Prince Prince
PrincePagi hari di rumah kediaman Keluarga Kwon selalu riuh seperti biasanya.
Bukan riuh karena kehebohan seluruh anggota keluarga untuk bersiap dalam mengawali hari mereka, tidak. Keriuhan itu tidak terlalu berisik, tetapi tetap tidak wajar untuk rumah yang penghuni termudanya berusia delapan belas tahun.
“Bibi Im, seragamku mana?!”
“Aku tidak bisa menemukan kunci motorku!”
“Argh, Bibi Im, kenapa dasiku seperti ini?!”
“Kemana Paman Seo, seharusnya motornya sudah ada di depan rumah!”
Sesosok wanita tua berlari dengan tergopoh-gopoh sambil mengejar seorang pemuda tinggi yang hilir-mudik tanpa arah lorong rumahnya. “Tuan Muda, Anda lupa membawa tas!” seru wanita yang diketahui bernama Bibi Im tersebut. “Dan jangan lupa sarapan, Tuan Muda!”
Tuan Muda—yang bernama Kwon Hyunbin—itu langsung menoleh, meraih tasnya dengan cepat tanpa menggubris perkataan pelayannya. “Ini semua karena Ahreum lupa membangunkanku,” gerutunya lalu berjalan menuju keluar rumahnya. “Ahreum, sebaiknya kau memasakanku makan siang yang enak sebagai ganti kau telat membangunkanku.”
Perempuan muda di pertengahan usia 20-nya yang berdiri di ujung ruangan langsung membungkuk dalam dan mencicit, “b-baik, Tuan Muda.”
Hyunbin mendengus, tanpa basa-basi lagi membuka pintu rumahnya.
.
Kata orang-orang, Kwon Hyunbin lahir dengan sendok perak di dalam mulutnya.
Dia tampan, dalam sekali lirik semua orang langsung mengakui hal tersebut. Badannya yang tinggi menjulang menambah pesona penampilan fisiknya ke batas maksimal. Gaya berpakaiannya selalu kasual tetapi tetap terlihat mahal, tidak mengherankan bagi seorang anak tunggal dari keluarga pengusaha yang sukses.
Dia kaya, tampan, dan tinggi. Dia bisa memiliki satu dunia dengan seisi dompetnya, tetapi dia tidak punya semuanya.
Dia kaya, tampan, dan tinggi. Namun sayangnya, dia tidak punya otak dan sikapnya minus minus.
Sebelum kalian membenci Hyunbin le
Comments