Malam itu berkumpul di rumah Sarah untuk berdiskusi. Sarah, Rebecca, dan Daniel mengambil kursi lalu duduk di depan sofa yang diduduki kelima anggota boyband dan Justin.

“Kurasa ini saat yang tepat untuk menceritakan kepada kalian apa yang terjadi.” kata Justin memulai. Semua hadir di situ, termasuk juga Sarah, Rebecca, dan Daniel yang sudah mengetahui cerita itu terlebih dahulu. Justin sengaja memilih duduk di kursi biasa daripada sofa agar dia bisa lebih leluasa bercerita.

“Josh adalah salah seorang Penjaga terkuat yang pernah ada. Dia hanya berada satu tingkat di bawah Adam, pemimpin mereka.” katanya. “Itu karena dia sudah sangat terbiasa dengan pertempuran.

“Tapi secara alami, mereka semua—termasuk mereka berdua…” kata Justin sambil menunjuk Sarah dan Rebecca, “…memiliki kemampuan yang tidak biasa.” Dia menyandarkan punggugnya di sandaran kursi lalu melanjutkan. “Ketika mereka masih berumur 7 tahun, mereka sudah secara tidak sadar menyegel salah satu makhluk yang sangat merepotkan waktu itu. Dari situlah Josh mulai mengenal Elizabeth, yang sering kami panggil Liz, yang menjadi tambatan hatinya.”

“7 tahun?” seru mereka semua. Mereka saling bertukar pandang.

“Ya, tapi semenjak kejadian itu ingatan kami semua terkunci, dan kami melupakan siapa kami hingga kami berumur 12 tahun.” tambah Sarah. “Atau dalam kasusku, 15 tahun.”

“Josh adalah orang yang pertama terbuka ingatannya setelah Profesor Ico menunjukkan rekaman mengenai penyegelan itu.” Rebecca melanjutkan, “Semenjak saat itu, selama ingatan kami belum kembali, dia selalu melindungi kami diam-diam.”

“Kami menjadi target buruan musuh. Suatu saat di hadapan tujuh orang dari kami, dia terpaksa menggunakan kekuatannya untuk melindungi mereka. Itulah awal mula kemunculan kemampuannya untuk membuat perisai pelindung.” 

“Josh kembali bertemu dengan Liz ketika kami di SMA. Dan itu membangkitkan kenangan-kenangan lama di antara mereka.

“Seiring dengan berlalunya waktu, kemampuan Josh semakin maju. Karena kelihatannya kemana pun dia berada, pasti selalu ada masalah.” Dia berhenti disitu dan mengalihkan pembicaraan ke pokok masalah. “Meski pacaran, Josh sangat menghormati Liz. Jadi dia tidak pernah melakukan apapun padanya dengan tidak sopan.” Rebecca menambahkan. “Mereka sangat dekat dan saling mencintai. Setelah cukup lama pacaran mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Tapi belum juga keinginan itu terwujud, sebuah berita sampai ke telinga Josh, membuatnya shok berat.”

Mereka semua diam, menunggu. Baik Sarah dan Rebecca bertampang suram. Sementara Daniel hanya menunduk.

“Apa yang terjadi?” Yuchun memberanikan diri bertanya. Dia berbicara dengan suara yang sangat pelan, namun terdengar jelas oleh mereka semua karena kesunyian itu.

Sunyi lama. Karena tidak ada yang berbicara, sehingga akhirnya Justin yang buka mulut.

“Orang tua Liz terkena suatu masalah yang sangat berat. Dan jalan penyelesaiannya cuma dengan menikahkan anaknya.” Dia berhenti sejenak. “Liz tiba-tiba dijodohkan dengan seseorang bahkan tanpa sepengetahuan Liz sendiri.”

Mata mereka terbelalak. Pernikahan yang diatur oleh orang tua? Di jaman seperti ini?

“Josh tidak berbuat apa-apa?” tanya Changmin.

Sarah menggeleng. “Saat dia tahu, semuanya sudah terlambat. Pernikahan itu sudah disepakati dan legal secara hukum secara sembunyi-sembunyi. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentangnya. Dan sepertinya mereka memalsukan tanda tangan Liz di sana.”

“Pernikahan itu pasti melukai mereka berdua.” kata Yunho.

“Tidak, Yunho.” kata Daniel akhirnya. Dia terlihat marah. “Pernikahan itu tidak melukai mereka, tapi menghancurkan mereka.”

“Josh benar-benar depresi.” tambah Rebecca sambil menitikkan air mata. “Dia pergi entah ke mana. S