Third

Tempted

 

***

 

AUTHOR’S POV

 

Hanna menghela nafas pelan, mengingat wajah Sora—istri Lu Han.

I should forget him” gumam Hanna pelan sambil lagi-lagi menghela nafas pelan. Hanna memiringkan kepalanya, melihat ke sekelilingnya. Lampu klub yang remang-remang itu, membuat gadis itu menyipitikan matanya, hanya untuk mencari sosok Sehun dan Kai di antara kerumunan manusia.

“Bukankah harusnya mereka menemaniku? Hfft, but here they are having fun by themselves” gumam Hanna sebal. Gadis itu mengendikkan kedua bahunya acuh, sebelum membalikkan badannya menghadap bar lagi. Pikiran Hanna melayang kembali ke malam ia bertemu Lu Han. Gadis itu masih ingat dengan jelas, pertama kali ia melihat Lu Han mengenakan setelan jas berwarna hitam. Saat Lu Han untuk pertama kalinya bertatapan dengannya, membuatnya terpana.

Kenapa harus dia?, batin Hanna menghela nafas gusar.

 

“Hanna?” gadis itu melonjak kaget, mendengar suara yang ia kenal.

“Jung Hanna?” Please, Hun, Kai, come here, batin Hanna, tak ingin menolehkan kepalanya ke arah suara yang memanggilnya. Namun gadis itu sadar bahwa harapannya untuk Sehun dan Kai menghampirinya sirna, begitu sebuah tangan menyentuh pundaknya dan seorang laki-laki duduk di sebelahnya.

Hey, princess” Hanna menarik nafas dalam-dalam, menoleh ke arah Lu Han yang kini sudah duduk di sampingnya. Lu Han tersenyum manis pada Hanna.

Are you okay?” senyum manis di wajah Lu Han kini berganti dengan kekhawatiran, begitu ia melihat wajah Hanna yang tampak kacau dan beberapa gelas di hadapan gadis itu. Lu Han mengangkat tangannya, berusaha menyentuh pipi Hanna. Namun gadis itu menepis tangan Lu Han, membuat alis Lu Han terangkat, bingung dengan tingkah laku Hanna.

What’s wrong?”

“Apa yang kau lakukan di sini Lu Han?” ucap Hanna ketus.

“Apakah aku berbuat salah? Why are you like this?”

Hanna menatap tajam ke arah Lu Han, “You’re married.”

Tubuh Lu Han menegang mendengar ucapan Hanna, tak menyangka bahwa Hanna mengetahui bahwa ia telah menikah. Lu Han membuka mulutnya ingin berkata sesuatu, namun terhenti begitu Hanna kembali menatapnya tajam.

“Aku tidak tahu apa motifmu, Lu Han. Apakah kau sengaja ingin mempermainkanku? Mengajakku berdansa, tersenyum manis padaku, mengantarkanku pulang, membuatku berharap, tapi ternyata kau telah memiliki istri?”

“Hanna—“

I met your wife today, Lu Han

What?” tangan Lu Han mengepal mendengar ucapan Hanna. Urat-urat di lehernya terlihat jelas.

She’s so pretty..”

It’s an arranged marriage, princess. Dari awal, aku sudah menolak untuk menikah dengannya. Aku tidak pernah mencintainya. Seumur hidupku, belum pernah ada seorang wanitapun yang dapat menarik perhatianku dan membuatku terpesona. Hingga aku akhirnya bertemu denganmu, Hanna”

“Tapi bukan seperti ini Lu. You can’t treat her like this. Dan aku bukan perempuan perusak rumah tangga orang. You should go back to your wife, in your home Lu” lirih Hanna beranjak meninggalkan Lu Han. Hanna berjalan cepat menerobos kerumunan manusia, mencari jalan keluar dari klub itu.

Hanna menghirup udara segar begitu ia berhasil keluar dari gedung tinggi di belakangnya. Gadis itu berjalan menuju tempat mobil Sehun terparkir. Kedua bola matanya menerawang ke depan, menahan air mata yang ingin jatuh dari kedua pelupuk matanya.

“Hanna!”

“Lepas, Lu!”

Please, princess

“Lepas, Lu Han. Tolong, lepas. Aku tak ingin semakin menyukaimu. You’re married. Please, Lu”

Luhan menatap nanar ke arah Hanna, ia dapat melihat Hanna berusaha menahan tangisnya yang ingin pecah. Namun lelaki berwajah tampan itu juga tak ingin melepas genggaman tangannya di pergelangan tangan Hanna. He doesn’t want to see her being sad like this, but..

 

Kai melepas paksa tangan Luhan dari Hanna, menarik gadis berambut panjang itu ke belakang tubuhnya. “Apa yang kau lakukan, Luhan?!” geram Kai menatap tajam ke arah Luhan.

“Aku masih bicara dengannya, Kai”

Kai membuang ludah, “Apa lagi yang perlu dibicarakan Luhan? You’re married! Get the hell away from my best friend!”

Princess—

 

BUUGHH!

Luhan tersungkur ke tanah begitu sebuah bogem mentah mendarat di pipinya.

“Jauhi dia, brengsek!”

“Siapa kau?!” geram Luhan mencengkram kerah baju Sehun, yang baru saja memukul pipi Luhan hingga sebuah luka terlihat di ujung bibir Luhan. Sehun menyeringai, “She’s my girl. So you better get the away from her! Dan jangan pernah, menampakkan wajahmu di hadapan Hanna lagi! Or else”.

 

 

 

You okay, darl?” Hanna mengeratkan kedua tangannya, memeluk Kai. Sehun menggenggam erat setir mobil, mendengar isak tangis Hanna.

“Sial” umpatnya melirik ke arah Hanna yang masih menangis di pelukan Kai. Kai mengelus pelan kepala Hanna, berusaha menenangkan gadis itu.

Why? Kenapa Kai, Hun?” Hanna memukul-mukul dadanya, air mata jatuh berlinang di pipinya.

“Kenapa begitu sakit? He’s married for god sake!”

It hurts..

“Shh, semuanya akan baik-baik saja darl. Aku dan Sehun akan memastikan semuanya baik-baik saja”

 

***

 

 

Luhan menghela nafas gusar. Pikirannya melayang, memutar wajah Hanna yang menangis.

“Sial!” umpatnya memukul kemudi setir di hadapannya. Laki-laki berwajah tampan itu mengacak rambutnya kasar, berusaha meluapkan amarah yang bergejolak di hatinya. Wajah Hanna yang menangis kembali terbayang di benaknya, membuat Luhan semakin merasakan amarah. Luhan meraih telepon genggam miliknya dari atas dashboard mobil, jari-jemarinya mengetuk-ngetuk kemudi setir tak sabar menunggu orang di sisi lain sana menjawab teleponnya.

Night, Mr. Lu. What can I help you?”

Prepare my divorce papers, now

 

 

Sora menghela nafas pelan, melihat foto-foto kecil yang berhamburan di atas pangkuannya. Kertas berwarna hitam putih itu tampak sama jika dilihat sekilas, namun tanggal-tanggal yang tertera membuat foto-foto itu berbeda.

Sudah berapa kali aku keguguran?, batin Sora. Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan, begitu kedua manik matanya menangkap sebuah amplop dari rumah sakit yang tergeletak di bawah tumpukan foto. She can remember it clearly, that time when the doctor diagnosed her. It’s not hard for her to get pregnant, she’s fertile. Tapi, mempertahankannya yang begitu sulit untuk Sora. Rahimnya terlalu toxic, for some reasons. Membuat janin yang berada di dalam perutnya tidak akan pernah bertahan lama. Meskipun ia tidak melakukan hal-hal berat, ataupun mengalami sesuatu yang bisa membuatnya keguguran, tetap saja janin di dalam rahimnya tidak bisa bertahan. Tak heran jika mendadak gadis berambut lurus itu tiba-tiba mengalami keguguran tanpa sebab.

 

BRAAKK!

Suara pintu yang terbuka keras membuat Sora terlonjak kaget. Ia mengangkat kepalanya, menatap Luhan yang kini sudah berada di hadapannya.

“Kau baru pulang, Luhan?” Kedua alis Sora saling bertautan, begitu ia mencium bau parfum wanita yang menyengat dari tubuh Luhan. Hatinya berdenyut sakit, menyadari dari mana Luhan baru saja datang.

You went to a club again?!”

Tsk. It’s not your business

“Aku istrimu Luhan! Untuk apa kau selalu pergi ke klub?! Apakah aku tidak bisa memberikan apa yang pelacur-pelacur di klub itu berikan padamu?!”

You’re not different from them Sora. Kau selalu membuatku mabuk untuk membuatmu hamil, bukan?”

“Luhan!” kedua tangan Sora mengepal keras, menatap tajam ke arah Luhan yang masih berdiri di hadapannya. Luhan memutar kedua bola matanya malas, melemparkan berkas di tangannya ke pangkuan Sora.

Sign it. Give it to me when you’re done, tomorrow

Kedua bola mata Sora melebar, ketika ia membaca berkas yang dilemparkan Luhan. “Divorce? What the—Luhan! Aku tidak akan pernah menandatangani surat perceraian kita!”

“Jangan buat aku memaksamu menandatanganinya, Han Sora. You know since the start I didn’t want this marriage to happen. Dan aku masih tidak menginginkan pernikahan ini”

“T-tapi Lu—“

You better sign it, before I make you Sora. Sudah cukup aku terperangkap dalam pernikahan bodoh ini. Dan aku ingin mengakhirinya sekarang” ucap Luhan tegas, meninggalkan Sora sendiri di kamar besar milik mereka. Sora menggenggam erat kertas di pangkuannya, “You’re mine, Luhan. Aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi”

 

 

***

Flashback, 1 setengah tahun yang lalu

 

 

“Hey, Sora. Apa yang kau lamunkan?” Sora menolehkan kepalanya ke arah Kris, menggelengkan kepalanya pelan.

Ani. It’s nothing

Kedua alis Kris saling bertautan, melihat wajah Sora yang tampak serius.

