Special Target

HELLO, TROUBLE CUPID! {Stupid, Cupid! Sequel}

Baro mengikuti langkah Na Ra. Sepanjang hari, Baro memperhatikan kehidupan Na Ra setelah kepergiannya. Terlihat baik-baik saja namun tidak baik. Na Ra terlihat hampa. Baro bisa merasakan kekosongan wanita itu.

“kau tidak bisa terus-terusan tidak bekerja, Baro.” Entah dari arah mana Gongchan sudah berdiri di sampingnya namun Baro tidak memberi respon apa-apa. “sehari lagi, saja.” Kata Baro memohon dengan suara datar.

“tidak bisa.”

“aku ingin bisa hidup bersamanya,” ucap Baro dengan tatapan menerawang.

“tidak tahu diri.”

“aku ingin melihatnya tersenyum,”

“memang itu tugasmu sekarang.”

“hanya aku yang bisa membuatnya tersenyum,”

“benar-benar tidak tahu diri! Kau ini arwah mana boleh kau mewujudkan diri dihadapannya!”

“dengarkan aku.” Kata Gongchan namun Baro tidak ingin mendengarkan. Ia melewati Gongchan dan terus mengekori Na Ra. Gongchan kembali muncul di hadapan Baro dan memanipulasi dirinya hingga mengepung Baro. “APA-APAAN INI????” Baro sedikit terkejut melihat Gongchan yang mampu memperbanyak diri seperti amoeba itu.

“kau harus bekerja.”

“shiro.” Jawab Baro ketus.

“karena wanita itulah target specialmu.”

“….”

“kau harus mencarikannya pasangan hidup.”

“MWO?! SHIRO! Akulah pasangan hidupnya.”

“benar-benar arwah yang tidak tahu diri. Kau tidak bisa membiarkan wanita itu tua karena menunggumu.”

“kalau begitu aku lebih baik menjadi black angel dan mencabut nyawa Na Ra sekarang juga! ” Baro tidak sadar dengan ucapannya—kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

“lebih baik atau tidak, kau yang membuat wanita itu menunggu karena janji bodohmu! Jadi, Janjimu perlu dipertanggung jawabkan di akhirat!” sungut Gongchan kesal.

Kali ini Baro terhenyak. Ya. Gongchan benar. Janji sehidup semati yang Baro dan Na Ra ikrarkan memang nyaris sakral. “hati-hati dengan ucapanmu. Tidak semua takdir semujur nasib,” tambah Gongchan.

“apakah aku harus?”
“ya. Karena sekarang kau menjadi lebih manusiawi. kau bisa membaca isi fikiran, masa lalu dan perasaan seseorang. Tapi sayangnya karena kau belum bisa mengontrol emosimu, kau tidak bisa mengontrol perasaan orang lain.”

“baguslah.”

“tidak. Inilah bagian terumitnya. Aku harap kau tidak lupa dengan aturan utama menjadi cupid. Tidak memiliki aura mengontrol perasaan akan membuatmu sulit dalam menyelesaikan masalah target specialmu.”

“kapan aku benar-benar mendapatkannya?”

“sesuai amal dan perbuatanmu selama menjabat menjadi cupid.”

“MWO?”

“jeongmal.  Jadi bersungguh-sungguhlah di level ini kalau kau sangat ingin meninggal dengan tenang!” dan Gongchan pun menghilang.

“APA-APAAN ITU?!”

 

Dan tiba-tiba Baro mendapat pesan.

“welcome to the special Level. Your point is 99,999. You’ll met your special client in 5 minutes. Be nice with him, please.”

Baro terhenyak. Ia berdiri di depan pintu gerbang rumah Young Na Ra. Tepat dalam waktu 5 menit Ia melihat mobil sport abu-abu parkir tak jauh dari pintu gerbang rumah Na Ra. Ia melihat kunci emas di atas mobil itu. “apakah Ia special client-ku?” tanya Baro pada dirinya sendiri.

Ia menunggu, jendela mobil itu tiba-tiba terbuka. Bagaikan terkena panah asmara sendiri, mata Baro terbelak oleh pria yang menatap ke gerbang rumah Na Ra. Pria yang Ia kenal baik seumur hidupnya. Haruskah dia?

“Sandeul…”

***

Baro terus mengikuti Sandeul setiap hari. Mengikuti anak itu ke tempat latihan, lalu makan siang, lalu tidur dan begitu seterusnya. Saat Sandeul menaiki mobilnya, Baro sudah ada didalamnya, duduk disebelah Sandeul.

            Na Ra, apa yang sedang kau lakukan sekarang?

            “AHHH!! Jadi selama ini kau menyukai Na Ra? Sejak kapan kau menyukainya? Apa setelah aku mati kau mengkhianati aku? Sahabat macam apa kau?!” teriak Baro sambil marah-marah pada Sandeul.

            Baro, bantu aku. Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpanya sekarang.

            “APA?! sekarang kau meminta bantuanku?! Jangan harap!”

            Baro melihat Sandeul menarik nafasnya, terasa berat. Lalu Sandeul menyalakan mobil. Ia pulang kerumah, lalu pergi ke meja bar dan minum sampai tiga botol soju. Sepertinya Baro menyadari kalau Sandeul mulai frustasi.

            Ia melihat Sandeul tiba-tiba mengeluarkan dompet dan menatap sebuah foto. Didalam foto itu Na Ra berada ditengah-tengah Sandeul dan Baro. Lalu Sandeul tersenyum, “Baro…”

            “APA!” teriak Baro tidak peduli.

            “mian, aku mencintai Na Ra. Di hatinya hanya ada kau, Baro. Dan aku tidak akan pernah bisa mendapatkan tempat di hatinya. Dia hanya menunggumu Baro.” Kata Sandeul sambil menitikan airmata.

Mendengar semua kata-kata Sandeul, Baro kembali terdiam. Sepertinya Sandeul benar-benar tulus mencintai Na Ra. “aku akan membantumu, sepenuh hatiku Sandeul” suara Baro melunak, airmatanya menetes. Ia melihat Sandeul tertidur di meja barnya sendiri dan saat itulah Baro masuk ke dalam mimpi Sandeul.

***

            Sandeul mendengar seseorang tengah membereskan meja bar-nya yang penuh botol. Ia melihat Baro berdiri di sampingnya sambil menatap Sandeul, “Kau minum banyak sekali semalam, kau ingin cepat mati ya? Apa kau akan terus menyia-nyiakan hidupmu dengan minum minuman ini, hah?”

            Sandeul mengerjapkan matanya beberapa kali. Suara itu seperti Ia kenal, Apakah Sandeul masih mimpi? Semalam memang Ia mimpi bertemu Baro yang mengatakan bahwa Ia akan membantu Sandeul menemukan cintanya.

            “aku pasti mimpi.” Kata Sandeul berbicara sendiri.

            “kau tidak sedang bermimpi,” jawab Baro.

            “hah?” sandeul setengah terbangun.

            “kau tidak mau bertemu dengan Na Ra? Kau tidak ada jadwal latihan kan hari ini?” tanya Baro.

            Sandeul memperbaiki posisi duduknya, pinggangnya memang terasa sakit karena tidur semalaman di meja bar. Namun melihat kaki Baro menapak di lantai rumahnya adalah sesuatu yang lain baginya, ah. Mungkin Sandeul masih mabuk dan berhalusinasi.

            Jadi Sandeul memutuskan untuk mandi dan berniat bertemu Na Ra. Ia sangat merindukan wanita itu. Selesainya mandi, Ia memakai baju dan menaiki mobilnya. “jadi jadwal hari ini, menemui Na Ra kan?”

            Kali ini Sandeul pasti bukan sedang bermimpi. Ia mandi dengan air dingin yang sangat berhasil membuatnya mebelakan mata dan menggigil. Sandeul melirik ke seseorang yang duduk disampingnya. Kaki yang menapak jelas di mobilnya, mengenakan baju putih dengan garis pink di pinggirannya, Apakah benar-benar ada hantu di pagi seperti ini? “KYAAAAA!!!!!”

            “aku sudah menjelaskannya padamu kenapa kau masih ketakutan???”

            “aku kira kau hantu!”

            “aku bukan hantu! Lihat kakiku menapak tanah!”

            “lalu kau itu apa?”

            “aku cupid!”

            “BOHONG!”

            “Sungguh! Sudah, waktu kita tidak banyak. Lekas temui Na Ra sekarang dan jangan katakan apa-apa mengenai Kau bisa melihatku.”

            “Na Ra tidak bisa melihatmu?”

            “tidak. Hanya kau yang bisa melihatku.”

            “Kau Baro kan?”

            “SIAPA LAGI!!!!”

***S

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet