Three

All In
Please Subscribe to read the full chapter

“Ayah.”

 

Jihoon masuk kedalam ruang kantor ayahnya yang ukurannya saja Jihoon sendiri tak pernah mengerti. Selain buku-buku penting ayahnya, ada sofa yang sangat nyaman serta berbagai asesori yang kadang Jihoon sendiri tak mengerti mengapa ayahnya sangat tergila-gila menghias kantornya.

 

“Oh, Jihoon, anakku. Ada apa?” tanya Tuan Lee begitu dirinya melihat Jihoon masuk kedalam ruangannya. Jihoon hanya memasang senyuman terprogramnya layaknya seorang pramugari.

 

“Aku punya permintaan. Dapatkah aku mengganti bodyguardku? Aku sudah bosan.” Ucap Jihoon tiba-tiba. Mendengar permintaan calon pewaris tahtanya itu, ayahnya tiba-tiba berdiri.

 

“Mengganti bodyguard? Untuk apa, anakku? Bukankah sudah kuperintahkan bodyguard terbaik untuk menjagamu kemanapun kau pergi?” tanya ayahnya. Jihoon hanya menggeleng.

 

“Aku khawatir mereka akan menyerang kita melalui aku. Aku ingin mengganti bodyguard yang mungkin tak begitu pintar tapi sangat kuat. Bayangkan jika kau bisa menghemat dengan satu orang bodyguard yang cukup menjagaku. Bagaimana?”

 

Uang. Inilah salah satu trik Jihoon dalam memojokkan ayahnya. Bagi Tuan Lee, uang satu sen pun adalah harta yang sangat berharga. Ia tak pernah membeli hal yang menurutnya tak perlu, walaupun pada akhirnya uang yang ia hemat itu ia gunakan untuk kepentingan dirinya sendiri entah untuk bermain golf ataupun segala hal lainnya. Jihoon ingin rasanya mengganti bagian otak ayahnya agar lebih berguna.

 

“Setelah kupikir, pendapatmu ada nilai positifnya juga. Baiklah akan kucarikan-“

 

“Aku tahu siapa. Aku sudah banyak mencari dan percayalah, ayah. Laki-laki ini cukup untukku. Dia bisa jadi supir, bodyguard, segalanya.”

 

Karena bagiku, dia memang segalanya.

 

“Baiklah. Kedua bodyguardmu akan ayah pindahkan atau ayah berhentikan. Sisanya, ayah serahkan padamu, Jihoonie.”

 

Senyum terprogram itu kembali muncul. Betapa bencinya Jihoon mendengar panggilan itu keluar dari mulut ayahnya. Hanya ada satu orang yang bisa memanggilnya dengan nama itu.

 

Dan orang itu juga yang memutuskan untuk meninggalkan kerajaan ayahnya dan melimpahkannya pada Jihoon.

 

And he goes by the name Lee Hongbin.

 

“Terima kasih, ayah. Aku pergi dulu.” Ucap Jihoon lalu pergi keluar dari kantor ayahnya. Tak lupa, ia segera menutup pintu. Tentu saja Jihoon tidak ingin ayahnya mendengar suara tarikkan nafasnya yang sedari tadi ia tahan.

 

Baru saja Jihoon melepaskan semua kekesalannya terhadap ingatan yang muncul tentang ayahnya, wajah Jihoon tiba-tiba menjadi ceria membayangkan bahwa ia benar-benar bisa membuat barista itu menjadi pengawal pribadinya. Bukan hanya karena Jihoon menyukainya semenjak melihatnya di kafe tadi, tapi entah Seungcheol sadar atau tidak, Seungcheol punya peran penting dalam hidup Jihoon.  Penting sekali. Sampai-sampai Jihoon tak akan pernah bisa membiarkannya pergi lagi.

 

Drrt

 

Handphone Jihoon bergetar dan pada layar handphonenya tertulis nama rekannya satu sekolah dulu. Tanpa berpikir panjang, Jihoon segera menyambungkan panggil

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Chapter 7: Woah ceritanya keren!! Bagusss! Ditunggu updatenya! :D
sseundalkhom
#2
Chapter 7: coba tolong kwon soonyoung itu buset...... selow bro selow
ReinDropPop #3
Chapter 6: OH GITU
OH CHEOL GITU
IH MASA LUPA SAMA CINTA PERTAMA :(((
lakeofwisdom
#4
Chapter 6: HCOWOWJJDIDHDI SEUNGCHEOL BILANG SUKA DI MASA LALU MASA GAINGET JIHOON DI MASA DEPAN :((
sseundalkhom
#5
Chapter 6: Duh............duh kenapa sembunyi ngmgnya cheol....
lakeofwisdom
#6
Chapter 5: Aaaaa jihoonie so sweet ㅠㅠ
scoupstu #7
Chapter 4: Cie flashback :"
yxns26 #8
Chapter 4: Bikin penasaran nihh
Semoga nyawa laptopnya author bisa kembali yaa :D
lakeofwisdom
#9
Chapter 4: Emash emash emash
Seungcheol tidak ingat kah :(