Don’t tell me nothing. I know you’re thinking about something” sanggah Kris. Sora menoleh ke arah Kris, kedua tangannya meraih tangan Kris. Gadis berparas cantik itu menatap serius ke arah Kris, “Yifan, kau mau membantuku kan? I need your help

Sure, whatever it is. As long as I can do so, Sora”

I’m going to marry Lu Han no matter what. You’ll help me right?”

Kris tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya, begitu mendengar perkataan Sora.

You know he doesn’t love you, Sora”

Sora menggelengkan kepalanya, “Aku tidak peduli, Kris. Aku telah mencintainya semenjak pertama kali aku melihatnya. It’s been what? 13 years? Aku tidak bisa membayangkan jika ia akan bersama wanita lain, Yifan”

But you also know that he despise this arranged marriage, Sora!”

Kris tidak bisa menahan lagi emosi di dalam dirinya. Ia tahu betul Luhan tidak memiliki perasaan apapun pada Sora. It’s been 13 years, since the three of them met. Mereka bertemu di sebuah sekolah menengah, dan bertema baik hingga mereka tumbuh dewasa. Namun hubungan mereka merenggang ketika Luhan dan Kris mulai bekerja di perusahaan masing-masing. Tapi hal itu tidak justru membuat hubungan mereka memburuk. Hal yang membuat hubungan mereka memburuk, adalah ketika orang tua Luhan dan Sora menjodohkan mereka. Tentu Luhan menentang keras hal tersebut, he knew that Kris loves her. Bagaimana bisa ia menikahi perempuan yang dicintai sahabatnya? But he didn’t know, that Sora loves him. Sampai gadis itu rela melakukan apa saja, agar ia bisa menikah dengan Luhan.

 

But Yifan—“

You know I treasured you so much, Sora. Tapi aku tidak bisa menolongmu. Aku tidak mau melihatmu menderita dengan menikahi Luhan. Kau tahu bagaimana Luhan. Jika kau memaksakan hal ini, teman baik atau bukan, Luhan tidak akan peduli padamu lagi. Ia bisa membencimu, Sora”

“Tapi aku tidak bisa jika melihat dia akan jatuh cinta dengan wanita lain, Yifan! Karena itu aku harus cepat-cepat mengikatnya dalam pernikahan—“

“Berhenti Sora! Luhan pasti akan membencimu jika seperti ini terus. Kau ingin Luhan membencimu, Sora? He take marriage as something sacred. Something that just reserved for someone he loves

Tangan Sora mengepal erat, matanya menatap tajam ke arah Kris.

I already told you, i don’t care Yifan. Jika kau tidak mau membantuku, terserah Kris! Yang akan menjadi nyonya Lu hanya aku seorang, Han Sora. No matter what you said, I’ll marry him.

 

 

***

 

Samsung Medical Center Hospital

 

Tok tok

 

Come in

Ma’am, there is a bouquet for you

Hana mendongakkan kepalanya, melihat sekretarisnya mengantarkan sebuket mawar putih besar. Kedua alis Hanna saling bertautan, “Just put it there

Sekretaris Hanna menaruh buket itu di atas sofa, “Saya permisi, ma’am

Hanna menganggukkan kepalanya pelan, sebelum ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri bunga yang kini berada di atas sofa ruangannya.

“Let we see, who send it?” gumam Sora membuka kartu ucapan yang terselip di antara mawar-mawar putih itu.

 

I’m sorry, for hurting you. Aku tidak pernah bermaksut menyembunyikan apapun darimu. All that I said, is the truth princess. There’s only you, in my heart and my mind. I won’t make you become a home wrecker. Eventhough that’s nonsense, because I never have a home till I met you. Please wait for me, I’ll make everything allright for us.

-Lu Han

 

 

Who send that?

You scared me Hun!” pekik Hanna begitu mendengar suara Sehun mendekatinya. Sehun memandang Hanna heran, melihat buket mawar yang dipegang Hanna. Laki-laki jangkung itu melirik ke arah kartu yang sedang dibaca Hanna.

“Luhan?”

Sehun meraih kartu ditangan Hanna, “How dare he is?!”

What should I do, Hun?” lirih Hanna. Gadis itu terduduk di atas sofa, menatap kosong bunga di tangannya.

Don’t worry, Han. Aku dan Kai akan memastikan tak ada yang membuatmu sedih, hmm?

“Bagaimana kalau yang dikatakannya benar, Hun? Is it possible for me, and him?”

Sehun menghela nafas sambil menatap lembut ke arah Hanna, “You know, there’s nothing impossible in this world. Tapi kau harus memikirkan hal ini baik-baik Hanna. Aku dan Kai tak bisa memaksa hatimu untuk tidak jatuh cinta padanya. We just can remind you, being by your side, and always protecting you. Kau harus menanyakan pada hatimu, is he worth it? Kau tahu keadaannya, kau tau resiko untuk bisa bersamanya. It’s all up to you, Han. Just remember, whatever you decide, me and Kai will always support you

Really?”

Sehun tersenyum lembut, “Of course silly. You trust us, right?”

Hanna menganggukkan kepalanya pelan. Tidak ada orang yang ia percaya selain Sehun dan Kai.

“Semuanya akan baik-baik saja, Han”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet