7

Between Me and You

 Nara’s POV

Semua hampir kembali seperti dulu, kembali Luhan ada dalam hidupku. Semua terasa lebih mudah disaat luhan ada disampingku, ia selalu menjemputku sepulang sekolah dan sesekali jika ia tidak ada kelas, ia selalu mengantarku ke Sekolah. Luhan tidak berubah, masih Luhan yang aku kenal dulu, Luhan yang baik, yang mengertiku tanpa harus aku jelaskan keadaanku, Luhan yang selalu membuatku tersenyum disaat semuanya terasa begitu berat untuk dihadapi. Hari-hari sekolah pun terasa jauh lebih mudah, lebih menyenangkan secara keseluruhan, namun 1 hal… 1 hal yang benar-benar mengganjal perasaanku, entahlah ini hanya perasaanku saja atau memang itu benar terjadi, aku merasa kris menjauhiku dan menjaga jarak denganku, hanya denganku, dia terlihat biasa saja dengan teman yang lain, malah kelihatannya kris sekarang sudah sangat dekat dengan Jangmi… aku ikut senang untuk mereka, terutama untuk jangmi… semoga berhasil minnie~~ ku doakan dari sini… namun, tidak bisa aku pungkiri, aku merasa ada yang kurang entahlah apa, sejak kris mulai menjauh dariku. Akupun sampai sekarang tidak tahu alasan dia menjaga jarak denganku…

“ra…” sahut jangmi sambil menepuk pundakku dari belakang.

“ya?” tanyaku sambil menoleh kebelakang dan tidak sengaja melihat kearah kris yang duduk disamping jangmi.

Kris melihat kearahku, kuberikan dia senyum… namun dia tidak menjawab, malah memalingkan muka.

Ada apa denganmu kris?

I have no idea why kris make a distance between us, from what i remember, his last text to me was “Doing nothing. Lebih baik kau tidur sekarang ra, mimpi indah! Sampai jumpa besok J” i clearly remember, the next day after he sent me that message, he barely talked to me. What’s wrong with you kris? What happened? I hate this situation, really.

Bukannya aku tidak berusaha berbicara padanya, hanya saja ia selalu menghindar dengan cara selalu jalan bersama Jangmi, well mungkin kris benar-benar menyukai Jangmi dan ingin menjauh dariku untuk menjaga perasaan jangmi maybe? Well who knows?

“pulang sekolah aku dan kris mau ke mall, kau ikut ya? Ya ya ya?” ucap jangmi

Kenapa aku harus ikut?

“ah~~ emmmm”

“kenapa? Kau tidak bisa? Bukannya kau tidak ada jam kerja hari ini ra?” tanya Jangmi.

“iya hari ini aku free~ well… baiklah. Memang kalian mau ngapain?” tanyaku pada Jangmi.

Ku lihat ke arah kris, ia hanya dia mendengarkan dan menunduk. Kembali menjadi Kris yang aneh.

“jalan-jalan saja hehe.. jadi iya?” ucap Jangmi sambil tersenyum lebar.

“tidak usah memaksanya jika ia tidak bisa Mi” ucap kris tiba-tiba

Ku rasa, aku benar-benar harus berbicara padanya… ada apa dengan anak ini?

“ah kris biarkan saja, dia sudah jarang bermain dengan kita belakangan ini karena cintanya telah kembali” goda Jangmi.

Kris melihat kearahku sejenak dan memalingkan mata  lagi.

“terserah kalian saja” ucapku singkat. Aku cukup kesal degan kris.

Selalu aku putuskan untuk diam dan memendam semua sendiri jika terjadi hal seperti ini.

Aku berbalik badan dan kembali mengerjakan tugas yang diberikan guru hwang.

“kris, sepertinya kamu menyinggung hatinya” bisik jangmi pada kris.

Jangmi bodoh atau apa? Berbisik-bisik dibelakangku dengan suara yang tidak sama sekali pelan, tentu saja aku dengar. Namun aku tidak menghiraukan mereka, biarkan saja mereka mau berbuat apa, terutama dia, Kris. Do whatever you want kris.

“oh ya?” jawab kris pada jangmi.

“minta maaflah padanya” ucap jangmi berbisik

“aku tidak merasa berbuat salah” ucap kris dingin dan terdengar ketus.

“aisssh… kau ini kris” ucap jangmi.

Mereka berdua kembali mengerjakan tugas.

Setelah menguping atau lebih tepatnya mendengar percakapan mereka aku benar-benar yakin kris mulai memperlakukanku seperti pertama ia masuk ke sekolah ini. Ada apa dengan semua ini? Apa aku berbuat sesuatu yang salah padanya? kris…

Jam istirahat, semua siswa berkeliaran dimana-mana… aku tidak mood untuk melakukan apapun karena dia… yap! Karena Kris… aku benar-benar tidak tahu kenapa sikapnya berubah kembali seperti dulu padaku… aku terus mengingat-ingat apa aku berbuat sesuatu yang salah padanya atau apa?… aku ingat baik, hari dimana Kris mulai mendiamiku tepatnya hampir sebulan yang lalu, malamnya kris masih mengirimkan pesan padaku yang intinya ia mengatakan ia akan selalu ada untukku namun keesokan harinya apa? Dia mendiamiku. Ini sudah hampir 1 bulan Kris… ada apa denganmu? Namun di pikir-pikir aku baru sadar… disaat kris menjauh dariku, disaat itulah Luhan mulai punya tempat dihatiku dan kembali dalam hidupku… ada apa dengan semua ini? Ah mungkin hanya kebetulan.

 

Kris’s POV

Entahlah aku sudah mulai menjaga jarak dengan Nara sejak mungkin sebulan yang lalu sejak kejadian itu, kejadian dimana sepertinya ia telah memiliki seseorang… dan aku tahu namanya… Luhan… ya Luhan. Jangmi menceritakan semuanya padaku. Sudah cukup jelas untuk aku memutuskan apa yang harus aku lakukan pada perasaan yang aneh ini… menjauh dari Nara adalah jalan terbaik, baik untukku dan juga Nara… Nara bisa berbahagia dengan lelaki itu, lelaki yang teramat penting untuknya. Malam itu, kurang lebih 1 bulan lalu setelah mengirim pesan pada nara.. aku berinisiatif untuk menghubungi jangmi dan bertanya tentang apa yang baru saja aku lihat malam itu, mungkin saja ia mengetahui sesuatu… setelah Jangmi menjelaskan semua kejadian yang dialami Nara dan Luhan, ya aku memutuskan untuk menjauh… aku tidak mau hal yang terjadi dulu dengan Xiaoshu terulang lagi, terulang di campakan, dijadikan pilihan kedua, dijadikan yang tidak penting. Ya, aku sama sekali tidak mau dikorbankan lagi, sudah cukup Xiaoshu ‘membuang’ ku begitu saja dan lebih memilih Ren daripada aku. Sangat teramat sakit menjadi nomor dua dan dijadikan option, bukan prioritas. Cukup sekali hal itu terjadi, dan sekarang lebih baik aku menjauh dan menghindar daripada pada akhirnya Nara hanya akan membuangku juga dan lebih memilih Luhan.

 

Nara’s POV

Pulang sekolah aku, Jangmi dan Kris pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Gangnam-gu. Tidak lupa aku beritahu luhan kalau aku keluar bersama Jangmi dan Kris.

Oppa, aku sedang di gangnam-gu bersama Jangmi dan Kris^^ -Nara 1:30

Ah~~ baiklah hati-hati ra^^ -Luhan 1:32

^^ne~ kau sedang dimana oppa? –Nara 1:34

Aku ada tugas jadi sekarang aku masih berkutit dengan buku-buku di perpustakaan kampus ra T_T –Luhan 1:35

Ah~~ poor oppa :P well Luhan oppa fighting! Jia you oppa! I’m sure you can do it well^^ <3 –Nara 1:36

Xiexie Naraya ^^~~ wo ai ni~! –Luhan 1:37

So cheeeesssy oppa! Nado, saranghae~~~ :P (honestly i want replying you with chinese but…. i dunno how to say ‘i love you too’) :P –Nara 1:38

Paboya! Kkk~ Ni hen ke’ai~~~~^^ it’s okay, yang penting aku tahu maksud mu kk~~ have fun with your friends ra<3 –Luhan 1:39

Aku berjalan disamping Jangmi, Jangmi dan Kris ngobrol sambil berjalan melihat-lihat.. aku hanya diam saja, karena jika aku berbicara, Kris akan diam seribu bahasa… well jadi lebih baik aku diam dan mendengar percakapan mereka.

“ah iya iya aku tahu kris… itu benar-benar lucu!” ucap Jangmi

“haha apa kubilang film itu benar-benar lucu, jika kita mengikuti apa yang kamu mau, mungkin kita tidak akan nonton film selucu itu! pilihanku memang tidak pernah salah” Ucap kris sambil tertawa

Kris bisa begitu bahagia, tertawa lepas dengan Jangmi… namun begitu berbeda dengan sikapnya denganku… oh well

Wait… mereka sudah nonton film bersama? Apa mereka sudah….berpacaran? ah tidak mungkin, pasti mereka memberitahuku jika mereka sudah berpacaran.

“iya kris iya… kris jjang haha” ledek jangmi pada Kris

Aku hanya tersenyum melihat dan mendengar percakapan mereka. Karena tidak ada yang bisa aku lakukan selain itu… lebih baik aku diam namun melihat kris riang daripada aku harus melihat kris diam seribu bahasa karena aku berbicara.

Jangmi melihat kearahku dan berkata “diam saja ra” ucap jangmi.

“ah? Aku sedang sariawan…”  bohongku pada Jangmi.

“oh pantas~~” ucap Jangmi kembali berbincang dengan Kris.

“aku lapar, bagaimana kalau kita makan saja?” usul jangmi tiba-tiba

“baiklah” ucap kris datar dengan senyum.

Senyum itu… sudah lama aku tidka melihat senyum itu. i miss your smile kris.

Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.

“baiklah, bagaimana kalau….. Sushi tei?” usul Jangmi

“usul yang bagus” ucapku pada Jangmi

“boleh juga” ucap kris datar tanpa expressi.

Kemana senyum indah itu kris? Bisakah kau selalu menunjukkan senyuman itu setiap saat? Kau terlihat sangat teramat lebih baik saat tersenyum…

Berjalan ke Sushi tei yang letaknya di lantai 8…

Tiba di Sushi tei… pelayannya menunjukkan kami meja yang kosok yang bisa kami duduki.

Beruntungnya, kami mendapat tempat dengan view pertokoan gangnam yang indah. Pelayan memberi kami buku menu.

“mau pesan sekarang?” tanya pelayan Sushi Tei

“boleh…” ucap Jangmi.

“1 ocha hangat dan udon teriyaki” ucap kris datar.

“aku, 1 ocha dingin, salmon maki dan tamago maki” ucap Jangmi.

“kakak yang satunya?” tanya pelayan itu.

“eh? Emmm aku orange juice saja” ucapku pada pelayan itu.

“oke baiklah… 1 ocha hangat, udon teriyaki, 1 ocha dingin, salmon maki, tamago maki dan orange juice. Jika ada tambahan bisa panggil saya ‘Hatori’” ucap pelayan itu dengan ramah.

Pelayan itu pergi dengan membawa menu makanan yang ada dimeja kami.

“kau tidak makan ra?” tanya Jangmi

“aku tiba-tiba kenyang~” jawabku pada Jangmi

Sesekali aku melihat ke arah kris yang sibuk dengan handphonenya.

“oh baiklah” ucap jangmi.

Saat kami, well tepatnya Jangmi dan kris berbincang-bincang tiba-tiba Jangmi mendapat telfon..

“yeoboseyo… ne?… oh astaga aku lupa!?… ah~~.. ne ne~~… baiklah aku pulang sekarang” ucap Jangmi

Ada apa?…

“ada apa mi?” tanya Kris.

“aku lupa ada les piano hari ini… maafkan aku kris, Ra… aku harus pulang” ucapnya dengan nada sedih…

Jangmi…….. jangan tinggalkan aku!

“oh perlu aku antar?” tanya kris

“tidak usah, aku sudah dijemput” ucap Jangmi sambil membereskan barang-barangnya

“bagaimana dengan pesananmu mi?” tanyaku padanya

“oh! Kau makan saja ya ra, aku buru-buru.. ini uang untuk membayarnya… kembaliannya pakai saja, anggap saja aku mentraktirmu… ya daaaa kris… Nara~~” ucapnya terburu-buru dan pergi keluar dari sushi tei

“tapi mi….” sahutku.. belum selesai aku berkata Jangmu sudah keluar dari Sushi Tei

Sekarang hanya ada aku dan Kris… apa yang harus aku lakukan?

Kris diam dan tetap sibuk dengan handphonenya…

Diam..

Diam..

Awkward..

Suasananya benar-benar awkward… apa yang harus aku lakukan? Apa?

Semua pesanan sudah datang… namun aku dan kris sama sekali belum menyentuh pesanan itu sama sekali.. aku benci situasi seperti ini.

“kris…” ucapku berinisiatif untuk mencairkan suasana.

Kris hanya menjawab dengan tatapan kepadaku.

“kau tidak makan?” tanyaku padanya.

“kau makan saja duluan.” Ucap Kris datar. Sangat teramat datar.

Kris… aku sedih mendapat perlakuan seperti ini lagi darimu… ada apa?

Aku hanya menjawab kris dengan tatapan, aku terus menatapnya.. sampai-sampai aku tidak sadar mataku berair dan hampir menangis… kris menyadari tatapanku… ia melihat kearahku dan sekarang tatapan mataku dan dia bertemu… ada apa denganmu kris?

“kau kenapa?” tanya kris yang masih tetap dingin.

“harusnya aku yang bertanya seperti itu” ucapku pelan dan terus melihat kematanya…

“aku? Aku baik-baik saja” ucap kris kris datar dan memalingkan pandangannya kembali ke handphonenya.

“kris…” ucapku pelan hampir berbisik

Kris hanya menjawab dengan kembali menatapku.

“apa kau mencoba menjauh dariku belakangan ini?” tanyaku pelan.

“tidak, mungkin hanya perasaanmu saja” ucap kris.

“ada apa denganmu kris?” tanyaku tanpa sadar air mata mentes di pipiku dan segera aku menghapus airmata itu.

Tolong Jangan menangis Nara, ucap kris dalam hati.

“tolong jangan menangis” ucap kris tetap dingin.

“apa aku berbuat salah denganmu? Apa aku menyinggung perasaanmu? Ada apa? Ada apa kris?” tanyaku yang sudah tidak bisa menahan rasa sedih ini lagi.

“tidak ada apa-apa ra” ucap kris pelan, sangat pelan.. dan lembut.

“bohong” ucapku singkat dan tetap melihat ke arahnya.

Kris diam seribu bahasa begitu juga denganku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan unutk membuatnya jujur padaku.

Makanan yang dipesan juga sama sekali belum disentuh, kris diam… tepatnya melamun sekarang, sudah tidak sibuk dengan handphonenya.

“apa kau menjauhiku karena Jangmi?” tanyaku padanya

“apa maksudmu?” tanya kris singkat

“iya, karena kau suka dengan Jangmi  dan kau ingin menjauhiku untuk menjaga perasaannya? Iya?” tanya ku pada kris.

Nara, pemikiran macam apa itu? gumam Kris dalam hati.

Kris melihat kearahku, hidungku yang memerah sama dengan mataku membuatnya merasa bersalah.

“tidak” ucap kris singkat.

“lalu apa?” tanyaku emotional padanya. hampir menangis lagi namun dengan sekuat tenaga aku menahannya.

“aku hanya ingin menjauh saja…” ucap kris

Oh.

“apa alasanmu?” tanyaku sambil terus melihat kearahnya yang  berada didepanku.

“tidak ada alasan, hanya ingin menjauhimu saja, tidak boleh?” tanya kris yang sekarang melihat ke mataku.

“Tidak.” Ucapku singkat.

Aku juga tidak mengerti dengan diriku sendiri, mengapa aku dengan pasti menjawab “tidak” well what is wrong with me?

“kenapa?” kris balik tanya.

“karena…” aku bingung akan menjawab apa….

“karena apa?” tanya kris yang sekarang terus menatap kemataku.

“tidak ada alasan, aku hanya tidak ingin kau menjauhiku kris itu saja, apa itu salah?” jelasku pada kris.

Apa aku salah? Apa aku salah memaksa kris untuk tidak menjauhiku? Iya?

“salah” ucap kris singkat

Salah? Benarkah salah?

“kenapa? Kau sudah ku anggap seperti jangmi, sahabatku… apa menjauhi seorang sahabat itu dibenarkan?” aku sedih dengan perlakuanmu kris

“aku tidak ingin kau anggap sahabat…” aku ingin lebih Nara. Ucap kris dalam hati.

“benarkah?” tanyaku pada kris.

“ya” ucapnya singkat.

“baiklah kalau itu mau mu kris, mulai sekarang aku juga akan mencoba menjaga jarak denganmu, akan lebih lebih mudah untukmu menjauhiku jika aku juga menjauhimu kan?” ucapku dan bergegas untuk pergi dari tempat makan itu.

“ini uang untuk membayar pesananku dan jangmi, sampai jumpa lain waktu” ucapku sambil menaruh uang di meja dan berdiri.

Kris diam. Dia hanya diam seribu bahasa.

Aku berbalik badan dan berjalan keluar…

Baru berjalan beberapa langkah..

“aku ingin lebih!” ucap kris berdiri dari tempatnya.

Aku sangat kenal dengan suara itu dan aku yakin suara itu adalah suara Kris…

Apa yang barusan dia bilang? Aku ingin lebih? … Kris…

Aku berbalik badan… melihat kris berdiri 3 langkah dariku. Melihat ke arah kris yang berdiri dengan tatapan penuh makna padaku.

Aku ingin lebih? Apa maksudnya?

“a-apa maksud mu?” tanyaku agak gugup. Entahlah aku juga tidak tahu kenapa.

“aku yakin kau mendengarnya, aku tidak akan mengulangi perkataanku” ucap kris datar dan terus melihat kemataku penuh makna.

Tatapan ini… tatapan yang benar-benar aku rindukan… krissahabatku.

Aku diam, tidak ada kata yang bisa aku keluarkan untuk menjawabnya. Apa yang dia maksud?

Kris mendekat… aku hanya bisa diam tidak bergerak sama sekali… entahlah perasaanku campur aduk benar-benar kacau, chaotic!

Kris.. memelukku.. ya memelukku…

Kris tidak perduli dengan pengunjung restaurant yang melihat ke arah ku dan kris… aku melihat sekitar, semua mata tertuju pada aku dan kris… kris sama sekali tidak peduli dengan hal itu, ia memelukku dengan erat… “biarkan aku memelukmu kali ini saja” bisiknya di kupingku… suaranya… hangat pelukannya.. membuatku nyaman… sangat teramat nyaman.. aku membalas pelukannya.. kupeluk kris erat… kris mencium rambutku dan berkata “C̄hạn rạk ṭhex”(a/n bahasa thailandnya ‘i love you’)..

C̄hạn rạk ṭhex? Apa artinya… aku hanya bisa yakin itu bukan bahasa korea…

Kris melepaskan pelukannya..

“apa artinya?”

“kau bodoh” ucapnya sambil tertawa.

Kris akhirnya tertawa juga… kris i love your smile and laugh.. sering-seringlah tertawa dan tersenyum kris.

“yah! Kenapa jadi ngatain aku?” ucapku protes

Enak saja dia bilang aku bodoh! Kris menyebalkan.

“paboya!” ucapnya sambil tersenyum.

Aku dan kris jalan keluar dari cafe… menyusuri pertokoan gangnam… aku dan kris sama sama diam, sibuk dengan lamunan masing-masing.

“kris..” ucapku mencoba mencairkan suasana

Kris hanya menjawab dengan tatapan padaku.

“apa maksud perkataanmu tadi?” tanyaku padanya.

“kamu pasti tahu apa maksudnya ra, and i really mean it” ucap kris

Aku diam.. ‘aku ingin lebih!’ dia menginginkan sesuatu yang lebih dari seorang teman atau sahabat?..

Kris…

Maafkan aku…

“haha aku tidak memaksamu untuk menjawab atau meresponku ra, aku hanya ingin mengatakannya saja padamu, agar kamu tahu apa yang aku rasakan” jelas kris

Aku tetap diam, tidak menjawabnya sama sekali.

“aku hanya ingin bilang, aku akan selalu ada disini ra, dibelakangmu… akan selalu memperhatikanmu tanpa harus kamu perhatikan balik.” Ucap kris

Aku makin tidak mengerti.

“jangan bingung ra, anggap saja tidka terjadi apa-apa… dan tetap anggap aku sebagai temanmu ya ra” ucap kris sambil tersenyum

Aku tidak bisa menahannya, mendengar perkataan kris. Airmataku menetes… namun dengan cepat aku mengusapnya.

“Jangan menangis ra” ucap kris tersenyum sambil menyentuh pipiku.

Kris…. mianhaeyo…

-end of chapter 7-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
weirdoren
#1
Update pls ^^