Chapter 9

Whats wrong?

........

*9 BULAN KEMUDIAN*

Minjun akhirnya sudh lulus kuliah, dan tentu saja dia tak lg tingga d dorm, dan selama waktu itu jg hubungannya dan Taec gerus berlanjut secara diam2, merajut cinta terlarang tanpa ada yg mengetahui, dan meski sudah lulus, Minjun harus menjalani masa abdinya sbg calon dokter muda.

Dan skrng Minjun tinggal d apartemen Taecyeon, meski Taec masih harus tinggal d dorm, tp anak itu bisa dengan sesuka hatinya keluar dri dorm kapanpun jg, karena skrng dia jg sudh naik ditingkat 2, dan itu berarti dia tdk akan terlalu d siksa olh para senior2nya seperti dia d tingakat 1 dlu.

"Hati2 dinasnya sayang, jgn lupa kabari aku kalau sudh pulang, aku akan menjempumu nanti... " Taec mencium kening Minjun, saat ini Taec sedang mengantarkan Minjun dinas d sebuah RS dimana dia akan menjalani masa abdinya sebelum resmi menjadi dokter.

"Bukankah hari ini kau kuliah sampai sore chagi? Ini hari senin kan?.. "

Sedetik kemudian Taecyeon menepuk jidatnya pelan "Arrghh!! Aku lupa, bahkan hari ini jg kami ada latihan d lab..." Wajah Taec terlihat memberengut kesal, mengingat dia sangat membenci pelajaran praktikum, Taec magasiswa yg cerdas, maka yg dia inginkan adalah merawat pasien secara langsung, bukannya praktek pd phantom

"Sudahlah, aku tdk apa2, aku bisa pulang sendiri nantinya... " Minjun membelai wajah Taec dgn sayang. 

"Hemmhh, baiklah..."

"Yasudh, aku pergi ya... " Minjun bergerak untk turun dari mobil Taec, tp gerakannya terhenti saat Taec menahan tangannya "Wae Chagi??.. "

"Dinas yg baik ya, ingat... Kau sudh ada yg punya, jd jaga pandanganmu dgn org lain didalam sana... "

Minjun terkekeh geli mendengar penuturan Taec, ya, bisa dikatakan Ok Taecyeon adalah seorg kekasih yg over protective, jgn kan dgn org lain, dgn Junho pun dia masih sering bertengkar memperebutkan Minjun, meski Junho sudh lebih banyak mengalah, dia jg tau kalau Minjun skrng tinggal d apartemen Taec, sesekali mreka sering berkunjung kesana, tp apartemen itu malah jd seperti arena tinju bagi Taec dan Junho. 

"Kau slalu mengingatkan hal itu, memangnya aku anak TK... " 

Taec memberengutkan wajahnya, dia sedikit tdk suka dgn jawaban Minjun. 

"Heii adik kecil, bukankah kau sudh tingkat 2, memangnya masih pantas ngambek seperti ini eum?.. "

"Jgn panggil aku adik kecil,bahkan tubuhmu jauh lebih kecil dri ku... "

"Tp tetap saja usiamu lebih muda dariku... " Menggoda Taec yg sedang merajuk seperti ini adalah hal yg paling disukai Minjun. 

"Terserah kau sajalah... "

"Hahahahahaha, arra... Jgn khawatirkan hal yg tak penting, kau jg harus menjaga tatapanmu dri junior2 tingkat 1 yg cantik2 dikampus, mengerti?.. "

Seutas senyum taec kembali mengembang, "Bahkan kau lebih cantik dri mreka sayang.. "

"Yakkhhh Mr. Ok, aku tampan bukan cantik..." Minjun memukul pundak Taec dgn keras. 

"Hahahahaha, bahkan kau bertambah cantik saat kau marah... " Minjun ingin segera protes, tp sayang dia kalah cepat karena bibirnya sudh d bungkam paksa dgn ciuman Taec. Dia mendorong dada namja itu dgn kuat hingga akhirnya Taec melepaskan pagutan mreka, "Slamat dinas sayang, aku mencintaimu... "

"Aiishh,aku membencimu.. " Minjun mengusap bibirnya dgn cepat dan berlari keluar dri mobil, Dan Taec terkekeh melihat namja itu berjalan sambil memberengut kan wajahnya kesal. 

.............

Kuliah di hari senin benar2 menguras tenaga para mahasiswa, pelajaran yg d mulai dari pagi akhirnya baru selesai jam 5 sore ini, dan sialnya lg handphone Taec lowbat dari td siang, dan dia tdk membawa power bank ataupun charger, alhasil dia tdk tau jika seandainya Minjun atau org lain menghubunginya.

Selesai kuliah, Taec langsung memacu mobil menuju apartemennya, dia melangkah dgn lelah, tp beberapa langkah memasuki apartemen dia sedikit heran knp suasana disana masih sepi? Bukankah seharusnya Minjun sudh pulang? Dinas pagi biasanya hanya sampai jam 3 saja. 

Taec masuk ke kamar, dan benar dia belum melihat Minjun disana, dia panik, namun tubuh lelahnya memaksanya untk berbaring di tempat tidur, melupakan perutnya yg dari td berteriak minta diisi. 

...........

Malam harinya, Minjun masuk perlahan ke apartemen, hari ini dia lembur, yg seharusnya dia hanya dinas pagi, terpaksa harus dinas lembur menggantikan temannya yg shift sore karena temannya tsb kecelakaan saat menuju rumah sakit, dan tentu saja Minjun tak mungkin bisa menolak, dan dari sore dia sudh berusaha menghubungi Taec, tp handphone namja itu tdk aktif.

Saat masuk ke kamar, dia melihat Taec terbaring d atas kasur dgn masih menggunakan seragam kuliahnya, dan Minjun tau pasti kalau Taec langsung tertidur saat pulang td. Minjun ingin membangunkan Taec, tp mengingat tubuhnya yg jg terasa remuk karena dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam berkutat dgn pasien2 dirumah sakit, alhasil dia jd ikut berbaring sambil memeluk Taec. 

Beberapa saat kemudian, Taec perlahan memuka matanya, dan dia merasa ada seseorang yg sedang memeluknya, dan dahinya mengerenyit melihat Minjun yg sedang tidur dgn masih menggunakan pakayan dinas. 

"Heiiii... Minjunnie.... " Taec menepuk pipi Minjun pelan

"Eummmhh... " Minjun mengeliat perlahan,  "Oh Taec, kau sudah bangun?.. "

"Kalau aku blum bangun mana mungkin bisa bicara dgn mu..." Taec bangkit dan duduk bersandar d head bed "Kau darimana saja Eoh? Knp malam2 begini baru pulang? Dan knp masih menggunakan baju dinas?.. " Taec memulai lg sikap posesifnya pd Minjun. 

