Dua

No Touchie (Ravi vixx x oc) Indonesian ver

Aku akhirnya mendapat pekerjaan yang aku inginkan, yaitu menjadi asisten stage manager. 

Karena aku masih belum senior maka aku masih menjadi asisten, semoga suatu hari nanti aku bisa menjadi manager. Ya pasti bisa. 

 

Hari ini adalah hari ketiga aku bekerja, tapi... 

 

"Woori, aku harap kau bisa menghandle acara besok. Aku mendapat kecelakaan, dan kakiku cedera sekarang. Aku masih dirumah sakit. Jika ada yang ditanyakan silahkan, hp ku akan selalu standby. Pokoknya semua sesuai dengan briefing kemarin." 

Pak Nam menutup telepon nya. 

 

"Aaaaaaaaa." Tak sengaja aku berteriak , aku tak sadar bahwa aku sedang berada di tengah kantor. 

 

Semua orang memandangku. 

 

"Maaf ada kecoa." Aku langsung berlari menuju toilet dan berdiam di dalam sekitar 5 menit. 

 

Aku menarik napas panjang, dan langsung kembali ke meja. Aku harus mengkoreksi list apa saja yang harus ku cek saat nanti siang ke venue. Semuanya terasa berat memang, karena aku harus bekerja tanpa pemimpin. Dimana, aku masih seorang junior yang masih perlu dibimbing tapi.. aku akan melakukan yang terbaik. 

 

Siang pun tiba, aku hanya makan sedikit makanan yang kubeli di minimarket. Sambil makan di mobil aku pun berbincang dengan beberapa staf panggung. Entah kenapa hatiku berdegup kencang. Sepertinya, aku grogi karena ini pertama kalinya aku memimpin untuk bagian stage. Biasanya aku hanya menjadi staf, itupun bukan acara yang terlalu besar. 

 

Sesampainya di Venue, kami semua briefing dengan apa saja yang harus di cek di panggung. Seperti lighting, peralatan di panggung, juga aku dengar bahwa yang akan tampil adalah  band baru maka aku pun harus memastikan kondisi alat musik yang akan dipakai besok. 

 

Semuanya berpencar dan mengecek yang ditugaskan masing-masing. Aku pergi ke atas panggung sambil mengamati lighting yang sedang diatur oleh staf lain. 

 

"Ok!" Ucapku sambil mengisyaratkan tanda ok di jariku. 

 

Setelah itu aku mengecek perlengkapan alat musik yang akan dipakai besok dan mengatur beberapa letak dimana sebaiknya itu di simpan saat di panggung. 

 

"Ayo semuanya tinggal sedikit lagi. Sebentar lagi akan ada rehearsal artis jadi kita harus selesaikan lebih cepat. Yo ayo." Ucapku pada semua staf yang kebetulan sedang berada tak jauh dariku. 

 

Aku pergi mengecek ke backstage, untuk memastikan apa besok yang akan tampil perlu alat tambahan atau bagaimana. Apakah mereka sudah merasa cukup juga dengan kondisi panggung yang telah disediakan. 

 

Itu mereka. Mereka ada 5 orang dan sedang berkumpul sambil membicarakan sesuatu yang entah apa tidak terdengar. 

 

Aku melihat sosok yang sepertinya aku kenal sebelumnya. Aku semakin mendekat dan aku yakin bahwa itu.. 

 

"ChaHun Oppa!" Aku memanggilnya, dan benar saja itu dia. 

 

"A, Woori!" Dia ternyata masih mengingatku. 

 

Aku menghampirinya dengan sedikit berlari namun.. 

 

Aku tersandung dengan kabel yang entah kenapa itu berada di tengah jalan. 

 

Aku hampir terjatuh, namun seseorang dari mereka dengan sigap menghampiri dan memegang pundakku . 

 

"Tidak apa-apa?" Katanya sambil tersenyum kepadaku. 


 

Senyumnya sangat manis, sungguh menggetarkan jiwa. 

 

"Terimakasih." Aku sedikit merapikan rambutku yang kusut.

 

"Bukan masalah, nona..." 

 

"Woori. Aku temannya Hun-oppa." 

 

"Ya, aku tadi lihat kau menyapanya. Aku Hweseung." 

 

"Hweseung -ssi, terimakasih banyak." Aku sedikit membungkuk sebagai tanda terimakasih. Dia terus menampakkan wajahnya yang tersenyum. 

 

"Ya ya! Eits, jangan modus terus." Hun datang menghampiri sambil merangkul  Hweseung, dan menepuk pundaknya. Hweseung melambaikan tangannya sambil mengucap"bye."

 

"Woori, apa kabar? Sudah lama sekali sejak kau pindah ke Jepang ya. Kau kembali ke korea lagi?" 

 

"Baik, ya aku pindah ke Korea lagi." 

 

"Oh bagus, nanti kapan-kapan kita nongkrong ya." 

 

"Ya, tadinya aku juga mau mengajak oppa untuk nongkrong sama Jiwon juga. Dalam rangka aku kembali ke Korea." 

 

"Boleh, nanti kabari ya kapan nya" 

 

"Siap! Oh ya, jadi band oppa bernama nflying yang akan tampil besok?" 

 

"Ya benar, mohon bantuannya." 

 

"Wah hebat sekali. Mohon bantuannya juga. Jika ada yang kurang atau sesuatu di stage tolong beritahu ku segera ya." 

 

"Baiklah. Apa kami boleh mengecek ke panggung sekarang?" 

 

"Oh tentu saja, ayo." 

 

Aku bersama anggota nflying berjalan menuju stage. Mereka melihat bagaimana keadaan stage, mengecek apa saja yang dibutuhkan. Hanya permintaan dan perbaikkan kecil yang mereka minta. Sungguh baik. 

 

Mereka melakukan rehearsal dengan lancar, dan sempurna. Semoga besok bisa berjalan dengan lancar dan lebih sempurna dari ini. 

 

Setelah selesai, kami pun pulang dan aku makan malam dengan beberapa staf stage yang sudah lelah dengan pekerjaan. Padahal besok adalah acara yang sebenarnya. 

 

*** 

Hari H pun tiba, rasanya jantungku terus berdegup kencang. Ini adalah acara pertamaku, semoga semua berjalan dengan lancar. 

 

Saat aku tiba, kami semua staf mengadakan briefing skala besar dengan seluruh staf. Lalu, kami staf stage juga mengadakan briefing. Setelah itu, kami sekali lagi melakukan pengecekkan. 

 

Pak Nam juga terus menanyakan bagaimana keadaan disini, tapi ssmua baik dan tidak ada masalah. Syukurlah. 

 

Namun yang namanya keadaan tidak ada yang tau, tiba-tiba 15 menit sebelum dimulai dan nflying sudah berada di panggung, sound mengalami kendala. 

 

"Aku minta maaf ,aku akan mencari staf sound."  

Ucapku pada mereka dan Aku langsung berlari mencari staf sound yang harusnya sudah standby di dekat stage tapi tidak ada. 

 

Akhirnya setelah berlari dan berkeliling aku menemukan mereka dan mengadu apa yang terjadi. Merekapun langsung cepat tanggap dan menyelesaikan masalahnya. 

 

Sambil bertugas standby dekat panggung, aku menonton penampilan mereka. Hun oppa memang sehebat itu memainkan gitarnya. Pantas saja Jiwon klepek klepek kena pelet gitarnya. 

 

Namun, sebenarnya dari tadi aku terfokus pada salah satu vokalis yang kemarin telah menolongku. Hweseung, dia ternyata sangat keren diatas panggung. Suaranya begitu merdu, wajahnya pun begitu tenang seperti air.

 

Sekilas kami beradu pandang, dan dia tersenyum padaku. 

 

 

Perasaan yang sudah lama tak pernah ku rasakan, jantung berdegup kencang serta ada kupu-kupu yang berdatangan saat aku melihatnya. 

 

Lagu yang mereka tampilkan, begitu cocok untukku. Entah mengapa aku terbawa suasana, hingga aku tidak sadar bahwa penampilan mereka sudah selesai. 

 

Mereka menuruni stage sambil mengucapkan terimakasih pada staf yang mereka temui.

 

Hweseung menghampiriku tanpa di prediksi. Tentunya ada rasa yang membuatku terkejut. 

 

"Terimakasih banyak, Woori-ssi." Dia membungkuk, dan aku pun membalasnya. 

 

"Terimakasih juga atas penampilan yang luar biasa." 

 

"Ah, ngomong-ngomong kau mau ikut acara makan malam bersama kami? Kami juga mengajak beberapa staf." Ajak dia, sungguh  aku sangat ingin sekali tapi sayangnya.. 

 

"Aku ingin sekali ikut.. tapi, aku ada acara keluarga kebetulan Ayahku pulang." Ucapku, memang benar tadi Ayah meneleponku sebentar, bahwa dia mendadak pulang ke Korea dan ia akan datang kerumah Jiwon. 

 

"Begitu ya.. hmm, bagaimana kalau lain kali?" 

 

"aku menunggu undangannya!" 

 

"Bagus. Oh ya, boleh minta instagram?" 

 

"Tentu!" 

 

Akhirnya kami saling follow instagram, tak kusangka dia meminta id instagram. Aku benar sangat menunggunya untuk mengajakku makan malam. 

 

*** 

 

Kami makan malam di rumah Jiwon, dan disitu semua anggota keluarga Jiwon juga ada. Ditambah Ayahku dan juga aku. Setelah makan, semua tampak serius. Tentu mungkin disini hanya ada aku yang terheran-heran dengan situasi ini. 

 

Selesai makan, Ayahku membuka pembicaraan.

 

"Aku sangat berterimakasih pada keluarga Kim yang telah mau dititipkan Woori disini. Dia pasti sangat merepotkan." Ucap Ayahku, dan dijawab oleh Ibu Jiwon. 

 

"Tidak, Woori anak yang manis. Dia juga sering membantuku memasak dan membereskan rumah. Dia benar pandai memasak." 

 

"Aku akan sangat senang jika Woori bisa lebih lama lagi tinggal disini." Ayah Jiwon angkat bicara. 

 

Apa ini artinya Ayah akan membawaku pergi lagi? Maksudnya untuk meninggalkan rumah ini dan mengajakku pergi ke tempat dinas Ayah?

 

"Terimakasih, atas kebaikkan semuanya. Aku minta maaf jika ada salah. Aku sangat ingin tinggal disini lebih lama." Ucapku dengan benar serius, namun dibalas dengan gelak tawa yang lain, kecuali wonshik-oppa. Dia hanya terdiam, dan aku bertanya-tanya dengan situasi ini. 

 

"Siapa yang bilang kau akan pergi disini Woori." Ayah sambil sedikit tertawa dan mengusap puncak kepalaku. 

 

"Ok, kita langsung ke intinya saja. Aku sangat berterimakasih pada keluarga Park, yang telah mempercayakan kami, keputusan atas perbincangan diantara saya sebagai kepala keluarga Kim dan Pak Park, telah memutuskan bahwa.." 

 

Ini apasih macam konferensi dua negara aja. Semua nampak serius, sepertinya memang cuman aku yang tidak tau apa pembicaraan mereka. 

 

Wajah wonshik yang disini paling serius dan sejak awal tadi dia hanya diam dan menunduk. 

 

 

 

"Bahwa pernikahan akan dilangsungkan 6 bulan kedepan." Lanjut pak Kim. 

 

Sebentar ini pernikahan siapa? 

Jiwon akan menjadi ibu tiriku? 

 

"Maka dari itu kami harapkan kalian saling berkenalan dulu." Ucap Ayahku, tunggu dulu.

Kalian? Maksudnya.. 

 

"Sampai saat itu, bolehkah aku memikirkan kelanjutannya?" Wonshik kali ini angkat bicara, dan dia sedikit melirik padaku setelahnya.

 

"Sebentar.. jadi?" Tanyaku, dan semua orang di meja  menatapku. 

 

"Ya, kau dan Wonshik akan dijodohkan."  Ucap Ayahku, dan itu berhasil membuat jantungku rasanya mau copot.

 

"Apa? Apa alasannya?"  Aku bertanya-tanya mengapa harus sampai menjodohkan kami berdua. Apa maksud dibalik ini. Ayah punya alasannya kan? Iya kan?

 

Pertanyaan saat ini begitu bergelut di pikiranku, yang paling menguasai adalah

Tahun segini masih musim dijodohkan????? 

 

Aku terkejut dengan reaksi wonshik-oppa. 

 

Dia yang penampilannya begitu garang, namun memang ia masih yang dulu. Wonshik oppa yang menghargai dan menyayangi keluarganya. 

 

"Baiklah. Sekarang aku ada latihan, jadi aku akan siap-siap." Dia beranjak dari duduknya dan pergi menuju lantai dua.

 

"Aku permisi sebentar." Aku langsung mengejarnya, saat ia hendak memasuki kamarnya. Aku langsung berlari menuju arahnya, 

 

Dan aku tersandung oleh kaki ku sendiri. Aku jatuh ke tubuhnya, disaay itu kami bertatapan...

 

"Kyaaaaaaa." Wonshik berteriak dengan nada tinggi sambil mendorong tubuhku. Dia langsung memeluk tubuhnya sendiri. "Jangan sentuh aku!" 

 

"Eh? Mian, aku tidak sengaja..  " aku masih terkejut dengan teriakannya dan sambil mendorongku. Aku yang sekarang terduduk di lantai melihatnya yang bertatapan kosong sambil sedikit gemetar. 

 

Apa dia sebenci itu disentuh wanita? 

Jadi perkataan Jiwon itu benar? 

 

***

Author's note 

 

Pokoknya deg-degam terus kalau bayangin Ravi tuh. 

Aku juga mau dijodohin sama orang kyk Ravi, sukur2 kalau Ravi beneran

 

Bangun yu author bangun yok, bisa yok.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet