Thank's God Chapter 1

Thank's God

Title : Thank's God

 

Cast : Kibum, Kyuhyun, Other member SJ, etc.

 

Lenght : Chaptered

 

Gendre : Brothership, Sad, Friendship, Hurt/Comfort, etc.

 

Summary : Siapa yang menyangka bahwa pribadi yang sebernanya berbeda jauh dari apa yang orang katakan. Menyayangi semua tanpa terkecuali. / "Aku merindukan hyung-ku yang dingin itu..."/

 

Sebenarnya aku membuat FF ini karena teringat akan kejadian kecelakaannya Kyuhyun waktu tahun 2007. Spesial sih disitu Kibum selalu ada bersama Kyuhyun, sebelum akhirnya Kibum memutuskan untuk 'vakum' dari SJ. Dimana disana aku rasa Kyuhyun begitu sedih dan merasa kehilangan sekali.

 

WARNING : TYPO, GAJE dan bahasa sulit di mengerti

 

Gomawo yang udah review dan membuat author semangat untuk melanjutkan FF ini^^

 

Nae minta reviewnya dari para reader semua ya. Tanpa review FF ini seakan tidak bernyawa. 

2015, 04 April

 

Hari ini di dorm Super Junior kebetulan semua member sedang berkumpul. Karena dipastikan mereka bisa bergembira karena hari ini adalah jatah libur mereka. Terlihat disana Eunhyuk dan Donghae yang sedang bermain-main, Heechul yang sedang bermain dengan Heebumnya, Shindong yang mengemil, Ryeowook dan Yesung yang sedang latihan vokal, Kangin dan Leeteuk yang sedang membaca buku ditemani Siwon, serta Sungmin yang sedang menelepon sang istri mungkin.

 

Tapi tunggu dulu sepertinya disana ada seseorang yang kurang. Oh benar magnae evil Super Junior itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya. Rupanya magnae itu sedang berdiri di balkon sembari merasakan hembusan angin yang menerpanya. Suatu rasa syukur terselip dan selalu tersebut di dalam hatinya, karena Tuhan telah mengizinkannya untuk merasakan ini lagi setidaknya sedikit lebih lama.

 

Magnae itu tersenyum sendu, tapi ada pelajaran hidup yang harus dia taati bahwa hidup itu tidak mengeluh. Seekor burung melintas dan terjatuh dihadapannya, oh tidak sayap burung ini terluka diraihnya burung tersebut dan magnae ini mengobati luka si burung. Burung tersebut berkicau sangat riang seakan ingin mengatakan pada orang yang telah menolongnya terima kasih. Magnae itu tersenyum, senyum indah dan sangat tulus.

 

"Ya! Kyuhyunnie masuk ke dalam kau bisa masuk angin." Sebuah teriakan cempreng dari Ryeowook mengintrupsi senyuman Cho Kyuhyun.

 

Kyuhyun kembali tersenyum sebelum menjawab. "Ne Wookie aku masuk."

 

Oh ternyata waktu sudah siang rupanya, para member Super Junior sudah mengeluhkan perut mereka yang mulai lapar. Leeteuk hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dongsaendeul -nya berlaku masih seperti anak kecil. Lihat saja mereka merengek meminta diberi makan kepadanya, layaknya anak meminta pada ibunya.

 

"Teukie hyung perutku lapar." Keluh si rakus Eunhyuk

 

"Aku juga hyung." Si gempal Shindong juga mengeluarkan suaranya

 

"Kalian ini benar-benar duo rakus." Heechul yang sedang mengelusi Heebum mengomentari mereka berdua

 

Eunhyuk mencibir. "Kau juga lapar kan hyung."

 

"Iya juga sih." Jawab Heecul

 

"Bagaimana kita pesan fast food saja? Soalnya Ryeowookie masih flu." Si bunny Ming memberikan intrupsinya

 

"Itu ide yang baik, jadi kalian mau pesan apa.?" Tanya Leeteuk

 

"Jajangmyeon!" Jawab semua member kompak

 

"Baiklah sebentar lagi jajangmyeon akan tiba." Ucap Leeteuk riang

12.30 PM KST

 

Seorang namja tengah menyantap makan siang seorang diri di apartemennya. Saat itu sebuah lintasan masa muncul di kepalanya, dimana seharusnya dia kini sedang berkumpul dengan saudara-saudaranya. Tapi demi impian, dia harus rela untuk meninggalkan mereka semua. Namja ini bilang hanya sebentar dia akan meninggalkan mereka tapi pada kenyataan dia meninggalkan mereka sangat lama.

 

Merasa kenyang dengan makan siangnya, namja ini meneguk habis segelas air putih yang ada di depannya. Mengenakan jasnya, namja ini beranjak pergi meninggalkan apartemennya. Kadang namja ini bingung bukankah jarak di antara namja ini dan mereka begitu dekat? Tapi mengapa tak pernah ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan mereka yang begitu berharga baginya?

 

Namja ini mengendarai mobil sport putihnya untuk menuju ke suatu tempat. Beberapa menit kemudian namja ini tiba ditujuannya. Bila diperhatikan sepertinya ini adalah tempat untuk keperluan syuting. Seorang namja paruh baya segera menghampiri namja ini yang masih berdiri dengan diam.

 

"Kibum-ssi. Aku senang akhirnya kau mau untuk menjadi peran ini." Ucap namja paruh baya itu yang bernametagekan Ilhoon.

 

"Nde, tiba-tiba aku berubah pikiran dan tertarik dengan peran yang anda tawarkan padaku." Jawab namja ini atau yang kita kenal sebagai Kim Kibum

 

"Baiklah...baiklah, pakaian syutingmu ada di gedung 2 ok. Bersiaplah ini akan menjadi debut film action pertamamu." Jelas Ilhoon.

 

"Ne arrasseo."

 

Setelah itu Kibum menuju gedung yang telah diberitahukan oleh sutradara tadi. Ya ini film aksinya yang pertama, setelah sekian lama di drama akhirnya Kibum mendapatkan peran utama di film aksi juga. Kibum memandangi dirinya di depan cermin, dirinya menyadari bahwa dirinya yang sekarang kini sudah berubah. Bukan lagi Kibum yang selalu demam panggung dan takut menghadapi keramaian.

 

Dia ingat siapa seorang itu. Orang yang telah membuatnya yakin akan impiannya. Orang yang dengan seenaknya memarahinya padahal Kibum lebih tua dari pada orang itu. Orang yang membuatnya berani menghadapi semua. Sudah sekian lama tapi baru kini Kibum dapat mengingatnya, bukankah bulan ini bulan April juga?

 

"Dongsaeng-ku satu-satunya di bulan ini dulu aku akan kehilanganmu, tapi aku berharap bahwa untuk tahun ini di bulan sekarang kau akan terus bersamaku."

 

Setidaknya itulah gumaman sekaligus do'a yang secara tidak langsung Kibum panjatkan.

 

Super Junior Dorm

 

Para member yang telah makan tadi terlihat begitu senang karena perut mereka kini sudah terisi. Hampir semua member sudah menghabiskan makannya. Ya hampir karena Kyuhyun masih memakan jajangmyeonnya dengan tenang. Mungkinkah Kyuhyun sakit? Rasa khawatir itu langsung terlintas dalam pikiran Leeteuk. Dihampirinya Kyuhyun yang masih menikmati makan siangnya.

 

"Kyunnie gwenchana?" Tanya Leeteuk sedikit khawatir

 

Kyuhyun mengarahkan pandangannya pada Leeteuk. "Gwenchana, waeyo hyung?"

 

"Hyung perhatikan makanmu dari tadi hanya sedikit sekali, sementara kami sudah selesai sedari tadi." Leeteuk menjelaskan kekhawatirannya.

 

"Jadi hyung mengira bahwa aku sakit, begitu?" Tanya balik Kyuhyun

 

"Ne." Leteeuk sedikit menggaruk tengkuknya

 

Kyuhyun menarik nafasnya sejenak dan menghembuskan secara pelan. "Aku hanya ingin menikmatinya secara khidmat hyung..." Sedikit jeda dia berikan, kemudian melanjutkannya lagi. "Di setiap helaan suapan yang aku masukkan ke dalam mulutku aku bersyukur, karena menyadari aku masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati hidangan ini. Bersyukur karena masih bisa mengecap dan merasakan rasa dari makanan ini, bersyukur saat aku makan aku masih bisa bernafas, dan bersyukur masih bisa bersama kalian. Banyak hal yang sangat aku syukuri dan tak bisa ku sebutkan satu persatu, jadi bukankah aku benar-benar harus menikmati makanan ini, tanpa terburu-buru?"

 

Entahlah kali ini Leeteuk merasa senyum Kyuhyun begitu tulus dan sangat berbeda. Leeteuk mengelus rambut Kyuhyun secara sayang. "Kau memang hebat Kyu."

 

Tanpa mereka sadari seseorang ternyata memperhatikan percakapan tersebut. Lee Sungmin menyaksikannya dengan senyum yang merekah di bibirnya. Siapa yang menyangka bahwa pribadi yang sebernanya berbeda jauh dari apa yang orang katakan. Menyayangi semua tanpa terkecuali. Begitulah pendeskripsian seorang Cho Kyuhyun bagi Lee Sungmin. Betapa dirinya mengangumi sosok Kyuhyun.

 

Malam ini member Super Junior sedang bermalas-malasan sembari menonton televisi. Ekspresi yang tadinya biasa-biasa saja tiba-tiba berubah saat seorang namja kini dengan senyum dinginnya muncul di layar kaca. Semua member langsung memandang serius tayangan itu.

 

Leeteuk,Ryeowook, Eunhyuk, dan Donghae mata mereka kini sudah mulai terlihat berkaca-kaca. Shindong, Siwon, Yesung, Heechil, dan Kangin hanya bisa diam seperti patung seolah terhipnotis oleh namja tersebut. Munculah sebuah ingatan di benak mereka masing-masing tentang kenangan mereka bersama namja itu dulu. Namja yang berjanji akan kembali, namun tak tahu pasti kapan dia akan datang.

 

Berbeda dengan yang lainnya yang tidak dapat mengatakan dan mengekspresikan kerinduan mereka pada sosok itu, Kyuhyun malah menggumamkannya dengan jelas.

 

"Aku merindukan hyung-ku yang dingin itu..."

 

Gumaman itu berhasil di dengar oleh para hyungdeukl-nya dan membuat Kyuhyun mendapat berbagai macam pandangan. Tapi Kyuhyun hanya membalas dengan senyuman ceria kepada mereka. Dan hal itu malah membuat hyungdeul-nya menjadi lebih tenang setelah melihat senyum Kyuhyun. Anak itu selalu bisa menghibur hyungdeul -nya dengan baik.

 

'Kibum hyung, bisakah aku melihatmu dan lebih lama bersamamu sebelum pergi? Tuhan bisakah kau izinkan aku untuk itu?'

 

Seseorang mengeluarkan suara hatinya dengan begitu pedih. Memohon kesempatan baru kepada Maha Pencipta, dan berharap Tuhan akan mewujudkan harapannya tersebut. Bukankah Tuhan Maha Penyayang? Dia pasti akan memberinya kesempatan. Tapi terkadang juga Tuhan memiliki kehendak laim, iya kan?

Hide Story

 

Seorang namja paruh baya sedang duduk di depan seorang uisa, yang kini uisa tersebut sedang membaca hasil pemeriksaan seseorang secara baik-baik. Uisa tersebut menghela nafas kemudian berkata kepada namja paruh baya tersebut.

 

"Putra anda tak selamanya bisa bertahan." Jelas uisa itu

 

"Begitukah, mengapa?" Sang namja paruh baya bertanya kepada uisa tersebut

 

"Putra anda bisa terbangun dari tidurnya, tapi kondisinya sangat lemah." Uisa itu menggeleng lemah.

 

"Putraku sangat beruntung diberi kesempatan kedua oleh Tuhan, setidaknya Tuhan memberikan kesempatan hidup untuk putraku sedikit lebih lama." Namja paruh baya itu mengucapkan kalimat yang malah tak bisa di mengerti oleh sang uisa.

 

Sebuah kamar rumah sakit terbuka dan menampakkan seorang namja remaja sedang duduk di ranjangnya dan memberikan senyum terbaiknya kepada namja paruh baya yang tadi membukakan pintu. Namja remaja itu menatap sang namja paruh baya, karena namja paruh baya itu memberikan tatapan seriusnya padanya.

 

"Wae?" Tanya namja remaja itu

 

"Berita buruk." Jawab singkat namja paruh baya

 

"Tapi setidaknya aku tidak akan menjadikan berita itu lebih buruk lagi bagiku." Senyum tulus terkembang di bibir namja remaja tersebut.

 

Berapa lama kesempatan yang akan Tuhan berikan kepadanya? Namja remaja itu tidak peduli, setidaknya dia sangat berterima kasih karena Tuhan masih memberikan kesempatan kedua untuknya dan akan menjalani kesempatan ini dengan sebaik mungkin.

 

To Be Continue...

 

Kritik dan sarannya^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet