Chapter 3

Crush on You
Please log in to read the full chapter

Saat itu pukul delapan pagi. Nayeon masih tertidur, sedangkan Momo mulai terbangun karena sinar matahari yang menyinari wajahnya. Ia perlahan-lahan membuka kedua matanya dan mendapati tangan Nayeon berada di atas perutnya. Hal itu membuatnya menyadari bahwa semalam ia tidur bersama Nayeon. Sebenarnya, itu bukan hal yang aneh. Namun, entah mengapa Momo merasa senang.

“Pagi,” sapa Momo pada Nayeon yang masih tertidur.

Ia kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu untuk meninggalkan kamarnya. Untung saja kakinya sudah membaik sehingga ia tidak mengalami kesulitan lagi saat berjalan.

Momo berjalan menuju dapur lalu mulai bersiap-siap untuk memasak. Ia berniat untuk menyiapkan sarapan yang sederhana bagi mereka. Saat itu, yang terpikirkan olehnya adalah membuat kimchi bokkeumbap atau nasi goreng kimchi.

“Kimchi, nasi, telur, bawang, dan daun bawang.. kurasa itu sudah cukup,” ujar Momo sambil memandangi bahan-bahan yang ia letakkan di atas meja dapurnya.

Ia kemudian mulai membuat makanan tersebut. Membuat nasi goreng kimchi bukanlah hal yang sulit dan asing bagi Momo. Hampir setiap hari ia membuat makanan itu karena hanya itu masakan yang menurutnya paling mudah dan praktis.

“Huu.. mataku mulai terasa perih,” ujar Momo saat ia mulai memotong bawang.

“Pagi, Momo.” Nayeon tiba-tiba menyapa Momo. Hal itu membuat Momo terkejut hingga ia secara tak sengaja melukai jarinya dengan pisau.

“Ouch!” seru Momo. Ia lalu mengisap jari telunjuknya yang terluka.

“Astaga! Kau tidak apa-apa?” tanya Nayeon lalu menghampiri Momo. Ia kemudian menarik tangan Momo untuk melihat jari Momo yang terluka.

“Bukan apa-apa,” jawab Momo lalu menarik tangannya. Ia kemudian mengambil sebuah perban kecil dari laci meja. “Aku selalu terluka seperti ini saat memasak. Makanya, aku selalu menyediakan perban di dapur,” ucap Momo sambil menunjukkan perban yang diambilnya.

“Biar aku pasangkan untukmu,” ujar Nayeon lalu mengambil perban itu dari tangan Momo.

Nayeon membuka bungkusan perban itu lalu menempelkan perban itu pada luka Momo. Saat melihat Nayeon melakukan hal itu, Momo merasa jantungnya tiba-tiba berdebar-debar. Ia tidak mengerti mengapa perbuatan kecil seperti itu dapat membuat jantungnya berdebar-debar seperti itu. Lebih tepatnya, ia tidak mengerti mengapa apapun yang diperbuat Nayeon terhadapnya membuat jantungnya berdebar-debar.

“Kau sedang memasak apa?” tanya Nayeon setelah memasangkan perban pada jari Momo.

“Kimchi bokkeumbap,” jawab Momo lalu mulai memotong bawang lagi.

“Kebetulan sekali aku sangat ingin makan itu,” balas Nayeon lalu tiba-tiba memeluk Momo dari belakang. Lagi-lagi Nayeon mengejutkan Momo. Namun, untung saja Momo tidak melukai jarinya lagi. Momo tidak mengerti mengapa Nayeon terus mengejutkannya.

“Baguslah. Aku sempat merasa bersalah karena hanya memasakkan ini untukmu,” jawab Momo lalu tersenyum.

“Justru seharusnya aku berterima kasih. Aku jadi rindu ibuku,” balas Nayeon lalu meletakkan dagunya pada pundak Momo. Nayeon tidak menyadari bahwa perbuatannya itu telah membuat pipi Momo memerah. Saat itu, Momo berharap agar Nayeon tidak melihat wajahnya. “Kurasa aku harus membantumu memasak,” ujar Nayeon lalu melepaskan pelukannya. Momo merasa lega pada saat itu. Namun, ia juga tidak rela Nayeon melepaskan pelukannya. Ia masih ingin merasakan kehangatan dari pelukan Nayeon.

Setelah itu, Nayeon membantu Momo menyelesaikan masakan itu. Kemudian, mereka memilih itu untuk menyantap makanan yang mereka buat itu di kamar sambil menonton film yang semalam didownload Momo.

“Aku tidak akan terima kalau salah satu dari mereka tidak berhasil selamat!” komentar Nayeon saat film yang mereka tonton memasuki bagian klimaks.

“Tapi, aku rasa film ini akan lebih mengena jika salah satu dari mereka tidak berhasil selamat.” Momo membalas komentar Nayeon. Mendengar balasan itu membuat Nayeon terkejut.

“Itu akan sangat menyedihkan. Aku nonton film untuk terhibur, bukan untuk membuatku terpuruk,” ujar Nayeon. Mendengar ucapan itu membuat Momo tertawa kecil.  “Oh, ya.. aku lupa untuk mengatakan ini.”

“Mengatakan apa?” tanya Momo lalu memalingkan wajahnya untuk melihat Nayeon.

“Apa kau mau makan siang dengan kami Senin depan? Jinyoung ingin berkenalan denganmu,” jawab Nayeon. Jelas Momo terkejut mendengar jawaban itu.

“Jinyoung..?” Momo memastikan apa yang did

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
momomoguring
Hey, if you want to read the English version of this story, you can check this link https://www.asianfanfics.com/story/view/1450939/crush-on-you-eng-ver

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet