Get Lost In Indonesia Part 1

Get Lost In Indonesia

"Aku ingin pergi ke Indonesia." Jawabku, mengatakan apa yang aku pikirkan selama ini.

"Baik, bisa." Akhirnya ia menjawab. Aku sudah tersenyum senang sebelum akhirnya dia mengatakan, "Setelah launching album yang baru, kalian bisa tour keliling Asia. Tenang saja, semunya bisa kita masukkan jadwal." Aku langsung tidak tenang. Bukan itu maksudku untuk datang kemari dan meminta direktur untuk mengurus tour kami. Aku ingin ke Indonesia untuk bersenang-senang, sendiri, traveling, begitu mauku. Sendirian.

"Ahahah tapi maaf, Pak Direktur. Bukan itu maksudku untuk datang kemari." Aku meyakinkan diriku untuk mengatakan ini  dengan jelas. "Aku ingin liburan ke Indonesia. Sendiri." Akhrinya aku mengatakannya. Direktur langsung melihatku, shock, cemas, semuanya bercampur-aduk. Ia tidak mengatakan apa-apa, tapi ekspresinya benar-benar kacau.

"Indonesia? Sendirian?! Kyuhyun! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? Kau tidak bisa berangkat sendirian!" Brak! Ia menggebrak meja. Aku diam, hanya menatapnya, kaget. Sangat kaget, begitu pun juga dia. Direktur langsung duduk kembali ke kursinya, menenangkan diri.

"Tidak, tidak apa-apa, jika semua ini dirahasiakan. Aku ingin berlibur, bukan di Jakarta--aku dengar Indonesia punya pedalaman yang bagus. Jawa? Aku mendengar dari beberapa teman lamaku, dan kedengarannya mengasyikkan untuk pergi ke sana. Aku sangat tertarik untuk itu, sangat." Aku mengatakannya dengan jelas. "Tolong, Pak Direktur. Aku benar-benar ingin berlibur. Izinkan aku satu kali ini saja." Aku memohon padanya. "Kau hanya perlu memberiku satu penjaga, yang bisa membawaku ke banyak tempat di Indonesia."

"A Guide?" Dia mengulanginya lagi, lalu mengacak-acak rambutnya. "Bagaimana bisa seorang Kyuhyun berkeliling sendirian di negara orang dengan satu pembimbing!" Ia meledak lagi. Aku diam, tetap duduk di kursi dengan rasa takut. Kami berdiam diri sekitar 10 menit lamanya. Suara yang terdengar hanya suara-suara aneh yang Pak Direktur buat dengan kuku jari dan kaki yang tidak bisa diam.

"Menyusahkan." Ujarnya kemudian, lalu membalikkan kursinya ke arahku. Aku menatapnya agak takut. Sudah ku duga, rasanya memang tidak mungkin. "Aku beri izin."

"HAH?!" Aku langsung melompat dari kursi dan menggeprak mejanya dengan kedua tanganku. Ia terlihat shock dan tidak bergerak, sementara aku berseri-seri. "Sungguh?!" Tanyaku lagi, lalu ia berdiri dan mengangguk. "Gamsahabnida! Kamsahabnida!" Aku melompat-lompat, layaknya orang gila, tapi biasa aku lakukan. "Ini benar-benar hal yang aku tunggu-tunggu, pak!" Aku masih berjingkrak-jingkrak.

"Hahahah ya, Kyu! Karena aku juga pernah merasa seperti mu, rasanya pusing sekali dengan deadline dan kondisi yang begini-begini saja, dan terlalu sering bersama teman juga membuatku ingin sendiri. Mungkin bagus juga untukmu. Beruntung kau mendapat izin karena aku pernah merasakannya juga."

"Ya! Ya! Aku benar-benar merasa tidak enak akhir-akhir ini, bahkan mungkin lebih lama! Aku pikir aku tidak akan pernah mendapat izin ini!" Aku berseru ke arahnya. "Terimakasih, Pak Direktur! Terimakasih!" Aku berlari meninggalkan ruangan.

Dan hari yang ditunggu pun tiba.

...
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet