Chapter 1

Black Pearl

Di sebuah ruangan yang ditata dengan gaya minimalis, terlihatlah tiga orang laki-laki dengan wajah serius mereka. Seorang dari mereka duduk disebuah kursi besar dibalik meja kerjanya. Sedangkan seorang lainnya yang berbadan besar dan berkulit agak kecoklatan tengah duduk di sofa berbahan kulit disudut ruangan. Seorang laki-laki yang memiliki tubuh paling kecil diantara mereka bertiga terlihat duduk di lengan sofa sembari bersidekap. Tatapan matanya terlihat tajam.

 

"Jadi, apa misi kita kali ini?" tanya Taecyeon, lelaki dengan kulit kecoklatan itu sembari memainkan bolpoint ditangannya.

 

Orang yang ditanya, yang tak lain adalah Boss dari Taecyeon, Hwang Chansung menatap kedua bawahannya dengan tatapan serius. Lelaki berusia awal 30an itu menunjukkan wajah yang terlihat begitu tenang walaupun masih dengan tatapan yang serius. Tetapi didalam ketenangannya tersebut, terdapat kegelisahan dan kekhawatiran yang amat besar.

 

"Misi kalian kali ini adalah menangkap Boss Mafia terbesar di Korea. Dia bernama Kim Minjun atau yang lebih kita kenal dengan nama Jun.k." Chansung menatap satu persatu kedalam mata kedua agennya dengan tatapan serius.

 

"Bukankah dia juga sedang diburu oleh Kepolisian?" tanya seorang laki-laki yang sejak tadi hanya diam sembari bersidekap, Lee Junho. Agen BIN yang dikenal selincah tupai karena kelihaian otak dan bela dirinya itu menatap Bossnya dengan pandangan bertanya.

 

"Ya, kau benar Junho. Pihak kepolisian sendiri yang meminta bantuan BIN untuk menangkapnya." Chansung menghentikan ucapannya sebentar, seperti memikirkan sesuatu, sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya. "Dia adalah Boss Mafia yang melakukan perdagangan manusia dan pemasok Narkoba terbesar di wilayah Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai seorang yang berdarah dingin. Dia bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya. Termasuk wanita dan anak kecil sekalipun." nada suara Chansung terdengar sedikit bergetar.

 

"Wow. Kurasa tangkapan kita cukup besar kali ini." Taecyeon berkata dengan seringai di bibirnya, "Oh ya, kudengar 2 bulan yang lalu ia hampir saja tertangkap oleh polisi lokal Thailand. Dan kalian tahu? Dia berhasil lolos begitu saja karena kelihaian anak buahnya yang bernama Nichkhun." Lanjutnya.

 

"Ya, Taecyeon benar. Kita harus berhati-hati dengan orang bernama Nichkhun itu. Selain pemegang sabuk hitam taekwondo, dia juga seorang Sniper yang handal." ucap Chansung serius.

 

"Apa kau punya data-data tentang mereka, Boss?" tanya Junho kemudian.

 

"Tentu saja. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok Mafia bernama Black Pearl. Untuk lebih jelasnya tunggu sebentar, aku akan meminta datanya kepada Shinhye." ucap Chansung seraya menekan sebuah tombol ditelepon kantornya.

 

Setelah berbicara dengan sekretarisnya, tak lama kemudian masuklah seorang wanita cantik berambut coklat kemerahan. Ia mengenakan blazzer berwarna abu-abu, dipadukan dengan rok di atas lutut dengan warna senada.

 

"Ini data yang anda minta Tuan Hwang." Ucap wanita bernama lengkap Park Shinhye itu, sembari memberikan sebuah map berwarna biru tua kepada Chansung.

 

"Terima kasih Shinhye. Kau boleh kembali ke ruanganmu." Ucapnya sembari melemparkan senyum tipis pada sekretarisnya itu.

 

"Baiklah, saya permisi." Shinhye berjalan ke arah pintu, bermaksud meninggalkan ruangan tersebut. Tapi baru beberapa langkah, ia terlihat sedikit mengerlingkan matannya pada Taecyeon yang kini telah berdiri untuk melihat berkas yang diberikannya.

 

"Berhati-hatilah Taec, Black Pearl adalah organisasi yang berbahaya." Bisik Shinhye saat mereka berpapasan. "Kalau kau berurusan dengan mereka. Bukan hanya kau yang berada dalam bahaya."

