prologue.
School'19: In DreamsSuara burung bersiul.
Silaunya matahari yang masuk ke kamarnya.
Suara air kamar mandi dinyalakan.
Suara ayah membuat kopi di mesin khususnya.
Suara pintu kamarnya terbuka.
Sentuhan lembut di tangannya yang menyuruhnya bangun.
Bila Renjun harus menuliskan satu per satu hal yang membuatnya bahagia, sesederhana itu saja, mungkin Renjun akan menuliskan hal-hal diatas. Perasaan yang muncul ketika ia bangun pagi. Perasaan yang muncul ketika ia tahu ia harus bersiap ke sekolah.
Renjun tak banyak ingat mengenai kejadian itu. Sekolah merupakan hal yang umum didengar anak sebayanya, namun tampak sangat asing baginya. Bangun pagi setiap harinya, memakai seragam yang sudah disetrika dengan rapih, lalu menyantap sarapan buatan seorang ibu. Baginya, semua itu rasanya sangat jauh.
Ia jujur hanya melihat cahaya. Itu saja.
Jalanan kala itu sangat gelap. Renjun tak ingat banyak, namun ia yakin sudah melihat ke kanan dan ke kiri sebelum menyebrang. Ia tahu pasti jalanan kala itu kosong. Tiba-tiba saja ada sebuah cahaya menyinarinya dengan terang. Seketika itu juga, semuanya gelap.
Pakaian putih birunya kini berlumuran darah. Renjun hanya bisa berbaring di aspal yang keras sambil menatap langit malam. Ibunya takkan senang melihat seragamnya kotor seperti itu. Ia hanya bisa berharap ia tak disuruh membantu ibunya tidak memotong uang jajannya sebagai hukuman. Ia juga ingin bermain dengan teman-temannya. Lucu, hal ya
Comments