First

Tempted

AUTHOR’S POV

 

 

Malam itu langit bersinar terang, dihiasi oleh bintang-bintang yang bertaburan dan bulan yang bersinar terang. Seorang gadis berambut ikal panjang turun dari sebuah mobil limo hitam yang terparkir di depan red carpet.

 

Click click blast

Suara kamera terdengar dari sekeliling gadis itu, lampu blitz kamera membuat semua orang yang berada di sana dapat melihatnya dengan lebih jelas. Gadis itu mengenakan sebuah gaun berwarna krem yang membuatnya terlihat begitu elegan. Gadis itu tersenyum sedikit ke arah kamera, sebelum ia melangkah masuk ke dalam venue yang sudah ramai itu. Gadis dengan rambut ikal coklat keemasan itu bernama Jung Hanna, the only heiress of Samsung Medical Corp.

Semua pasang mata tertuju kepadanya, begitu ia memasuki venue yang telah dihias sangat indah itu. Seorang laki-laki berambut pirang mengenakan jas berwarna krem sepertinya, tiba-tiba menghampiri Hanna dan tersenyum padanya. Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Hanna, “Long time no see, Han

Hanna memutar kedua bola matanya malas, “It’s not even an hour dari terakhir kau melihatku, Hun” ujar Hanna menyambut uluran tangan Sehun. Sehun tertawa kecil melihat tingkah Hanna, yang kini menatap kesal ke arahnya. Sehun mengendikkan kedua bahunya acuh, “Kau tahu, aku tidak bisa lama-lama jauh darimu”

Sweet talker” ujar Hanna menanggapi ucapan Sehun.

You’re so pretty tonight, Ms. Jung

Oh shut up, Hun. Aku bisa muntah mendengarmu berbicara manis padaku terus-menerus”

I’m not sweet talked you” sanggah Sehun. Sehun mengangkat dahunya menunjuk ke sekeliling Hanna, “See by yourself, semua orang menatapmu karena kau terlihat sangat cantik”

Hanna mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, melihat semua sorot mata yang terarah padanya. Hanna hendak memalingkan wajahnya ke arah Sehun, namun gadis itu terhenti ketika manik matanya menangkap sosok seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan jas berwarna hitam pekat memandang ke arahnya. Laki-laki berambut coklat keemasan itu menatap ke kedua bola matanya, membuat Hanna tersihir dengan tatapan laki-laki itu. Sehun mendekatkan wajahnya dengan Hanna, “Do you know him?

Hanna mengalihkan pandangannya dari laki-laki berjas hitam itu dan menatap Sehun.

I don’t know” jawab Hanna pelan, lalu berjalan ke arah meja tempat dihidangkan minuman, sebelum menoleh sekali lagi ke arah laki-laki berjas hitam yang ditatapnya tadi.

He looks oddly familiar. Sepertinya aku pernah melihatnya, batin Sehun sembari melirik ke arah laki-laki berjas hitam yang bertatapan dengan Hanna. Sehun mengendikkan kedua bahunya acuh, ketika ia tidak bisa mengingat kenapa laki-laki itu terlihat familiar.

 

 

 

 

“Lu?”

Seorang wanita berambut lurus melingkarkan lengannya di lengan Luhan, membuat Luhan melirik ke arahnya.

Don’t call me like that” ujar Luhan dingin pada wanita yang mengaitkan lengannya di lengan Luhan. Perempuan itu mengangkat wajahnya, menatap wajah Luhan yang bahkan tidak menoleh ke arahnya.

Mian” ucap perempuan itu pelan. Perempuan nan cantik itu menghela nafas pelan, pandangannya kini terarah pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Sebuah senyum terlihat di wajahnya begitu ia mendapati Luhan juga mengenakan cincin yang sama di jari manisnya.

Setidaknya, ia memakainya hari ini, batin Sora—perempuan berambut lurus yang berada di samping Luhan.

 

Mr. Lu?” Luhan menganggukkan kepalanya pelan, begitu seorang laki-laki paruh baya menghampirinya dan Sora.

“Apa kabar?”

As you can see I’m fine, Mr. Choi. How about you Mr. Choi?” ujar Luhan berjabat tangan dengan Tuan Kim, yang merupakan salah satu partner bisnis Luhan.

I’m fine too, Mr. Lu. Oh, kau bersama istrimu?” ucap Mr. Choi begitu ia menyadari kehadiran Sora di samping Luhan. Sora tersenyum pada Mr. Choi, “Annyeonghaseyo, Mr. Choi. It’s nice to meet you

It’s nice to meet you too, Mrs. Lu. Saya dengar, Mrs. Lu baru saja menyumbangkan uang yang cukup besar pada acara amal yang diselenggarakan oleh istri saya minggu lalu.”

It was nothing, Mr. Choi. I sincerely am support that charity event your wife organized, Sir” jawab Sora sopan. Tuan Kim tertawa senang mendengar jawaban Sora, laki-laki separuh baya itu menepuk pelan pundak Luhan.

You have such a nice wife, Mr. Lu” Luhan menganggukkan kepalanya pelan, menanggapi ucapan Tuan Kim. Sedangkan Sora tersenyum senang mendengar perkataan Tuan Kim itu.

 

 

***

 

 

Samsung Medical Center Hospital

 

Hanna mengikat rambut ikalnya membentuk ekor kuda, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Gadis itu membaca sekali lagi dokumen yang berada di tangannya, sebelum ia memberikan dokumen di tangannya pada Sehun.

“Haruskah kita bekerja sama dengan mereka, Hun?”

Well, untuk saat ini kita tidak berada di posisi terdesak untuk mengambil tawaran mereka. Dan kupikir, begitu juga untuk 4 hingga 5 tahun ke depan”

Then why the hell that old man wants me to analyze that contract?” ujar Hanna sebal. Sehun tertawa kecil melihat Hanna yang terlihat kesal.

You know, dia hanya ingin kau terlibat lebih langsung dengan perusahaan. Dan tidak hanya terus-menerus berada di ruanganmu ini dan menangani pasien

Bukankah karena itu kau ada di sini Sehun? Untuk membantuku mengurus perusahaan sedangkan aku berada di sini menangani pasien?”

Who said I’ll always be here, Hann?” jawab Sehun jahil, menyanggah ucapan Hanna. Hanna melempar pena yang berada di meja ke arah Sehun, namun dengan gesit Sehun menangkap pena itu sebelum mengenai wajahnya. Sehun tertawa begitu ia melihat ekspresi kesal yang jelas tertera di wajah Hanna.

I hate you Oh Sehun

I love you too, Jung Hanna”

 

Hanna mendengus kesal, melihat Sehun yang masih tertawa. Gadis itu mengalihkan pandangannya dari Sehun.

What’s this?” Hanna meraih sebuah undangan yang tergeletak di atas mejanya, membuat Sehun melirik ke arah gadis cantik itu.

“Bukankah itu undangan pesta Kim Co.’s anniversary?” ujar Sehun begitu ia melihat sampul undangan yang dipegang oleh Hanna.

Kai’s company?”

Sehun menganggukkan kepalanya pelan, menjawab pertanyaan Hanna. “You should come, you know how he is

 

Drrt drrtt.. Drrt drrtt

Hanna melirik ponselnya yang bergetar di atas meja. Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan melihat nama yang tertera di ponselnya itu.

Speak of the devil” ujar Sehun tersenyum jenaka begitu ia melihat nama Kai tertera dengan jelas di ponsel Hanna.

 

Yeoboseyo

Hanna my darling~

Euh, stop calling me your darling Kai” ujar Hanna memutar kedua bola matanya malas, mendengar Kai yang memanggilnya darling.

You’re my darling that’s the truth Hanna-ya~”

Stop or I’ll hang up

So feisty, my style

“Kai.” Nada suara Hanna berubah serius, memperingatkan Kai untuk berhenti menggodanya.

Okay okay, princess. I’ll stop teasing you” ujar Kai sambil tertawa kecil. Hanna menghela nafas pelan, lega mendengar ucapan Kai.

Sooo, aku menelfonmu untuk memastikan kau datang. You already got the invitation, right?”

