembali ke tempatnya tadi.

 

“Om, kayaknya ini bukan rejeki kita buat dapet ayam,” kata Upin.

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

annyeong~

gimana ff cracnya?

aneh?

emang xDD

bacabacabacabaca ya?

okok

thx~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
diansone #1
Chapter 1: ada upin ipin?! O_o
shienafany #2
huakakaka...
ceritanya meskipun rada-rada gaje tapi bagus!
huahhhahaha..hehehe...hihihihi #cekikiankayaorgil
febrielia #3
errrr... Gigi gw kering baca nii ff :p
yoongsoshi
#4
@whitepen aww.. Makasi ina~<br />
@stephaniesiska kalo mereka autis, kan tambah loocoo xD
sehohn
#5
that's the real shinee? Like this? Oh you're really really make them like autis dongsaeng -,-
whitepen #6
Sumpah, mey..<br />
Kau buat shinee bener2 ancur seancur2nya..<br />
<br />
--''
reenee09 #7
Oh my God! You're so funny... I cannot stop laughing even though it already past midnight.<br />
Neighbour ku mungkin fikir ada "benda" yang suka ketawa ngakak ditengah malam...<br />
Pertandingan menghias ayam. Ayam boleh bercakap. Ada Upin-Ipin...<br />
Baru First chapter aku terpaksa stop. If not i'll have stomach cramp kalau teruskan juga baca sampe habis in one row...<br />
Need to rest first...Harus ambil nafas panjang supaya mampu sambung ketawa lagi...<br />
I'll continue reading later...<br />
TastexThexRainbow good idea. You'll love it. Better if you force yoongsoshi to make an English version for non malay speakers... I'll support you from behind...<br />
But better in original version. Funnier because once translated, it'll loose the comedic elements...
-
#8
I tried reading this lol....but I failed. plan B: Translator!
yoongsoshi
#9
@justmeonly:<br />
thanks xDD