Minjun sedikit terkisap melihat perubahan wajah Taec yg sedikit sinis menatapnya "Aku dinas lembur menggantikan temanku yg kecelakaan hari ini, aku sudh berapa kali mengirim pesan pd mu, tp semuanya gagal, aku jg sudh menelponmu, tp handphone mu tdk aktif?..."

Taec mulai teringat bahwa dri siang handphonenya memang lowbat. 

"Jangan marah, maafkan aku..." Minjun menundukkan wajahnya karena merasa bersalah.

"Heemmhh tidak2 apa, aku tdk marah, memang dri siang handphone ku lowbat, seharusnya aku yg minta maaf..." Taec mengelus kepala Minjun dgn lembut, "Aku lapar Minjunnie... "

"Mwo?? Jd kau belum makan malam?... " Minjun bertanya kaget. 

Taec menganggukkan kepalanya. 

"Aishh knp kau belum makan eoh? Aku saja sudh makan td sepulang dinas... " ujar Minjun lg

"Jd kau sudh makan? Kau tdk memikirkanku?... " kini gantian Taec yg histeris, Minjun kembali terkisap, Taec segera bangkit dri tempat tidurnya, jelas terlihat wajah namja itu sedikit kecewa. Dia berjalan keluar kamar, dan Minjun dgn cepat menyusulnya. 

"Taec.... Tunggu... " dia menahan tangan Taecyeon. 

"Wae?? Aku lapar, aku mau memasak ramyeon, kau sudh kenyangkan? Kau mandi saja..." suara Taec terdengar dingin dan datar, dan Minjun tak suka itu. 

"Anni, biar aku menyiapkan makan malam untk kita, kau saja yg mandi..."

"Apa? Untuk kita? Bukankah kau sudh kenyang?.. " nada bicara terdengar bahwa Taec sedikit menyindirnya.

"A-aku sudah lapar lg, aku akan ikut makan malam bersama mu... " Minjun tertunduk tak berani menatap wajah Taec. 

"Terserahmu saja... " Taec berlalu kembali masuk ke kamar, menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi. 

Minjun melangkah lelah kearah dapur, terbesit rasa bersalah dihatinya, tak seharusnya dia meninggalkan Taecyeon makan dluan seperti tadi. 

.........

Selang beberapa menit kemudian Taec keluar dari kamar mandi, tubuhnya sudh lebih fresh, mood ny jg sudh lebih baik, dia sadar td dia bersikap berlebihan pd Minjun, anggap saja itu semua karena efek dirinya yg lelah. 

Setelah berganti dgn piyama tidur, Taec mengambil handphone nya dri dlm tas untk d charger, dan saat dia meletakkan hp tsb d atas meja nakas, tak sengaja matanya melihat hp Minjun menyala, terlihat ada pesan masuk disana, sudh menjadi kebiasaan mereka untk tdk memiliki rahasia, maka Taec segera mengambil hp Minjun dan membaca pesan tsb. 

Mata Taec seketika membulat membaca isi pesan itu, beberapa kali dia membaca ulang isi pesan tsb, mungkin saja dia salah lihat, mood nya yg td mulai membaik, kini kembali rusak, meski dia baru selesai mandi ntah mengapa tubuhnya kembali memanas, mungkin efek dri darahnya yg mulai mendidih lagi. Taec segera melangkah kedapur dimana Minjun sedang berada. 

"Heeiiiii, kau sudh selesai mandi? Kajja kita makan skrng, masakanku sudh selesai..." Sapa Minjun dgn senyum terbaiknya, tp Taec hanya menatapnya datar tanpa menjawab. 

Minjun kembali terkisap melihat ekspresi Taec, "Kau tak suka makannanya? Maaf, aku hanya sempat menggoreng ayam, aku takut kau akan menunggu terlalu lama kalau aku masak yg lainnya nanti... " Minjun tertunduk di samping meja makan yg sudh tersaji ayam goreng siap santap, Minjun takut, takut Taec akan memarahinya lg karena dia tdk menyiapkan makan malam dgn baik. 

Tapi tanpa diduga, Taec segera duduk dan menyantap makan malam itu, Minjun tersenyum melihatnya, setidaknya Taec tak lg marah pd nya, Minjun ikut duduk d hadapan Taec dan mengambil piring untk nya sendiri. 

"Kau mau apa?... " gerakan tangan Minjun yg akan mengambil nasi tiba2 terhenti. 

"Aku mau makan... "

"Bukankah kau sudh makan td? Tak perlu memaksakan dirimu untk makan lg kalau nyatanya perutmu sudh kenyang... " 

Minjun kembali terdiam, fikirannya yg mengira bahwa Taec sudh memaafkannya ternyata salah, nyali namja itu kembali menciut, tp dia tetap tdk kehilangan akalnya. 

"Itu kan td, skrng aku sudh lapar lg, sungguh... " Minjun memaksakan diri untk memasang senyum dibibirnya, meski itu lebih terlihat senyum ketakutan d mata Taec. 

Minjun mulai menyantap makan malamnya, tapi makanan itu terasa serat melewati kerongkongannya, bukan karena makanan tsb tdk enak, melainkan karena dari td Taec terus menatapnya dgn intens. 

"Wa-wae?.." Minjun yg risih karena terus d perhatikan akhirnya memberanikan diri untk bertanya. 

"Apa makanannya enak?... " Tanya Taec datar. 

"Eum, aku suka ayam goreng... " Minjun berusaha mengabaikan tatapan Taec. 

"Kau jg suka makan malam bersamaku?.. " 

Kening Minjun sedikit mengerut mendengar pertanyaan aneh tsb, tentu saja makan malam bersama Taec adalah hal yg sangat dia sukai, "Tentu saja, makan malam bersama org yg aku cintai adalah hal yg paling menyenangkan... " Minjun berusaha merayu Taec.

"Oh ya? Lebih menyenangkan mana dibanding dgn makan malam bersama FEI DAN KELUARGANYA?... "

#UHUUKKKK!!! Minjun tersedak makanannya sendiri, Fei? Ya, td sepulang dinas Minjun makan malam bersama Fei dan kebetulan ada keluarganya jg, tp seingat Minjun dia belum menceritakan itu pd Taec, tp bagaimana Taec bisa tau? 

"Knp sayang? Knp diam saja? Kau tak bisa menjawab lebih senang makan malam bersamaku atau dgn yeoja yg bernama Fei itu??.. " Taec tersenyum pd Minjun, tp justru terlihat sangat menakutkan d matanya.

