Game

Game [Komedi]

 

Author's POV
 
"Unnie, apakah hari ini kita ada jadwal?" Yoona bertanya pada Taeyeon yang sedang mencari makanan di kulkas. Ia sendiri sedang melihat acara kesukaannya di ruang TV dorm. 
 
"Ya, Yoona-babo! Kau tidak dengar kemarin Lee Soo Man Ahjussi bilang kita liburan musim panas?" Sooyoung menanggapi pertanyaan Yoona. "Unnie minta snacknya!" 
 
"Andwae! Cari sendiri di kulkas!" Taeyeon menjauhkan snack yang ada di tangannya dari Sooyoung, si shikshin. Sooyoung hanya bisa mengerucutkan bibirnya karena mendapat penolakan dari Unnienya.
 
"Aku lupa Sooyoung-ah! Kenapa kau harus memanggilku babo? Aish.." Yoona menjadi tidak mood karena perkataan Sooyoung.
 
"Yoona-ah, aku menemukan permainan Intel-Core! Sini-sini!" Sunny memanggil Yoona. Sebenarnya ia berada tepat dibawah Yoona duduk di karpet memainkan laptop yang terletak di atas meja. Namun ia duduk sejajar dengan kaki Yoona yang berbaring di kursi sehingga Yoona tidak bisa melihat layar laptop yang ia mainkan.
 
"Unnie, kenapa harus memanggilku jika hanya menemukan permainan? Aku sedang tidak mood Unnie.." 
 
"Yah, kau karakternya di sini! Cepat kemari!"
 
 
Yoona segera beranjak dan duduk di sebelah Sunny. Ia tertarik dengan permainan yang menjadikan ia sebagai karakternya dan melupakan moodnya yang hilang karena Sooyoung. "Sepertinya aku pernah memainkan yang seperti ini?"
 
"Seperti Mario Bros, bukan? Berjalan, melompat, mencari koin. Lihat dirimu saat melompat! Seperti anak ayam, hahaha. Lucu sekali kau ini.." Kata Sunny tertawa terpingkal-pingkal.
 
"Haha, iya Unnie! Kenapa wajahku terlihat sekonyol itu? Aku tidak menyangka waktu pemotretan dulu, aku disuruh melompat untuk dijadikan karakter game seperti ini. Konyol sekali!" Yoona ikut tertawa terpingkal-pingkal dan memukul-mukul kaki Sunny yang masih tertawa sambil berbaring.
 
"Ya, Yoona! Sakit!" Sunny meneriaki Yoona namun masih saja tertawa.
 
"Kenapa kalian bertingkah bodoh seperti itu? Tertawa terus seperti orang gila." Hyoyeon yang baru keluar dari kamar mandi melihat dengan tatapan aneh pada Yoona dan Sunny. Taeyeon dan Sooyoung yang berada di dekat mereka hanya melirik sekilas, tidak tertarik. "Oh, Aku bisa menirukan tarian ini! Good bye baby good bye~" Hyoyeon menggerak-gerakkan badannya mengikuti irama setelah sadar Miss A-Goodbye Baby dimainkan di TV.
 
"Huh, kau terlihat lebih bodoh, Hyoyeon-ah.." Kata Taeyeon. Namun tetap saja uri dancing queen menari tanpa henti tidak peduli komentar pahit Taeyeon.
 
"Hyoyeon-ah menyingkirlah, kau menghalangi pandanganku!" kata Sooyoung mendorong Hyoyeon tepat di pantatnya. Hyoyeon merespon dorongan itu dengan menyuguh-nyuguhkan pantatnya pada Sooyoung. "Yah!"
 
"Ya, panggil dia Unnie, Sooyoung-ah." Kata Taeyeon pada Sooyoung yang masih bergulat dengan pantat Hyoyeon.
 
"Andwae! Kau dan Hyoyeon berjarak 6 bulan, dia tidak memanggilmu Unnie. Kenapa aku harus memanggilnya Unnie kalau aku dan dia hanya berjarak 5 bulan? Mehrong~" Sooyoung menantang Taeyeon dengan wajah penuh aegyo aneh miliknya. Taeyeon hanya bisa memelototinya sambil mengatupkan gigi-giginya rapat.
 
"Yoona lompat! Ah, game over.." suara Sunny melemah. Sedari tadi ia sibuk berteriak-teriak di samping Yoona yang bermain permainan seperti-Mario Bros  tadi. Dan sad ending, game over.
 
"Unnie tanganku tidak bisa diajak berkompromi! Aku ingin menekan tombol untuk lompat ia malah menekan tombol untuk berlari cepat dengan sendirinya. Salahkan dia! Hiaaaaatcch.." Yoona menyalahkan tangannya sendiri lalu memukul-mukulkan jari-jarinya ke bantal yang empuk. Sunny hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
 
 
? ???? ?
 
 
"Kau tidur tanpa AC? Dimana remotenya?" Tiffany bertanya dengan nada yang sangat heran.
 
"Mmm.." Orang itu hanya menggeliat.
 
"Yah, jawab aku!" Kata Tiffany sambil menggoyang-goyangkan badan yang tertutup oleh selimut itu. Orang itu tidak merespon juga.
 
"Baiklah! Tunggu sebentar kubawakan timun kemari." Kata Tiffany pura-pura pergi.
 
"ANDWAEEEEE!!" Jessica keluar dari persembunyiannya. Ia mengubah posisinya dari tidur berbaring menjadi duduk. "Kau ini mengganggu saja! Wae? Wae?!" Ia menampakkan ekspresi jengkelnya. Tiffany terkekeh dibuatnya. "Kenapa ruangan ini tiba-tiba menjadi panas?" Jessica mengibaskan tangannya di depan mukanya.
 
"Kan sudah kubilang tadi!" Tiffany meninggikan suaranya.
 
"Kau bilang apa?" Tanya Jessica polos membuat Tiffany meremas tangannya sendiri di depan muka random milik Jessica ketika bangun tidur, lalu berlari meninggalkan Jessica. "Mwoya!" 
 
"Yah! Tiffany!" rupanya Tiffany menabrak Sooyoung yang masuk kamarnya dan Jessica bersamaan dengan dirinya yang berlari keluar kamar. "Mengapa kamar ini hawanya panas sekali? Kau taruh di mana remote AC-nya?" Sooyoung bertanya sambil menyapu ruangan dengan matanya, mencari benda persegi panjang dengan tombol-tombol yang menempel di atasnya.
 
"Molla, dari tadi aku tidur. Sepertinya Tiffany juga mencari benda itu." 
 
"Aish, kau ini. Bukankah kau yang terakhir kali menggunakannya?"
 
"Bukan aku tapi Taeyeon. Kau ini sembarangan menuduhku." Jessica cemberut.
 
"Kau berikan pada Taeyeon?! Babo! Kau lupa Taeyeon-Ahjumma itu pelupa? Hih, kita bisa diomeli oleh manager jika terus menghilangkan remote AC." Sooyoung tampak berfikir. Tak lupa ia mengecilkan suaranya saat mengatakan 'Taeyeon-Ahjumma'.
 
"Lagipula dorm ini mempunyai banyak ruangan. Mengapa hanya disisakan satu remote AC?" Jessica bangkit dari tempat tidurnya dan berusaha membantu Sooyoung mencari benda ajaib itu.
 
"Manager takut kita menghilangkan semua remote itu." Sooyoung membuka laci-laci lemari. Jessica hanya mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali mendengar penjelasan singkat Sooyoung. Tiba-tiba terlintas ide di pikirannya.
 
"Sooyoung-ah! Sooyoung-ah!" Matanya membulat memikirkan betapa pintarnya ia.
 
"Wae? Jangan menarik-narik bajuku, Jessica!" Sooyoung menghadap Jessica.
 
"Kau naik."
 
"Mworago?"
 
"Naik!"
 
"Mwoya! Aku sedang sibuk mencari remote kau malah menyuruhku bermain-main."
 
"Babo!" Jessica berusaha menjangkau kepala Sooyoung untuk menoyor kepalanya, namun anggota SNSD yang paling tinggi itu menghindar dengan cepat sehingga Jessica hampir jatuh.
 
"Buhahahahaha!" Sooyoung tertawa terpingkal-pingkal terhadap aksi bodoh salah satu anggota danshin yang gagal itu.
 
"Aish, jinja!" Jessica malu sendiri. "Yah! Aku serius!" Sooyoung menahan gelak tawanya. "Kau. Naik. Hidupkan AC secara manual!" Jessica berbicara sedikit-sedikit.
 
"Manual? Aku tidak tahu caranya!" Sooyoung menolak ide Jessica.
 
"Aku tahu, makanya aku mengutarakan ideku. Ah, kau ini!"
 
"Kalau kau tahu mengapa bukan kau saja yang menghidupkannya sendiri?"
 
"You know I'm short, Sooyoung-ah!!" Jessica berkacak pinggang, berpikir Sooyoung memancingnya untuk menyetujui dirinya anggota danshin. Sooyoung tertawa terpingkal-pingkal melihat gelagat unik Jessica. "Yah, you know I'm in danshin group, but I'm the tallest!" Jessica sedikit tidak terima.
 
"But you're danshin!" Teriak seseorang dari luar kamar, sepertinya mendengar teriakan Jessica.
 
"Diam kau Tiffany! Kau dan aku hanya berjarak beberapa senti saja!" Jessica dapat mengenali orang tersebut hanya dari suaranya. 
 
Sooyoung menatap AC dan barang barang yang ada di bawahnya secara bergantian.  Jessica mengikuti arah pandangan Sooyoung, namun ia tidak menemukan sesuatu yang janggal. 
 
"Ini terlalu tinggi, Jessica. Kau bisa ambilkan kursi?" Sooyoung menatap Jessica serta mengedip-ngedipkan kedua matanya.
 
"Ku kira ada apa, ternyata kau hanya berbasa-basi supaya aku mengambilkan, huh?" Jessica melongos, lalu pergi. Sooyoung terkikik sepeninggal Jessica.
 
 
? ???? ?
 
 
"Unnie, lihat ini. Bagus, tidak?"
 
"Laptopmu? Dari dulu seperti itu, Seohyun-ah. Apanya yang berbeda?" Taeyeon meneliti setiap inchi laptop Seohyun.
 
"Bukan laptopnya Unnie. Tapi ini, stiker barunya.." Seohyun menunjukkan stiker---apalagi-kalau-bukan-keroro---baru miliknya yang menempel di atas laptopnya. Taeyeon mengamati stiker itu. Diambilnya remote TV yang terletak di depannya, yang tentu saja sudah ditempeli stiker keroro milik Seohyun. 
 
"Seohyun-ah, stikermu yang baru lebih bagus ya? Lebih lucu dan menggemaskan." Taeyeon tersenyum ke arah Seohyun. Seohyun terlihat bahagia mendengar kata-kata anggota tertua SNSD itu.
 
"Kau kena virus keroro juga, Taeyeon?" Hyoyeon memandang Taeyeon seperti ia melihat alien masuk dorm. "Seberapa gigih Seohyun mempengaruhimu sehingga kau juga ikut mencintai makhluk hijau itu?" Hyoyeon menyindir mereka.
 
"Hyoyeon Unnie kau mau? Aku masih punya banyak. Oh iya Unnie, aku sudah menempelkan satu di sampul buku yang ada di mejamu." Seohyun berkata dengan antusias.
 
"Mworago?! Kau menempelkan di buku diaryku?! Aaaaaaa~" Hyoyeon berlari menuju kamarnya sambil berteriak seperti kesetanan. Seohyun dan Taeyon hanya memandang dengan tatapan aneh.
 
"Yoona-ah, kau letakkan di mana meja kuning kemarin?" Jessica mendekati Yoona yang masih bermain bersama Sunny.
 
"Biar aku saja yang memainkannya, Yoona." Sunny merebut tempat Yoona. Yoona sedikit terdorong kebelakang.
 
"Sudah kuletakkan kembali di kamar Unnie." 
 
"Eobso.."
 
"Ah, eodi?" Yoona berdiri. Berjalan menuju meja makan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Jessica mengikutinya di belakang. "Ini dia, Unnie!" 
 
"Kau bisa bawakan ke kamarku? Kau kan kuat, aku kan lemah.." Kata Jessica memohon. 
 
"Geurae, geurae.." Yoona mengangkat meja itu dengan mudah dan berjalan menuju kamar Jessica seperti tanpa beban. Anggota SNSD yang melihatnya tidak kaget melihatnya saat Yoona dan Jessica melewati mereka.
 
"Unnie sedang apa? Unnie sedang bermain mehrong-mehrong an ya?" Seohyun bertanya kepada Sunny.
 
"Mwo? Mehrong-mehrongan?" Sunny menekan tombol 'pause' di permainan yang dimainkannya.
 
"Mengapa Unnie mengeluarkan lidah Unnie? Unnie sedang chatting ya?"
 
"Aniya!" Sunny mengabaikan pertanyaan Seohyun dan kembali bermain. "Apa benar aku tadi mengeluarkan lidahku? Seserius itukah aku saat bermain?" Sunny bermonolog. 
 
Seohyun yang pertanyaannya tak terjawab bergerak mendekat pada Sunny. Akhirnya ia paham apa yang Sunny lakukan. Beberapa menit setelah memperhatikan Sunny, matanya terbelalak. Rupanya ia baru sadar jika karakter yang Sunny mainkan untuk gamenya adalah Unnienya sendiri, Yoona. "Uwa! Yoona Unnie ada di game!" Beberapa detik Seohyun berada di dunianya sendiri lalu ia memutuskan untuk membuka laptopnya.
 
"Kau juga ikut bermain permainan seperti itu, Seohyun?" Tiffany mendekati Seohyun.
 
"Aniya Unnie. Aku ingin mencari game yang karakternya SNSD. Ada tidak ya?" Seohyun mulai membuka salah satu browser. 
 
"Kau yakin ada? Permainan yang Sunny dapatkan itu saja dari commercial kita." Kata Tiffany.
 
"Aku masih mencarinya Unnie.."
 
"Wooooo! Yihaa! Aku menang! Aku menang!" Sunny memelototi Seohyun dan Tiffany namun berkata dengan nada bahagia. 
 
Lalu ia berlari seperti anak kecil menuju kamar Jessica dan Sooyoung. "Yoona-ah, aku memenangkan game tadi! Kekeke, aku senang sekali." Sunny menari 'Gee'. 
 
"Benarkah Unnie? Tapi permainan itu terlalu mudah! Nenekku saja pasti bisa memenangkannya." Yoona tidak terima Sunny bisa memenangkan permainan itu sedangkan ia tidak.
 
"Mehrong~" Sunny mengeluarkan lidahnya kearah Yoona lalu berlari keluar kamar. Yoona kesal dibuatnya.
 
"Unnie, aku keluar ya? Aku tidak terima Sunny Unnie bisa memenangkan permainan itu." 
 
"Andwae! Nanti kalau Sooyoung jatuh siapa yang menangkapnya? Aku? Andwae! Aku lemah." Jessica menyatukan kedua tangannya di atas perutnya dan memalingkan mukanya.
 
"Jessica tidak mungkin menangkapku. Dia pasti hanya berteriak jika melihatku jatuh. Kau tetap di sini Yoona-ah." Sooyoung menaiki meja dengan sangat hati-hati, Yoona memegangi meja dengan hati terpaksa, dan Jessica, duduk di tepi tempat tidur dan membantu dengan doa.
 
"Aksimu sangat tidak membantu, Jessica." Kata Sooyoung sambil membuka penutup AC.
 
"Diam kau Sooyoung dan segera kerjakan pekerjaanmu yang menumpuk!" kata Jessica, melucu mungkin.
 
"Kau sedang melucu? Ha ha." Sooyoung merendahkan lelucon Jessica. Yang dijahili hanya mengerucutkan bibirnya dan meneruskan doanya.
 
"Sooyoung Unnie, bukankah kau tidak takut ketinggian? Mengapa aku harus memegangi meja ini?" Tanya Yoona, polos sekali.
 
"Kekeke, aku tidak menyuruhmu Yoona-ah." Sooyoung tertawa karena pertanyaan lucu Yoona. Yoona melepaskan pegangannya dan duduk di sebelah Jessica.
 
"Yah, Sooyoung! Bahkan leluconku lebih lucu dari kata-kata Yoona, tapi mengapa kau malah tertawa pada pertanyaan Yoona? Aish.." Jessica mulai jengkel pada sahabatnya yang sudah menemaninya selama 10 tahun sejak menjadi trainee.
 
"Mehrong~" Sooyoung menjulurkan lidahnya. "Jessica bagaimana caranya? Cepat!"
 
"Oh, iya. Hampir saja aku lupa." Kata Jessica bangkit dari tempatnya. Ia membuka laci lemarinya dan mengambil pensil yang belum diraut. Sooyoung ingin berkata sesuatu namun Jessica segera memotongnya. "Pakai bagian belakangnya untuk menekan tombol yang ada di sebelah kanan itu. Kau tidak bisa menekannya menggunakan jari-jarimu. Terlalu besar."
 
Sooyoung mengikuti perintah Jessica tanpa sepatah katapun. Yoona terkesima. "Jessica Unnie, bagaimana bisa kau tahu cara itu?" Jessica hanya diam sambil tersenyum bangga.
 
"Brr, dinginnya! Ayo kita keluar!" kata Sooyoung sembari turun dari meja.
 
"Dan sad ending, kehadiranku di sini tidak berguna. Penyesalan memang datang di akhir cerita ya, Unnie?" Yoona terlihat sedikit sebal dan segera keluar dari kamar, menghampiri Sunny.
 
 
? ???? ?
 
 
"Kau download versi berapa, Sunny-ah?" Yuri melihat layar laptop Sunny.
 
"Yuri-ah kau sudah bangun?" Jessica duduk di samping Yuri.
 
"Mengapa kalian semua menghidupkan laptop?" Sooyoung mengerutkan keningnya karena di hadapannya terjadi sesuatu yang langka. Sunny, Tiffany, Yuri, dan bahkan Magnae Seohyun menghidupkan laptop dan duduk berjejer-jejer seperti di warung internet. Hanya Hyoyeon dan Taeyeon yang setia melihat TV yang sedang menampilkan 'Music Bank'.
 
"Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Dan mengapa mereka sebegitu tertariknya dengan permainan yang mereka temukan." Taeyeon menggeleng-gelengkan kepalanya.
 
"Taeyeon-ah, lebih baik kau memilih salah satu kubu di antara kami. Kau pilih kubu Sunny atau kubuku?" Tawar Hyoyeon.
 
"Mworago?"
 
"Jika kau mengikuti kubu Sunny, kau bermain-main sepertinya. Jika kau mengikuti kubuku, kita bisa menari bersama! Kau tahu ini sangat sehat daripada harus menatap layar laptop selama berjam-jam hanya untuk melakukan hal yang tidak berguna." Rupanya Hyoyeon masih setia mengikuti  'Music Bank'. Sejak tadi ia menari.
 
"Sirheo! Lebih baik aku membuat kubuku sendiri!" Taeyeon mulai gila karena Hyoyeon promosi berlebihan. Ia sudah capai menari terus. Jika menari di panggung ia masih senang, karena ?? (SONE) pasti melihat dan bersorak untuk mereka dan ia akan mendapatkan energi. Jika menari bersama Hyoyeon, ia bisa langsung kehabisan energi dalam satu detik karena melihat Hyoyeon yang hyper saat menari.
 
"Unnie, versi 4 sudah selesai aku download." Seohyun memberikan flashdisk kecil berwarna pink kepada Sunny.
 
"Ini, aku juga sudah selesai mendownload versi 1." Sunny memberikan flashdisknya.
 
"Ckckck, versi 1 ini sangat mudah. Yang game over di versi ini benar-benar tidak berbakat bermain game, dan tidak cinta SNSD! Aku minta versi 2, Yuri.." kata Tiffany. Yuri memberikan flaskdisknya.
 
"Kau cepat sekali Fany-ah!" Yuri memuji Tiffany. "Aku saja masih mengumpulkan. Aku akan mulai bermain sekarang!"
 
"Sunny kau sedang bermain apa?" Sooyoung terlihat sangat tertarik.
 
"Yah Sooyoung jangan berbicara! Aku tidak bisa mendengar lagu yang sedang dimainkan."  kata Sunny. Sooyoung segera menghindar dan bergerak mendekati Magnae Seohyun yang tidak mungkin membentaknya.
 
"Kami sedang bermain permainan yang baru aku temukan di internet Unnie. Namanya 'Daily Manager'. Ada 4 versi. Di sini kita bermain sebagai manager SNSD. Sebagai SNSD, jika game over sungguh memalukan, bukan?" jawab Seohyun ketika Sooyoung bertanya kepadanya. Secepat kilat Sooyoung berlari ke kamarnya dan keluar membawa laptop miliknya.
 
"Jangan bilang kau juga tertarik dengan game itu, Sooyoung-ah!" Taeyeon tidak percaya akhinya virus game SNSD itu menelan satu korban lagi, Sooyoung.
 
"Kau jangan mengurusi kubu mereka Taeyeon! Kau bilang kau punya kubumu sendiri!" Kata Hyoyeon, masih sambil menari. Taeyeon melirik Hyoyeon sekilas.
 
"Kau juga jangan mengurusiku!" kata Taeyeon.
 
"Mana, mana flashdisk kalian? Aku mau bermain permainan itu. Tiffany, kau sudah versi 2? Lihat saja, sebentar lagi aku akan menyusulmu bahkan mendahuluimu!" Kata Sooyoung yakin.
 
"Jangan banyak bicara, jangan-jangan nanti kau masih di versi 1 sudah game over." Sunny menanggapi penyataan penuh percaya diri dari Sooyoung sembari meneruskan permainannya.
 
Sooyoung mengabaikan Unnienya dan mendouble klik icon untuk membuka permainannya. Sepuluh menit berlalu, Sooyoung sudah selesai melewati versi 1 tanpa hambatan.
 
"Sunny Unnie, baru sepuluh menit tapi versi 1 sudah aku selesaikan! Siapa bilang aku akan game over? No way!" Celoteh Sooyoung dengan nada bangga. 
 
"Kau memanggilku Unnie, Sooyoung-ah? Yah, jangan senang dulu! Kami semua juga melewatinya dengan mudah." Sunny sedikit heran Sooyoung memanggilnya dengan sebutan 'Unnie'. Ini jarang terjadi.
 
"Memangnya kenapa? Bukankah aku biasanya memanggilmu Unnie? Ah kau ini aneh sekali. Selangka itukah kata-kata 'Unnie' keluar dari mulutku?" Sooyoung membuka aplikasi permainan versi 2.
 
"Ah, ini sulit sekali, aku tidak mau game over dan mengulang bagian ini lagi!" Tiffany merengek untuk kesekian kalinya karena ia sudah empat kali game over pada bagian yang sama.
 
"Coba Unnie cari cheatnya saja.." usul Seohyun yang masih belum menemui halangan yang berarti.
 
