Thank's God Chapter 4

Thank's God

Title : Thank's God

 

Cast : Kibum, Kyuhyun, Other member SJ, etc.

 

Lenght : Chaptered

 

Gendre : Brothership, Sad, Friendship, Hurt/Comfort, etc.

 

Summary : Menatap polos sang ayah yang sedang berusaha menahan air matanya yang mengalir. / "Tuhan aku tahu alasanmu mengapa kau ingin cepat mengambilnya, itu karena dia terlalu baik."/ "Kibum hyung.

 

Tolong berikan komentar kalian juseyo~

Preview

 

Leeteuk mencoba mengintip me dalam ruangan rawat tersebut. "Ngomong-ngomong sepertinya aku mengenal orang yang di dalam."

 

"Ah mana mungkin..." Elak sang uisa.

 

"Biarkan aku memeriksanya.." Pinta Leeteuk.

 

Sang uisa berusaha menutupi pintu tersebut. "Pasien tidak bisa diganggu saat ini."

 

Leeteuk mengernyit curiga. "Uisa seolah menghalangiku?"

 

"..." Sang uisa tidak bisa menjawab.

 

Melihat reaksi aneh yang diberikan oleh uisa tersebut, Leeteuk semakin curiga kepada orang yang ada di dalam sana. Dibukanya pintu tersebut oleh dirinya kemudian

 

.

 

.

 

.

Kemudian seseorang menepuk bahunya secara perlahan. Mau tidak mau Leeteuk menatap orang yang menepuk bahunya tersebut. Betapa terkejutnya mata Leeteuk melihat orang yang menepuknya tersebut adalah sang magnae. Magnae-nyaseperti biasa memberikan senyuman polos yang terpatri di wajahnya. Setelah melihat bahwa Kyuhyun ada di depannya entah mengapa rasa penasaran Leeteuk memudar sudah. Dia sangat senang ternyata Kyuhyunnya baik-baik saja, tapi untuk apa dia ada di rumah sakit ini?

 

"Hey.. tadi kau kan yang bilang magnae untuk meyuruhku membeli obat sakit kepala, kenapa kau disini?" Tanya Leeteuk penasaran.

 

Kyuhyun menggedikkan bahunya acuh. "Saat aku tadi izin keluar padamu, aku hanya sedang ingin mengunjungi rumah sakit tempat dirawatku dulu ini."

 

"Yang sopan! Panggil aku hyung." Leeteuk memberikan sedikit 'usapannya' untuk sang magnae.

 

Kyuhyun mengusap kepalanya. "Hyung! Sakit tau!"

 

"Suruh siapa kau berkeliaran, sudah tahu kau sakit." Petuah Leeteuk.

 

Kyuhyun menjulurkan lidahnya. "Kau kan terlalu tua hyung.. jadi jalanmu terlalu lamban, jadi aku serasa menunggumu 3 tahun."

 

"Apa kau bilang Kyu?!" Leeteuk tidak terima.

 

"Kau tua...tua... dan tua..." Kyuhyun malah semakin menjadi.

 

Leeteuk hanya bisa menghela nafasnya. "Makanya karena lebih tua dan bisa meninggalkanmu lebih dulu.. aku harus mendidikmu jadi anak yang baik."

 

"Mungkin...malah aku yang pergi lebih dulu hyung." Pandangan Kyuhyun berubah sendu.

 

Kemudian suara lembut seseorang menyadarkannya. "Kyu..."

 

"Eoh Kimbum uisa?" Kyuhyun baru menyadari keberadaan Kimbum.

 

Kimbum tersenyum dan perlahan membelai helaian rambut milik Kyuhyun. "Tidak ada yang tahu mengenai umur seseorang Kyu, jikapun Tuhan mengambil nyawa orang tersebut itu berarti..."

 

"...Tuhan sangat menyayanginya." Sambung Kyuhyun.

 

Kimbum beralih menatap Leeteuk. "Jaga dongsaeng-mu hingga akhir arra?"

 

Leeteuk yang tak mengerti hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Ne."

Perlahan Kyuhyun dan Leeteuk pergi meninggalkan Kimbum sendirian. Dan uisa tersebut hanya bisa memandang takjub salah satu dari mereka berdua. Baru saja tadi Kyuhyun mendapat perawatan pada kondisinya yang begitu kritis. Tapi entah dengan bagaimana caranya anak itu bisa terlihat kembali begitu bugar dan sehat. Air mata Kimbum perlahan mengalir. Sebenarnya Kimbum yakin bahwa Kyuhyun hanya sedang menahan sakitnya tersebut.

 

Sementara itu di dalam van Leeteuk terus memikirkan percakapan terakhir Kimbum dengan dongsaeng kecilnya. Rasanya ada sebuah rahasia besar di dalam diri Kyuhyun yang tidak diketahui olehnya. Namun saat menatap magnae-nya tersebut selalu pertanyaan yang ingin dilontarkan Leeteuk seakan kelu untuk dikeluarkan. Dia menatap sang magnae yang memainkan PSP-nya begitu riang. Tak ingin berpikiran negatif Leeteuk memilih untuk tidur di dalam van.

 

Kyuhyun yang sadar sang hyung sudah terlelap terlebih dahulu perlahan mematikan PSP yang tadi pura-pura dimainkannya. Sungguh memaksakan dirinya untuk keluar dari perawatan tersebut hanya semakin membuat kondisinya semakin parah. Bahkan Kyuhyun bisa menyadari sebanyak apa darah yang kini menumpuk dan menggumpal di dalam paru-parunya tersebut.

 

Rasa sesak itu semakin menjadi ketika dirasa bawa kini mulai memasuki tengah malam. Kyuhyun memukul-mukul dadanya sendiri, seraya berharap agar rasa sesak yang dideritanya bisa hilang. Bukannya hilang perlahan Kyuhyun mulai mengeluarkan suara batuknya. Betapa terkejutnya Kyuhyun saat matanya menatap suatu cairan kental yang kini berada dalam genggaman tangannya. Jantungnya berdegup keras, perlahan menatap ke arah sang hyung takut-takut jika namja tersebut dan melihat keadaannya yang seperti ini.

 

Syukurlah rupanya Leeteuk tidak terbangun dari tidurnya. Mungkin karena faktor kelelahan membuat sang leader tidur nyenyak. Dan perlahan rasa sesak itu kembali datang, Kyuhyun mencengkeram dadanya dengan sangat erat. Harusnya dia tidak seenaknya, chest tube tadi harusnya Kyuhyun masih memakainya dan berada di rumah sakit setidaknya selama semalam ini. Lalu kini pening yang hebat menghampiri kepalanya. Semuanya terasa berputar dan akhirnya Kyuhyun pingsan di pundak sang hyung.

Dorm Super Junior

 

Kyuhyun dan Leeteuk memasuki dorm mereka dengan perasaan lelah. Ditambah Kyuhyun yang terlihat masih pucat. Ingin sekali mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar dan merebahkan dirinya masing-masing, tapi apa yang dilihat para member lain malah masih terlihat segar menanti kedatangan mereka.

 

"Kalian sudah pulang." Sapa Yesung.

 

"Ne Sungie, kenapa kalian belum tidur?" Sapa Leeteuk sembari bertanya.

 

"Kami masih inging memastikan kalian pulang." Celetuk Donghae.

 

"Yakk! Kyuhyunnie.. kau kan sedang sakit kenapa berkeliaran tengah malam." Omel Ryeowook pada Kyuhyun yang berdiri di belakang Leeteuk.

 

Heechul mengacak rambutnya kasar. "Aish kami sedari tadi mengkhawatirkanmu magnae."

 

Kangin menatap tajam Leeteuk. "Kenapa kau malah mengajak Hyun-ah berkeliaran hyung?"

 

"Aku tidak mengajaknya, dia sendiri yang berkeliaran pergi." Jelas Leeteuk.

 

Sungmin kemudian memberikan tatapan seriusnya pada Kyuhyun. "Lain kali jangan seperti itu."

 

"Ne Sungmin hyung." Kyuhyun selalu kalah dari hyung-nya yang satu ini.

 

"Karena semuanya sudah pulang bagaimana jika kita makan sekarang!" Seru Eunhyuk dengan riang.

 

"Mwo? Kalian belum makan?" Kaget Leeteuk.

 

"Ne, kami menunggu kalian pulang." Jelas Shindong.

 

Ryeowook mendudukkan Kyuhyun di kursi meja makan. "Nah karena kau yang sakit, jadi kau harus banyak makan sekarang."

 

"Oh Wookie cekoki dia dengan banyak sayuran." Kangin memberikan smirk-nya.

 

"Benar jangan lupa pisahkan makanan pedas agar magnae tersebut tidak memakannya." Si dancing machine Eunhyuk menambahkan.

 

"Lalu biar aku yang memakannya." Tawa Shindong.

 

Kyuhyun sadar bahwa dirinya sedang dijahili. "Yakkk! Kalian bersekongkol!"

 

"Makanlah magnae dan jangan membantah." Titah Heechul tanpa bisa ditolak.

 

"Jangan ribut, makanlah dengan tenang." Si bijak Yesung mengeluarkan perintahnya.

Setelah acara makan tengah malam selesai para member memilih untuk beristirahat di kamar masing-masing. Ditambah lagi Super Junior besok akan ada jadwal untuk pemotretan SPAO suatu merk pakaian. Satu jam berlalu sepertinya semua orang telah tidur tapi seseorang sama sekali belum tidur bahkan mungkin tidak berniat. Karena dia sangat ingin menikmati sisa-sisa waktunya ini. Kemudian namja ini melihat seseorang yang sudah lama menjadi roomate-nya.

 

Sungmin...Lee Sungmin. Seorang hyung yang sangat imut dari semua hyungdeul yang dimilikinya. Wajahnya yang aegyo selalu memberikan kesan feminim bagi hyung-nya yang satu ini. Tapi tidak ada yang tahu bahwa namja berwajah aegyo ini benar-benar menguasai martial arts. Bahkan dia akan sangat gagah ketika nanti akan berada di dalam camp militer. Dan orang ini selalu bisa ditaklukan dan takut pada hyung kelincinya ini.

 

Teringat bahwa kini Sungmin bukan hanya memiliki keluarga kedua di Super Junior, namun dia sudah mempunyai keluarga kecil. Seorang istri dan seorang anak yang kini tengah berada dalam kandungan sang istri. Pada awalnya namja ini mengira bahwa Sungmin akan menomorduakan Super Junior tapi pada kenyataannya kedudukkan Super Junior dan keluarga barunya adalah sama.

 

"Sungmin hyung... aku ingin melihat anakmu ketika lahir nanti."

 

Gumaman namja itu terdengar sangat lirih. Hingga orang yang sedari tadi ditatapnya tersebut bisa benar-benar mendengarkan apa yang digumamkan oleh namja tersebut. Tak seperti biasanya dongsaeng kecilnya ini seperti ini. Dan seorang Lee Sungmin merasa sudah menjadi hyung yang gagal karena saat ini dirinya tidak berani menatap sang dongsaeng yang tengah meneteskan air matanya.

08 April 2015

 

Semua member Super Junior kini sudah siap dengan pakaian yang rapih menandakan bahwa mereka akan melaksanakan jadwal mereka. Namun dua orang masih terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Namja yang satu tengah berpikir untuk memberikan pakaian hangat apa saja kepada namja yang lain, sementara namja yang lain tersebut sibuk menggerutu dan meminta bantuan pada hyung-nya yang lain.

 

"Ini cepat pakai hoodie ini, diluar akan sangat dingin hari ini." Ryeowook memberikan sebuah hoodie pada Kyuhyun.

 

Kyuhyun mendecih. "Ck..ck... Wookie kau lihat aku suda seperti bola begini, bajuku terlalu tebal."

 

"Tidak ada alasan ayo cepat pakai!" Titah Ryeowook.

 

Kyuhyun mendengus sebal. "Tidak mau! Teuki hyung selamatkan aku."

 

"Kalau kau tidak mau pakai, aku tidak mau ikut jadwal hari ini." Ancam Ryewook.

 

"Eh...mana..bisa begitu." Kyuhyun tidak terima.

 

Lalu suara Heechul terdengar. "Jika jadwal hari ini kacau, akan ku lempar semua PSP mu magnae."

 

"Aish jinjja? Kalian tidak adil." Kyuhyun menghentak-hentakkan kakinya dan mulai memakai hoodie tersebut.

 

"Nah apa susahnya kan." Ryeowook tersenyum riang dan menarik tangan Kyuhyun.

 

Kyuhyun mempoutkan bibirnya sebal. "Wookie aku bukan anak kecil."

 

Ryeowook terkekeh. "Apanya yang bukan anak kecil jika bibirmu mengerucut seperti itu."

Akhirnya para member Super Junior mulai berangkat menaiki mobil van mereka menuju lokasi pemotretan. Selang lima belas menit akhirnya mereka tiba juga di lokasi syuting tersebut. Para crew yang melihat kedatangan member Super Junior segera membawa mereka semua menuju ruang make up. Kali ini SPAO sangat tidak ingin main-main dalam pemilihan artis bintangnya.

 

Setelah menggaet AOA dan EXO untuk produk mereka, kini mereka menggaet juga Super Junior. Mengingat Super Junior mempunyai peran penting dalam perkembangan universal musik Kpop yang saat ini sudah mendunia dan banyak dikenal orang. Ditambah mereka yang melihat tidak akan asing dengan wajah-wajah dari member Super Junior, sehingga peningkatan penjualan pada produk pakaian mereka bisa terjadi.

 

Pemotretan untuk iklan ini dilakukan sebanyak empat kali. Dimana masing-masing terdiri atas tim tiga orang. Sesi pertama dilakukan oleh Leeteuk, Heechul, dan Yesung. Yang mereka tampilkan adalah bagaimana seseorang memakai pakaian ini tampil elegan dan menarik pandangan dari luar. Dilanjut sesi kedua yang terdiri dari Kangin, Shindong, dan Sungmin. Konsep yang mereka tampilkan disini adalah konsep ceria dan colorful sehingga membuat kesan bahagia saat dikenakannya.

 

Pada sesi keempat dilakukan oleh Eunhyuk, Donghae, dan Siwon. Kesan yang diberikan pada sesi ini adalah bagaimana seseorang akan sangat mewah mengenakan pakaian tersebut. Pemberian warna yang sesuai semakin menambahkan kesan bahwa mereka adalah sosok yang berwibawa. Pada sesi pemotretan terakhir dilakukan oleh Kyuhyun dan Ryeowook. Konsep warna putih yang dipilih dimaksudkan untuk memberikan kesan kelembutan.

"Aneh... kenapa si evil magnae itu terlihat seperti malaikat?" Kangin menggumamkan pertanyaannya.

 

Sungmin tersenyum mendengarnya. "Jika kau menelusuri Kyuhyun lebih dalam, kau akan tahu sesuatu hyung."

 

"Sungmin hyung kau tidak sedang kerasukkan kan?" Tanya Eunhyuk aneh.

 

"Aniyo." Jawab Sungmin sambil berlalu.

 

Donghae memandang sahabatnya aneh. "Hyukkie, memang kau tidak merasakan sesuatu yang berbeda dari Kyunnie?"

 

"Ani... apa memang?" Tanya Eunhyuk.

 

"Wajahnya...wajahnya bercahaya itu sangat terlihat." Jawab Donghae dengan senyum.

 

Kangin yang mendengar mencoba lebih meneliti Kyuhyun. "Ne kau benar Donghae-ah."

 

Akhirnya sesi pemotretan terakhir member Super Junior kini diberikan istirahat oleh tim SPAO. Karena di akhir akan ada proses pengeditan yang seperti biasa Super Junior selalu terlibat langsung di depannya. Saat tengah berkumpul dan mengistirahatkan diri seorang namja berusia 22 tahun tiba-tiba menghampiri Kyuhyun yang sedang duduk. Dilemparnya sebuah majalah tersebut dengan kasar di depan Kyuhyun. Bisa dirasa namja ini adalah salah satu crew disana.

 

"Apa-apaan itu?!" Bentak namja bernama Jaeil pada Kyuhyun sembari menunjukk artikel yang tadi dilemparnya.

 

Heechul geram melihat kelakuan namja tersebut. "Apa yang kau lakukan?!"

 

"Chullie tenanglah!" Leeteuk mencoba menenangkannya.

 

Sementara itu Kyuhyun membaca cover pertama artikel tersebut.

 

'Ayah Kyuhyun Super Junior dikabarkan terlibat korupsi sebanyak puluhan juta won untuk membuat bangunan sekolah mewah di Taiwan.'

 

Jaeil tersenyum sinis. "Aku kecewa padamu Cho Kyuhyun! Aku kira dengan seperti ini kau bisa membantu orang tuamu tapi rupanya kau senang-senang sendiri hingga membuat ayahmu melibatkan diri dalam jurang tersebut. Atau memang kalian terlalu tamak pada harta?!"

 

"Jaga ucapan anda tersebut." Leeteuk tidak percaya dengan yang dikatakan Jaeil.

 

"Cihh.. tukang pamer. Membangun sekolah mewah di Taiwan untuk menyombongkan diri dengan uang hasil korupsi!" Semakin gencar Jaeil menyerbu Kyuhyun.

 

Kyuhyun berdiri dari duduknya. "Bukan...bukan appa-ku. Dia orang yang sangat baik."

 

"Dengar yang dia bilang! Pergi dari sini cepat!" Usir Heechul.

 

Jaeil tertawa remeh. "Sejauh yang aku tahu di dunia ini tidak akan ada pencuri yang mengaku."

 

"Aku bilang bukan!" Kyuhyun mengeluarkan bentakkannya.

 

Jaeil tidak terima dengan bentakkan Kyuhyun. "Kau dasar manusia gila!"

 

Melihat Jaeil yang akan memukul Kyuhyun, Leeteuk menahannya. "Keamanan! Keamanan!"

Akhirnya keamanan datang dan membawa namja tersebut pergi. Sementara kini Kyuhyun mulai terlihat sangat syok dengan apa yang baru diketahuinya. Nafasnya mulai memburu dan rasa sakit serta sesak itu kembali datang menyiksanya. Setiap tarikkan nafas yang diambilnya terasa begitu menyakitkan. Mendengar keributan yang terjadi member yang tadi berada di tempat lain segera datang ke lokasi Kyuhyun.

 

"Ada apa ini?" Tanya Yesung.

 

"Tadi ada seorang antis yang menyerang Kyuhyun." Jawab Heechul.

 

"Mwo bagaimana bisa?" Kangin terlihat sangat kaget.

 

"Kami juga tidak tahu sepertinya dia salah satu dari crew disini." Jelas Leeteuk.

 

Shindong menggeleng lemah. "Kenapa mereka membiarkan dia berkeliaran disini."

 

"Lalu Kyuhyunnie bagaimana?" Tanya Sungmin.

 

"Dari yang aku lihat Kyuhyun sepertinya syok." Jawab Eunhyuk yang tadi melirik Kyuhyun sekilas.

 

"Hyukkie benar." Donghae mengangguk lemah.

 

Lalu sebuah teriakkan panik membuat semua member membulatkan matanya.

 

"HYUNG KYUHYUN PINGSAN!" Ryeowook memberikan teriakannya.

Semua member Super Junior yang sangat panik setelah mendengar hal tersebut segera menghampiri Kyuhyun. Benar saja keadaan magnae mereka sungguh menyedihkan. Kulitnya yang pucat menjadi semakin pucat akibat demam yang dideritanya kini. Air mata member Super Junior segera mengalir mengingat keadaan magnae mereka yang seperti ini.

 

Beberapa lama setelahnya Leeteuk bersama Yesung memutuskan untuk membawa Kyuhyun ke rumah sakit. Karena sang magnae sedari tadi belum bisa untuk sadarkan diri. Sementara member yang lain sedang meneruskan proses pengeditan yang akan segera dilakukan. Di dalam perjalanan Leeteuk terus mengusap kening dongsaeng kecilnya yang terus mengeluarkan keringat dingin. Ada suatu rasa sakit yang sedang ditahan oleh Kyuhyun jika mereka tahu.

 

Setelah tiba di rumah sakit dengan segera Leeteuk dan Yesung membopong Kyuhyun dan membaringkannya di tempat tidur rumah sakit. Seorang uisa langsung menghampiri mereka untuk melihat pasien yang dibawa oleh Leeteuk dan Yesung. Betapa terkejutnya uisa tersebut melihat Kyuhyun yang kini terbaring lemah dihadapannya. Sesegera saja uisa tersebut memeriksa keadaan Kyuhyun secara detail.

 

Rupanya perkiraan sang uisa sangat benar. Keadaan Kyuhyun sekarang jauh lebih parah dari keadaannya yang kemarin. Uisa tersebut segera meminta ganhonsa untuk segera menyiapkan ruangan ICU. Terlihat raut panik tercetak di wajah uisa tersebut. Sementara itu Leeteuk dan Yesung hanya bisa mengikuti hal yang terjadi ini. Sangat begitu ngeri saat melihat sebuah selang cukup besar dimasukkan ke dalam dada sang magnae.

 

Chest tube tersebut terpasang dengan rapih dan beberapa alat medis lainnya juga terpasang secara memadai menghiasi tubuh namja ringkih tersebut. Setelah selesai menyelesaikan tugasnya, sang uisa kemudian keluar dari ruangan ICU. Dan sebuah tatapan menyelidik langsung diterimanya dari dua tetua Super Junior tersebut.

"Sebenarnya ada apa dengan dongsaeng kami?" Tanya Yesung.

 

Uisa bernama Kimbum tersebut menunduk lebih dulu sebelum berbicara. "Kyuhyun mengalami stress yang cukup berat."

 

"Jinjja? Tapi kenapa harus sampai masuk ruang ICU?" Leeteuk agak curiga.

 

Kimbum menggedikkan bahunya. "Dia terlalu lelah, harusnya kalian tahu paru-parunya kan tidak bisa berfungsi seperti dulu."

 

"Kami tahu. Aku rasa kau punya alasan lain. Kenapa juga kami tidak boleh melihat bagaimana keadaan Kyuhyun?" Kecurigaan Leeteuk semakin menjadi.

 

"Dalam proses penanganan kami berusaha untuk tidak terganggu." Jawab Kimbum bohong.

 

Leeteuk mengernyit curiga. "Karena penanganan selesai, biarkan kami masuk melihat keadaannya."

 

"Tidak bisa! Pasien harus mendapat istirahat total." Tolak Kimbum uisa.

 

"Apakah kau merahasiakan sesuatu dari kami?" Leeteuk menatap tajam Kimbum.

 

Yesung memegang pundak Leeteuk. "Hyung...aku rasa Kimbum benar. Saat ini Kyuhyun benar-benar membutuhkan istirahat."

 

"Baiklah. Jika Kyuhyun sudah sadar tolong hubungi kami." Leeteuk hanya bisa menurut.

 

Kimbum mengangguk pasti. "Itu sudah menjadi kewajiban kami hyung."

 

Setelah dirasakan jika Leeteuk dan Yesung sudah meninggalkan rumah sakit, Kimbum kembali memasukki ruangan ICU tersebut. Ditatapnya sendu namja yang sudah dianggap sebagai dongsaeng kandungnya itu. Kimbum sudah sangat bosan untuk selalu memberikan 'perhiasan' tambahan pada tubuh ringkih tersebut. Ingin sekali dia benar-benar menjadi seorang uisa yang bisa menemukan bagaimana caranya menyembuhkan sakit yang diderita sang dongsaeng.

 

Memantau seberapa banyak darah yang dikeluarkan Kyuhyun dari melalui chest tube tersebut, takut-takut jika harus dilanjutkan dengan tindakkan thoraxkotomi. Dibelainya rambut Kyuhyun dengan sayang oleh Kimbum. Dikecupnya kemudian kening sang dongsaeng dengan lembut lalu beralih mengenggam tangan yang semakin hari terlihat semakin kurus itu.

"Apakah kau begini karena kabar dari appa-mu Kyu?" Kimbum bermonolog sendiri di dalam sana.

 

"..." Kyuhyun masih berusaha menahan sakit yang dideritanya.

 

Kimbum tersenyum. "Tapi kau tahu bukan, appa-mu tidak akan berbuat seperti itu."

 

"..." Kyuhyun masih tidak sadarkan diri.

