CHAPTER 3

BLACK LINE (GARIS TAKDIR)

Orang-orang berbicara bahwa Roseanne Park terlahir dengan kesempurnaan, meski di dunia ini katanya tidak ada manusia yang sempurna, namun orang-orang melihat standar kesempurnaan manusia berada pada sesosok Roseanne Park. 

Tidak hanya cantik, Roseanne Park mendapatkan anugrah dari tuhan yaitu kecerdasan yang luar biasa. Dia adalah gadis jenius dengan IQ yang setara dengan ilmuan Albert Enstein. 

Cantik dan cerdas, lalu satu lagi yang membuat orang lain iri padanya. Roseanne terlahir dari keluarga terhormat yang sudah pasti kaya raya. Ayahnya adalah seorang pengacara papan atas yang terkenal di Australia, berasal dari keluarga yang mendominasi dunia politik di Australia membuat keluarganya disegani banyak orang. Ibunya pun seorang pengusaha sukses yang bekerja dibidang kecantikan, membuat kekayaan keluarga Park tidak terbantahkan. 

Meski demikian, Roseanne tidak hidup terlampau mewah meski keluarganya bergelimang harta. Kekuarga Park terkenal dermawan dan sederhana meskipun mereka kaya raya. 

Roseanne tidak membiarkan kelebihannya sia-sia begitu saja, meski jenius namun Roseanne selalu giat belajar dan mematuhi semua aturan, sehingga membuatnya menjadi anak yang cemerlang. Dia selalu menjadi yang nomor satu, tidak ada yang dapat melampauinya. Meski begitu ada satu bagian yang kosong dalam dirinya, yang sampai saat ini masih belum bisa ia temukan. 

Melbourne, Australia, 17 Juli 2011

 

 

Malam hari setelah makan malam di kediaman Park berakhir, Alice kakak perempuan satu-satunya yang dimiliki Roseanne mengetuk pintu kamar adiknya. 

Tok.... Tok... Tok

"Chaeyoung, apa kau sudah tidur?", teriak Alice di depan pintu sambil menempelkan telinganya di pintu kamar adiknya.

"belum, masuk lah unnie", jawab Rose dari dalam. 

Alice membuka pintu kamar adiknya perlahan, lalu menghampiri adiknya yang sedang membaca buku di kasurnya, Alice duduk di samping Rose yang tengah membaca buku, melihat kakaknya menghampirinya, Rose menaruh buku yang tengah ia baca di meja yang berada tepat di samping tempat tidurnya. 

"Chaeyoung, apa kau tidak apa-apa?", Tanya Alice khawatir. 

"apa? Apa maksud unnie? Aku baik-baik saja"

"soal keputusan daddy dan momi yang memintamu untuk melanjutkan studymu di Korea apa kau benar-benar tidak keberatan?", tanya Alice dengan lembut. 

"huft.... " Rose menghembus kan nafas

"unnie, sejujurnya aku tidak menyangka bahwa daddy dan momi akan memintaku untuk pindah ke Korea dan melanjutnya study ku disana, aku sedikit berat untuk meninggalkan Aussie, aku akan meninggalkan teman-teman dan kehidupanku disini, dan juga kalian", keluh Rose pada Alice

"lalu kenapa kau menyetujuinya?" 

Rose manatap dan memegang tangan unnienya. 

"unnie, aku tahu bahwa tidak ada pilihan lain, kau harus tetap melanjutkan study mu disini, dan harus ada seseorang yang menjaga grandma di Korea, dan aku adalah jawabannya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa unnie, lagipula aku juga tidak tega melihat momi celalu mencemaskan grandma, aku tidak apa-apa unnie. Aku sungguh-sungguh bersedia untuk pindah ke Korea", Rose menarik kedua ujung bibirnya, memperlihatkan senyuman kepada kakaknya yang tengah mengkhawatirkannya. 

"terimakasih Chaeyoung, aku menyayangimu", Alice menarik adiknya masuk kedalam pelukannya. 

Dalam pelukannya Rose pun menjawab "aku juga menyayangimu, unnie".

New Zealand, 16 Januari 2010

 

 

Malam hari setelah makan malam di kediaman keluarga Kim, mr.Kim tengah terduduk di mejanya yang gelap, hanya disinari lampu kecil yang membuat ruangan terasa remang-remang. 

Nyonya Kim menghampiri suaminya yang sedang marah karena anak semata wayangnya meminta sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan. 

Nyonya Kim menaruh secangkir teh di meja kerja suaminya, lalu berdiri di samping suaminya sambil mengusap punggung suaminya agar suaminya merasa relax dan emosinya mereda

"sayang, tenang lah", ucap nyonya Kim pada suaminya

"haaa... Bagaimana aku bisa tenang? Pewarisku satu-satunya menolak untuk....."

Nyonya Kim menaruh jemarinya di bibir suaminya, "sttt..... Jennie kita tidak menolak untuk menjadi pewaris dan penerusmu. Dia hanya mencoba untuk mengutarakan isi hatinya", ucap nyonya Kim sangat lembut. 

"apa maksudmu?" tanya mr. Kim

"sayang, bukan kah saat Jennie lahir kita sudah berjanji untuk membahagiakannya?"

"hmmm", jawab mr. Kim

"tapi apa yang kita lakukan selama ini? Kita sering meninggalkannya sendiri disini, dalam satu tahun terakhir berapa kali kau melihat wajah putri mu?", tanya nyonya Kim 

Mr. Kim berpikir sejenak 

"dua... tiga kali", jawabnya

"lalu apa dia pernah marah dan protes karena waktu kita lebih banyak kita habiskan untuk bisnis dari pada untuknya??", tanya nyonya Kim pada Mr. Kim

Mr. Kim hanya menggelengkan kepalanya

"apa kau pikir kita sudah bisa membahagiakannya dengan cara seperti ini?" tanya nyonya Kim lagi, nyonya Kim mulai menatap suaminya dan melanjutkan ucapannya lagi

"sayang, Jennie masih terlalu muda untuk dituntut melanjutkan bisnismu, dan bukan kah kau masih cukup sanggup untuk menjalankan semuanya? Maksudku, kau masih sangat bersemangat untuk membangun bisnismu, dan aku yakin sampai dua puluh tahun kedepan kau juga masih mampu untuk mengurus bisnismu, dan aku juga akan selalu ada disampingmu, membantumu"

Mr. Kim manarik nafas dalam dan sekarang dia sudah sedikit tenang, "tapi aku tetap membutuhkan penerus", kata Mr. Kim

Nyonya Kim tersenyum, lalu mulai membuka mulutnya lagi, "aku tahu sayang, tapi apa kau tidak melihat bahwa putri kita juga menyadari hal itu?  selama ini dia sudah belajar dengan baik. Dan jika seandainya Jennie berhasil dengan karirnya di dunia hiburan, apa kah selamanya dia akan berada disana? Dia pasti akan kembali dan akan menjadi penerusmu"

"tapiiii........ " keluh mr. Kim

"sayang, diluar sana banyak chaebol yang menjadi idol, bukan hanya anak kita. Jika orang tua mereka saja bisa mengijinkan penerusnya untuk menjadi seorang idol, kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama? Saat ini kita hanya perlu mendukung Jennie kita, bukan kah sangat membanggakan bahwa Jennie kita punya keberanian untuk memperjuangkan impiannya sendiri? Sama sepertimu dulu kan???" ucap nyonya kim sambil menggoda suaminya dengan senyuman. 

"baiklah, aku akan memikirkannya lagi. Dan berhentilah menggodaku", jawab mr. Kim atas semua penjabaran yang dilontarkan oleh istrinya. 

Nyonya kim memeluk suaminya sambil tersenyum di ruangan yang minim akan pencahayaan itu. 

 

Esok paginya di kediaman Kim, nyonya kim sedang duduk di meja makan menanti anak semata wayangnya. 

Jennie sudah terlihat rapih dengan seragam sekolahnya, menarik kursi dan duduk di sebelah ibunya. 

"apa daddy masih marah padaku mom?", tanya Jennie kepada ibunya dengan kesedihan. 

Ibunya tersenyum dan menenangkan anaknya yang sedang merasa khawatir,

"honey, momi akan membujuk daddy agar mengijinkanmu untuk kembali ke Korea dan mengijinkamu untuk meraih impianmu, tidak perlu khawatir" nyonya Kim mengusap rambut anaknya. 

"lalu mana daddy mom? Kenapa tidak ikut sarapan?", tanya Jennie lagi

"ah.... Daddy harus terbang ke Jepang untuk pekerjaannya, jadi dia pergi pagi sekali", jawab nyonya Kim. 

"oh begitu ya", Jennie melahap sarapannya dengan malas. 

Jennie sedang berada dalam perjalannya menuju sekolah, dia menatap kaca mobilnya, lalu tiba-tiba dia meraih ponsel yang berada di sakunya. Lalu mulai mengetik pesan

To: DADDY❤

"safety flight daddy, terimakasih sudah menyempatkan diri untuk ulang tahunku, aku bahagia bisa melihat wajah daddy yang tampan lagi. Dan tolong maafkan aku.I LOVE YOU DADDY❤"

.

.

.

Tiga hari berlalu, Jennie tidak kunjung mendapat balasan atas pesan kepada ayahnya. Jennie berpikir bahwa ayahnya masih marah terhadapnya.

Jennie terlihat lesu, ada kesedihan di matanya, di duduk di kursi taman sekolah dengan tatapan kosong, entah apa yang ia lamunkan.

Lalu tiba-tiba, ponselnya berdering. 

Ada pesan masuk, awalnya Jennie merasa malas untuk membukanya, setelah melihat bahwa yang mengirim pesan adalah pria yang sangat ia cintai di dunia, Jennie semangat untuk membaca pesan dari ayahnya,

FROM: DADDY❤

"Jennie, daddy sangat sibuk jadi tidak bisa menelponmu. Berhentilah meminta maaf. Daddy sudah memikirnya, dan sudah bicara pada ibumu untuk mengurus kepindahanmu. Aku mengijinkanmu untuk meraih impianmu sendiri, dengan catatan kau tidak boleh gagal. Jangan kecewakan aku lagi. I LOVE YOU TOO"

Jennie membeku sejenak setelah membaca pesan dari ayahnya, dia masih tidak percaya bahwa ayahnya mengijinkannya untuk menjadi seorang idol. Dia yang tadinya lesu kini menjadi sangat bersemangat. 

To: DADDY❤

"Terimakasih daddy. Aku janji tidak akan mengecewakanmu lagi. LOVE YOU MORE DADDY❤"

.

.

.

Kehidupan yang baru akan segera dimulai.

Nantikan pertemuan Jennie, Rose, Lisa, dan Jisoo di chapter selanjutnya.

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annisamaulia1 #1
Chapter 5: Menanti kelanjutannya.
nrmrh3112
#2
Chapter 4: yesss makasi uda update thor :*
annisamaulia1 #3
Simpel dan nangggung. ? Kurang panjang dikit.

Aku menanti kelanjutannya. Good job
GracelaFrancis_ #4
Chapter 4: Ceritanya bagus kak. Next>>
Oh ya, fighting buat ceritanya ^_^
Mulhimah #5
Chapter 4: Semangat Min !!??
Keknya seru nih ada redvelvet
Blackvelvet in your areaaa
Mulhimah #6
Chapter 1: Ngak sabar chapter selanjutnyaa ??
Sinkron ama kehidupan bp yg asli
bomrin21 #7
Chapter 2: Wooaahhhh.. d tunggu kelanjutannya nim.. apakah ini ada di wattpat jga??
Itsmekemel #8
Semangat chapter selanjutnya ^o^
itsmedk #9
Chapter 2: Gak sabar thor haha