"Oh iya, cheat! Mengapa aku bodoh sekali! Yuri babo!" Yuri yang juga sedang terjebak di adegan yang sulit memukul-mukul kepalanya. Pada akhirnya Yuri dan Tiffany melewati dengan mudah karena adanya 'Walktrough'.
 
"Apa-apaan kalian, kalian pikir kalian benar-benar SNSD kalau melewati ini semua dengan cheat? Huh, apa kalian bereinkarnasi.." Sooyoung menggerutu dengan suara pelan dan tidak jelas. "Kalau aku ini benar-benar SNSD! Aku bisa melewati tantangan sesulit apapun di game ini tanpa cheat. Apapun!" kata Sooyoung yakin. Semua yang melihatnya hanya bisa memandang dengan tatapan tidak jelas. Haruskah bangga? Sedih? Marah? Bahagia? Mereka bahkan tidak yakin dengan perkataan Sooyoung.
 
"Jangan menjilat ludahmu sendiri, Sooyoung-ah.." Sunny berkata datar.
 
"Mworago?" Sepertinya Sooyoung tidak mendengarnya.
 
"Ani, teruskan saja konsentrasimu. Nanti jika kau membutuhkan cheat, tanyakan saja pada Fany. Sepertinya sudah dihapus oleh pemiliknya sesaat setelah Fany membukanya."
 
"Kau kira aku bodoh bisa kau bohongi dengan mudah seperti itu?" Sooyoung mengabaikan Sunny.
 
"Yah, jinja! Aku saja mencari dari alamat yang Fany berikan sudah tidak bisa. Padahal Fany membukanya hanya berjarak beberapa menit dari aku." Yuri menambahkan.
 
"Apapun itu aku tidak peduli! Lagipula aku tidak membutuhkan cheat. Kenapa kalian memaksaku untuk memakai cheat?!" Sooyoung geram dengan kelakuan Unnie-unnienya yang mencoba meracuni pikiran sehatnya.
 
"Unnie, aku sudah capek. Aku berhenti bermain dulu, ya, Unnie.." pamit Seohyun sembari membereskan peralatan laptopnya. Lalu ia berjalan menuju Taeyeon, "Unnie, sekarang jam tayang keroro, ganti channelnya, ya, Unnie. Jebal.." pinta Seohyun dengan wajah polosnya. Taeyeon menatap ke arah Hyoyeon yang berbaring lemas di kursi. Taeyeon terkikik, lalu segera memindah channel untuk melihat keroro bersama Seohyun.
 
"Haha! Kau menyerah Seohyun-ah?" Sooyoung memamerkan dirinya yang masih bertahan.
 
"Seohyun bermain jauh lebih dulu daripada kau, Sooyoung!" Tiffany membela magnaenya.
 
"Jessica dan Yoona dimana? Aku tidak mendengar suaranya. Bukankah tadi mereka sudah kemari?" Sooyoung menanyakan keberadaan orang yang keluar kamar bersamaan dengan dirinya.
 
"Babo! Kau pikir siapa yang dari tadi mendengkur di belakangmu?" Hyoyeon menimpali pertanyaan Sooyoung.
 
"Bagaimana mereka bisa tidur bersama di kursi yang sempit itu?" Yuri bertanya-tanya, namun akhirnya lebih memikirkan game yang dimainkannya.
 
"Ah, aku benar-benar capai!" Sunny melakukan stretching di tempat. "Aku berhenti, kulanjutkan nanti saja."
 
"Yuri-ah, kau hutang memijat punggungku. Aku juga capai sekali saat ini." 
 
"Kita ke kamarku saja, Fany-ah. Aku punya balsam."
 
"Andwae! Itu kan sangat panas."
 
"Kau ini sok tahu sekali. Bahkan kau belum pernah mencobanya."
 
"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku belum pernah mencoba balsam?"
 
"Sudah terlihat dari garis tanganmu." Yuri bercanda.
 
"Garis tanganku?" Tiffany menatap telapak tangannya dengan cermat. Berusaha membaca garis tangan seperti peramal-peramal yang ada di televisi, namun ia sendiri tak tahu apa artinya.
 
"Yah! Babo! Kau mau kupijat atau tidak?!" Yuri jengkel ketika tahu Tiffany belum juga mengikutinya dan bahkan lebih memikirkan perkataan bodoh dari dirinya. Karena teriakan Yuri, Tiffany bangkit dari duduknya dan membawa laptopnya. Pikirannya masih terisi dengan 'Bagaimana cara membaca garis tangan agar tahu seseorang pernah menggunakan balsam atau tidak?'.
 
"Kalian semua membiarkanku sendirian?! Oh, oke. Dengan waktu yang tidak banyak ini akan kubuktikan kalau aku bisa menyelesaikan semua dengan mudah!" Kata Sooyoung. "Hwaiting, Sooyoung!" Ia menyemangati dirinya sendiri karena tidak akan ada yang menyemangatinya.
 
Sooyoung sudah tiga puluh menit bermain. Dia mulai gila. Sudah lima kali ia game over tanpa tahu apa penyebabnya. Sooyoung mengacak-acak rambutnya yang sudah sangat berantakan.
 
"Aku tadi memilih ini, game over. Ini, juga game over. Hmm, padahal aku belum memulai apapun! Argh.." 
 
Hyoyeon, Taeyeon, dan Seohyun melihat Sooyoung sekilas. Mereka tidak peduli. Bahkan sepertinya Hyoyeon juga hampir menyukai keroro karena ia lebih menikmati keroro daripada mengejek Sooyoung yang mulai stress dalam dunianya sendiri. Padaa saat itu Sunny berjalan melewati mereka berenam termasuk Jessica dan Yoona yang masih tertidur pulas untuk pergi ke dapur meminum air putih sebelum tidur siang. Saat Sunny membuka pintu lemari es, ia mendengar suara yang sangat keras.
 
"Tiffany Unnie, berikan file cheatnya!"
 
Sunny menyeringai. "Kekeke, kau jilat ludahmu sendiri, Sooyoung-ah."
 
Taeyeon, Seohyun dan Hyoyeon tidak mempedulikan teriakan Sooyoung. Mereka justru tertawa terbahak-bahak karena adegan keroro yang menurut mereka lucu.
 
Sementara Yoona dan Jessica yang sedang tertidur di belakang Sooyoung bangun karena terkejut. Jessica yang berbaring di tepi kursi memukul kepala Sooyoung. "Yah! Babo! Kau pikir aku tidak mempunyai telinga?! Suaramu keras sekali. Kau ingin aku tuli ya?" Jessica memukul lengan Sooyoung, lalu bahu Sooyoung.
 
Sunny melewati mereka lagi namun kali ini dari arah yang berlawanan. Saat melihat pemandangan pukul-memukul tersebut, Sunny hanya memberi komentar yang terdiri dari empat kata, "Violent Sica is back!"
 
"Fany Unnie! File cheatnya!!!" 
 
     
THE END     
 
 
Comments are loved <3
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JauziaYusiHN
#1
Chapter 1: hyoyeon eonni kecapekan kebanyakan nari kekeke dasar Kim Choding XD
diansone #2
Chapter 1: sica akui saja kau memang pendek XD
lucu ^^
amusuk
#3
gihihi, ada2 aja dh tingkah mreka. Lucu nie..!
Divanny
#4
Kekekkeke, lucuu :D hwaiting !^^
JongKeyOnMinTae
#5
Good,sad ending ? -.-
apik nad menarik !
aku suka aku suka *^o^*
Mellisa #6
Hmm thor... Klo Blh nanya tuh gam bener2 ada ya? Klo Blh minta satu dong...
Keep on writing Y... Tp terlalu singkat masa cuman one shot?
Mellisa #7
Gpp kok justru aku lbh ngerti pake bhs indonesia piss... Annyong i am new Author mellisa Tandoko...
Ceritanya Daebak tp deskripsinya singkat sekali.
Keep on writing