Minjun gelagapan, dia melihat dgn pasti kilat kemarahan dimata Taec. "I-itu tadi... "

"Kenapa terbata2 eum? Aku kan hanya bertanya saja, knp kau seperti ketakutan?.. " Demi dunia dan seluruh isinya siapapun pasti akan ketakutan jika melihat ekspresi Taec saat ini, meski dia masih memanggil Minjun dgn sebutan sayang, tp jelas kata2 Taec sangat mengintimidasi. 

"Emmh, ta-tadi, tadi saat pulang dinas dia mengajakku makan malam d cafe tak jauh dri rumah sakit, dan ku fikir itu tak masalah karena cafenya berada dijalan menuju apartemen ini, dan juga aku sudh sangat lapar, jd aku menyetujuinya, lalu... "

"Lalu?.. " Taec menatap wajah Minjun yg kini terlihat memucat d hadapannya. 

"Lalu selanjutnya aku tdk tau kalau d cafe itu sudh ada org tua Fei, dan tdk mungkin jg aku tiba2 pergi karena org tuanya sudh melihatku, dan aku fikir itu tdk msalah karena hanya makan malam biasa saja... " cicit Minjun dgn takut. 

"Tapi itu akan menjadi masalah besar karena Fei menyukaimu, dan kau tau itu sayang... "

DEG!!! Jantung Minjun serasa merosot dari tempatnya skrng, Fei, seorg yeoja cantik rekan sesama dokter yg tugas d rumah sakit yg sama dgn Minjun, dari awal menjalani masa abdi, Minjun memang sudh dekat dgn Fei, dan Minjun jg tau dgn pasti bahwa yeoja itu menyukainya, karena Fei sudh mengakui secara langsung hal itu, Fei adalah yeoja yg baik, maka dri itu Minjun tak sanggup jika harus menyakiti hati yeoja itu dan menolak cintanya, jadilah skrng Minjun menggantung harapan Fei, tak menolak, tak jg menerimanya, karena yg Minjun tau, dihatinya saat ini hanya ada Taec.

Diamnya Minjun semakin menyulut emosi Taec, "Kenapa tak menjawab hah? Kau tau bahwa yeoja itu mencintaimu tp kau tetap bersama dgn nya, atau jgn2 kau menyukainya juga, IYA??... "

Oh tuhan, wajah Minjun memerah seketika saat Taec membentaknya, yg dia tau selama ini Taec selalu memperlakukannya dgn lembut, dan baru skali ini membentaknya dgn keras, Minjun takut, takut Taec akan marah besar padanya. 

"A-aku tau, aku tau dia menyuakiku, ta-tapi aku tdk menyukainya..."

"BOHONG, kalau kau tak menyukainya, lalu knp kau melakukan hal seperti ini hah? Kau pergi dgn nya bahkan ada org tuanya disana dan kau anggap itu hal biasa, IYA? Dan kau tak memberitahuku apapun KIM MINJUN-SSI.. " #BRAKKKKKK!!! Taec menggebrak meja makan dgn keras, membuat Minjun memutup matanya. 

"Ma-maafkan aku, ta-tadi aku sudh mau memberitahumu, tapi belum sempat, maafkan aku Taec, aku sungguh tak ada perasaan apapun padanya, aku hanya menganggapnya teman saja... " 

"Teman kau bilang? Teman seperti apa yg mau bertingkah manis selayaknya seorg kekasih d hadapan org tua temannya??..."

#BRAKKK!!! Mata Minjun kembali terpejam ketakutan saat Taec melempar sesuatu keatas meja, "Baca itu..."

Minjun melihat hp nya yg dilempar Taec barusan, dan tubuh Minjun mendadak membeku saat membaca pesan disana, pesan daei Fei. 

"Terimakasih untk makan malam hari ini oppa, trimakasih jg karena kau sudh mau berakting layaknya kekasih d hadapan org tuaku, kau tau? Org tua ku menyukaimu, dan kurasa ini menjadi awal yg baik bagi kita kedepannya, dan mereka meminta kau untk main kerumah oppa, mereka menunggumu.. "

DHUUAARRR!!! Dunia seakan runtuh seketika, skrng Minjun mengerti knp Taec semarah ini padanya, dan saat itu jg Taec sudh pergi dari meja makan dan melangkah kearah kamar, Minjun menyusulnya dgn cepat. 

"Ta-taec tunggu, tunggu dlu, dengarkan penjelasanku dlu... " Minjun menggapai tangan Taec, tp sayangnya namja yg sedang d lingkupi emosi itu segera menghempaskan tangannya dgn kasar. 

"Penjelasan apa hah? Semuanya sudh jelas, tak ada yg perlu kau katakan lg... "

"Anni, ini tak seperti yg kau fikirkan Taec, aku tidak... "

"TERSERAAAHHHHH... Apa peduliku? Terserah kau mau bagaimana dgn yeoja itu.. "

Pertahanan Minjun runtuh, dia paling membenci kata2 terserah, apalagi itu d ucapkan olh org yg dia cintai. 

"Taec ku mohon percaya padaku, hikkzzz... Aku sama skali tak memiliki perasaan apapun padanya, aku hanya menganggapnya teman saja... "

"Itu dimulutmu, tp aku tak tau isi hatimu... " Taec kembali melangkah, dan lagi lagi Minjun menahan tangannya. 

"Aku bersumpah demi apapun kalau dihatiku hanya ada kau Taec hikkzzz ku mohon percaya padaku... "

"Lepaskan aku, aku mau istirahat... "

"Taec, percaya padaku hikkkkzzzz... "

"Ku bilang LEPAS... " #BRUKKKK!!! Taec mendorong tubuh Minjun dgn keras hingga namja itu menabrak meja yg ada d ruang tamu, dan tangannya menyenggol vas bunga hingga pecah. 

"Akkhhh... " 

Langkah Taec terhenti saat mendengar Minjun menjerit, dia melihat tangan Minjun terluka karena pecahan vas bunga, tapi kemarahan yg menutupi hatinya sehingga dia hanya mengabaikan itu dan melangkah masuk ke kamar. 

Minjun menangis, menagis menahan perih ditangannya, tapi itu tak seberapa dibanding perih dihatinya karena Taec tak mempercayainya, ini memang kesalahan Minjun, tp dia berani bersumpah bahwa dia tak memiliki perasaan apapun pd Fei, karena yg dihatinya hanyalah Taec. 

.......

Taec menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, dia kecewa, sangat kecewa karena kelakuan Minjun, jika memang Minjun hanya mencitainya, lalu knp Minjun tdk menolak perasaan Fei dgn tegas? Bahkan Taec saja sudh beberapa kali menolak yeoja yg mengutarakan cinta padanya, tp knp Minjun tak melkukan hal itu juga? 

Jauh dilubuk hatinya Taec sedikit gelisah melihat kondisi Minjun yg terluka akibat pecahan vas bunga td, tp rasa kesalnya jauh lebih besar, jd dia memilih mengabaikan namja malang itu, toh Minjun jg dokter, dia tau bagaimana cara mengobati lukanya dgn benar, itulah setidaknya yg Taec fikirkan skrng. 

.........

Pagi harinya, Taec terbangun dgn kondisi dia sendirian yg teebaring di ranjang besar itu, lalu mana Minjun? Oh tuhan, Taec lupa bahwa semalam dia mengunci pintu kamar, tentu saja namja itu tak bisa masuk.

Taec segera keluar, dan saat melintasi ruang tengah matanya melihat Minjun yg tertidur diatas sofa, dia berjalan mendekat, dan dia bisa melihat dgn jelas namja itu tak mungkin bisa tidur nyaman jika posisi tidurnya meringkuk seperti anak kucing begitu diatas sofa, terlebih lagi tanpa selimut, dan jgn lupakan lengannya yg terbalut kassa yg Taec yakin itu akibat luka semalam. 

Tangan Taec sudh terulur untk menyentuh wajah Minjun, tp tiba2 bayangan akan isi pesan Fei td malam. Melintas lg d fikirannya, hingga akhirnya dia memilih meninggalkan Minjun disana dan segera berlalu kedapur untk mengambil air minum.

.........

Pagi itu, mata Minjun perlahan terbuka saat dia mendengar suara2 berisik, dia membuka mata, dan saat itulah dia melihat Taec yg sudh siap dgn seragam kuliahnya dan skrng sedang memakai sepatu. 

"Ahh Taec, kau sudh mau berangkat kuliah?..." Minjun melirik jam di dinding, ini masih jam 7 pagi

"........"

"Emhh maafkan aku karena bangun terlambat, kau mau tunggu sebentar akan aku buatkan sarapan..."

"Tidak perlu, aku akan sarapan di kampus..."

Nyali Minjun kembali menciut mendengar jawaban datar Taec. 

"I-ini masih jam 7 pagi, masih ada waktu untk... "

"Ku bilang aku akan sarapan d kampus, apa kau tak dengar hah?.. ".

Mata Minjun kembali memanas, dia berusaha mati2an menahan airmatanya, dia tau namja dihadapannya ini sangat menyeramkan kalau sudh marah, bahkan dari td dia bicara tanpa menatap Minjun.

"Ba-baiklah kalau begitu, a-aku akan menyiapkan makan siang saja, hari ini kau hanya kuliah setengah hari kan? Nanti siang makan dirumah ya... "

"Tidak perlu, aku akan pulang ke dorm setelah kuliah nanti... "

DEG!!! Jangung Minjun kembali terhenyak, semarah itukah Taec padanya sampai2 dia akan pulang ke dorm?. 

"Ahh ka-kalau begitu aku akan... "

"Tak usah repot2, urus saja dirimu sendiri.. "

#BRUKKK!! Pintu apartemen tertutup dgn keras karena Taec membantingnya saat keluar dari pintu itu, Minjun kembali memejamkan matanya, setetes liquid bening kembali meluncur dari sudut mata Pandanya, Taec membencinya, itu lah yg ada d otak Minjun saat ini. 

..........

Seperti yg dia katakan sebelumnya, Taecyeon benar2 kembali ke dorm setelah dia selesai kuliah siang ini, bukan karena ingin menghindari Minjun, tp karena dia ada tugas secara kelompok yg tentu saja harus d kerjakan d dorm, lagi pula seingatnya hari ini Minjun dinas sore. 

Mood Taecyeon masih sangat buruk, selama mengerjakan tugas kelompok d dorm dia lebih banyak melamun, beruntungnya dia memiliki kecerdasan diatas rata2, jd dia tetap bisa menyelesaikan bagiannya meski dia tak menyimak apa yg disampaikan olh rekan kelompoknya yg lain. 

"Kau mau pulang ke apartemen mu lg hyung?... " Tanya Jinwoon saat mreka sudh menyelasaikan tugas, dan jam sudh menujukkan pukul 10 malam. 

"Ne... " Taec hanya mengangguk malas. 

"Knp tdk menginap saja malam ini Taecyeon-ah, kau sudh lama tdk tidur d dorm.. " ujar Seulong 

"Anni hyung, lain kali saja aku menginap... "

"Kau knp Taec? Dari td kau terlihat tdk bersemangat, kau sedang sakit? Atau sedang ada msalah?... " Tanya Jo Kwon heran. Dia meraba kening taec, tentu saja kening namja itu tdk panas, karena dia tdk sedang demam.

"Eoh, aku hanya sedikit kelelahan saja hyung..." jawab Taec lg. 

"Yasudh kalau begitu segeralah pulang, ini sudh jam 10 lebih, bahaya kalau kau pulang terlalu malam..." 

"Aiishhh, kau mengusirku hyung? Kalian benar2 tdk merindukanku, ckk~.. " Gerutu Taec sambil mengemasi buku2 pelajarannya. 

"Yakk kucing besar, siapa yg tdk merindukanmu eoh? Kau saja yg dri td bersikeras ingin pulang, dasar... " Jo Kwon menimpalinya dgn lucu.

"Hahahahahah, ne ne... Aku pulang dlu ya, lain kali aku akan menginap d dorm... "

Biasanya Taec hanya akan menginap d dorm saat Minjun dinas malam, Taec tdk suka jika sendirian d apartemennya, tp hari ini Minjun dinas sore, itu artinya namja itu akan sendirian kalau dia tidur d dorm, meski sedang marah, namun hati kecil Taec masih sedikit menyisakan kepedulian untk Minjun. Seharian ini Minjun nyaris mengirimnya pesan tiap jam, tp tak 1 pun yg d bls olh Taec, trakhir pesan yg dikirim Minjun adalah memeprtanyakan dia akan pulang tau tidak malam ini, tp lagi lagi Taec hanya membaca pesan itu. 

.............

Setelah menempuh perjalanan skitar stengah jam, kini Taec telah sampai d apartemennya, saat dia masuk terlihat semua lampu sudh dimatikan, dia tau Minjun pasti sudh tertidur, tapi saat Taec masuk ke kamar, dia tdk melihat Minjun disana, bahkan saat melewati ruang tamu td Minjun jg tak ada tidur d sofa, lalu kemana namja itu? Dan ditengah kebingungannya Taec melihat lampu d ruang makan masih menyala, mungkin kah Minjun ada disana? 

Dan benar saja, saat Taec masuk kesana dia melihat Minjun sedang tertidur d meja makan dgn wajah yg beralaskan kedua tangannya. Taec melihat meja makan sudh penuh dgn makanan2 kesukaan Taec, apa Minjun memasak semua ini untuknya? Dan saat itu jg dia melihat Minjun masih menggunakan seragam dinas rumah sakit dibalik apron yg dia kenakan, itu artinya Minjun jg belum mandi sepulangnya dari dinas sore. 

Hati Taec menghangat, dia berjalan mendekat kearah Minjun, duduk d kursi disebelahnya, Taec dpt melihat wajah lelah Minjun, lingkar hitam disekitar matanya jg nampak jelas membuatnya semakin mirip dgn panda, Taec tau sepertinya Minjun sangat kelelahan. 

"Euungghhh... " Tiba2 Minjun terbangun dan membuka matanya perlahan. "Ta-Taec,kau sudh pulang?.. " Minjun tersenyum dgn manis kearahnya, dan Taec mengakui wajah namja itu sangat indah tak perduli seberapa lelahpun tubuhnya. 

"Maaf karena aku ketiduran, aku menunggumu dari td, kenapa kau pulang semalam ini? Tugasmu dri kampus banyak ya?... " Minjun tetap memasang wajah biasa2 saja, meski Taec tak sedikitpun membalas ucapannya. 

"Lihat ini, aku sudh masak beberapa makanan kesukaanmu, kajja kita makan... "

"Kau belum makan?.. " Tanya Taec datar. 

"Eum, aku belum makan karena aku menunggumu dari td..."

DEG!!! Taec tersentak, biasanya mreka makan malam di jam 7, dan skrng sudh hampir jam 11 malam, dan itu artinya Minjun sudh menahan laparnya 4 jam lebih. Segenap rasa bersalah menjalar dihatinya, karena sejujurnya td Taec sudh makan bersama teman2nya saat d dorm.

"Wae? Knp menatapku begitu?.." Tanya Minjun karena dari td Taec hanya diam saja sambil menatapnya. 

"Ahh, atau kau sudh makan td? Ka-kalau kau sudh makan tdk apa2, a-aku bisa makan sendirian..."

Taec memejamkan matanya, rasa bersalah dan ego nya yg masih marah pd Minjun kini bertarung keras, ntah mengapa Taec sama skali belum bisa memaafkan kesalahan Minjun kemarin. 

"Eoh, aku sudah makan dan aku sudh kenyang... " ntah setan apa yg merasuki fikiran Taec sehingga dia bersikap seperti itu. "Aku mau mandi.. " Taec berjalan meninggalkan Minjun dimeja makan, dia sama sekali tak melihat wajah Minjun yg sudh memerah menahan airmata dan rasa kecewanya. 

"Ahh biar aku siapkan air hangat untkmu... "

"Tak perlu, aku bisa sendiri, kau makan saja, kau pasti lapar... " Taec berlalu masuk ke kamar.

Dan akhirnya Minjun merosot terduduk lemah dilantai, sia sia dia menunggu Taec pulang, sia sia dia menyiapkan semua makanan ini, karena Taec tetap marah padanya, bahkan Minjun melakukan semua ini tak perduli dgn betapa lelah dirinya setelah dinas d rumah sakit, karena mendapatkan kata maaf dari Taec jauh lebih penting, tapi semua usahanya tetap tak bisa meruntuhkan hati Taec. Dia menangis, menangis akan sakit yg dia rasa, dia merindukan sikap manis Taec slama ini, Taec yg sangat menyayanginya kini berubah menjadi dingin karena kesalahn fatal yg dia lakukan. 

Mungkin benar kata pepatah, tak ada yg paling menyeramkan didunia ini kecuali marahnya org yg sabar, dan kecewanya org yg setia, dan Minjun sendiri yg membuat Taec jd berubah seperti skrng

......

Kemarahan Taec bukanlah mainan, dia benar2 tak memperdulikan Minjun, pagi ini, Taec terbangun saat merasakan ada seseorg yg membelai wajahnya, Taec membuka matanya dgn perlahan.

"Eoh, maafkan aku membangunkanmu... " 

Taec memicingkan matanya saat melihat Minjun yg duduk d sampingnya, yg sudh mengenakan seragam dinasnya. 

"Apa yg kau lakukan? Seingatku hari ini aku tak ada jadwal kuliah pagi..." Ucap Taec dgn suara seraknya ciri khas org yg baru bangun tidur, tp tetap tersirat kemarahan dlm kata2nya.

"Ma-mafkan aku, a-aku hanya pamit untk pergi dinas... " cicit Minjun ketakutan. 

"Pergi saja, tak perlu membangunkanku... " Taec kembali menarik selimutnya dan membelakangi Minjun. 

"A-aku sudh menyiapkan sarapan untkmu, jgn lupa dimakan... "

"........."

Minjun hampir saja meneteskan airmatanya lg melihat Taec yg masih mengacuhkannya. 

"Dan hari ini aku lembur lagi sampai dinas sore, aku akan pulang malam... "

"........"

Minjun melangkah keluar kamar dgn lemas, Taec sama skali belum bisa memaafkannya, ntah apalagi yg harus dia lakukan.

.........

Seharian itu Taec hanya ada kuliah siang selama 2 jam, dan sisanya dia segera kembali ke apartemen, ntah mengapa mood nya benar2 buruk, kekecewaannya pd Minjun benar2 merusak harinya, dia tak bisa konsentrasi pd apapun jg, maka dari itu lebih baik dia berdiam diri d apartemen dari pd harus adu tinju dgn org diluar sana untk melampiaskan kekesalannya. 

Waktu sudh menunjukkan pukul 8.30, tapi Minjun belum jg pulang, Taec yg dri td sedang menonton TV sama skali tak bisa fokus karena fikirannya terus tertuju pd Minjun, pergi kemana lg namja itu? Knp dia belum pulang sampai skrng?

Dan disaat bersamaan Taec mendengar pintu apartemennya terbuka, tak usah ditanya, itu pasti Minjun, tak ada org yg tau password apartemen ini selain mereka berdua. 

"Aku pulang... " Kening Taec mengerenyit mendengar suara Minjun, tak seperti biasanya, suara Minjun terdengar lebih rendah, tak seceria biasanya. 

"Kenapa baru pulang jam 9? Apa jadwal dinas soremu berubah sampai jam 9 skrng?.. " Taec bertanya dgn ketus saat Minjun melintas d ruang tamu, namja itu menghentikan langkahnya, Taec sedikit terkejut melihat wajah Minjun yg benar2 kacau, namja itu tampak sangat kelelahan, Taec sangat ingin memeluk dan mendekapnya skrng, tapi lagi dan lagi egonya trlalu tinggi untk melakukan hal itu. 

"Ma-maaf, tadi aku... "

"Ahh aku tau, kau pasti dri makan malam bersama yeoja itu lg kan? Siapa namanya? Fei, Ahh iya Fei, benarkan?... " 

Minjun menunduk menyembunyikam wajahnya yg sangat ingin menangis saat ini, dia hanya bisa menggeleng. Tapi justru diamnya Minjun semakin membuat Taec emosi. 

"Tak usah berbohong, kalaupun memang iya, tinggal akui saja... "

"Ti-tidak Taec, a-aku pulang terlambat karena lama menunggu bis di halte, maaf, ja-jangan marah.. "

DEG!!! Tuduhan Taec tak ada yg benar, biasanya dia akan selalu menjemput Minjun jika sedang tdk ada jam kuliah, tp karena pertengkaran mereka beberapa hari ini, Taec memang membiarkan Minjun pergi dan pulang sendiri menggunakan kendaraan umum.

"Ka-aku belum makan? A-aku kaan menyiapkan makan malam untk kita... " cicit Minjun lg. 

Kita? Apa itu artinya Minjun belum makan malam? Oh demi apapun Taec benar2 merasa bersalah skrng, dia sama skali tak menyiapkan makan malam untk Minjun, biasanya jika Minjun dinas sore, Taec yg akan memasak d rumah, dan mereka akan makan bersama saat Minjun pulang, tp sekarang? 

"Tak perlu, aku sudh makan, kau siapkan makan untkmu sendiri saja... " Terkutuklah kau Ok Taecyeon, tak adakah belas kasihanmu pd Minjun? 

"..........."

Untk pertama kalinya Minjun tak menjawab, dia langsung berjalan lemas ke arah kamar,dan beberapa saat kemudian dia kembali keluar dan berjalan menuju dapur, semua gerakan Minjun diperhatikan dgn sudut mata Taec. 

Taec mengacak rambutnya dgn frustasi, dari pd mereka harus bertengkar lg, Taec memilih untk tidur terlebih dahulu, dia masuk ke kamar, tak memperdulikan Minjun di dapur.

Disaat dia mulai memejamkan mata, tiba2 handphone Minjun diatas meja nakas bergetar, Taec yg penasaran segera mengambil handphone tsb, lagi dan lagi dia melihat ada pesan masuk. Darah Taec kembali mendidih melihat nama Fei yg kembali tertera disana, dgn cepat Taec membuka pesan tsb

"Oppa, kau sudh sampai d rumah? Kau tdk apa2 kan? Jangan lupa makan, dan lupakan obatmu jg, kau harus banyak istirahat, atau kau akan pingsan lg seperti tdi, dan sikap keras kepalamu itu tolong d kurangi, bisa2nya dgn kondisimu yg sedang sakit seperti itu kau menolak untk d antar pulang, kau tau, semua rekan kerja mengkhawatirkanmu.... "

Mata Taec terbelalak seketika, mulutnya menganga membaca pesan tsb, Minjun sakit? Minjun pingsan? Dan dgn jahatnya Taec masih mengabaikan namja itu malam ini? Bahkan dia sama skali tak menyiapkan makan malam untk Minjun, oh tuhan.

Taec segera melompat dari tempat tidur dan berlari kearah dapur dimana Minjun berada. Dan saat itu juga dia melihat Minjun sedang berdiri didepan kompor dgn tangan yg memegangi kepalanya. 

Sakit, dada Taec sakit melihat keadaan Minjun, bagaimana mungkin dia tinggal 1 atap dgn namja itu tp dia sama skali tidak tau keadaannya, ditengah fikirannya yg berkecamuk, Minjun tiba2 menoleh kearahnya. 

"Eoh Taec, aku tau kau pasti lapar kan? Pasti kau berbohong kalau kau sudh makan, Aku sedang menyiapkan ramyeon untk kita, kau duduk saja dlu ya... " 

Senyum itu, Minjun tetap memberi senyuman yg manis padanya seolah tak terjadi apa2, Taec melirik kearah meja makan, disana sudh ada 2 buah piring dan gelas, dan Taec tau bahwa Minjun masih memikirkan dirinya tak peduli meski dia mengatakan bahwa dirinya sudh makan.

"Apa katamu? Ramyeon?... " Taec bertanya saat dia sudh berdiri beberapa langkah d belakang Minjun.

Minjun terlonjak kaget, sangat terlihat bahwa namja itu sedang melamun, "Eoh ma-maafkan aku, a-aku hanya bisa memasak ramyeon saja, ka-karena aku sudh sangat lapar, aku tau akan terlalu lama jika harus memasak yg lainnya... "

Hati Taec teriris mendengar kata2 Minjun, dia menatap tubuh ringkih yg sudh terlihat sangat kelelahan dihadapannya ini, dan Minjun hanya menunduk, tak berani menatap wajahnya. 

"Mau jd apa kau kalau setiap hari makan ramyeon, duduklah, aku akan memasak cepat untk makan malam kita... " Taec menggandeng tangan Minjun kearah meja makan, mendudukkan namja itu disana, dan dari tangan Minjun yg dia pegang, Taec langsung bisa merasakan bahwa tubuh namja itu sangat panas, jelas dia sedang demam. 

Wajah Minjun menghangat, seutas senyum mengembang dibibirnya saat melihat Taec sedang berkutat dgn bahan2 makanan, menyiapkan untk makan malam mereka, Minjun berharap Taec tak lg marah padanya, meski namja itu tak sedikitpun melirik kearahnya. 

"Makanlah... " akhirnya sstelah beberapa saat, Taec sudh selesai bergelut dgn kompor dan sup ayam buatannya sudh tersaji diatas meja. Minjun menatap makanan itu sambil tersenyum cerah. 

"Ka-kau tak ikut makan?.. " 

Taec menggeleng, Minjun mengerucutkan bibirnya, kemudian dia mencicipi masakan Taec, tp disuapan pertamanya wajah Minjun terlihat kecewa. 

"Wae? Apa masakannya tdk enak?..." tanya Taec heran

"Rasanya Pahit... "

"Mwo???.. " Taec yakin tak ada bumbu yg salah saat dia memasak sup itu td, lalu knp bisa jadi pahit? Taec mengambil sendok dan ikut mencicipi masakannya, tp yg dia rasa tak ada yg aneh dgn masakan itu, sama skali tak ada rasa pahit. 

"Sup ny baik2 saja, tak ada rasa pahit... "

Minjun kembali menyuap nasinya dan memakan sup tsb, tapi dia lagi lagi melepaskan sendoknya karena makanan tsb tetap pahit menurutnya. 

Taecyeon memejamkan mata berusaha menahan kesabarannya, bagaimana mungkin dia yg sudh berusaha memasak untk Minjun malah masalahnya dikatakan pahit?

Taec mendekat kearah Minjun, dia menendang kursi disebelah namja itu, Minjun mundur ketakutan saat taec tiba2 berjongkok disampingnya dgn ekspresi yg tak bisa d artikan. 

"Masakannya masih pahit?... " tanya Taec datar. 

Minjun nampak berfikir sejenak, "Ahh ti-tidak, a-aku hanya bercanda, aku akan menghabiskan makanannya..." cicit Minjun ketakutan, dia takut Taec akan memarahinya lg. Tp Taec bisa melihat dgn jelas bahwa namja itu berususah payah menelan makanannya, akhirnya Taec menghentikan Minjun dan menggenggam tangannya. 

"Bisa kau jelaskan, apa maksud ini?... "

Taec memperlihatkan isi pesan dari Fei yg td dibacanya dikamar, mata Minjun membulat, wajahnya kembali mengeras ketakutan.

"Ta-taec, i-itu..." Minjun terlihat panik, "Emhh ma-maafkan aku karena di-dia mengirim pesan begitu, a-aku,,, aku akan memberitahunya untk tdk menghubungiku lagi, tapi kumohon jgn marah lagi Taec, a-aku... "

"Aku bukan bertanya tentang siapa yg mengirimu pesan, aku hanya ingin kau menjelaskan isi dari pesan ini... " Sela Taec tiba2.

Minjun kembali membaca isi pesan tsb, dan lagi lagi dia bingung harus darimana menjelaskan semua ini.

"Apa benar kau td pingsan dirumah sakit?... " tanya Taec karena Minjun tak kunjung buka suara, namja kecil itu hanya mengangguk pelan. 

"Kau sakit?... " lagi dan lagi Minjun hanya mengangguk tanpa berani menatap wajah Taec dihadapannya 

"Kau tau, kau membuatku merasa sangat jahat karena aku tak tau apapun tentangmu, apa kau benar2 tak lg menganggapku ada?.. ".

Kali ini Munjun menggeleng keras, kapalanya terangkat untk menatap Taec. Taec terkisap melihat mata Minjun yg mulai memerah, dan airmatanya yg sudh menggenang. 

"Ma-maafkan aku hikkkzz, bukan aku tak menganggapmu ada, a-aku takut, aku takut kau akan mengacuhkanku skalipun aku cerita padamu, aku tau kau sangat marah padaku... "

"Kau tau alasan knp aku marah?.. " 

"Aku tau, aku sadar, itu memang salahku hikkkzzzz... Tp aku berani bersumpah demi apapun bahwa aku sama skali tak ada hubungan apapun dgn dia, aku hanya mencintaimu Taec, tak ada org lain hikkzzzz... Tak peduli siapapun yg ada dihadapanku, mreka takkan bisa menggantikan posisimu dihatiku, tapi maafkan aku yg tak bisa menolak Fei secara kasar, karena aku tak tega menyakitinya, dia org yg baik, a-aku tau ini salahku, tapi kumohon percaya padaku Taec hikkzzz, aku hanya mencintaimu, bukan dia hikkzzzz.... ".

Hati Taec hancur, hancur melihat org yg sangat disayanginya ini menangis pilu dihadapannya, dan sedetik kemudian Taec menyambar tubuh Minjun, dia memeluk namja itu dgn erat, Minjun yg kaget nyaris terjatuh dri kursinya, dia tak percaya bahwa Taec kini tengah memeluknya dgn erat. 

"Maafkan aku, maafkan aku yg sudh terlalu jahat pd mu, maafkan aku yg meragukan cintamu, maafkan aku yg sudh mengacuhkanmu beberapa hari ini, maafkan aku sayang maafkan aku hikkzzz... " Minjun bisa merasakan bahunya basah, itu artinya Taec sedang menangis skrng, 

"Ta-Taec, knp kau menangis heiii... Aku yg salah, aku yg sudh mengecewakanmu, aku yg seharusnya minta maaf... " Minjun mengelus pundak lebar Taec dgn lembut, dia merasakan Tangan taec semakin merengkuh pinggangnya dgn erat, Taec memeluknya dgn kencang. 

"Aku jg salah, aku sudh jahat pdmu beberapa hari ini, maafkan keegoisanku, aku hanya takut kau diambil org lain, aku tdk suka kalau ada org yg terlalu dekat dgn mu hikkzzz.. "

"Husstttttt... Jgn menangis lgi, aku tdk apa2, aku hanya butuh kepercayaanmu Taec, dgn siapapun aku, siapapun yg ada d hadapanku, tetap saja yg mengisi hatiku hanya kau, jd jgn khawatirkan hal itu... " 

Taec melepaskan pelukannya, dia menatap wajah Minjun yg basah karena airmata "Trimakasih untk kesetiaanmu, maaf sudh meragukan itu, dan maaf karena sudh membuatmu sakit, kau sakit karena ku kan?.. " Taec mengusap pipi Minjun dgn sayang. 

"Aku terkejut saat kau membentakku malam itu, kau tak pernah membentakku sebelumnya Taec, dan aku sangat ketakutan saat itu, aku slalu memikirkan hal itu, jd sedikit menganggu kesehatanku... "

"Demi tuhan maafkan aku sayang... " Taec kembali membawa tubuh Minjun ke dalam pelukannya, dia melupakan fakta bahwa kekasihnya ini tak bisa d bentak. "Aku berjanji takkan melakukan itu lagi, maafkan aku... "

Minjun menjauhkan wajah Taec dri pelukannya, Taec menatapnya sendu.

"Aku tau semua makanan itu terasa pahit karena kau sedang sakit, maafkan aku sudh membuatmu seperti ini, maaf sudah membentakmu, maaf karena heemmphhh... "

Kata2 Taec langsung terhenti saat Minjun tiba2 membungkam mulutnya dgn sebuah ciuman, Minjun melumat bibir Taec dgn lembut, menyalurkan kerinduannya yg terpendam beberapa hari ini, Tapi Taec tak membalas ciumannya, Taec tetap diam tak merespon hingga Minjun kembali melepaskan pagutan itu. 

"Kau tak membalasku? Kau tak mau aku cium?.. " 

Taec tersenyum mendengar pertanyaan Minjun "Kau tau? Nafasmu sangat panas sayang, kau sedang demam, dan kalau aku membalas ciumanmu, kau tau aku akan meminta lebih, dan otak ku masih waras untk tdk memperkosamu disaat kau sedang sakit seperti ini... "

"Yaakkhhhh!!! Dasar mesuummmmmm... " Wajah Minjun seketika memerah seperti kepiting rebus, Taec selalu berhasil menggoda kekasihnya ini. 

"Hahahahahahah... " Taec menangkap tangan Minjun yg memukuli dadanya, dia mencium tangan itu dan menggengamnya erat "Kau mau makan apa skrng, eum? Aku akan memasakkanmu, karena perutmu harus terisi makanan dlu sebelum kau minum obat..."

Minjun menggeleng, "Semuanya pahit, tak ada yg enak, aku sudh makan beberapa suap td, jd aku sudh bisa minum obat..."

"Tapi sayang.."

"Ayolah Taec ku mohon, aku tdk mau makan apapun, perutku mual... " Minjun menampilkan wajah memelasnya. 

"Lalu kau mau apa skrng? Bagaimana caranya kau bisa sembuh kalau kau saja tdk mau makan... "

"Aku mau tidur,,,,,, dipelukanmu... " ucap Minjun dgn malu2, Taec terkekeh melihatnya. 

"Hanya itu?.. "

Minjun mengangguk, "Wae? Kau tdk mau?..."

"Heemmhh, kau ingin tidur d pelukan ku, jgn salahkan aku kalau tiba2 bsok pagi kau bangun tanpa baju... "

"Lakukan saja kalau berani... " Tantang Minjun. 

"Kau menantangku sayang?... " Taec menaikkan sebelah alisnya dgn nakal

"Eoh, karena yg aku tau kekasihku adalah namja yg baik hati dan dia sendiri yg bilang tak akan memperkosaku disaat aku sedang sakit... " ujar Minjun dgn PD nya, membuat Taec menhembuskan nafas kesal. 

"Arra, kajja kita ke kamar sekarang... " Taec ingin bangkit dri posisi jongkok nya. Tapi Minjun menahannya

"Gendooonnnggggg...." rengek Minjun manja, dan akhirnya mereka masuk ke kamar dgn Minjun yg menempel d belakang tubuh Taec seperti bayi koala. 

.

.

TBC

.

YG SIDER, HARAP SEGERA MENJAUH DARI FF SAYA YA, SAYA TDK SUKA DGN SIDER YG TEGA TIDAK MENINGGALKAN JEJAK D KOLOM KOMEN 😎

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Tina0608
#1
Chapter 21: Sequel : komen g ya. . .
Komen g ya. . .



Hhmmmm. . .
Beda org beda pendapat kali ya,saya ngerti knpa minjun bs brubah kxk gitu,rasa cemburu dan tkut khilangn bs mrubah seseorg mnjdi org lain. . .
Setidakx minjum mnyadari ksealahanx. . .
Saya bs paham gmna tntang BL,krna saya pnx tman yg pnx orientasi seksual berbeda,jd sdah g ngeh. . .
Entah krna saya bs paham,atw karna otak saya yg mgkn salah tempat,wkkkkkkkk. . .
Tp seperti kata narasumber,mereka g bs d tgalkan,qt g bs ngejudge mereka gitu aja,krna qt g pernah tw gmana rasax brada d posisi mereka kan. . .






@bulur. . .
Komen gini boleh g sih. . .
Pasang mode wajah polos (wajahx,bukan tubuhx,wkkkkkkkkkkkk)
Tina0608
#2
Chapter 19: Boleh komen g neh utk narasumber yak ?
Dpat izin dlu neh baru berani komen...hehehe
Tina0608
#3
Chapter 9: Chap 9 : gw sider,gw sider (ngacungin jempol kaki)????
Tina0608
#4
Chapter 8: Chap 8 : jika semuax real,brrti anuanx jg real kan ya ?#plak????


Mode gaje???
Tina0608
#5
Chapter 7: "As your wish baby" tingkat mesum gw naik. . .
Eeeeaaaaaa,bebeb gw anuan,otak gw dah piknik kmna2,pagi2 pula. . .
Nice bulur. . .
Ff lu bkin hati gw yg kmren kmna2 piknik k khuni n chansung balik k bebeb taec#plak. . .
Hahaha. . .
Charmed_syima #6
Chapter 21: Sedih....ayoh 'minjun'nie...mnta maaf aja sama 'taec' ok...sequel nya cuma 1 chap ya?thanks dear author
fytry_ #7
Chapter 21: Rasanya kuingin mencabik2 Minjun. Klo aja membunuh itu gak dosa dan gak bikin masuk penjara.....

Buat Taec oppa. Baca kisahmu ini gak tau kenapa rasanya nih di dalem hati ikut sakit jugaa.... rasa2nya gak adil banget orang sesabar dan sebaik dirimu harus masih terus terlibat di dalam lingkaran orang2 yg pernah menyakitimu.

Semoga dirimu bener2 bisa menemukan pendamping hidup yg tepat. Yg bisa menggantikan semua kesedihan dan trauma yg pernah kamu alami.

I support you....
Woonilynnelle
#8
Chapter 21: Wkwkwkwk ketauan nihh jomblo.... Hhh
Mari kita berandai andai.. Dan andai aja jodoh aku kaya taec oppa. Ohh sungguhh warbiasahhhh... Mauu kalii lahh yg kayaa drimu oppa.. Marii merapat oppa... Ga bakal putus kok meskipun lgi wamill, di tunggu ampe kelarrr,,, hhhhhhhh *apasihhhguueeeeyampunnn bawa" wamil.. Gkgk
But thanks lah eon buat sequel nya.. Di tunggu next ff... Ganbate
Amaliaambar
#9
Chapter 21: Kyyyaaaaaaaaaaaa taecyeon oppaa ohh sungguh indah hatimu andaai aku bisa menemukan pria seperti diirimu oppa wkakakak btw aku jomblo loh boleh lahh jadi alternatif buat jadi pendamping hidup *plakkk*
rada kesel sih sama karakter minjun sumpah diaaa egois bgt ih kalo ketemu wujudnya mah rasanya pengen aku gigit-_-
thankss lah ya eon atas squelnya kutunggu ff mu yg lainnyaa saranghae :*
2pmhottest_saranghae
#10
Chapter 21: My taec oppa (love)
Greget banget pengen marah tapi gak bisa apa" taec kyk gitu..
Taec oppa itu hati apa berlian indah banget astaga,,, sakitnya berasa loh, but always happy and healty ya taec oppa, btw yg disini juga mau hahahaha laki" mapan, ganteng hatinya kek begitu siapa yg nggak mau coba.. Wkwkwkw
And thanks authornim sayang, hwaiting kisseu ~