Two
All InApa kau ingat namaku, hyung?
Jihoon menatap Seungcheol yang hanya menulis namanya lalu meletakkan gelas pesanannya di atas meja yang berisi semua gelas antrian para pelanggan. Jujur, Jihoon kecewa. Namun siapa Jihoon berani berharap pada orang yang sudah bertahun-tahun tak bertemu dengannya. Sebagai anak kecil, Jihoon yakin memorinya terbatas. Anak kecil tidak bisa mengingat banyak hal saat dewasa dan mungkin hal itu yang terjadi dengan laki-laki di hadapannya ini. Jihoon ingin tahu. Jihoon ingin bertemu dengannya lagi.
“Seungcheol-ssi.” Panggil Jihoon perlahan saat Seungcheol selesai dengan pembayarannya. Jihoon tak ingin dua orang berjas yang selalu mengikutinya kemanapun mendengar apa yang ia lakukan. Ia tersenyum saat Seungcheol menoleh.
“Mr.Lee, apa yang akan anda lakukan?” Sial, pikir Jihoon.
“Ada yang harus aku bicarakan. Bisakah kalian tunggu diluar? Aku tak akan lari dari kalian, aku berjanji.” Ucap Jihoon.
Jihoon bisa melihat keraguan dari wajah laki-laki itu. Tentu saja mereka ragu dengan Jihoon, apalagi Jihoon pernah kabur dari penglihatan dua orang ini dan tertangkap setelah kabur dalam hitungan jam saja. Jihoon tidak tahu apakah laki-laki ini punya pelacak atau sesuatu sehingga Jihoon benar-benar tidak bisa menikmati hidup. Jihoon hanya ingin satu kali ini saja, setidaknya nomor telepon akan lebih baik.
“Ada apa, Jihoon-ssi? Ada yang bisa kubantu lagi?” Tanya Seungcheol. Jihoon tersenyum kecil.
“Bolehkah kau memberikanku nomor teleponmu?” Tanya Jihoon malu-malu. Hati Jihoon terasa lega ketika sang empunya wajah dihadapannya menyunggingkan senyuman.
_
“Bolehkah kau memberikanku nomor teleponmu?”
Seungcheol tersenyum. Apakah setelah selama ini Seungcheol benar-benar mendapatkan hal yang ia inginkan? Apakah laki-laki ini jawaban atas doa Seungcheol selama ini?
Seungcheol mengambil sebuah pena yang ia letakkan dibawah layar kasir dihadapannya. Sebelum Seungcheol memberikan kartu serta struknya pada laki-laki dihadapannya ini, ia menuliskan beberapa angka di kertas lalu memberikannya sambil tersenyum.
“Terima kasih, Jihoon-ssi. Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Seungcheol. Sebelum laki-laki itu benar-benar pergi, Seungcheol yakin dirinya melihat senyuman pada laki-laki bernama Lee Jihoon itu. Ia tak tahu apakah jatuh cinta pada seorang pelanggan itu diperbolehkan. Tetapi jika hal itu diperbolehkan, maka Seungcheol berani mengatakan bahwa laki-laki berambut pink itu telah mengambil hatinya dalam pandangan pertama. Jika memang laki-laki itu t
Comments