Hmm, tapi Kai sepertinya—“

“Tidak ada tapi, aku ingin kau datang Hanna. Jika tidak aku akan menarik investasiku dari—“

Alright I’ll come! I hate you” ucap Hanna sebal. Kai lagi-lagi tertawa senang dari seberang sana, “I’ll see you soon darling~~” ujar Kai sebelum ia menutup sambungan telfonnya dengan Hanna.

Mwo?” desis Hanna semakin sebal melihat Sehun yang juga ikut tertawa di hadapannya.

So cute. Too bad I’m just your best friend

“Sehun! Stop teasing me you brat!”

Sehun tergelak tawa sambil menghindari barang-barang yang dilempar Hanna ke arahnya. Hanna mendengus kesal melihat Sehun yang sama sekali tidak terkena lemparannya. Namun sebuah senyum kecil mempunyai jalannya sendiri ke wajah Hanna, ketika gadis itu menyadari wajah Sehun yang terlihat bersinar saat tertawa.

 

I’m glad I have best friends like you and Kai, batin Hanna sebelum gadis itu menanggalkan jas putihnya dan meraih tasnya.

Where are you going?” Tanya Sehun dengan sebelah alisnya yang terangkat.

Shopping for my dress, what else?” jawab Hanna acuh. Sehun menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum, “Count me in princess”.

 

 

***

 

Lu Head Company

 

BRAAKK!!

“Laporan macam apa ini, sekretaris Song?!”

Kertas-kertas bertaburan di atas meja Luhan. Laki-laki itu mengacak rambutnya frustasi, ia menatap tajam ke arah sekretarisnya yang tertunduk.

“Aku ingin kau selesaikan dengan benar laporan ini 1 jam lagi. Jika tidak, kau kupecat”

“Tapi Mr. Lu—“

Luhan menggertakkan giginya kesal, “Finish it in an hour or you’ll be fired Mr. Song. And that’s final.” Titah Luhan melirik tajam ke arah sekretarisnya itu.

A-Algesseumnida S-Sajangnim” dengan terbata-bata, sekretaris Luhan mengambil laporannya yang berserakan di atas meja Luhan dan segera kembali ke ruangannya sendiri untuk membuat ulang laporannya. Luhan menghela nafas frustasi, mendapati karyawannya yang tidak bekerja dengan benar. Laki-laki berambut coklat keemasan itu melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya, sambil menenangkan emosinya yang membara.

 

Tok tok

Pintu ruangan CEO Lu Co. itu terbuka pelan, menampilkan sosok seorang wanita dengan dress putih dan sebuah keranjang makanan di tangannya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Luhan malas melihat sosok Sora yang sudah berada di hadapannya itu. Sora meletakkan kerangjang makanan yang dibawanya di atas meja Luhan.

“Ini sudah jam makan siang, aku tidak mau kau melewatkan makan siangmu lagi, Luhan” ujar Sora sembari membuka keranjang makanan yang di bawanya dan menatanya di atas meja Luhan.

“Kau tak perlu melakukan ini. Aku sudah ada janji makan dengan client-ku.” Luhan meraih jasnya yang tersampir di gantungan dekat mejanya, lalu meninggalkan Sora begitu saja tanpa melihat ke arah Sora lagi. Sora menahan air mata yang terbendung di kedua kelopak matanya, mendapati Luhan yang masih terus bersikap dingin dan tak menganggapnya.

Until when are you gonna be like this, Luhan?” ujar Sora lirih.

 

 

**

 

 

Ting tong.. Ting tong..

 

Wait a minute!” Sora berlari ke arah pintu depan rumahnya, begitu ia mendengar suara bel yang berbunyi.

Hi, Mrs. Lu”

“Kris!”

May I come in?” Kris mengangkat kedua tangannya, menunjukkan plastik berisi makanan yang dibawanya. Sora menganggukkan kepalanya semangat, lalu mengambil plastik dari tangan Kris. Perempuan itu meletakkan makanan yang dibawa Kris ke atas meja bundar di depan TV. Kris duduk di atas sofa, melihat Sora yang sedang asik membuka makanan yang dibawanya.

You don’t have anything to do today?” Tanya Kris pada perempuan di hadapannya yang masih sibuk menata makanan di atas meja bundar di depannya. Sora menggelengkan kepalanya pelan, “I have a ball party later, with Luhan”

Kim Co.’s Anniversary Ball Party?”

“Hmm, yeah that one. Kau ingin kukupaskan buah Kris?”

Yeah sure

 

Sora berjalan ke arah dapur, meninggalkan Kris di ruang tengah dengan makanan-makanan yang dibawa oleh pria tampan itu. Sora mengeluarkan buah-buahan dari kulkas, lalu mengupas satu persatu buah-buah itu dan menatanya di atas sebuah piring. Lalu perempuan itu membawa piring berisi buah-buahan itu ke ruang tengah, menaruhnya di atas meja bundar bersamaan dengan makanan-makanan yang di bawa Kris.

“Kris—Ouch

“Sora? What’s wrong?!” Tanya Kris panik melihat Sora yang tiba-tiba terjatuh di lantai sambil memegangi perutnya. Sora merintih kesakitan, membuat Kris semakin panik melihat Sora.

C-call L-Luh-an” ucap Sora terbata-bata.

Okay okay, I’ll call—what the hell Sora?!” mata Kris terbelalak begitu ia melihat darah telah mengepul di atas lantai.

” Kris mengumpat menyadari apa yang terjadi. Dengan segera, ia menelfon rumah sakit dan menggendong Sora ke mobilnya.

 

 

 

Samsung Medical Center Hospital

 

Luhan membuka pintu kamar tempat Sora dirawat, terlihat jelas raut lelah di wajah Luhan yang tampan. Ia melirik ke arah Kris, yang duduk di samping kasur tempat Sora terbaring.

What’s wrong?” Tanya Luhan. Kris menolehkan kepalanya ke arah Luhan, “Sora.. keguguran” ujar Kris lirih.

Luhan menghela nafas, ia mengacak rambutnya frustasi. Sudah berapa kali ia keguguran? Aku tidak mengerti dengan perempuan ini, batin Luhan.

Take care of her, that’s what you do best right” ujar Luhan sebelum ia membalikkan badannya dan meninggalkan Kris dengan Sora yang masih terbaring dan belum sadarkan diri.

 

 

***

 

 

Kim’s Mansion, Kim Co.’s Anniversary Ball Party

 

Hanna meneguk pelan minuman yang berada di tangannya, kedua bola matanya yang berwarna hazel itu melihat ke sekelilingnya. Gadis berparas cantik dengan gaun navy yang membalut tubuhnya itu menggelengkan kepalanya pelan, melihat Sehun dan Kai yang tengah asik berbicara dengan rekan-rekan bisnis mereka.

Membosankan sekali, batin Hanna. Gadis itu mengenakan sebuah topeng berwarna navy yang dihiasi oleh serpihan-serpihan permata, membuat topengnya terlihat berkilau dan elegan. Hanna melangkahkan kakinya ke arah balkon mansion nan besar itu, dengan segelas minuman di tangannya. Ia memandang langit hitam, larut dalam pikirannya.

 

“Luhan!” Luhan menolehkan wajahnya, mendengar namanya dipanggil.

You’re alone?” Tanya Kai menepuk pundak Luhan.

Yeah” jawab Luhan sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Well, aku harap kau tidak pergi sebelum acara selesai. Meskipun kau mungkin akan bosan”

Luhan mengendikkan kedua bahunya acuh, “Nah, kau salah satu orang yang kupercaya dan kuhargai. Why would I leave the party so fast?”

Sebuah senyum tersungging di bibir Kai, “Enjoy yourself then Luhan. I’ll be around

Luhan menganggukkan kepalanya, melihat Kai yang menjauh darinya dan menyapa tamu yang lain. Luhan mengedarkan pandangannya, melihat tamu-tamu Kai yang mengenakan topeng di wajah mereka. Namun Kai dapat mengenali mereka semua dengan benar meskipun wajah mereka semua tertutup oleh topeng. Sebuah sosok di balkon mansion itu menarik perhatian Luhan. Laki-laki berambut coklat keemasan dengan topeng berwarna emas yang dipakainya itu, memiringkan kepalanya pelan agar ia dapat melihat dengan lebih jelas sosok yang berdiri di balkon itu.

 

That girl.

Sebuah senyum terukir di wajah Luhan, menyadari siapa gadis yang berada di balkon itu. She was that girl from the party last weekend, batin Luhan. Luhan melangkahkan kakinya menaiki tangga, menuju balkon tempat gadis yang dilihatnya itu.

 

Excuse me, miss?” Luhan terdiam di tempatnya begitu gadis di hadapannya itu menolehkan wajahnya ke arahnya.

Beautiful.

Nafas Luhan tercekat, ia tidak bisa memalingkan pandangannya dari gadis di hadapannya itu.

“Bukankah kita pernah bertemu? At the party last weekend” ujar Luhan, masih menatap gadis di hadapannya itu. Hanna menganggukkan kepalanya pelan, melihat sosok laki-laki di hadapannya.

Luhan mengulurkan tangannya, “Lu Han” ujarnya memperkenalkan diri. Hanna menyambut uluran tangan Luhan, sembari membalas tatapan Luhan yang tak lepas-lepas darinya.

“Jung Hanna”

It’s a pleasure to know you, Hanna” Luhan mengecup pelan telapak tangan Hanna, membuat Hanna larut dalam tatapan Luhan yang begitu memabukkan.

The pleasure is mine, Luhan

 

 

What are you doing here? Kau tak menikmati pestanya?” Tanya Luhan sambil meneguk minuman yang berada di tangannya. Hanna menggelengkan kepalanya pelan, “Hanya bosan. Teman-temanku asik sendiri membicarakan bisnis di bawah sana”

You don’t like talking about business?”

Nah, hanya saja membicarakan bisnis membuatku cepat bosan. Lagipula, aku lebih suka menangani pasien dibandingkan mengurus bisnis”

“Kau seorang dokter?”

Hanna menganggukkan kepalanya pelan, menjawab pertanyaan Luhan.

How about you, Luhan?”

I’m just a businessman” jawab Luhan, menghindari hal detil tentang dirinya. Suara musik mengalun pelan dari lantai utama mansion besar itu, mengisyaratkan waktunya untuk berdansa. Hanna tertawa kecil, mendengar lantunan musik dari lantai utama mansion itu, membuat kedua alis Luhan saling bertautan melihat Hanna yang tertawa. Hanna yang menyadari tatapan aneh dari Luhan, mengibaskan tangannya di depan wajah Luhan.

It’s just, so Kai. Dia sangat suka berdansa” ujar Hanna menjelaskan pada Luhan. Luhan menganggukkan kepalanya pelan, menyetujui ucapan Hanna.

May I have this dance with you, my queen?” ujar Luhan mengulurkan tangannya pada Hanna. Hanna menaruh gelas di tangannya di atas pagar balkon itu, “It’s my pleasure to dance with you, my king

 

 

 

Sehun memanjangkan lehernya, mencari-cari sosok Hanna di antara tamu-tamu yang datang. Pandangannya terhenti begitu ia mendapat Hanna yang sedang berdansa dengan seorang laki-laki bertopeng emas. It’s strange, batin Sehun melihat Hanna yang tampak menikmati berdansa dengan seseorang yang tak dikenalnya.

Wait, bukankah ia laki-laki yang berada di pesta minggu lalu? Apakah Hanna mengenalnya?

Sehun mengeluarkan ponsel miliknya dari kantong celananya. Jari-jarinya mengetik angka-angka yang tertera dan mengirim pesan pada Kai.

 

Yo, Hun! Ada apa?” Tanya Kai menghampiri Sehun yang berdiri di dekat meja tempat minuman disajikan. Sehun mengangkat dagunya, menunjuk ke arah Hanna yang masih berdansa dengan seorang laki-laki.

Who is that?”

Kai menolehkan kepalanya ke arah Hanna yang tengah berdansa, kedua alisnya saling bertautan melihat Hanna dengan Luhan.

“Lu Han?”

“Kau bilang Luhan?”

Kai menganggukkan kepalanya, “Itu Lu Han. Dia pemilik Lu Corp., perusahaannya bergerak di berbagai bidang. Mulai dari real estate, alat elektronik, hotel dan bahkan perusahaannya juga bergerak di bidang obat-obatan. Ia salah satu orang paling berpengaruh di Asia”

He’s still single right?”

Kai menggelengkan kepalanya pelan, “He’s married, Hun.”

 

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet