Hari Pertama Bunga Sakura

Description

Jihoon : "Aku sudah memberimu izin sejak tiga jam yang lalu"

Seokmin : "Kau seperti kelinci" Hari pertama menjadi sepasang kekasih!

#SEOKHOON #BOYxBOY

Foreword

Seokmin menusuri jalan bersama seorang pria berambut coklat gelap, menapaki jalanan yg kini ditutupi bunga sakura yg berguguran. Meskipun Ia berjalan bersamanya tapi Ia seperti sedang membuntuti pria dihadapannya. Pria yang kini berdiri melihat pohon sakura dihadapannya, dgn alasan paling konyol tak ingin berjalan bersebelahan dgn Seokmin, menurutnya itu merupakan hal aneh jika berjalan dibawah bunga sakura dgn seorang pria, meskipun pria itu telah menjadi pasangannya tiga jam yang lalu.

"Bunganya begitu indah yah, sayang ketika musim gugur datang, keindahan ini harus menghilang"

"Justru pesona sakura itu lebih terlihat ketika dia mulai berguguran"

Seokmin melihat ke jalan yg tengah Ia tapaki sekarang, menurutnya bunga sakura itu sudah tak ada nilai dibawah kakinya, layu lemah karna terinjak.

"Tapi ketika dia berada dibawah, terjatuh seperti ini, daunnya hanya akan menjadi sampah, terinjak, terbuang, lalu dilupakan. Kuharap kita berdua tdk pernah jatuh"

Pria itu menatap Seokmin tanpa ekspresi. Lalu kembali melangkah meninggalkan tempat Seokmin masih berdiri yg kini menatap punggungnya lalu menyerukan namanya

"Jihoon ah" Ia berbalik

Seokmin menatapnya dari tempatnya masih berdiri, melihat dengan lekat kearah pria yg kini menyandang status *Pacar Lee Seokmin*

"Kenapa? Ayo cepat, kau bilang ingin kerumahku"

"Kesini sebentar"

Jihoon menatapnya enggan tapi kemudian berjalan menghampiri

"Lihatlah disekitar kita tak ada satu orgpun yg berlalu lalang, Busan sedang sepi"

"Lantas?"

"Ayo berfoto berlatar bunga sakura ini, sebelum dia hilang tak tersisa"

"Bodoh, dia masih bisa tumbuh musim semi berikutnya"

"Ayolah"

Jihoon menatapnya sejenak lalu mengikuti apa yg di pinta Seokmin, menampakan senyum yg terlihat terpaksa tapi sesungguhnya Ia tulus tersenyum disamping pria yg dengan berani memintanya menjadi bagian dari hidupnya tiga jam yg lalu.

"Sudahkan? Ayo aku ingin segera pulang, udara mulai dingin"

"Jihoon ah?"

"Kenapa lagi?"

"Boleh aku menggenggam tanganmu?"

"Nanti saja"

Seokmin tertawa dgn ucapan Jihoon, dia tahu seperti apa Jihoon karna itulah dia yg harus banyak bersabar, karna dialah yg memilih. Tapi satu hal yg dia tahu, Jihoon mencintainya, itu sudah cukup.

"Baiklah ayo jalan"

Jihoon menatap datar kearah Seokmin, pancaran kecewa tersirat di pupil coklatnya. Dengan tanpa ekspresi Ia lalu berjalan ke arah Seokmin dan meraih tangannya dengan kasar, Seokmin berbalik dan menatapnya bingung.

"Kalau kau ingin menggenggam tanganku lakukan saja bodoh! Kau tdk perlu meminta izinku lagi, karna aku sudah memberikannya sejak tiga jam yg lalu"

Jihoon memukul kepala Seokmin dgn lengan satunya yg bebas dari genggaman Seokmin. Seokmin masih menatapnya bingung, tapi ketika melihat semburat merah terpancar dari pipi Jihoon, Seokmin tersenyum seperti org bodoh lalu tertawa.

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak apa, kau sangat lucu"

"Aku bukan badut"

"Iya kau bukan badut, tapi kelinci"

"Yaakk!"

"Hahahaha, becanda.. Kau semakin menggemaskan jika seperti itu"

"Ayo cepat udara mulai dingin"

Jihoon menarik Seokmin utk menutupi rasa malunya namun ditarik kembali oleh Seokmin yg membuatnya terpental kedada bidang Lee Seokmin, Jihoon semakin memerah, Ia lalu memposisikan tubuhnya disamping Seokmin yg berpura-pura tak peduli dgn raut wajah Jihoon saat ini.

"Karna dingin maka tanganmu harus masuk kedalam sakuku seperti ini" Seokmin berkata sambil menggerakan kedua tangan mereka kedalam saku jaket kulit berwarna coklatnya itu

"Bagaimana? Hangatkan?"

"Bodoh! Aku merasa dingin disekujur tubuhku bukan hanya ditanganku"

"Kalau begitu apa kau mau masuk kedalam jaketku?"

Seokmin membuka sebagian jaketnya layaknya daun pintu yg dibuka dan mengisyaratkan org untuk masuk dan utk kesekian kalianya wajah Jihoon memerah dibuatnya.

"Jgn banyak bercanda aku ingin segera pulang"

"Sudahlah aku tau kau menyukainya"

"Siapa bilang?"

"Buktinya kau memerah"

"Apa kau tidak tau udara dingin dapat membuat wajahmu spontan mengeluarkan panas"

"Teori bodoh dari mana itu"

"Terserah kalau tdk mau percaya"

"Memang tdk percaya"

Jihoon mendecih menatap Seokmin yg menampakan wajah seolah tdk peduli tapi kemudian menatap Jihoon dan menampakan senyum terindahnya utk Jihoon seorang. Jihoon memalingkan wajah dan menatap jalanan didepannya, Seokmin hanya tersenyum disampingnya.

Keduanya berjalan dibawah guguran bunga sakura. Hari yg tdk akan pernah mereka lupakan, hari pertama musim gugur dan hari pertama sakura mulai berjatuhan satu demi satu seolah menyambut mereka menuju altar untuk mengucap janji dihadapan pencipta untuk memberkati setiap hari-jari mereka nanti.


######################################

Thanks sudah mampir dan Membaca..

Please keep support SeokHoon and Seventeen, Thanks :)

©seokhoonstory 2016

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet