chap 2
From Me To Youakhirnyaa bisa update jugaa..
semoga readers puas yah.. kalo gkk puas yah dipuasin ajalah XD
happy reading^^
Wooyoung melangkahkan kakinya menuju jalan raya itu..
“kali ini aku pasti berhasil” ucapnya dalam hati “aku tidak akan merasa sakit lagi” lanjutnya diiringi dengan air mata yang mulai berjatuhan “eomma, appa, tunggu akuu” ucapnya lalu menghentikan langkahnya di tengah jalan ituu..
Wooyoung menutup matanyaa..
Tiiitttttttttt………. “bunyi klakson mobil, pasti mobil itu mencoba memberhentikan mobilnya, tapi itu sudah terlambat” wooyoung tersenyum miris..
.
BRUKK-
.
“apa ini? Ada seseorang yang mendorongku dari belakang?” ucap wooyoung dalam hati lalu membuka matanya,
.
“hey, apa yang kau lakukan? Hoshh.. Apa kau sudah hosh.. sinting hah? Untuk apa kau berdiri di tengah jalan seperti orang gila? hosh.. kau ingin mati eoh?” ucap seseorang yang tidak wooyoung kenal, orang yang sepertinya mendorong wooyoung tadi, dia terlihat lelah, sepertinya dia berlari tadi,
“hey, jawab aku! Jangan hanya menatapku” wooyoung tetap bergeming ditempat..
“HEY!! Apa kau tuli?” ucap orang itu dengan suara yang mulai meninggi
“itu bukan urusanmu,” ucap wooyoung datar lalu pergi menjauh dari orang yang sudah membantunya tadi..
“jadi begitu yah? Dia memang berencana untuk bunuh diri rupanya” gumam orang itu lalu pergi berlalu,
.
.
.
Wooyoung berjalan entah kemana, sampai dia menemukan taman yang sepi, tapi cukup indah, dia berjalan menuju ayunan yang berada ditaman tersebut lalu mendudukinya,
“apa-apaan orang itu? Ikut campur sekali dia,” gumam wooyoung pelan “kenapa?Apa yang salah denganku? Kenapa aku tidak mati sekarang saja? Mengapa banyak orang mati dengan mudahnya, sedangkan aku? aku harus bersusah payah untuk bisa mati tapi selalu tidak berhasil? Kenapa? Apa tuhan terlalu senang menyiksaku?” lanjutnya,
“eomma, aku merindukanmu” gumamnya dalam hati, Tanpa sadar air mata terjatuh di pipinya yang mulus itu..
Wooyoung merasa sangat lelah, hingga tanpa dia sadari, dia sudah terlelap di ayunan tersebut..
.
.
“aku ada dimana? Kenapa semuanya putih?” wooyoung menengok ke kanan dan kiri yang tampak sama saja, putih dan terasa sangat mengkilau
“wooyoung” terdengar suara seorang wanita yang memanggil nama wooyoung
“eomma?” ucap wooyoung ketika melihat wanita itu yang ternyata adalah ibunya
“woo, jangan menangis lagi” ucap wanita itu lembut
“eomma, aku ingin ikut denganmu, tolong bawa aku” rengek wooyoung
“tidak bisa woo, kau harus bisa meneruskan hidupmu dengan baik” ucap seorang pria yang mendekat kea rah wooyoung
“appa? Tapi kenapa? aku tidak suka disini, aku takut eomma, appa..” ucap wooyoung lirih
“jangan takut,ada eomma disini, eomma selalu ada untukmu woo..”
“bohong! Kalian sudah tidak ada untukku, kalian sudah meninggalkanku sendirian di dunia yang kejam ini! Aku sendiri disini eomma, appa, aku rindu kalian.. hiks.. aku.. hiks.. ingin ikut dengan kalian” isak wooyoung
“wooyoung, maafkan appa dan eomma yang sudah meninggalkanmu, itu juga bukan kemauan kami woo, sudah takdirnya begini, tidak ada yang bisa mengubah takdir,” ucap wanita itu dengan raut wajah yang sangat sedih
“persetan dengan takdir atau apalah itu, aku tidak perduli dengan hal semacam itu..” ucap wooyoung
“..appa, tidak bisakah kau mengerti bagaimana perasaanku?” lanjutnya lirih
“appa tau kau merasa sendiri, appa mengerti perasaanmu, tapi cobalah buka matamu, kau tidak sendiri, ada banyak orang yang mau menerimamu,tapi kau saja yang sudah mengabaikannya,”
“tapi, appa..”
“sudahlah woo, jangan khawatir, walaupun kami tidak bisa menemanimu melangkahkan kakimu di dunia, tapi kami selalu ada untukmu.. disini” pria itu menunjuk kearah dada wooyoung
“disini?” ulang wooyoung sambil memegang dadanya
“ya, kami ada di hatimu, kami selalu ada disana, kami tetap hidup disana, tenanglah, kami selalu ada, jadi jangan sedih lagi yah chagi” ucap sang wanita lembut dengan senyum yang terukir diwajhnya
“tapi eomma..”
“jangan sedih lagi yaah” ucap sang wanita dan pria yang sudah mulai menjauh
“eomma.. appa.. kalian mau kemana? Jangan tinggalkan aku lagi”
“kami tidak meninggalkanmu..” ucap keduanya bersamaan lalu hilang dibawa angin, seolah mereka berdua adalah gabungan dari angin itu sendiri
“EOMMA! APPA! Jangan pergi” teriak wooyoung
“wooyoung, bangun woo” terdengar suara seorang pria, tapi tidak ada rupanya, hanya suaranya yang menggema, “woo! Bangun!” terdengar lagi suara gema itu,
Wooyoung bergeming ditempat, tapi dia merasa badannya seperti mulai naik dan terasa ada sebuah goncangan..
.
.
“EOMMA! APPA!” teriak wooyoung
“tenanglah woo, tenang..” ucap orang yang berada didepan wooyoung
“junho? Apa yang kau lakukan disini?” Tanya wooyoung
“apa yang kulakukan disini? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidur di taman? Apa sejak tadi kau disini?” ucap junho “astaga woo, banyak sekali keringatmu, kau seperti habis melakukan fitness saja” lanjutnya sambil melempar saputangan kearah wooyoung yang disambut wooyoung dengan spontan
“oh ya? Aku tidur? Sudah berapa lama?” tanyanya
“mana aku tahu, aku saja baru menemukanmu tadi, tadi aku pikir kau orang gila yang ngomong sendirian di ayunan, ternyata kau sedang mengigau tadi,” jawab junho
“oohh, sudah jam berapa sekarang?” tanyanya lagi
Junho melihat kearah jam tangannya, “hmm.. hampir jam 5 sore” gumamnya
“apa? Sudah sore yah? Sepertinya aku sudah lama disini” ucap wooyoung lalu berdiri
“kau mau kemana?” Tanya junho
“tentu saja pulang” jawabnya lalu hendak berjalan tapi tercegah Karena tangan wooyoung yang di tahan junho
“kenapa lagi?” Tanya wooyoung
“w-woo.. aku minta maaf atas kejadian tadi saat di café” ucap junho yang terlihat ragu-ragu
wooyoung diam sesaat “ya, tidak apa.. itu bukanlah hal yang besar” ucap wooyoung
wooyoung hendak berjalan lagi, tapi junho masih tetap menahan tangannya, wooyoung menatap bingung kea rah junho, “ada apa lagi?” tanyanya mulai tidak sabar
“kau belum menjawab pertanyaanku tadi saat di café,” ucap junho
“pertanyaan apa?” Tanya wooyoung
“apa kau mau ikut aku sekolah?” Tanya junho
“aku.. rasanya aku tidak berminat.. melanjutkan..” jawab wooyoung putus-putus
“ayolah woo, kata appa, dia akan menyerahkan perusahaan paman jika kau sudah siap bukan? Mungkin sekarang umurmu sudah mendekati siap, tapi bagaimana dengan mentalmu? Apa kau bisa memimpin perusahaan dengan begini? Apalagi kau tidak melnjutkan sekolahmu, ayolah woo, perusahaan membutuhkan mu, tapi sebelum itu kau harus siap dulu” ucap junho panjang lebar
“sudah kubilang kan aku tidak berminat memimpin perusahaan, kenapa bukan kau saja? Kulihat sepertinya kau sudah siap” ucap wooyoung asal
“astaga woo, mana bisa seperti itu, sudahlah, kau, ayolah ikut aku sekolah,” ucap junho mulai kesal
“arraseo, arraseo, aku akan sekolah denganmu, jadi jangan cerewet lagi ne? sekarang aku mau pulang, lepaskan tanganku” ucap wooyoung malas
“bagus” ucap junho puas dengan senyumnya yang khas terukir diwajahnya
“besok kau sudah harus masuk ne? di universitas XXX” ucap junho
“apa? Besok? Kenapa cepat sekali? Aku saja belum mendaftar bagaimana bisa langsung masuk?” Tanya wooyoung,
“tentu saja bisa, sudah jauh-jauh hari kau ku daftarkan, bahkan kau sudah diterima.. hahaha” jawab junho bangga
“apa? Apakah semudah itu diterima? Tidak ada tes atau hal lain?” Tanya wooyoung
“tentu saja kau bisa dengan mudah di terima, yang punya universitas itukan paman kita woo.. appanya taecyeon hyung, apa kau lupa?”
“oohh, bukan lupa, lebih tepatnya aku tidak tahu jun, lagipula aku saja baru ingat kalau aku punya sepupu lagi” ucap wooyoung ringan
“astagaa,, kau benar-benar woo, sudahlah.. yang penting sekarang kau akan sekolah lagi, itu baik bukan? Jadi sekarang apa kau mau kuantar pulang?” Tanya junho
“baiklah terserahmu saja” jawab wooyoung pasrah
.
.
.
