Storm

Us.

But even if we stood tall,

 

the wind will still blow and ruin us all.

 

And the day will come, when we perish.

 

Aku inget banget aku mulai sedih, mulai emotional. 

Cuma aku nggabisa ngomong jujur sama kamu.

Kamu nggaboleh tau, itu yang aku pikirin saat itu.

Kamu harus seneng.

Harus seneng.

 

Aku coba untuk terus bikin kamu seneng, setiap hari aku chat kamu- dan aku nggak bosen bosen buat bilang I love you. I know it's cheesy. I am sorry, but I couldn't help it.

 

But everything starts to go down. . . hill.

 

When everything was just, perfect. You left.

 

And I was scared. It was dark.

and it felt lonely.

 

Aku cuma bisa sendiri, mendem semua sendiri. Sampai akhirnya aku curhat ke beberapa orang terdekatku. Aku ngerasa dengan itu, aku bisa jadi lebih lega lagi. Tapi ternyata, it just got worse and worse. Aku sadar kamu deket sama yang lain, well it's another story. Afterall, kamu tau cerita lengkapnya.

 

Akhirnya . . . aku jujur semuanya ke kamu, dan here we are. 

 

I don't know what we are now. I am so confused. But it's okay.

It's your choices and that's all that matters. I really don't want to see you be sad or gloomy.

 

Kamu inget ngga aku kasih kamu mainan yang pilih pilih itu, yang psikologi? Kamu inget nggaa aku bilang kalo aku lebih mau yang di pulau itu, hewan yang nemenin aku jalan di depan aku? And that means aku cuma mau nurut. . . aku bukan tipe yang ngambil lead dalam sebuah hubungan, jadi ya . . . aku cuma bisa ikut kamu.

 

But whatever happens, I just want to say that I love you still- and I will love you more.

Even after everything that happened. 

 

Aku kira kita bisa lebih dari sebulan. . .

 

apa aku semenyedihkan itu ya . . . kita nggak bisa bahkan sebulanan.

Sebenernya, aku bikin ini buat apa sih?

 

It's all just irony. Hidden with happiness and smiles.

 

I hope you're happy. That's all I want.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet