Please, Suscribe to read a full story! ^^

"Bomi, aku butuh bantuanmu." Pintanya hati-hati. Ada gurat kecemasan diwajahnya.
"Apa itu?"
"Aku..ingin menciummu." Ucapnya yang hampir tak terdengar oleh telingaku. Tapi aku adalah pendengar yang baik, jadi aku selalu membuka telingaku lebar-lebar.
Aku membelalakkan mata. "Mwo?!" Kataku sedikit berteriak.
"Sssht! Tapi ini hanya kita berdua yang tahu." Ucapnya masih dengan volume serendah mungkin. "Aku tidak benar-benar menciummu. Hanya ciuman dipipi. Tidak seperti yang kau pikirkan. Dan berpura-puralah beberapa saat seperti kita menautkan bibir satu sama lain."
"Tapi-"
"Tolonglah.. sebagai gantinya, kau tak perlu membayar hutangmu padaku." Pintanya sembari merayu. Aku hanya mendengus kesal. Apakah menurutnya aku ini semurah barang belanjaanku tadi?
Tanpa menunggu persetujuan dariku, ia mendekatkan wajahnya padaku. Jarak diantara kamipun semakin dekat. Aku bisa mendengar napasnya yangsedikit memburu. Taeyang Oppa saja segugup ini. Apalagi denganku? Tak usah ditanya. Jantungku bahkan berdetak sangat cepat.
Sebelum benar-benar menciumku, aku sengaja menengokkan wajah tepat ia akan mencium pipiku. Sehingga bibir kami benar-benar bersentuhan sekarang. Karena ada hal yang harus aku ketahui.
Taeyang's POV
Aku membuka mata saat tiba-tiba ada sesuatu yang lembut dan basah menyentuh bibirku. Dan.. ini bukan yang seperti ku kira. Beberapa detik kemudian aku menarik tubuhku.
"Bomi?"
Ia membuka mata pelan-pelan. Dan menghiraukan panggilanku yang sebenarnya bertanya 'apa kau baik-baik saja?'
"Wae geurae?" Kemudian tangannya meraba setiap bagian tubuhnya seperti mengecek apa ada yang salah dengan dirinya. "Tak ada yang berubah