Drrttt… drrttttt… getaran handphone wooyoung membangunkannya dari tidurnya, “uhm, tumben aku tidak bermimpi” gumamnya lalu membuka pesan yang masuk di handphonenya
From: Junho
‘Cepet bangun, udah jam 6, ini hari pertama kita masuk sekolah^^’
“Aishh, anak ini mengganggu saja, padahal baru jam 6, sepertinya dia terlalu bersemangat” ucap wooyoung lalu menekan tombol reply dan menulis pesan balik untuk junho
‘mengganggu saja! Kita masuk jam 8 tapi kenapa kau bangunkan aku jam 6? Aishh kau ini’
Send to: Junho
Drrtt.. drttt… handphone wooyoung bergetar lagi “cepat sekali, sepertinya anak itu benar-benar tidak punya kerjaan” gumam wooyoung lalu membuka pesan itu
From: Junho
“tidak apalah woo, bangun pagi itu sehat!! Ayo jangan malas!!”
“huh, apa-apaan anak itu? Terserah sajalah” gumam wooyoung lalu bangkit dari tempat tidurnya dengan malas..
.
.
.
Wooyoung berjalan dengan malasnya, hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah, entah bagaimana sekolahnya nanti, yang jelas wooyoung tidak banyak berharap dengan sekolah barunya itu, karena tidak ada yang bisa diharapkannya didunia ini, begitu pikirnya..
Wooyoung kembali teringat mimpinya kemarin, “disini?” gumamnya sendiri sambil memegang dadanya
-BRUKK-
“eh, uhm, maaf-maaf aku tidak sengaja, tadi aku tidak melihatmu” ucap seorang namja yang menabrak wooyoung, yang wooyoung pikir sepertinya dia mengenal wajah orang itu
“ya, it’s ok” jawab wooyoung singkat
Orang itu melihat kearah wooyoung “kau?” ucapnya
“kau mengenalku?” Tanya wooyoung
“tidak.. uhm.. kau orang yang kemarin berusaha bunuh diri kan?” Tanya orang tersebut yang terlihat agak ragu
Wooyoung bergeming ditempat, dia tidak tahu apa yang harus dijawabnya, sekarang wooyoung tahu orang yang berada didepannya ini adalah orang yang sudah menolongnya kemarin
“hey, kau kenapa?” Tanya orang tersebut
“uhm, tidak tidak.. iya, aku orang itu.. kau yang sudah menyelamatkanku kemarin kan? Makasih ya” ucap wooyoung, sebetulnya dia tidak senang karena sudah selamat, dan tidak ingin berterimakasih, tapi entah kenapa dia merasa tidak enak dengan orang yang berada didepannya ini
“oh, baiklah, tidak apa, beruntung kau masih selamat, uhm.. memangnya kenapa kau mau bunuh diri?” Tanya orang itu..
Wooyoung diam di tempat, dia pikir tidak seharusnya dia menjawab pertanyaan itu, karena hal itu sangat.. ahh sudahlah..
“oh, maaf.. aku tidak bermaksud ikut campur, tidak apa jika kau tidak mau menjawabnya,” ucap orang itu disertai dengan senyumnya yang begitu menawan “uhm, namamu siapa?” Tanya orang itu
“aku Jang Wooyoung, panggil saja wooyoung atau woo” jawab wooyoung biasa tapi terdengar ketus
“oohh, wooyoungie.. kenalkan.. aku Nichkhun buck Horvejkul, panggil saja aku nichkhun atau khun” ucap nichkhun dengan disertai tangannya yang menjulur kearah wooyoung
Wooyoung membalas uluran tangan itu “wooyoungie? Huh, nama yang aneh.. tapi cukup lucu” gumam wooyoung dalam hati.. tanpa sadar.. wooyoung tersenyum, hanya senyum tipis yang dia rasa aneh karena sudah lama dia tidak merasakan sensasi saat tersenyum, saat bibir terasa tertarik ke atas hingga membuat lengkungan tipis..
“aku akan memanggilmu hyung saja, karena sepertinya kau terlihat lebih dewasa dariku” ucap wooyoung
“oohh, baiklah, tidak apa” nichkhun tersenyum sangat menawan lagi, sepertii.. seperti seorang malaikat menurut wooyoung.. “tunggu dulu? Apa? Apa yang sedang kupikirkan? Astagaa, bukankah aku harus sekolah?” wooyoung panic sendiri karena merasa ada yang salah dengan dirinya..
“baiklah, khun hyung, aku harus pergi dulu..” gumam wooyoung lalu pergi berlalu
“hmm.. jang wooyoung” gumam nichkhun disertai dengan senyum yang tidak henti menempel diwajahnya..
.
“Apa-apaan orang itu? Kenapa dia tidak henti-hentinya menampilkan senyumnya yang aneh itu?” gumam woyoung dalam hati
“sepertinya ada yang salah dengan orang itu.."
"..tidak,, sepertinya ada yang salah dengan.. ku?” gumam wooyoung pada dirinya sendiri
.
.
TBC~~~~~~~~
oke gimana? apa sudah puas? kkkkk~~
mian yah karena harus bersambung dengan tidak elitnya xD
ni karena ide yang keburu habis duluan :D
maaf kalau masih kurang panjang >..<
jangan lupa dikomen yah :)
kritik, saran, pujian, bahkan bash saya terima semuanya :D
makasih karena sudah meluangkan wktunya untuk baca ni :)
Comments