Ravi bersama ampas kecap (kecap ada ampasnya) sebut saja N, berdiri di depan meja pemesanan. Mereka sibuk ngeliatin papan menu yang terpajang di bagian atas.
"Saya pesen coffee latte satu" kata N ke mbak waiter.
"Oke. Mas yang satu lagi mau pesan apa?" tanya mbak waiter dengan mata kedap-kedip genit. Kasian. Dia pikir, dia lampu disko.
"Saya mau....mm...mm................mm......" gumam Ravi bingung.
5 menit, 10 menit, 1 jam, 4 tahun.
"Saya pesan kopi luwak aja deh!" Ravi asal sebut.

Selesai order, mereka duduk di kursi sambil menikmati kopinya. Ravi curhat tentang kejadian-kejadian anehnya saat siaran, dan N curhat tentang Leo yang susah senyum.

Tiba-tiba, PR (Public Relation) dari Coffee Shop tersebut menghampiri mereka.

"Gimana nih kopinya? Apa ada yang kurang?" tanya si PR, ramah.
"Enggak kok, Mbak. Semuanya enak, terutama kopi yang saya minum ini. Rasanya enak banget" kata Ravi  sambil mengacungkan cangkir kopi di tangannya.
"Wah.....terima kasih" Mendengar pujian itu, Mbak PR itu langsung tersenyum lebar sampai kuping.
"Ngomong-ngomong, ini kopi apa namanya, Mbak? Lupa." tanya Ravi polos.
"Oooohhhh.. Itu kopi luwak. Kopi yang berasal dari kotoran luwak" jawab si Mbak PR.
"Ooooh... dari kotoran luwak" Ravi manggut-manggut, terdiam sejenak, lalu shock tiba-tiba, "APA? DARI KOTORAN LUWAK? Maksudnya, dari eek musang, gitu?"
"Iya. Betul sekali, Mas" Si PR menjawab dengan senyum tanpa dosa.
Si ampas tahu yang kita tau dengan sebutan N kontan tertawa ngakak penuh kemenangan, "HAHAHAHA. Minum tuh eek musang! HAHAHAHAHA"

Ravi memang lagi apes akhir-akhir ini. Dan mungkin mengajak sahabat terbaik nya untuk sekedar ngopi di Coffee Shop bukan keputusan yang tepat.