 

Dikecupnya tangan Kyuhyun. "Kau anak yang tidak mudah menyerah bukan? Hyung yakin sebentar lagi kau akan mencari jalan keluar untuk masalah appa-mu."

 

"..." Tak ada respon.

 

"Apalagi harapanmu yang terakhir juga belum terpenuhi." Kimbum tersenyum getir jika mengingat sosok yang sangat ingin ditemui Kyuhyun.

 

"..." Bahkam nafas Kyuhyun sangat terdengar lemah.

 

"Jadi kau tidak akan menyerah sekarang bukan?" Setetes air mata jatuh di tangan pucat milik Kyuhyun.

 

"..." Kyuhyun tersenyum dalam tidurnya.

 

Dorm Super Junior, 09.00 PM KST

 

Super Junior sudah menyelesaikan jadwalnya hari ini, meski setengah jadwal minus sang magnae yang masih terbaring sakit. Wajah semua member entah mengapa terlihat begitu murung setelah menyelesaikan semua jadwal. Ketiadaan Kyuhyun benar-benar membuat suasana disana menjadi murung. Seakan-akan mereka dalam keadaan kalut yang luar biasa.

 

Tapi apa mau dikata mengingat dulu mereka juga pernah akan kehilangan sang magnae. Kini mereka tidak ingin kehilangan Kyuhyun lagi secara nyata. Meski nakal, jahil, dan apapun itu tapi semua hyungdeul tetap menyayangi dongsaeng kecilnya tersebut. Kyuhyun adalah harta berharga bagi member Super Junior.

 

"Aku...aku tidak mau kehilangan Kyuhyun." Ryeowook membuka suaranya.

 

Heechul tidak terima. "Apa maksudmu Wookie? Bocah itu tidak akan berani untuk meninggalkan kita."

 

"Ini bulan April? Bulan yang penuh penderitaan bagi Kyuhyun pada tahun 2007." Ucapan Donghae semakin memperburuk keadaan.

 

"Tidak mungkin kan bulan kelam tersebut akan menghampiri dongsaeng kecil kita?" Pertanyaan retoris diucapkan dari Shindong.

 

"Kyuhyun anak yang kuat. Sangat tidak sopan jika dia meninggalkan kita lebih dahulu." Sungmin mengeluarkan suaranya.

 

"Tapi Sungmin hyung, kau tidak tahu bagaimana rasanya akan ditinggalkan oleh sang magnae saat itu/" Eunhyuk teringat kecelakaan 2007 tersebut.

 

"Apa sih yang kalian bicarakan? Magnae kita hanya kelelahan. Benar kan Yesung hyung?" Tanya Kangin.

 

"Ne. Kita hanya perlu menjaganya lebih baik lagi." Jawab Yesung sambil tersenyum.

 

"Tapi aku merasa Kyuhyun...Kyuhyun semakin jauh hyung." Ryeowook menundukk takut.

 

Heechul menatap Ryeowook dengan tajam. "Apa kau ingin dia benar-benar pergi hah?!"

 

Ryeowook kaget dengan bentakkan Heechul. "Aku... hiks... aku tidak..."

 

Leeteuk menggelengkan kepalanya melihat Heechul. "Tidurlah Chullie-ah kau sepertinya butuh istirahat. Yang lain juga tidurlah."

 

"Bagaimana denganmu hyung?" Tanya Donghae.

 

"Aku akan menyusul setelah memastikan kalian semua tidur." Jawab Leeteuk.

 

"Jika kau mempunyai beban, kau bisa berbagi denganku leadernim." Bisik Yesung sebelum melangkahkan kakinya pergi.

 

Leeteuk tersenyum. "Arrasseo."

 

.

 

.

 

.

Di sebuah apartemen seorang namja berkulit putih susu sedang membaca beberapa artikel. Namja ini sangat kaget melihat artikel yang memuat suatu berita. Tak ingin termakan gosip namja tersebut berusaha mencari tahu bagaimana kebenaran pastinya. Bagi namja ini orang yang sangat dikenalnya tersebut tak akan mungkin melakukan hal tersebut. Ditambah lagi anak dari orang itu benar-benar tak akan tega untuk menyakiti siapapun.

 

Hasil yang ditemukannya sama sekali nihil. Semua artikel tetap memuat berita tersebut. Kebenaran yang ditemukan malah membuat berita itu semakin terasa benar bukan sekedar rumor. Tak ingin mendapat kepastian yang tak pasti, namja ini memutuskan untuk menghubungi orang yang telah diberitakan di dalam artikel tadi. Menunggu beberapa lama, akhirnya seseorang di seberang sana mulai menjawab panggilannya.

 

'Yobeseyo' Sapa orang di seberang sana.

 

"Ahjussi..." Namja ini mengeluarkan suaranya.

 

Orang tersebut tidak asing mendengar suaranya. 'Kau...'

 

"Aku tidak ingin berlama-lama. Apakah kau benar pelaku sebenarnya?" Tanya namja tersebut.

 

'Berita yang dimuat di artikel?' Tanya balik orang tersebut.

 

Namja itu menjawab singkat. "Ne."

 

'Bohong. Semua yang dimuat bohong. Aku terlilit hutang demi membangun sekolah disana. Karena bagiku pendidikan disana benar-benar mengkhawatirkan. Dengan segera aku akan mencari jalan keluarnya lalu mengklarifikasi semua ini.' Jelas orang tersebut.

 

"Aku hanya tidak ingin dongsaeng-ku menjadi korban karena itu." Ucap namja tersebut.

 

Setelah mengatakan hal tersebut, namja tadi segera memutuskan panggilannya. Namja ini tidak ingin melihat sang dongsaeng kecil tersakiti. Tak ada yang lebih menyakitkan bagi namja ini ketika harus melihat dongsaeng terkecilnya menderita begitu banyak. Bukan kemauan bagi namja ini jika dia tak ingin kembali dan menemui dongsaeng kecilnya. Tapi hanya saja namja ini bersikeras tidak mau percaya dengan kenyataan yang diterimanya.

09 April 2015

 

Seorang namja paruh baya sedang menunggu untuk melakukan negosiasi dengan seseorang di sebuah kantor. Lama menunggu, direktur perusahaan tersebut akhirnya keluar dan memberikan senyuman lebar untuk meyambutnya. Namja paruh baya ini mengernyitkan keningnya saat tidak ada amarah yang terpancar dari sang direktur yang dia malah memberikan senyumannya.

 

Secara sopan sang direktur mempersilahkan namja paruh baya itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Setelah dipersilahkan duduk, namja paruh baya itu hanya bisa mengangguk dan mengikuti semua arahan dari sang direktur. Akhirnya pembicaraan dimulai.

 

"Aku ingin memberikan jaminan rumah ini untuk meminta tenggang waktu." Namja paruh baya itu memberikan sertifikat rumah.

 

Sang direktur tersenyum. "Tidak perlu. Putramu sendiri sudah bersedia menjadi jaminannya."

 

"Mworago? Kyuhyun?" Tanya namja paruh baya tidak percaya.

 

Kembali sebuah senyum terpatri di wajah sang direktur. "Kau tahu dia benar-benar anak yang berbakti."

 

"Kapan dia membuat janjinya?" Tanya kembali sang namja paruh baya.

 

"Tadi pagi dia meneleponku dan berkata dengan sangat baik. Jadi saat ini kalian hanya perlu menyiapkan pelunasan saja." Jelas sang direktur.

 

Tuan Cho hanya bisa melamun tidak percaya dengan yang terjadi.

Hospital

 

Kyuhyun tersenyum melihat kehadiran seseorang yang sangat dikenalnya. Secara perlahan-lahan orang tersebut mendekati ranjang Kyuhyun. Masih dengan selang yang menempel di dadanya Kyuhyun memberikan senyum lima jarinya pada orang yang sangat disayanginya tersebut. Setelah jarak dengan Kyuhyun dekat, orang itu dengan seenaknya memberikan 'usapan' pada kepala Kyuhyun.

 

"Apa yang kau lakukan anak nakal?" Selidik orang itu yang bisa dipastikan adalah ayah Kyuhyun.

 

"Aish appa kau kejam." Kyuhyun ngambek.

 

"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?" Tuan Cho menatap Kyuhyun.

 

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya. "Apa? Aku kan hanya membantu appa."

 

"Tapi..." Ucapan Tuan Cho terpotong.

 

Kyuhyun menggeleng. "Sudahlah appa. Aku percaya pada appa. Appa tidak akan melakukan hal seperti itu."

 

"Kyu..." Tuan Cho menatap sendu Kyuhyun.

 

Tiba-tiba Kyuhyun memeluk ayahnya. "Peluk aku appa...peluk aku."

 

"Appa akan memelukmu sebanyak yang kau mau sayang." Tuan Cho membalas pelukkan Kyuhyun.

 

Menatap polos sang ayah yang sedang berusaha menahan air matanya yang mengalir. Tuan Cho tahu dan sangat tahu bahwa sang anak kini sedang berusaha menahan sakit yang sedang menyerangnya. Hal itu terbukti dari bagaimana kini Kyuhyun semakin mempererat pelukkannya pada Tuan Cho. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan oleh Tuan Cho selain memeluknya berharap agar rasa sakit yang diderita sang anak perlahan-lahan bisa hilang.

 

Dan di balik pintu itu seseorang sedari tadi menatap tulus dengan semua hal yang tengah dilakukan dan dibicarakan oleh ayah dan anak tersebut. Tersenyum menyaksikan semua hal yang terjadi di dalam sana.

 

"Tuhan aku tahu alasanmu mengapa kau ingin cepat mengambilnya, itu karena dia terlalu baik."

 

Kyuhyun yang merasakan dadanya semakin sesak hanya bisa terus memeluk sang ayah. Setidaknya dekapan hangat dari sang ayah bisa sedikit meredakan rasa sakitnya. Bau ayahnya tetap sama seperti dulu, tidak pernah berubah. Kyuhyun kemudian mengingat ada seorang hyung-nya yang mempunyai bau yang sangat mirip dengan ayahnya kini. Perlahan air mata Kyuhyun menetes.

 

"Kibum hyung... bisakah aku menemuimu?"

Hide Story

 

Seorang namja kini sedang terbaring lemah di atas kasur tempat tidurnya. Namja remaja ini tadi pingsan karena terlalu lelah. Setelah beberapa menit akhirnya namja remaja ini membuka kedua matanya yang terasa berat. Semua hyungdeulnya sedang menatapnya dengan berbagai pandangan yang menandakan kekhawatiran. Wajar saja namja remaja ini baru saja mengalami kecelakaan yang mengerikan beberapa waktu.

 

"Gwenchana?" Tanya seorang namja berwajah malaikat.

 

Namja remaja itu mengangguk. "Ne gwenchana."

 

"Lain kali jangan memaksakan diri." Ucap seorang hyung berwajah cantik.

 

"Jangan keras kepala magnae." Omel namja berparas militer.

 

"Biarlah hyung yang akan menggantikan partmu nanti." Ucap seorang namja berwajah chinese.

 

"Mian hyungdeul...aku membuat kalian khawatir." Namja remaja itu menunduk sedih.

 

Hyung bergigi kelinci mengusak rambutnya. "Kalau begitu kau harus minum obatmu."

 

"Aku akan menjaga dongsaengku." Seorang namja berkulit putih susu menatap yang lain.

 

"Jagalah dia baik-baik, arrasseo?" Nasihat namja bersuara merdu.

 

Namja remaja itu menatap antusias sang hyung yang sedari tadi hanya sibuk membaca sebuah buku tebal. Namja remaja ini sangat senang bisa ditemani oleh hyungnya yang satu ini. Apalagi namja remaja ini selalu merasa jauh dengan hyung yang berjarak umur tidak jauh dengannya tersebut. 'Sempurna' Hal itulah yang selalu terlintas dalam pikiran namja remaja ini jika sudah menatap sang hyung.

 

Hyung dinginnya itu tersenyum menyadari bahwa sedari tadi dirinya menjadi objek perhatian dari sang dongsaeng kecil. Dia menepuk pahanya mengisyaratkan pada sang dongsaeng untuk tidur diatas pangkuannya. Dengan senang hati namja remaja itu langsung tidur diatas paha sang hyung. Ditambah lagi hyung esnya itu kini mengusap rambutnya dengan sayang.

 

"Baumu sama seperti appa." Puji sang namja remaja.

 

"Jinjja?" Tanya hyung esnya.

 

Namja remaja mengangguk pasti. "Ne bahkan persis. Aku suka."

 

"Jika kau suka. Tidurlah dengan nyenyak sekarang." Titah namja es tersebut.

 

"Apa aku bisa tidur disini terus?" Tanya kembali sang namja remaja.

 

"Aku bahkan akan memelukmu sebanyak yang kau mau." Namja es itu mengeluarkan senyumannya.

 

"Gomawo hyung." Sahut namja remaja.

 

"Asalkan kau tidak membohongiku." Tutup sang namja es sebelum memejamkan matanya.

 

Mendengar kalimat terakhir sang namja es membuat namja remaja tadi kembali membuka kedua matanya yang telah terpejam. Kalimat sang namja es sangat menohok hatinya. Di sisi lain namja remaja ini sangat ingin jujur tapi di sisi lain dia tidak bisa dan takut hanya akan membuat semua orang sedih.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Mianhae Kibum hyung.

Kyuhyun yang sudah merasa lelah segera memejamkan kedua matanya. Melihat sang anak yang tertidur, Tuan Cho membaringkan Kyuhyun ke tempat tidurnya dengan berhati-hati. Setelahnya Tuan Cho memilih untuk beranjak pergi dan meninggalkan Kyuhyun. Takut-takut kehadirannya malah menganggu istirahat Kyuhyun.

 

Sepeninggal Tuan Cho rupanya kini seorang namja sudah berdiri dihadapan Kyuhyun yang sedang terbaring. Respon yang diberikan namja itu hanyalah sebuah diam membatu. Namja ini tidak mau percaya bahwa yang terbaring dihadapannya ini adalah sang dongsaeng, yang bisa dipastikan sebentar lagi akan pergi meninggalkannya.

 

Tak ingin berlama-lama merasakan kesedihan akan kehilangan namja tersebut memilih untuk meninggalkan ruangan Kyuhyun. Namun sayang namja tersebut menjatuhkan handphone-nya yang membuat sedikit suara ribut. Benar saja Kyuhyun berhasil terbangun karenanya. Mencoba membenarkan sedikit pandangannya, Kyuhyun menatap sebuah punggung seorang namja yang ada dihadapannya kini.

 

"Nuguya?" Tanya Kyuhyun.

 

Namja itu berdiri setelah mengambil kembali handphone-nya. Secara perlahan-lahan dia mulai melangkahkan kakinya dan.

 

"Kyuhyun-ah!"

 

To Be Continue...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet