Chapter 6

Whats wrong?

.........

Junho yg sedang mengunyah lolipop berjalan santai setelah dia membeli beberapa snack dri minimarket tak jauh dari dorm, sebuah kantung plastik yg dijinjingnya berisi semua titipan teman2 kamarnya, sedangkan makhluk2 itu masih sibuk berkutat dgn tugas mreka masing2.

Saat akan naik ke lantai atas, mata Junho menangkap sesuatu yg mencurigakan disudut bangunan Dorm mreka, bulu kuduk Junho merinding, saat dia berniat mencari tau lebih lanjut, langkah kakinya tergenti saat handphonenya tiba2 berbunyi. 

"Yaakkhh Nuneo, kau dimana eoh? Knp lama skali? Kau tdk tersasar kan?.. "Suara bariton yg sudh sangat familiar ditelinga Junho bertanya dgn suara paniknya. 

"Eoh, aku sudh d depan dorm Channie.. " jawab Junho malas. 

"Ckk ~ apa yg kau lakukan disana eoh? Segera naik skrng.. " titah Chansung. 

"Ne... " Junho segera berlari menaiki tangga ke kamarnya.

.............

Dunia hancur, dunia serasa berhenti berputar, itulah yg dirasakan olh Minjun saat ini, dia menangis sambil memeluk lututnya, membenamkan wajahnya yg sudh basah olh airmata, dia tdk menyesali apa yg dituduhkan Taecyeon padanya tadi, tp yg membuatnya meneteskan airmata adalah saat Taec menyebutnya Jalang, harga diri Minjun terkoyak, serasa benar2 diinjak olh Taec saat ini,

Apakah ini salahnya? Tidak,Minjun awalnya jg adalah lelaki yg straight, dia menyukai wanita dia normal, tp naluri itu seketika berubah ketika dia bertemu dgn Taec, Taec dtng dgn sebuah kenyamanan yg berbeda, lalu knp Taec justru melimpahkan semua kesalahan ini padanya skrng? 

"Apa yg kau lakukan disini hyung?... " 

Minjun merasakan ada sesuatu yg hangat membungkus pundaknya yg bergetar, ada seseorg yg datang dan berdiri dihadapannya skrng, Minjun mengangkat wajahnya, dan saat itulah matanya bertemu dgn seseorg yg dia kenal. 

"Khu-Khunnie... " cicitnya lemah, Minjun menghapus airmatanya, dia tak ingin Nichkhun melihat keadaannya yg seperti ini. 

"Tidak ush d tutupi, aku sudah melihatnya hyung... " Nichkhun menyingkirkan tangan Minjun yg dri td terus mengusap airmatanya. "Apa yg terjadi? Knp kau bisa seperti ini?..." tangan Nichkhun terulur mengelus pipi Minjun yg masih basah karna airmata, tp namja itu tetap diam, tak mau menjawab pertanyaan Nichkhun. 

"Apa ada yg menyakitimu? Katakan padaku, aku akan menghajarnya... " 

Minjun hanya menggelengkan kepala, dan airmatanya semakin deras menetes, Nichkhun tak pernah melihat Minjun sekacau ini, bahkan ketika mereka bertengkar hebat dgn Junho, Nichkhun tak bisa menebak apa yg terjadi sebenernya, yg bisa dia lakukan hanyalah menarik Minjun kepelukannya, membiarkan kakak tingkat yg sangat disayanginya itu menumpahkan segala kesedihannya disana. 

Selama beberapa menit Nichkhun menunggu smapai tangisan Minjun terhenti, dia terus mengusap lembut punggung yg masih bergetar itu.

"Hyung, kau masih memiliki kami, kalau kau sedang ada msalah jgn dipendam sendirian begini... " ujar Nichkhun prihatin. 

Tp Minjun lagi lagi menggelengkan kepalanya, "Knp? Apa karna msalahmu dgn Junho kemarin, eum??.. "

Dan kali ini Minjun mengangguk, sejujurnya itu salah satu hal yg membuat dia semakin hancur, disaat dia sudh lebih memilih Taec tapi ternyata Taec menghancurkannya dgn mudah, kesalahan fatal Minjun saat dia mempercayakan hatinya pd org yg baru, lalu bagaimana dgn sahabat2nya ini? Jika dia menceritakan semuanya pd mreka, tentu mreka akan menertawakannya. 

"Skrng katakan, apa yg menyebabkanmu seperti ini hyung?.. " Nichkhun menjauhkan wajah Minjun dri dadanya, dia menatap lekat wajah namja itu.

"An-anni, wae? Knp kau bisa ada disini?.. " Minjun bertanya dgn suara lirihnya, mengingat dia berada d pojok bangunan dorm, maka akan sangat kecil kemungkinan ada org yg melihatnya dsini. 

"Eummm molla, td ada org yg menelponku dgn private number, dan dia memberi tahu bahwa kau sedang ada disini dan butuh bantuan, aku fikir itu hanya candaan, tp setelah aku melihatmu disini aku benar2 terkejut hyung... " cerita Nichkhun dgn jujur, karena dia memang tdk tau siapa yg menghubunginya td. 

Kapala Minjun sedikit pusing memikirkannya, siapa yg memberi tahu Nichkhun? Apa mungkin Taecyeon? Tdk mungkin, bukankah Taec sangat membencinya saat ini? 

"Kajja kita masuk ke dorm skrng, kalau kau belum mau cerita msalahmu tdk apa2 hyung, hanya saja 1 yg harus kau ingat, kami tetaplah sahabatmu, dan msalahmu dgn Junho kemarin, anggap saja itu angin lalu, hyung tau sendirikan bagaimana Junho saat dia sedang emosi, nanti lambat laun dia akan baik dgn sendirinya... " Nichkhun memapah tubuh lemah Minjun yg sudh terbungkus jaket tebalnya itu. Mereka melangkah memasuki dorm dgn diam dan tenggelam dlm fikiran masing2.

............

Taecyeon galau, bahkan ini rasanya lebih buruk dari pd dia dijadikan sasaran empuk bully-an seniornya saat dia kena forum dulu, sejak kejadian dimobil beberapa hari yg lalu, Taec sama skali tdk pernah melihat Minjun lg, Minjun sibuk dgn tugas prakteknya d rumah sakit. 

Pertentangan hati dan otaknya slalu terjadi, deru gemuruh jantungnya yg berpacu keras seakan ingin melompat dari tempatnya karena Minjun tetap bersarang diotaknya meskipun tak ada d depan matanya. Hal itulah yg menuntun langkah kaki Taec hingga saat ini dia sedang berada disebuah parkiran d dpn rumah sakit dimana Minjun sedang bertugas. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, jika Taec tak salah hitung, hari ini Minjun dinas sore, dan itu artinya sebentar lg dia akan segera menyelesaikan dinasnya. Pelataran parkir yg berada d depan pintu keluar rumah sakit mempermudah akses Taec untk memantau Minjun sudh pulang atau belum. 

Tak berapa lama kemuadian Taec melihat sosok yg dia kenal sedsng melangkah keluar dri pintu utama rumah sakit, dan ketika itu jg dahi Taec mengkerut tajam, bagaimana mungkin sosok yg slama ini dia kenal selalu tersenyum kini tampak begitu berantakan dgn langkahnya yg tampak kelelahan, dan jgn lupakan wajahnya yg seperti zombie karna warna hitam yg menghiasi matanya mengisyaratkan bahwa namja tsb kurang istirahat. 

Taec segera turun dari mobilnya bermaksud menghampiri Minjun, namun baru saja membuka pintu mobil tiba2 dia melihat seorg yeoja berlari kearah Minjun dan menggandeng tangannya. Dan detik itu jg darah Taec serasa mendidih, yeoja itu lg yg menempel pd Minjun. Taec tak ingin bertindak gegabah, alhasil dia memantau secara diam2 saat Minjun dan yeoja itu masuk ke dlm sebuah cafe yg berada d dpn rumah sakit. 

"Oppa, kau knp eoh? Sepertinya keadaanmu tak terlalu baik, kau sedang sakit?.. "

Samar2 Taec mendengar pembicaraan Minjun dan yeoja tsb, dia sedang duduk tak jauh dri meja Minjun dan yeoja itu, Taec sengaja membelakangi mreka agar kehadirannya tak d sadari. 

"Anni, aku sedikit kurang istirahat saja... " jawab Minjun. 

"Heemmhh suhu tubuhmu jg panas oppa, kau mau aku merawatmu?... "

Seketika Tubuh Taec menegang saat matanya melihat yeoja itu meraba dahi Minjun, apalagi dgn lancangnya menawarkan untk merawat Minjun, apa2an dia?? Maka detik itu jg Taec bangkit dri duduknya dan berjalan kearah meja Minjun. 

"Minjun hyung , kau disini rupanya, aku sudh menunggumu d mobil dari td... "

Mata Minjun terbelalak, dia bagai melihat sosok hantu saat Taec berdiri d hadapannya saat ini, "Kau? Apa yg kau lakukan disini?... ".

"Tentu saja menjemputmu Minjun hyung, ckk ~ ..." Taec melempar tatapan sinis kearah yeoja dihadapan Minjun.

"Menjemputku? Yakkhh Taecyeon-ssi, aku rasa aku tdk ada urusan dgnmu, jd lebih baik kau pergi dri sini skrng... " usir Minjun sambil memegang kepalanya yg sedikit sakit. 

"Ckk kau ini, kau masih marah pd ku hyung? Aiisshhh... Kajja kita pulang skrng... " dgn sok akrabnya Taec menarik tangan Minjun untk pergi dari sana. 

"Yakkhhhh... Siapa kau sebenarnya hah? Minjun tdk mau pergi dgn mu dan knp kau memaksanya? Kurasa kau jg yg menemui kami d parkiran dorm beberapa malam yg lalu kan? Dan jika aku tak salah ingat, kau junior tingkat 1 yg kmrin pernah kena kasus forum, iya kan? ..." yeoja yg dri td diam kini mulai angkat bicara dan sedikit menaikkan intonasi suaranya kearah Taec. 

Taec kembali melempar tatapan tak sukanya kearah yeoja tsb "Eoh, semua yg kau katakan itu benar, lalu? Apa masalahmu? Knp kau jd ikut campur urusanku dan Minjun hyung?... "

"Kau tau? Apa yg kau lakukan sangat tdk sopan, kau akan kembali masuk dlm daftar sasaran forum jika hal ini ku adukan pd senior yg lain... " kini mata Minjun yg membulat mendengar perkataan sang yeoja. 

"Oh ya? Setauku kejadian d luar kampus tak bisa kau bawa2 kedalam lingkungan dorm , iya kan?... "

Sang yeoja nampak tersentak, tp kemudian dia kembali menatap Taec dgn nyalang "Oke, memang kejadian hari ini berada d luar lingkungan dorm, tp kejadian beberapa malam yg laku itu jelas terjadi d sekitar dorm, jd aku akan tetap mengadukanmu pd senior2 yg lain... "

"Andwe... Ku rasa itu tdk perlu... " Minjun berusaha menengahi pertengkaran sengit itu. 

"Anni, silahkan adukan saja kalau kau brani, dan aku jg akan mengadukanmu pd pihak kampus karena kau selama ini tdk pernah mengerjakan resume praktekmu dirumah sakit, tp kau slalu minta bantuan pd Minjun hyung, karena itulah slama ini kau slalu menempel pd Minjun hyung hanya karena kau ingin memanfaatkan kebaikannya, dan ku rasa kau tdk akan d perbolehkan mengikuti ujian akhir nantinya, bagaimana? Kau sanggup?... " 

Sang yeoja yg td nya dilingkupi amarah tiba2 menundukkan kepalanya mendengar kata2 skakmat Taec. 

"Kajja Minjun hyung, kita pulang... " tanpa menunggu jawaban dri Minjun , Taec segera membawa Minjun masuk k mobilnya dan meninggalkan pelataran rumah sakit tsb. 

.........

"Aku mau pulang... " itu lah kata2 yg keluar dri mulut Minjun setelah dia berada d dlm mobil Taec, tp dri td Taec belum memberi respon apapun. "Kita mau kemana? Bukankah dorm bukan diarah sini? ..."

"Kau sedang sakit, bagaimana mungkin seorg dokter yg seharusnya merawat pasien justru butuh dirawat skrng... " jawab Taec tetap dgn sifat angkuhnya. 

"Aku hanya butuh istirahat saja, maka dari itu aku harus segera kembali ke Dorm karena bsok aku harus dinas pagi lg..." kepala Minjun terasa makin berdenyut saat ini, suhu tubuhnya semakin terasa panas.

"Kita pulang ke apartemenku saja malam ini... "

"Mwooooo??? Aku tdk mau... "

"Tdk ada bantahan, kau bisa istirahat dgn baik d apartemenku, kalau d dorm kau akan terganggu olh org2 yg berisik,  kau tdk akan bisa istirahat... "

"Aku mohon turunkan aku... " Minjun berkata dgn nada datar dan tatapannya lurus ke depan, tak memperdulikan Taec yg kini sedang menatapnya sekilas. 

"Kau hanya perlu diam, tak usah membantahku... "

Minjun menghela nafasnya berat, keadaannya sungguh tak baik untk berdebat skrng

"Kenapa?..."

"Maksudmu?... "

"Knp kau melakukan ini padaku? Bukankah seharusnya kau menghindariku? Bukankah kau membenciku?... "

Taec mulai mengerti kemana arah pembicaraan Minjun skrng

"Aku hanya menolongmu karena kau sedang sakit, jd tolong jgn berfikiran lebih, jgn berfikir yg aneh2, dan jg wanita itu td hnya sedang memanfaatkanmu, tak bisakah kau melihat itu?..."

Minjun hanya diam, dia tau selama ini sang yeoja mendekat padanya hanya karena minta dibantu untk menyelesaikan tugas2 praktek mreka.

"Itu bukan urusanmu... "

"Aku hanya menyelamatkanmu dri org2 yg berniat buruk.. "

"Sudah ku bilang itu bukan urusanmu, turunkan aku disiniiiiiiii.... " teriak Minjun seketika hingga Taec menginjak pedal rem nya mendadak. Dan mereka diselamatkan olh sabuk pengaman yg terpasang d tubuh masing2

"Knp kau tak bisa diam hah? Bisakah kau hanya menurut saja tanpa banyak protes?... ".

"Bagaimana aku akn menurut jika saat ini aku dibawa olh seorg yg bahkan pernah mengatakan bahwa aku seorg JALANG?... "Minjun menekankan kata2 terakhirnya hingga membuat Taec memejamkan matanya, rasa sakit bukan hanya menusuk hati Minjun, tp jg hati Taec. 

"Untuk hal itu, aku, emmhh aku.... "

"Aku bisa pulang sendiri.... " Minjun segera turun dan membanting pintu mobil Taec dari luar.

Taec terdiam, niat dihatinya ingin meminta maaf pd Minjun, namun sepertinya namja itu tak memberi kesempatan untk nya bicara. 

"Minjunnie, tunggu... " Taec segera menyusul Minjun keluar, berusaha menahan tangan namja yg sedang berjalan menjauhinya skrng.

"Apa lg Taec? Kita tdk ada urusan lg lepaskan aku... "

"Tidak, kau dengarkan aku dlu, aku minta maaf untk semua yg aku katakan kemarin, aku tarik lg semua kata2 yg menyakitimu, anggap itu tdk pernah kau dengar... "

"Mwooo? Tdk pernah kudengar? Kau tau, meski itu sudh hilang dri telingaku, tp kata2mu slalu terlintas dihati dan fikiranku... "

"Ma-maaf.... " Taec menundukkan kepalanya merasa sangat bersalah Pd Minjun. 

"Aku sudh memaafkanmu bahkan sebelum kau memintanya, mungkin aku pemaaf, tp bukan berarti aku pelupa, ingat itu... " Minjun menghempaskan tangannya dri genggaman Taec dgn keras, dia kembali berjalan menjauh. 

Tp detik berikutnya Taec menabrak tubuh Minjun dari belakang dan memeluknya erat, dan dari dekapan itu jg Taec menyadari bahwa suhu tubuh Minjun sedang demam tinggi. 

"Maafkan aku, ku mohon maafkan aku Minjun hyung... " untk beberapa saat Minjun tak berontak, Taec membalik tubuh Minjun hingga kini menghadapnya, dan saat itu jg dia melihat wajah Minjun benar2 pucat. 

"Hyung... Hyung... Gwenchana???.. "

BUGHHHH!!! Minjun jatuh tak sadarkan diri d dekapan Taec. 

.........

.........

"Kalian drimana hyung?.. " Tanya Junho saat Nichkhun dan Uyong baru memasuki kamar mreka malam ini. Wajah Nichkhun tak terlihat ceria seperti biasanya. 

"Annieo... " Nichkhun segera naik ke bed nya, dan melempar sebuah bungkusan keatas meja dimana Chansung sedang menatap layar laptopnya . 

"Ighe mwoya??..." Tanya Chansung ketika melihat bungkusan itu di hadapannya.

"Kau makan saja Channie, td kami membeli ayam bakar kesukaan Minjun hyung, tp ternyata dia tdk ada d kamarnya... " jawab Uyong pelan. 

"Mwoooo???.. " Junho tersentak, dia melihat jam d dinding sudh nyaris menujukkan pukul 11 malam. 

"Eoh, kemarin malam aku mendapat tlpn dri seseorg yg mengatakan bahwa Minjun hyung sedang dlm kondisi tdk baik d bawah, lalu aku turun dan menemukan Minjun hyung sedang menangis di sudut dorm, aku lihat keadaannya sangat kacau, aku kasihan padanya tp dia tdk mau cerita apapun pd ku, jd aku hanya bisa menenangkannya... " cerita Nichkhun panjang lebar. 

"Eoh, sepertinya Minjun hyung sakit, jadi kami membelikan ayam kesuakaannya, tp saat kami ke kamarnya, dia tdk ada d kamar, apa mungkin dia belum pulang dinas? Bukankah Minjun hyung dinas sore? Harusnya dia sudh pulangkan?..." kini Uyong memasang wajah bingungnya 

"Anni, lalu Minjun hyung kemana? Apa dia lembur langsung jaga malam?..." tanya Chansung bingung. 

"Mollaa... Sudahlah aku istirahat saja... " Uyong naik ke bed nya dan masuk k dlm selimut. 

Beda dgn Junho, namja itu kini berjalan menuju balkon kamar mereka, Chansung ikut menyusul d belakangnya. 

"Wae Nuneo? Apa kau mengkhawatirkannya?.. " tanya Chansung setelah sekian lama dia memperhatikan Junho melamun. 

"Wae? Mengkhawatirkan siapa?..." Tanya Junho balik tanpa melihat kearah Chansung. 

Chansung tersenyum dan mendekat kearah Junho, merangkul pundak namja itu dri belakang, "Aku tau apa yg kau fikirkan Nuneo, mungkin kau bisa menipu org lain, tp tdk dgn ku... "

"Ma-maksudmu??.. " Junho menatap wajah Chansung dgn seduktif. Tp sialnya yg ditatap hanya mengeluarkan tampang bodohnya. 

"Heemmhhh, mau sampai kapan kau berpura2? Aku tau yg menghubungi Khunnie hyung untk menemui Minjun hyung malam kemarin adalah kau kan?.."

Mata Junho membulat tak percaya, dia menatap Chansung dgn tampang kagetnya, "A-aku, aku tidak... "

"Kau tau? Rasa sayangmu pd Minjun hyung itu tetap ada meski sekuat apapun niatmu untk membencinya, ingatlah Nuneo, tak ada yg namanya mantan sahabat..." Junho hanya tertunduk, tak mampu membalas kata2 Chansung, "Kemarin aku tak sengaja mendengarmu saat kau menelpon Khunnie hyung dan mengatakan Minjun hyung sedang dlm keadaan tak baik d bawah, tp aku sempat heran knp Khunnie hyung mengatakan bahwa dia tdk mengetahui siapa yg menelponnya karena menggunakan private number, heemmhhh... Tp yg jelas, aku bangga pd mu Nuneo, karena kau masih memperdulikan Minjun hyung... " Chansung mengacak2 rambut Junho sambil tersenyum. 

"Channie, ku mohon jgn katakan itu... ".

"Arra, aku tau, aku tdk akan mengatakannya pd Khunnie hyung ataupun Uyongie..." Chansung langsung menyela kata2 Junho karena dia sudh tau namja itu mau berkata apa.

Junho ikut tersenyum kearah Chansung kemudian matanya kembali menatap lurus kedepan kearah pelataran parkiran dorm mreka. 

"Gomawo Channie, aku tak tau apa yg harus aku lakukan, katakanlah aku memang egois, aku hanya belum siap melihat Minjun hyung dekat dgn org lain, aku hanya tak ingin kasih syg nya yg slama ini untk kita kini terbagi untk org yg baru, apalagi aku tak menyukai org itu... "

"Kau bukan tak menyukainya Nuneo, hanya saja kau tdk mau mengakui kelebihan Taecyeon, kau tak ingin ada org lain yg melebihi dirimu, baik itu dari segi otak ataupun kepribadiannya, tapi kenyataannya Taecyeon memang sedikit lebih unggul drimu, maka dari itu kau tdk menyukainya, iya kan??.. "

BRAKKKKK!!!  Junho menghantam pinggiran balkon mereka dgn keras. "Jadi maksudmu aku kalah dibanding Taecyeon, IYA???.. "

Chansung terkisap melihat perubahan Junho, dia berusaha mencari kata2 yg benar agar namja itu tak semakin mengamuk padanya. 

"Nuneo syg, dengarkan aku, aku sahabatmu, Minjun hyung jg sahabatmu, dan pada dasarnya persahabatan itu tdk membendakan mana yg lebih unggul mana yg tdk, kau lihat, slama ini apa Minjun hyung membeda2kan kita meski kau jauh lebih pintar dari kami?.. "

Junho menggeleng. 

"Apa Minjun hyung hanya menyayangimu saja tp tdk pd kami?.."

Junho kembali menggeleng,

"Lalu apa slama ini kami membencimu saat Minjun hyung sedikit lebih memperhatikanmu dari pada kami?..."

Junho menatap wajah Chansung dgn nanar, seolh tak mengerti dgn apa yg dikatakan Namja itu.

"Nuneo, slama ini kami tau Minjun hyung sedikit lebih memperhatikanmu dari pd kami, tp kami tak mempermaslaahkan itu, karena kami tau kau takkan mengambil Minjun hyung secara utuh dari kami, seharusnya kau bisa melakukan itu jg saat Minjun hyung dekat dgn Taecyeon, kau harus menerima kehadirannya diantara kita semua, dlu kami jg tdk bisa menerima Taec, tp lambat laun kami mulai terbiasa dgn kehadirannya, aku tau kau sebenarnya mulai bisa bersahabat dgn Taec, hanya caramu saja yg salah...."

"Maksudmu?.."

"Kau org yg baik Lee Junho, aku tau kau secara tdk langsung sudh melindungi Taec slama ini, saat Taec akan d forum, saat Taec akan menghadapi lomba kemarin, aku tau kau memberinya support, hanya saja caramu melakukannya beda dri org2 pd umumnya, dan itulah yg membuatmu takkan pernah bisa d gantikan olh org lain, kurasa itu jg yg d rasakan olh Minjun hyung, dia tetap menyayangimu skalipun dia lebih dekat dgn Taec saat ini... "

Junho mengaga lebar, seakan rahangnya akan terjatuh detik ini jg, bagaimana mungkin Chansung mengetahui itu semua? 

"Cha-Channie.... Bagaimana kau bisa mengetahui itu semua?.."

"Karena aku menyayangimu.... "

............

Minjun membuka matanya perlahan, hal yg pertama kali dia raskaan adalah kepalanya yg masih terasa berdenyut keras, dan ada sesuatu yg membatasi pergerakan tangannya, infus. 

Tunggu dulu, dimana ini? Sepertinya ini bukan dorm, lalu? 

"Kau sudh bangun hyung? Bagaimana keadaanmu? Sudh agak baikan dri td?... "

Suara itu, suara yg sudh sangat familiar d telinga Minjun. "Wae?? Emmhh, dimana aku?.. " Minjun berusaha bangun sambil memegang kepalanya. 

"Hustt jgn banyak bergerak dlu, kau ada d apartemenku hyung, td kau pingsan, dan menurut anamnesa ku sepertinya kau kelelahan,kurang istirahat dan suhu tubuhmu jg demam..." Taec kembali mendorong tubuh Minjun agar berbaring d ranjangnya. 

"I-ini... " Minjun mengangkat tangannya yg sudh terpasang infus. 

"Eum? Ahhh...  Itu aku yg memasang infusmu.."

"Mwooo??.. "

"Aisshhh jincha, wae, eoh? Kau lupa, aku ini jg calon dokter meski baru tingkat 1, tp aku sudh tau bagaimana cara memasang infus dgn baik, jd jgn khawatirkan itu... " Taec kembali memasang kompres d kening Minjun. 

Minjun memperhatikan Taec yg menjaganya dgn telaten, dia melirik jam diatas meja nakas, ini sudh hampir jam 1 malam, dan mereka belum tertidur. 

"Aku tdk apa2, aku baik2 saja, kau istirahatlah... " ujar Minjun sambil berbaring dan membelakangi Taec. 

"Minjun hyung, a-aku.... "

"Tidurlah..." Minjun hanya membalasnya datar tanpa menatap Taec.

"Aku tau kau marah padaku, aku tau kata2 ku sudh sangat kelewatan, tp maafkan aku, aku tak bermaksud mengatakan itu semua, aku hanya bingung, a-aku... "

"Apa yg kau bingungkan?.. " Minjun berbalik hingga menatap Taec lg. Tp namja itu hanya diam dgn kepala yg tertunduk. "Knp diam? Jawab aku Taec..."

Ntah pergi kemana Taec yg selama ini selalu bersikap berani dan angkuh, untk kali ini dia hanya bisa tertunduk tak berdaya. 

"A-aku... Aku bingung... "

"Tentang?... "

"Te-tentang perasaanku..."

DEG!!! Kini gantian Minjun yg terdiam mendengar pengakuan Taec. Taec memberanikan diri menatap wajah Minjun yg sedang terbaring dihadapannya. 

"Hyung, a-aku, aku bingung hikkkzzzz... Aku tdk mengerti dgn apa yg aku rasaaaaa.... " runtuh sudh pertahan seorg Ok Taecyeon, semua keangkuhannya hilang bersama airmatanya yg jatuh membasahi kedua pipinya. 

Minjun mengerutkan keningnya, melihat Taecyeon menangis adalah hal yg baru kali ini dia alami, bagaimana wajah yg selalu menyebalkan itu kini tampak kusut dan lemah. 

"Taec, knp kau menangis eoh? Ada apa sebenarnya??... " Minjun bangkit dri tidurnya dan mendekat kearah Taec yg sedang menangis d tepi ranjang dgn posisi kepala yg tenggelam dilipatan tangan, dan tangan Minjun terulur mengusap bagian belakang kepala Taec. "Heiiii ayolah, kau menangis knp eoh? Lihat aku, ceritakan apa yg sebenarnya teejadi.."

Taec tak menjawab, dia tetap dgn posisinya semula, Minjun tau Taec masih menangis karena pundaknya yg terus bergetar, Minjun mengusap pundak itu pelan, berusaha menenangkannya. 

Meski belum mengerti dgn apa yg sebenarnya terjadi pd Taec, yg bisa Minjun lakukan hanyalah mengusap pundak namja itu untuk menenangkannya.

Setelah beberapa saat, akhirnya Taec kembali mengangkat wajahnya menatap Minjun, Minjun tercekat melihat mata Taec yg membengkak karna tangis, dan wajahnya yg memerah. 

Tangan Minjun terulur untk mengusap wajah itu perlahan. "Taec, kau knp sebanarnya eum? A-apa ini ada hubungannya dgn ku?.. "

Namun secara tak terduga Taecyeon menganggukkan kepalanya, kini gantian Minjun yg terkisap, bagaimana mungkin Taec jd seperti ini karenanya. 

"A-apa yg sebenarnya terjadi, knp bisa kau jd seperti ini karena ku?.. " tanya Minjun dgn takut2, dan Taec tiba2 menatapnya dgn seduktif. 

"Kau tau? Kau mengacaukan semuanya hyung, kau mengacaukan hidupku, kau mengacaukan semua harapanku, kau merusak semuanya... "

DHUAARR!! Minjun yg td mulai mau membuka hatinya untk memaafkan Taec kini kembali terluka dgn kata2 kasar itu. 

Minjun menjauhkan tangannya dari wajah Taec, tp sayangnya tangan mungil itu sudh lebih dahulu d tahan olh Taec. "Kau, bagaimana mungkin kau melakukan hal ini padaku? Mengapa kau merusak hidupku? Mengapa kau selalu hadir d dlm otakku bahkan disaat aku sedang berusaha membuangmu jauh2 dari ingatanku... "

Minjun menatap Taec dgn takut, dia mundur kearah belakang untk menghindari tatapan tajam Taec, tp sialnya pundaknya malah tersandar ke Headbed dgn posisi tangannya yg masih d genggam keras olh Taec. 

"Kau, kau fikir kau siapa HAH?? Knp kau membuatku serasa seperti org gila seperti ini? Bisakah kau menjauh dariku? Bisakah kau pergi dari fikiranku ??.." tubuh Minjun mulai bergetar ketakutan melihat perubahan ekspresi Taec secara tiba2 ini. Apalagi dgn posisi tubuhnya yg sudh terhimpit ke arah headbed. 

"A-aku.. A-aku minta maaf kakau aku sudh mengganggumu hikkzz... " Minjun mulai tersudut ketakutan, airmatanya mulai menetes, tp Taecyeon seolah buta dgn hal itu, dia terus menatap Minjun dgn tatapan membunuhnya. 

"Maaf?? Apa kau fikir kata maaf saja bisa cukup IYA??.. " Minjun semakin bergetar saat Taec berteriak lantang dihadapan wajahnya. 

"La-lalu apa yg harus aku lakukan? A-aku sudh berusaha menghindarimu, ta-tapi kau selalu saja tiba2 muncul d hadapanku..." cicit nya penuh ketakutan. 

Taec mendengus kasar melihat ekspresi Minjun, sedangkan Minjun tubuhnya mulai dibasahi olh keringat, bahkan infus yg terpasang ditangannya kini mulai mengeluarkan darah karena alirannya tersumbat saat dicengkram keras olh Taec. 

"Ta-taec... Sakiittt hikkzzzz... " Minjun meringis menahan tangannya yg dicengkram erat. 

"Sakit? Hahahahahah kau tau, ini tak seberapa dibanding sakit yg aku rasa... " 

"Ka-alau begitu a-aku akan pergi skrng, a-agar kau tak terganggu lg dgn kehadiranku... " Minjun berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Taec, tp tubuhnya yg lemah tdk bisa mungkin bisa mengalahkan kekuatan namja itu. 

"Kau ingin pergi hah?? Berani2nya kau..."

"Ampunnn hikkzzz... Maafkan aku, aku tdk tau kesalahan apa yg kulakukan padamu, tp ku mohon jgn sakiti aku... " Minjun menutup matanya dgn rapat saat Taec mengayunkan tangan ke arah wajahnya 

Tapi bukannya tamparan keras yg dia dapatkan, justru tangan Taec menyentuh bagian belakang lehernya dan detik berikutnya wajah Minjun terbenam dibalik dada Taec yg bidang, Minjun yg sama skali belum bisa memahami apa yg terjadi secara cepat kini hanya bisa terdiam, tangisnya semakin menjadi.

"Jgn pergi hyung, jgn pergi dariku lg, jgn menghindariku, jangan tinggalkan aku, ku mohonnn hikkzzzz.... " secara samar kata2 itu terus dibisikkan Taec dibalik telinganya,

Minjun mendorong tubuh Taec, "Apa maksudmu Taec? Apa yg kau inginkan sebenarnya hikkzzz... Knp kau membuatku bingung Taec? aku tak mengerti apa mau muuuuuuuuu, huweeeeeeeeee... " Minjun memukul dada Taecyeon dgn keras, tp namja itu kembali menangkap tangannya dan membawa Minjun kembali ke dlm pelukannya. 

"Jgn tanyakan padaku hyung, aku tdk tau apa yg sebenarnya aku rasakan, kau slalu ada d fikiranku, kau tak pernah lepas dri ingatanku, seberapa kuatpun usahaku untk menghindarimu semuanya hanya berakhir sia2, aku tdk tau apa arti semua ini, yg jelas aku tdk suka melihatmu dekat dgn org lain, apalagi itu yeoja, aku tdk mau, aku tdk suka, jd kumohon kau harus selalu dekat dgnku, jgn menjauh sedikitpun, ku mohon.... " akhirnya setelah menahan semuanya slama ini, Taec bisa mengungkapkannya. 

"Ma-maksudmu?.. " tanya Minjun lirih dari dekapan Taec. 

"Ntahlah, aku tdk tau apa maksudku, yg jelas aku hanya ingin kau menjadi milikku, kau slalu ada d dekatku, dan tak boleh ada yg menyentuhmu selain aku, aku bergulat dgn fikiranku selama beberapa hari ini, maafkan semua kata2 kasarku yg menyakitimu, yg jelas aku hanya sekedar berusaha meyakinkan bahwa aku lelaki normal seperti biasanya, aku lelaki straight yg menyukai perempuan, tp semua itu berubah sejak aku bertemu dgnmu... "

Detik itu jg Minjun kembali melepaskan diri dari pelukan Taec, "Lalu maksudmu kau ingin menyalahkanku skrng? Kau ingin mengatakan aku yg membuatmu jd seperti itu? Iya? Kau tau bahwa aku heemmphhhh... "

Kata2 Minjun terhenti saat Taec tiba2 menyergap bibirnya dgn cepat, membungkam semua kata2 ug ingin d lontarkan Minjun, dan akhirnya ciuman itu kembali terjadi meski diselingi dgn isakan dari keduanya, airmata mereka terus mengalir yg entah untk alasan apa.

Ciuman yg lembut namun mulai menuntut, Taec membawa tubuh Minjun untk berbaring dibawahnya, dan Minjun sudh mengalungkan tangannya d leher Taec, menikmati sentuhan2 bibir hangat mereka, hingga dirasa pasokan udara d paru2 mereka mulai menipis, Taec melepaskan ciumannya.

"Kau berisik sekali kalau seperti td hyung... " Taec mengusap bibir Minjun perlahan yg kini mengkilap karna ulahnya barusan. "Kau tau? Selama ini aku selalu menyalahkanmu atas semua ini, hingga akhirnya aku menyadari bahwa kita berdua seperti medan magnet yg berbeda, akan selalu tarik menarik dan mendekat dgn sendirinya, maka dari itu, jgn pernah berfikir aku menyalahkanmu hyung, karna ini kesalahanku jg..." Taec kini membelai lembut wajah Minjun yg berada dibawahnya, sedangkan tangan Minjun masih setia bertengger d leher Taec. 

"Ta-tapi kau bilang aku harus mempertanggung jawabkan ini semua, a-aku harus bagaimana?.. " tanya Minjun dgn polosnya. 

"Ya, kau harus bertanggung jawab Hyung, dgn cara selalu berada didekatku, jgn pernah menjauhiku, dan jgn terlalu dekat dgn org lain, apa kau faham?.. "

Minjun membulatkan matanya mendengar permintaan Taec. "Yakkkhhh, bagaimana mungkin aku melakukan itu hah? Kau fikir aku kekasihmu?.. "

"Kau bukan kekasihku, tapi aku menyayangimu, dan aku tau kau jg mencintaiku.. " Taec mengeluarkan evil smile nya yg terlihat mesum dimata Minjun. 

"Aiishhh darimana kau tau bahwa aku mencintaimu? Hahahahah jgn terlalu percaya diri Tuan Ok... "

"Oh ya?? Mau kita buktikan?.. " Taec kembali mendekatkan wajahnya kearah Minjun, menatap bibir yg masih sedikit basah karena ulahnya td, tak tahan dgn tatapan Taec, maka Minjun memejamkan matanya perlahan.

Taec langsung terkekeh melihat tingkah lucu Minjun "Hahahahahahah, lalu kalau kau tak mencintaiku, knp kau pasrah dan memejamkan matamu seperti ini ? Kau berharap aku menciummu lg?.. "

Detik itu jg Minjun langsung membuka matanya dan menatap wajah Taec malu, kini pipinya benar2 merah seperti tomat busuk. Bagaimana mungkin rahasianya begitu cepat d ketahui Taec. 

"Hahahahahahha, wajahmu knp jd merah begini eum? Aahhhh mungkin demammu makin tinggi... " Taec menyentuh kening Minjun pura2 polos, tp namja itu segera membuang mukanya, "Hahahahah baiklah, kau tau? Aku jg ingin menciummu lagi dan lagi, tp sepertinya ada sesuatu yg tdk beres d belakang leherku... " Taec kemudian mengambil tangan Minjun yg melingkar d lehernya, dan saat itu jg mereka sama2 kaget melihat darah segar megalir dari jarum infus Minjun. 

Taec segera berlari mengambil kotak P3K,dan setelah itu dia sigap memperbaiki infus Minjun yg terlepas karena ulah mreka tadi. 

"Yakkhhh bukan begitu caranya... "

"Aiishhh itu nyeri Ok Taecyeon... "

"Aaakkhhh seharusnya pakai alkohol dlu..  "

"Aishh jincha, kau mau jd dokter atau tukang pukul hah??.. "

Sederet omelan Minjun menemani kegiatan Taec yg sedang mengganti infus, memindahkan infus tsb ke tangan kiri Minjun, karena tangan kanannya sudh bengkak saat infus tsb terlepas paksa gara2 ulah mereka tadi. 

"Kau tau? Menginfusmu dalam keadaan pingsan jauh lebih mudah dari pada kau yg berisik seperti ini... " gerutu Taec. 

"Ckk, kau fikir siapa yg membuat infusku jd bengkak seperti ini hah? Kau bahkan membuat tanganku jd merah karena mencengkramnya terlalu kuat td... " Minjun mengusap2 tangan kirinya yg sedikit memerah. 

Taec yg menyadari hal itu segera mengambil tangan Minjun, menggenggam dan mencium tangan itu dgn lembut "Mianhe... Aku sudh menyakitimu... "

Minjun kembali merasakan desiran aneh dijantungnya saat ini, perasaan bahagia sekaligus khawatir mulai merasuki fikirannya. 

"Hyung, wae?? Knp kau diam saja? Kau sedang melamun?... " 

"Taec, apa kau yakin dgn semua ini?.. " tanya Minjun tiba2

Taec mengerutkan keningnya tak faham "Maksudmu? Apa kau ragu dgn perasaanmu sendiri hyung?..."

"An-anni, bukan itu maksudku, tp yg aku khawatirkan bagaimana kalau org lain tau tentang hubungan ini, bukankah hal yg seperti ini masih sangat teelarang Taec?...".

Taec akhirnya mengerti apa yg dimaksud olh Minjun, dia ikut naik ke ranjang dan duduk d sebelah Minjun, kemudian dia menepuk2 bagian d sela2 kakinya untk meminta Minjun duduk d pangkuannya.

"Kemari... " meski terlihat ragu, Minjun akhirnya berpindah duduk d sela2 kaki Taec dgn kepala bersandar didada bidang itu, Taec melingkarkan tangannya d pinggang Minjun. 

"Apakah saat kita bahagia org lain perlu mengetahuinya? Apa org lain ikut merasakannya?.. " tanya Taec lembut, dia sesekali mengecup pucuk kepala Minjun. Dan namja itu menggeleng pelan. 

"Nah itu kau tau hyung, didunia ini ada kalanya sesuatu itu tak harus selalu kita bagi dgn org lain, cukup hanya kita yg merasakannya, jd ini semua tentang apa yg kita rasa, bukan tentang apa yg org lain lihat, kau faham?... "

Minjun memainkan jari2 besar Taec yg melingkar d perutnya, "Jadi kita harus menutupi ini semua dri org lain? Apa kita bisa?.. " tanya Minjun lirih. 

"Tak ada yg tak bisa, bahkan aku saja bisa membuatmu jatuh Cinta padaku.. Aawwwwwwww..." Taec lengsung meringsi saat tiba2 Minjun mencubit tangannya dgn keras. "Huweeee Minjunnie... Knp kau mencubitku eoh?? Ckk ~ kalau cubitanmu sudh sekeras itu, kurasa kau sudh sembuh skrng... " .

"Salahmu sendiri, siapa suruh bicara seperti itu, sudahlah, aku mau tidur,bsok aku harus jaga pagi lagi... " Minjun segera bergeser dari pangkuan Taec, tp lagi2 namja itu menahannya. 

"Knp harus pindah, tidurlah disini, aku akan menjagamu... " Taec kembali menyadarkan Minjun didada lebarnya, "Istirahatlah, aku tdk akan mengganggumu... " ujar Taec pelan sambil mengusap kepala Minjun. 

Dan Minjun kini berbalik menghadap Taec, menyadarkan wajahnya d dada bidang itu, "Gomawo... "

"Untuk?.. "

"Untuk semuanya Taec... "

Taec mengangkat dagu Minjun lalu menghadiahinya ciuman sekilas, kemudian dia kembali menyadarkan kepala itu didadanya. 

Tak perduli apa yg akan mereka hadapi esok hari, yg jelas kebahagiaan lah yg mereka rasakan saat ini. 

 

.

.

TBC. 

.

.

JANGAN LUPA TUNGGALKAN JEJAK D KOLOM KOMEN YA, BIAR AUTHOR SEMANGAT UNTK NGELANJUTIN FF NYA. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Tina0608
#1
Chapter 21: Sequel : komen g ya. . .
Komen g ya. . .



Hhmmmm. . .
Beda org beda pendapat kali ya,saya ngerti knpa minjun bs brubah kxk gitu,rasa cemburu dan tkut khilangn bs mrubah seseorg mnjdi org lain. . .
Setidakx minjum mnyadari ksealahanx. . .
Saya bs paham gmna tntang BL,krna saya pnx tman yg pnx orientasi seksual berbeda,jd sdah g ngeh. . .
Entah krna saya bs paham,atw karna otak saya yg mgkn salah tempat,wkkkkkkkk. . .
Tp seperti kata narasumber,mereka g bs d tgalkan,qt g bs ngejudge mereka gitu aja,krna qt g pernah tw gmana rasax brada d posisi mereka kan. . .






@bulur. . .
Komen gini boleh g sih. . .
Pasang mode wajah polos (wajahx,bukan tubuhx,wkkkkkkkkkkkk)
Tina0608
#2
Chapter 19: Boleh komen g neh utk narasumber yak ?
Dpat izin dlu neh baru berani komen...hehehe
Tina0608
#3
Chapter 9: Chap 9 : gw sider,gw sider (ngacungin jempol kaki)????
Tina0608
#4
Chapter 8: Chap 8 : jika semuax real,brrti anuanx jg real kan ya ?#plak????


Mode gaje???
Tina0608
#5
Chapter 7: "As your wish baby" tingkat mesum gw naik. . .
Eeeeaaaaaa,bebeb gw anuan,otak gw dah piknik kmna2,pagi2 pula. . .
Nice bulur. . .
Ff lu bkin hati gw yg kmren kmna2 piknik k khuni n chansung balik k bebeb taec#plak. . .
Hahaha. . .
Charmed_syima #6
Chapter 21: Sedih....ayoh 'minjun'nie...mnta maaf aja sama 'taec' ok...sequel nya cuma 1 chap ya?thanks dear author
fytry_ #7
Chapter 21: Rasanya kuingin mencabik2 Minjun. Klo aja membunuh itu gak dosa dan gak bikin masuk penjara.....

Buat Taec oppa. Baca kisahmu ini gak tau kenapa rasanya nih di dalem hati ikut sakit jugaa.... rasa2nya gak adil banget orang sesabar dan sebaik dirimu harus masih terus terlibat di dalam lingkaran orang2 yg pernah menyakitimu.

Semoga dirimu bener2 bisa menemukan pendamping hidup yg tepat. Yg bisa menggantikan semua kesedihan dan trauma yg pernah kamu alami.

I support you....
Woonilynnelle
#8
Chapter 21: Wkwkwkwk ketauan nihh jomblo.... Hhh
Mari kita berandai andai.. Dan andai aja jodoh aku kaya taec oppa. Ohh sungguhh warbiasahhhh... Mauu kalii lahh yg kayaa drimu oppa.. Marii merapat oppa... Ga bakal putus kok meskipun lgi wamill, di tunggu ampe kelarrr,,, hhhhhhhh *apasihhhguueeeeyampunnn bawa" wamil.. Gkgk
But thanks lah eon buat sequel nya.. Di tunggu next ff... Ganbate
Amaliaambar
#9
Chapter 21: Kyyyaaaaaaaaaaaa taecyeon oppaa ohh sungguh indah hatimu andaai aku bisa menemukan pria seperti diirimu oppa wkakakak btw aku jomblo loh boleh lahh jadi alternatif buat jadi pendamping hidup *plakkk*
rada kesel sih sama karakter minjun sumpah diaaa egois bgt ih kalo ketemu wujudnya mah rasanya pengen aku gigit-_-
thankss lah ya eon atas squelnya kutunggu ff mu yg lainnyaa saranghae :*
2pmhottest_saranghae
#10
Chapter 21: My taec oppa (love)
Greget banget pengen marah tapi gak bisa apa" taec kyk gitu..
Taec oppa itu hati apa berlian indah banget astaga,,, sakitnya berasa loh, but always happy and healty ya taec oppa, btw yg disini juga mau hahahaha laki" mapan, ganteng hatinya kek begitu siapa yg nggak mau coba.. Wkwkwkw
And thanks authornim sayang, hwaiting kisseu ~