Monday Morning Rain Is Falling

Missing you like crazy

"Sulli-ya."
"Sulli-ya kamu kenapa?!"


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Sulli-ya ! Ayo turun! Makan dulu!" teriak Luna. "Ne unni!" Tak lama, terdengar langkah kaki menuruni tangga dengan semangat. Gadis bernama Sulli itu rupanya tidak sabar untuk segera pergi ke sekolah. Ia tidak sabar bertemu teman-temannya di semester baru ini. "Unni-ya masak apa?" tanyanya. Sulli kemudian duduk di hadapan Luna, mengambil selembar roti tawar dan mulai mengoleskan selai coklat diatasnya. "Aku masak Spaghetti kesukaanmu" jawab Luna, sambil menuangkan seluruh isi wajan ke piring di hadapan Sulli. "Spaghetti? Wow unniya~ Jeongmal saranghaeyo <3"


Sulli segera menghabiskan sarapannya dan menyelesaikan roti yang akan ia bawa sebagai bekal. Ia menatap ke luar jendela, hujan. Pikiran Sulli langsung melayang entah kemana. Luna melihat wajah Sulli yang tiba-tiba lesu, dan berkata, "Yah Sulli-ya. Kamu kenapa?"


Tidak ada respon.


"Sulli-ya? Sulli ya?"


Tetap tidak direspon.


Akhirnya Luna melambaikan tangannya di depan wajah Sulli, membuatnya tersentak. "Ah, ne unni?" tanyanya sambil celingukan. Luna menghela nafas. "Sulli-ya.. Kenapa tiap kali hujan turun, kamu selalu terlihat lesu? Kamu bahkan terlihat seperti mayat hidup!" Sulli terdiam mendengar pertanyaan Luna. Ia tidak tau harus menjawab apa.


Ting! Tong!


"Ah! Itu pasti Sehun!" ujar Sulli, menyambar kotak bekalnya dan segera memakai sepatunya. "Unni-ya aku berangkat dulu ya!"


Sulli membuka pintu, terlihat Sehun melambaikan tangan dan menggerakkan bibirnya, "Nuna, kami berangkat dulu"


Sekali lagi Luna menghela nafas,lalu menggeleng melihat kelakuan kedua anak itu. Ia melangkah menuju pintu, hendak menutupnya. Tetapi ada seorang namja yang menahan pintu tersebut. "Luna-ya. Masih ingat aku?" mata Luna langsung terbelalak. Orang yang pernah mengisi hidupnya kembali lagi.
"....... Gege?"


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seharian itu, Sulli terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Ia  memilih untuk duduk di bagian belakang, padahal biasanya ia selalu duduk di depan. Ia lebih banyak diam, dan menggambari bukunya dengan gambar-gambar yang ada dipikirannya. Ia juga lebih banyak melamun. Hal itu membuat Sehun khawatir.


"Sulli-ya gwenchana?" "Ne, Sehun. Aku gapapa kok." "Bener?" "Iya"


Tapi bagi Sehun, Sulli telah berbohong. 'Pasti ada sesuatu,' pikirnya.


"Sulli-ya~ Lebih baik pulang sekolah nanti kita pergi ke suatu tempat." "Pergi?" tanya Sulli, yang kemudian melihat wajah Sehun. Sehun melihat Sulli. Kali ini mereka bertatapan. Sehun mengangguk, "Aku ingin mentraktirmu." ujar Sehun, yang kemudian berjalan mendekati meja Sulli. Sehun menarik kursi ke depan meja Sulli dan duduk diatasnya. "Nah, sekarang katakan. Kamu ingin makan apa?" Sulli terlihat bingung. Bukan bingung kenapa Sehun tiba-tiba ingin mentraktirnya, tetapi Ia bingung, apa yang ingin dia makan. Dia kan, pemakan segala. Jadi semua jenis makanan, pasti dia suka. "Eng.. anu, Sehun. Aku...." Dia diam sejenak kemudian menyambung kalimatnya tadi, "Aku tidak tahu ingin makan apa.... Hm.. Kau pasti tau kan kalau aku pemakan segala... Aku.. bingung. Jadi.... Bisakah kau saja yang menentukan?"

Mendengar jawaban Sulli, spontan Sehun tertawa terbahak-bahak. 'Anak ini...' pikirnya sambil tertawa. "Yak! Sehun! Kenapa kamu ketawa!" ujar Sulli kesal. Ia menggembungkan pipinya dan memalingkan wajahnya dari Sehun. "Aigoo, Sulli-ya. Kamu ini sudah SMA, tidak cocok kalau kamu ngambek pake cara anak TK begitu!" Karena gemes, Sehun mencubit pipi Sulli. Sulli memang begitu lucu pas ngambek. Perkataan Sehun tidak direspon, Sulli masih bersikeras untuk ngambek. "Yasudah kalau kamu ngambek. Traktiranku.. Kubatalkan saja ah." ujar Sehun, yang kemudian dengan santainya meninggalkan Sulli.

"Yah Sehun-ah~!"

Sehun menoleh. Ia menghampiri Sulli lagi. "Hm? Apa? Kamu berubah pikiran?" jawab Sehun, sedikit meledek. Muka Sulli berubah menjadi sedikit merah padam. ".... I-iya. Traktir aku juseyo..." pinta Sulli. "Hm... Arraseo, kalau itu maumu! Anggap saja aku mengajakmu.... berkencan?"

Krrrrrrringggg!

"Ah, sudah bel." Sehun mengembalikan kursi yang ia pakai ke tempatnya. "Jangan lupa pulang sekolah ya" bisik Sehun. Kemudian Sehun segera duduk di kursinya yang berada di baris kedua dari depan. Sulli tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu.... Yang tidak pernah ia rasakan bersama Sehun. Setelah 11 tahun mereka bersama. Sulli melihat ke luar jendela. Kali ini.... Hujan telah berhenti. Kali ini..... Ada pelangi yang Ia lihat.

                    

                                                                                        ✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

Chapter 1 udah selesee :"D please subscribe and comment yaa ^^ Chapter 2 will be updated very very soon!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mireussi
#1
Chapter 2: Woahh. kamu yang ngasih comment pertama kali buat FF ini~! Selamat kamu dapet popmie ! :DDDDD /eh thanks yaa ^^ ditungguin aja yap hehehe.
ladilaaa #2
Chapter 2: Yoo ditunggu chapter selanjutnya author-nim! Good fanfic^^