Anak pidahan

Kembang Api
Please Subscribe to read the full chapter

SMA JYP, SMA yang paling bergengsi di Korea. SMA yang selalu menghasilkan alumni alumni terbaik yang berkuliah di Universitas ternama di dunia.

Inilah SMA dimana perempuan berkulit susu itu bersekolah, perempuan itu tidak lain adalah Dahyun, Kim Dahyun. Murid yang baru saja naik ke bangku kelas 2 dan dianggap pintar oleh guru guru dan siswa lainnya. Salah satu anggota OSIS yang sangat rajin dan berdedikasi pada organisasinya. Siswi yang dianggap paling sulit didekati dikalangan murid murid lainnya. Setidaknya itu apa yang dikatakan oleh mereka yang tidak dekat dengan Dahyun.

Perempuan berkulit susu itu membuka pintu sekolahnya, terlihat keramaian di lobi utama, siswa siswi yang berkeliaran bertemu teman lama, berjalan menuju kelas, murid murid baru yang kebingungan harus kemana, dan lain nya.

Dahyun melihat hal ini mengingat memorinya saat pertama kali ia menginjakan kakinya di sekolah ini, di lobi yang sama dan suasana yang sama.

Seperti hari hari sekolah biasa, banyak yang menyapanya, dan ia selalu tersenyum dan menyapa kembali mereka. Senyumnya tidak pernah pergi meninggalkan wajahnya.

Dahyun sedang berjalan di koridor menuju kelasnya, seketika penglihatannya gelap, dia bisa merasakan dua telapak tangan menutupi kedua matanya, sengaja membutakan indra penglihatannya.

“tebak siapa akuu~” suara yang terdengar sangat familiar baginya terdengar tepat dibelakangnya, membuatnya cekikikan. 

“ahhh aku tidak bisa melihat, ada tangan mungil menutupi penglihatanku. Kira kira siapakah kurcaci yang pergi dari dunia Snow White dan kesini untuk mengganggu pagiku ?” Dahyun bertanya tanya dengan nada dramatik, mencoba membuat orang yang dibelakangnya kesal.

“HEY! AKU GA SEKECIL ITU YA! TINGGIKU 158cm! INGAT YA BEDA TINGGIMU DENGANKU HANYA 1cm!” Dahyun mulai merasakan penglihatannya kembali normal, dengan membalikan badannya, dia melihat muka teman baiknya terlihat merah seperti tomat.

“tapi Dahyun benar Chae, kamu seperti kurcaci hihi” seorang perempuan setinggi Burj Khalifa (menurut Dahyun) datang menghampiri mereka.

“Oh diamlah Tzu, kau dengan ekstra cm mu bisa pergi ke kandang jerapah” Chaeyong mengejek Perempuan tinggi tersebut

“Hey, kau tidak bisa menyalahkan anugerah yang adil ini” Tzuyu mengejek balik Chaeyong

“okay okay, berhentilah kalian berdua, masih pagi kaya suami istri ribut gara gara ngurusin tikus tau ga?” Dahyun mencoba memberhentikan tingkah kedua temannya yang mulai menarik perhatian siswa siswi disekitar koridor.

*KRIIINGGGG*

“oww itu suara bel, ini saatnya kita bergegas pergi ke kelas” Dahyun memberitaukan kedua temannya sambil menarik kedua tangan mereka.

Tetapi langkahnya berhenti saat dia melihat perempuan dengan rambut oranye, tinggi yang sedikit diatas Dahyun, wajah yang sangat cantik dapat membelah lautan manusia, memberikan dia jalan paling terlebar menuju kemanapun dia mau.

Perempuan tersebut terlihat sedang berbicara dengan salah satu petugas sekolah, petugas sekolah terlihat menganggukkan dirinya, lalu ia berjalan menuju area para guru dan memberikan sinyal kepada perempuan berambut oranye tersebut untuk mengikutinya, perempuan tersebut memberikan senyuman dan mengikuti petugas sekolah tersebut.

“Wow. . .”

“huh? Kau mengatakan sesuatu Dubs?” kepala Chaeyong terlihat masuk ke area penglihatannya.

“aahhh? Tidak apa apa. Ayo kita lanjutkan perjalanan ke kelas” dengan itu mereka bertiga berjalan cepat pergi meninggalkan koridor menuju kelas mereka.

 

 

“Baik semuanya silahkan duduk dibangku kalian masing masing” Seorang guru masuk ke kelas mereka dan berhenti didepan kelas.

“Halo semuanya, mungkin beberapa dari kalian mengenal diriku, tetapi bagi kalian yang tidak mengenalku. Perkenalkan namaku Park Jin-young, tapi kalian bisa memanggilku Pak JYP. Dan aku akan menjadi wali kelas kalian setahun kedepan.” Guru tersebut mengenalkan dirinya kepada seluruh warga kelas.

“owwhh kita bersama dengan JYP lagi, aku tidak sabar untuk satu tahun kedepan, pasti akan seru!” Chaeyoung berseri seri menjerit senang

Dahyun melihat tingkah laku temannya membuatnya tersenyum, dia juga tidak sabar melewati masa sekolahnya satu tahun kedepan bersama dengan te

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet