Faint

Forever, Always By Your Side

 

Hari begitu mendung, tampaknya akan turun hujan. Aku akan tampil di panggung sehabis SHINee tampil.
 
SHINee sudah turun dari panggung, aku segera bersiap-siap memasuki panggung. Aku merasa sedikit pusing saat memasuki panggung, tapi biarlah, hanya pusing sedikit doang.
 
Aku sekarang yang sedang bernyanyi solo dengan riang, di hadapan para penggemar yang heboh bersorak sorai memanggil namaku dan ikut bernyanyi, "GWIBOON! GWIBOON!" Penggemarku menghilangkan sedikit rasa pusingku. Tetapi saat aku sedang menari dengan penuh energi, pandanganku serasa kabur dan buram. Aku tidak dapat melihat dengan jelas lagi, tarianku menjadi kacau, para fans kebingungan tetapi mereka tidak menghiraukan dan tetap meneriakkan namaku. Aneh, yang kulihat hanyalah hitam, gelap, aku merasakan badanku terjatuh di panggung.
 
--
 
Aku melihat dari ruang tunggu, pacarku jatuh di panggung. Namun ia tidak bangun-bangun, apa dia pingsan? Aku berlari ke TKP. Gwiboon telah di gendong oleh staff, "tunggu!," aku menghetikannya.
"Kenapa, Jonghyun?," aku terdiam, memandangi muka Gwiboon yang pucat.
"Apa ia baik-baik saja?"
"Aku nggak tahu, lebih baik kamu dan managernya Gwiboon bawa Gwiboon ke rumah sakit saja," akupun mengangguk.
 
Gwiboon dibawa ke mobilnya. Aku dan managernya langsung pergi ke rumah sakit terdekat. "Gwiboon kamu nggak apa-apa kan?," aku mengelus pipinya yang lembut dan tirus.
 
"Tin!," terdengar bunyi klakson mobil, padahal keadaan jalanan tidak macet sama sekali. Aku menengok ke belakang, oh, ternyata itu mobil SHINee. Rupanya mereka sengaja mengikuti kami dari belakang.
 
Sesampainya di rumah sakit, Gwiboon langsung di bawa ke ruangan dokter dan dibaringkan di tempat tidur di ruangan itu.
"Ada apa masalahnya," dokter memakai kacamatanya yang tadinya ia letakkan di meja.
"Saat tampil, ia tiba-tiba pingsan," jelas manager.
"Sebelumnya apa yang terjadi dengannya?"
Manager Gwiboon menggeleng-gelengkan kepalanya, "saya tidak tahu."
 
Dokter memandang manager itu sejenak dan langsung meilhat Gwiboon yang terbaring lemah, "sebaiknya kita tunggu dia bangun dulu, tapi sebelumnya saya mengambil darahnya terlebih dahulu nanti." Aku dan si manager mengangguk-angguk dan keluar ruangan, menemui Onew hyung dan dongasaeng-dongsaeungku.
 
"Gimana hyung keadaan Gwiboon?," Taemin terlihat cemas. "Untuk saat ini, ia baik-baik saja," aku menghela nafas, aku cemas, namun kecemasanku kusembunyikan.
 
"Kamu cemas? Khawatir?," Onew hyung menghampiriku yang sedang menunduk dan memandangi lantai. "Iya hyung," Onew hyung menepok-nepok pundakku, "Gwiboon akan baik-baik saja kok!," hyung menunjukkan eyesmilenya. Kata-katanya membuatku sedikit tenang dan kemudian aku ikut duduk di ruang tunggu.
 
Manager Gwiboon keluar, sambil menggeret kasur Gwiboon. "Ada apa?," tanyaku sambil memegangi kasur Gwiboon. "Aku memutuskan agar Gwiboon dirawat inap saja, jadi sekarang Gwiboon di bawa ke kamarnya," jelasnya melirik mataku dengan lembut. Aku meng-oh kan, dan ikut pergi ke kamar rawat inap tersebut bersama personil SHINee yang lain.
 
Gwiboon diletakkan di atas kasur yang terlihat empuk, disertai dengan selimut putih yang cukup hangat. Dokter menyediakan suntikan, oh, itu untuk mengambil darah Gwiboon. Darah Gwiboon diambilnya, "aku akan mengecek dulu darahnya."
 
Tak lama kemudian setelah dokter meninggalkan ruangan, aku mendengar suara perempuan, siapa lagi kalau bukan Gwiboon? Aku langsung berlari ke ranjangnya.
 
"Op... Pa...," ujarnya lemas dan menatap ke arahku. Aku langsung memeluknya, badan Gwiboon ternyata lumayan panas. "Apa yang terjadi oppa? Tadi saat konser, pandanganku buyar," ia memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. "Kamu pingsan," jelasku singkat sambil memain-mainkan rambutnya, Gwiboon terdiam, "kamu tadi kenapa Gwiboon?," sekarang aku memegangi tangannya. "Entah oppa, tadinya aku hanya merasa sedikit pusing, lalu pusingnya menghilang sejenak, lalu muncul lagi, rasanya sakit sekali lalu aku sudah tidak tahu apa-apa lagi," Gwiboon terlihat manyun. Aku mengusap-usap kepala Gwiboon dan tersenyum, "jangan cemberut dong."
 
"YA!," Minho mendadak teriak, "jangan melupakan kami! Kami juga ada di sini," Minho cemberut, "kamu ngertiin keadaan sendiri bisa?," Key menggetok kepala Minho. "Hyung emang bener-bener deh!," Taemin menggeleng-gelengkan kepalanya, "bener-bener apa?," Minho tambah cemberut, "gabisa baca keadaan!," gerutu Taemin sambil berteriak. "O!," Minho meng-oh kan sambil berteriak juga, ia mulai kesal.
 
"Udah! Udah! Di rumah sakit kok malah ribut!," Onew ngomel pada Taemin dan Minho, "kasian Gwiboon, baru bangun udah denger ocehan kalian yang bikin pusing." Taemin dan Minho terdiam dan melirik satu sama lain, "mianhe," ucap mereka bersamaan.
 
Gwiboon tertawa kecil. "Biasalah anak kecil haha," aku tertawa di sebelah Gwiboon. "Oppa...," ia menatapku dengan mengerutkan dahinya. "Kenapa?," tanyaku. "Aku pusing...," ia memegang erat tanganku. "Hyoyeon, bisa kamu tolong bilang ke dokter kalau Gwiboon pusing?," aku meminta tolong pada si manager itu, "baik."
 
--
 
"Mbak manager!," panggil dokter. "Wah kebetulan sekali, aku juga mencari dia," pikirku. 
"Ada apa dok?"
"Ada yang aneh dengan Gwiboon"
"Maksudnya?"
"Hmmm, coba kita ronsen dia"
"Emang hasil darahnya tadi apa dok?"
"..."
"Apa dok???"
"Saya belum bisa memastikan apa penyakitnya"
"Oh begitu... Oh iya dok, Gwiboon sudah bangun, sekarang dia pusing"
"Oh tunggu sebentar ya," dokter menyuruhku menunggu. Sampai akhirnya ia kembali dan memberiku obat, "pakai ini dulu saja," aku pun mengangguk dan kembali ke kamar Gwiboon, dokter pun juga.
 
--
 
Aku sudah meminum obat, rasa pusingnya lumayan berkurang.
 
"Kamu saya ronsen dulu ya," ucap dokter kepadaku, "apa kamu kuat berjalan?," tanyanya sambil memegangi kursi roda yang sudah ia bawa, "masih kok dok," jawabku yakin. Akhirnya aku pergi ke ruangan tempat di ronsen, Jonghyun menemaniku begitu juga dengan Hyoyeon.
 
Aku dikelilingi alat-alat kedokteran, dokter menyuruhku untuk tunggu sebentar. Jonghyun mengedipkan matanya dari kejauhan, aku tersenyum. Sekitar lima menit kemudian, dokter mengizinkanku untuk kembali beristirahat di ruanganku, bersama Jonghyun dan managerku Hyoyeon.
 
Aku kembali berbaring, menunggu hasil ronsen. Jonghyun menyelimutiku pelan-pelan, dan membelai kepalaku. Dia sangat baik, sangat perhatian, aku sangat sayang dia.
 
Tak terasa sudah tiga puluh menit berlalu, dokter berdiri di depan kamarku dan memanggil Jonghyun dan Hyoyeon. Aku sangat penasaran apa yang menyebabkan aku pingsan, namun juga sangat mengantuk, mungkin karena obat tadi menghasilkan efek ngantuk. Aku memejamkan mataku sejenak, lalu merasakan belaian yang lembut, "gimana oppa hasilnya?," aku tersenyum merasakan belaiannya dan tetap menutup mataku. "Semuanya baik-baik saja, kamu hanya flu berat,"
 
katanya.
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fannie1190
#1
Pleade update itt, i'm really curious about the next part..
nooo, semoga fanfic nya happy ending ;A; Jonghyun and Gwiboon are meant to be together /sobs/
blingestshawol
#2
Chapter 1: PLEASE DO CONTINUE UPDATING X3 SO CURIOUS
Marciakslp #3
This seems nice, I'll be waiting for you to update it ^^