f i r s t

my youth is yours

Taehyung merasakan ada kaki menempel di pipinya. Dia berdecak sebal dengan mata masih terpejam, tidak perlu mengecek toh dia sudah tahu siapa oknum yang menganggu tidurnya saat ini. Tanpa protes atau mengomel, Taehyung lebih memilih langsung menyingkirkan kaki itu jauh-jauh.

Hoseok saat terjaga saja tangannya suka ke mana-mana, saat tertidur bisa dipastikan seluruh bagian tubuhnya akan bergerak bebas tanpa permisi. Seperti sekarang. Padahal Taehyung ingat semalam mereka tertidur dengan posisi kening Hoseok menempel di pundaknya, pagi-pagi sudah ganti posisi dengan kaki berada di sisi Taehyung.

Bukan hal baru.

Kaki Hoseok sudah sukses Taehyung singkirkan, tapi sekarang malah tangan pemuda itu yang dia rasakan tengah menjalar di pahanya.

Hyung!” Taehyung protes juga akhirnya sambil berusaha menepis tangan Hoseok. Bukan apa-apa, kalau dibiarkan bisa-bisa malah kebablasan. Hoseok itu suka semena-mena, sementara Taehyung tipe yang pasrahan. Tapi kalau kantuk sudah menyerang, siapa juga yang senang jika diganggu? “Aku masih ngantuk!”

Suara Hoseok kedengaran sama mengantuknya, dan tangannya yang sebelumnya ada di paha Taehyung digunakan untuk mengucek mata. “Jam berapa?”

“Hah?”

“Sekarang jam berapa?”

Taehyung mendengus enggan, biar begitu tangannya tetap bergerak juga mencari-cari ponsel yang ada di nakas samping ranjang. Dia membuka matanya ogah-ogahan untuk mengecek jam di layar ponsel. “Jam 8.”

Ini hari Sabtu, Kim Taehyung tidak sudi meninggalkan kamar sebelum jam makan siang.

“Sial, sudah jam 8?!”

Hoseok berganti panik, dia buru-buru bangun dari posisinya dan menuruni ranjang.

Taehyung kalem-kalem saja, dia masih ingin melanjutkan tidur dengan atau tanpa Hoseok. Hoseok mau pulang duluan juga terserah, yang penting jangan tahu-tahu menggerayangi badannya dan membuat Taehyung kembali harus memangkas jam tidurnya yang berharga.

Inginnya sih tidak peduli, tapi suara gedebak-gedebuk yang dibuat Hoseok mau tidak mau membuat Taehyung berkomentar juga.

Hyung mau ngapain emang Sabtu pagi gini?”

Ada jadwal kencan? Ah, mustahil.

Mustahil seorang Jung Hoseok rela bangun pagi di hari libur hanya untuk menemui teman kencan. Mantan-mantannya Hoseok selalu mengeluhkan kebiasaan pemuda itu yang sering datang telat tiap janjian, Taehyung selaku kotak kritik dan saran cuma bisa manggut-manggut sambil bilang dia akan menyampaikannya ke Hoseok agar pemuda itu bisa introspeksi.

“Aku janji sama Eomma mau nganterin ke rumah sakit.” Hoseok menjawab sambil memungut satu per satu pakaiannya yang berceceran di lantai. Dia mengenakannya asal-asalan tanpa mengecek dulu itu miliknya atau milik Taehyung.

Mereka sudah biasa tukaran pakaian—baik disengaja maupun tidak—jadi sebenarnya bukan masalah besar. Deterjennya Taehyung lagian wanginya enak.

“Oh.”

Hanya itu yang keluar dari mulut Taehyung yang sepertinya sudah setengah sadar.

Hoseok paham untuk tidak mengganggu kegiatan tidur pemuda yang lebih muda itu lebih jauh. Nanti ngambek, nanti Hoseok yang repot. Taehyung kalau sudah ngambek itu sangat menjengkelkan, bisa-bisa dia tidak mau membukakan jendela kamarnya lagi untuk Hoseok. Yang rugi siapa? Sebenarnya dua-duanya, tapi Hoseok susah tidur tanpa peluk-peluk Teahyung dulu, dan Taehyung gengsinya setinggi langit untuk mengakui dia senang dikelonin Hoseok tiap malam; jadi untuk kasus ini Jung Hoseok rela jadi pihak yang selalu mengalah.

“Nanti sore aku telepon.”

“Hng.”

Hoseok keluar dari kamar Taehyung setelah penampilannya layak.

Lewat jendela atau pintu? Pintu, untungnya. Tinggal beralasan dia habis menginap untuk belajar bersama dengan Taehyung jika kebetulan papasan dengan ibunya Taehyung di tangga. Ibunya Taehyung suka dengan Hoseok, jadi dia selalu merasa aman tiap kali bermalam di sini.

Walau tiap masuk masih tetap lewat jendela, ha.

Namanya juga kebiasaan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
spreadloveyeah
#1
♥️please be happy and remember you are loved!♥️