 

Taecyeon hanya tersenyum tipis setelah mendengar apa yang diucapkan Shinhye, sebelum akhirnya ia membalas, "Thanks for your information, dear." balas Taecyeon sembari mengedipkan sebelah matannya dan melemparkan senyum genit pada sekretaris cantik tersebut.

 

~2PM~

 

Taecyeon dan Junho tengah berada di ruang kerja mereka. Taecyeon terlihat sibuk dengan komputer miliknya. Sedangkan Junho terlihat tengah memindai sebuah laporan dengan matanya yang kecil namun tajam.

 

"Dari mana kita harus memulainya Taec?" tanya Junho tiba-tiba. Mengalihkan fokus Taecyeon dari layar komputernya.

 

"Kurasa pertama-tama, kita harus mencari tau seluk beluk Black Pearl lebih dalam, karena data yang diberikan tuan Hwang hanyalah bagan besar organisasi mereka." Taecyeon mendengus sebal. "Informasi macam apa ini?! Si hidung besar itu benar-benar senang sekali menyulitkan kita." Taecyeon memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Setidaknya kita harus mengetahui siapa saja relasi mereka Junho. Bahkan yang terkecil sekalipun. Karena informasi dari mereka akan sangat berguna bagi kita."

 

"Kau benar Taec." Ucap Junho sembari masih memindai berkas laporan yang ada ditangannya.

 

"Lebih bagus lagi kalau kita bisa tahu dimana mar-"

 

"Ketemu!" Seru Junho tiba-tiba. Memotong ucapan Taecyeon yang baru setengah jalan.

 

"Apa yang kau temukan Junho?" Tanya Tarcyeon penasaran sembari berjalan kearah meja kerja Junho.

 

"Orang ini." Junho menunjuk sebuah berkas berisi tentang data diri seorang laki-laki paruh baya dengan sebuah tato kalajengking di leher bagian kirinya.

 

"Memangnya kenapa dengan orang ini Junho? Bukankah dia adalah JYP, pemasok senjata ilegal yang kita tangkap beberapa bulan yang lalu?" Tanyanya bingung.

 

"Dia ada dalam laporan yang diberikan oleh tuan Hwang, Taec. Dia dulu adalah penyedia senjata untuk Black Pearl sebelum dia akhirnya tertangkap oleh kita." Junho menatap mata Taecyeon dengan tatapan serius.

 

"Oh yeah! Aku masih ingat dengan jelas bagaimana ia dengan percaya dirinya mencoba melawanku dan akhirnya hanya jatuh tersungkur dengan luka sayatan yang cukup besar dipunggungnya." Taecyeon mendengus meremehkan. "Sebaiknya kita temui dia sekarang Junho." Ucapnya sembari menyambar jaket miliknya dan disusul dengan Junho yang mengekorinya dibelakang.

 

~2PM~

 

Di ruangan yang hanya berukuran 4x4 meter tersebut terdapat tiga orang laki-laki didalamnya. Seorang diantaranya mengenakan borgol ditangannya.

 

"Baiklah tahanan 09S08, kami tidak akan berbasa-basi. Katakan semua yang kau ketahui tentang Black Pearl." Ucap Junho kepada seorang lelaki berbadan besar pemilik tato kalajengking itu.

 

Tahanan yang biasa dikenal dengan nama JYP itu terlihat tertawa kecil, meremehkan. "Cih, apa untungnya aku memberi tahu semua itu kepada kalian?" Ucapnya santai.

 

"Aku sudah mencoba menanyakannya dengan cara baik-baik padamu." Junho masih mencoba bersikap tenang.

 

Lagi-lagi, tawa meremehkan meluncur mulus dari laki-laki berusia 40an tersebut. "Kalian hanya tikus-tikus pengerat kecil yang mencari makanan dengan mengorek tempat sampah."

 

"Jaga ucapanmu brengsek!" Seru Junho dengan emosi yang mulai naik. Ia bahkan menarik kerah baju tahanan yang dipakai JYP.

 

"Tenanglah Junho. Emosi tak akan menyelesaikan apapun. Biar aku saja yang menangani ini." Ucap Taecyeon sembari menepuk bahu Junho, mencoba meredam emosi rekan seprofesinya tersebut yang memang sangat mudah naik pitam.

 

Taecyeon menarik kursi yang berseberangan dengan kursi tempat JYP duduk, lalu ia mendudukkan diri disana.

 

"JYP-shi, maafkan atas ke-idiotan temanku ini." Taecyeon melirik sekilas kearah Junho, yang tengah menatapnya dengan tatapan kesal, seakan memberi isyarat dengan matanya, 'aku bisa menangani ini'. "Nah, bagaimana kalau kita buat kesepakatan, JYP-shi?" Taecyeon menyodorkan selembar foto dan secarik kertas kepada JYP.

 

Laki-laki yang memiliki wajah tegas tersebut tampak terkejut dan terlihat tidak suka saat melihat apa yang disodorkan oleh Taecyeon. Sedangkan Junho terlihat bingung dengan situasi yang terjadi saat ini.

 

"Cih!" JYP berdecih tidak suka, sebelum akhirnya tertawa. "Heh! Aku suka dengan caramu. Kau cukup bagus dalam membuat suatu kesepakatan bocah." Ucapnya sembari mencondongkan diri kearah Taecyeon. "Jadi, apa yang ingin kalian ketahui tentang Black Pearl?" tanyanya kemudian.

 

'Gotcha!' Seru Taecyeon dalam hati.

 

"Dimana markas mereka?" Bukan Taecyeon, melainkan Junho yang melontarkan pertanyaan tersebut.

 

"Maaf bocah. Aku tak punya jawaban atas pertanyaan yang kau ajukan." Jawab JYP santai. Ia kembali menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dibelakangnya. Masih dengan senyum mengejek yang ia tujukan pada Junho.

 

"Kau mau main-main denganku hah?!" Emosi Junho kembali tersulut mendengar jawaban bernada mengejek dari JYP.

 

"Tenanglah Junho. Bukankah sudah kubilang kita tak akan mendapatkan apa-apa dengan emosi?" Taecyeon mendesah frustasi. Merutuki emosi temannya yang memang terkenal temperamen tersebut.

 

"Ck. Aku heran, bagaimana bisa orang dengan otak udang sepertimu menjadi seorang agen BIN." Lagi dan lagi, nada meremehkan yang ditujukan pada Junho keluar dari bibir JYP.

 

"Kuhajar kau brengsek!" Kepalan tangan Junho yang siap bersarang dipipi lelaki bertato tersebut dengan sigap ditahan oleh Taecyeon.

 

"Tidak bisakah kau mengendalikan emosimu Lee Junho!" Taecyeon berkata dengan tegas. Membuat Junho sedikit bergetar takut akan ketegasan rekan satu timnya tersebut. "Biarkan aku yang menangani ini. Kau bisa keluar dari sini kalau kau masih tidak bisa mengendalikan emosimu!"

 

Junho hanya bisa melangkah mundur dan membiarkan Tarcyeon melanjutkan interogasinya. Ia membiarkan Taecyeon mengurus semuanya dan hanya melihatnya sembari bersandar di dinding di samping pintu ruangan tersebut.

 

"Jadi, kalau kau tidak mengetahui dimana letak markas mereka, lalu dimana biasanya kalian melakukan transaksi?" Mata Taecyeon menatap lurus pada JYP.

 

"Kami tidak melakukan transaksi ditempat yang sama karena polisi pasti akan mengendus kegiatan kami. Kami selalu mengubah tempat transaksi kami." Jeda sejenak. "Kalian tidak akan mendapatkan apa-apa dengan menanyaiku pertanyaan semacam itu." Senyum mengejek lagi-lagi terlukis apik dibibir laki-laki bertato tersebut.

 

Hening selama beberapa saat.

 

"Jackson." Hanya satu kata itu yang diucapkan oleh JYP setelahnya.

 

"Jackson?" Ulang Taecyeon.

 

"Temui orang itu. Dialah orang yang memasok senjata untuk Black Pearl saat ini." Ucap JYP sembari mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di meja.

 

"Baiklah, aku mengerti. Terimakasih atas kerjasamamu JYP-shi." Ucap Taecyeon menampilkan senyum tipisnya.

 

Taecyeon keluar dari ruangan tersebut, yang kemudian disusul oleh Junho di belakangnya, yang tak lupa memberikan tatapan tajam terakhirnya pada JYP seakan mengatakan 'aku akan membunuhmu jika kita bertemu lagi nanti', sebelum melangkah keluar dari ruangan tersebut.

 

"Kesepakatan apa yang kau buat sampai-sampai si brengsek itu dengan mudahnya mau bekerja sama dengamu Taec?" Tanya Junho penasaran.

 

Taecyeon tertawa sembari merangkul bahu Junho. "Aku hanya menunjukkan foto putrinya dan mengatakan kalau putrinya sangat cantik. Dan akan sangat disayangkan kalau gadis secantik itu akan membusuk dipenjara karena tidak bisa menyelamatkan diri dari kejaran CIA kalau ia tak mau bekerja sama." Ucapnya enteng.

 

"Memangnya apa yang dilakukan putrinya Taec?"

 

"Kau tahu? Dibalik wajah cantiknya itu, ia adalah pemasok senjata terbesar untuk mafia di Amerika. Dia memutuskan untuk pindah ke Amerika setelah ayahnya tertangkap, dan membangun kembali organisasi JYP yang sudah lama tidak bekerja." Ucap Taecyeon panjang lebar. Junho terlihat terkejut mendengar penuturan Taecyeon.

 

"Benar-benar luar biasa. Tapi, darimana kau tahu semua itu Taec?"

 

Taecyeon tak langsung menjawab, ia hanya menoleh ke arah Junho sembari tersenyum kecil, "Kau pasti sudah tahu jawabannya Junho." Taecyeon mengedipkan sebelah matanya sembari menampilkan senyum tipisnya. Senyuman ringan yang mampu membuat wanita manapun takluk di hadapannya. Ia kemudian berlalu menuju mobilnya, meninggalkan Junho yang masih mencoba menebak apa maksud dari ucapan Taecyeon.

 

"Dasar playboy! Pantas saja orang-orang menjulukimu sebagai James Bond, Taec!" Seru Junho saat ia telah mengerti apa yang dimaksud oleh rekan satu timnya tersebut. "Tunggu aku!" Ia kemudian setengah berlari mengikuti Taecyeon yang telah berada beberapa meter didepannya, berjalan menuju area parkir.

 

- TBC - 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
soleha_nuranisa #1
Chapter 3: penasaran hubungan shin hye berlanjut ke taecyeon gk yah??
eyessmile14
#2
Chapter 3: Sudah tamat? Seriusan thor? Wae wae waeee ceritanya keren tp gereget ih bikin gereget sumpah terlalu pendek ini mah wkwk
Itu Nickhunnya mati kah sudh? Turut berduka cita:(
Asik2nya baca part kelainya eh udah habis aja XD Baca 2 part sekaligus rasanya ga berasa ih:(
Sebenarnya ini ga gagal thor cuman karena kependekan kali ah makanya author mikir gagal :(
fytry_ #3
Chapter 3: Laahhh why dibilang gagal..??
Seru tauuukkk.....
light_love #4
Chapter 3: Yah
Kok udah selesaiiii...lagi donk
fytry_ #5
Chapter 2: Btw, sama2... senang bisa membantuu... :)

Trus ini aku kudu ngomen lagi gak nih buat part ini..?? Hwahahahaaa.....

Ngomen lagi aja aahh...

Pliss.. Bang Khun, jangan sakiti Uyong pliss..!! Bahagiain ajaa diaa... jangan disakiti. Karena disakiti itu nggak enak.... *laahhh*

Ditunggu kelanjutannya yaa saay.... :* :*
soleha_nuranisa #6
Chapter 1: ya ampun, cerita taecshin. duh penasaran ama romance mereka..
eyessmile14
#7
Chapter 1: Ah aku suka action!! Belum kesampaian bikin action akhirnya kamu bikin author ovy!! :")
Ih kenapa cuman sampe 3 chapters aja? Yang satu chapter ini aja berasa pendek banget. Perasaan baru sekali ngescroll aja udah tbc aja. Kalau dipaskan sampe 3 chapters aja kurang gereget eon. Sesuatu yang dipaksakan itu ga baik author ovy wkwk *plak
Gilak keren banget sih peran kedua ma love di sini uu agen2 rahasia *.*
Iam looking forward for the next chapter yeay\^0^/
fytry_ #8
Chapter 1: Ughlalaaaaa.....

But why must be Shin Hye yg jadi ceweknya..?? *cuma nanya aja*

Sedikit koreksi tulisan dari aku Sha...
Coba diperhatiin lagi penulisan/penggunaan di/ke untuk kata sambung dan kata depan (keterangan tempat). Beberapa kata depan masih disambung penulisannya, padahal seharusnya kan dipisah.

Kayak : disebuah kursi besar, didalam --- ini seharusnya dipisah : di kursi, di dalam. dst.

Begitulaahh...

Ditunggu kelanjutannya... :* :*
ayudaantariksa #9
Chapter 1: Good , lanjut lagi kak