EPILOG

Lost In Love
Please Subscribe to read the full chapter

AUTHOR POV

7 Tahun kemudian..

***
 

Ferrari hitam dengan plat bertuliskan C H O I baru saja memasuki sebuah gedung megah bernuansa Eropa. Selang beberapa waktu, kedua sisi pintunya pun terbuka..
Namja tampan dengan tubuh tinggi tegap dan bermata tajam keluar dengan sangat berwibawa, diikuti oleh yeoja yang sangat cantik seperti boneka dengan mini dress andalannya yang keluar dengan anggun. Choi Bom.

Dengan senyum yang cantik, ia menggendong putra tampannya yang masih berusia kurang-lebih 4 tahun. "Eomma."

"Eo, jagiya?"

"Apa ini hari yang penting untuk bibi Dara dan paman Jiyong?"

"Geurae.. ini adalah hari yang penting, Hyunju-ah. Kita datang untuk mengucapkan selamat kepada mereka. Arasseo?"

"Ne!" Putranya lantas menganggukkan kepalanya dengan antusias, membuat omma dan appanya tertawa.

"Hyunju-ah, kemari. Eomma tidak bisa menggendongmu dengan pakaian seperti itu." ucap  Choi Seunghyun, atau yang lebih dikenal sebagai TOP beberapa tahun silam. Ia mengulurkan kedua tangan ke arah putranya, dengan patuh namja kecil itu berpindah ke gendongan sang ayah.

"Yeobo, aku sangat tidak menyangka akhirnya mereka menikah!" Bom memekik senang sembari berjalan masuk ke dalam hall.

"Geurae.. 7 tahun, aku harap mereka akan selalu bersama selamanya. Uri cheorom?" (seperti kita?) balas TOP sembari tersenyum manis pada istrinya itu dan menciumnya. Bom tertawa, sedangkan Hyunju putra mereka segera menutup kedua matanya dengan telapak tangannya yang mungil.

Bergandengan tangan, TOP-Bom dan Hyunju pun  menuju ke ruang pengantin. Bom menuju ke ruangan Dara, sedangkan TOP membawa Hyunju menuju ke ruangan Jiyong.

***

 

'klek'

 

 

 

"Dara-aaaaa!" teriak Bom dengan suara khasnya saat melihat sahabatnya duduk di tengah ruangan dengan gaun putih panjang yang elegan. Nampak juga Minzy, Chaerin dan Hyorin mengelilingi Dara yang tersenyum lebar menyambut kedatangannya.

"Bommie-a!" Dara pun memeluk sahabatnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ya, andwe! Kau tidak boleh menangis di saat seperti ini, Dalong. Ini hari penikahanmu!"

Dara tersenyum menyeka air di kedua pelupuk matanya, "T-tapi, semua yeoja pasti akan menangis bahagia pada hari seperti ini, bukan begitu?"

"Bommie eonni.. bukankah kau juga menangis saat hari pernikahanmu? Kau bahkan menangis hingga maskaramu luntur." Chaerin tertawa.

"Cat, jangan ingatkan aku itu sangat memalukan. Dalong.. ini adalah hari yang sangat indah, bukan begitu?! Kau dan Jiyong.akhirnya kalian..OMO OMO!"

Dara menggeleng-gelengkan kepalanya, mengelus tangan Bom dengan lembut. "Gomawo.." Dara mendongak menatap sahabat-sahabatnya, tak kuasa menahan air mata. "Nideul-ah, kalian semua sahabat terbaikku. Aku sangat bahagia, sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Kwon. Nyonya .Kwon!"

Chaerin dan Minzy  tertawa kecil.

Hyorin mendengus pelan sembari mengelus pundak Dara lembut, "Uljima.. ah, kuharap Youngbae akan segera melamarku. Igae mwoya.. Chaerin dan Minzy bahkan sudah bertunangan. Nan mwonde?"

"Bukankah Youngbae sedang sibuk dengan perusahaan entertainment barunya? CEO, janha? C E O. Bersabarlah, jagiya." ucap Bom, membuat yeoja di hadapannya hanya dapat mengerucutkan bibir. "Amteun! Eonni, chukkahae! Kau dan Jiyong oppa harus segera menyusulku untuk membuat bayi!" seru Bom lagi.

Dara terkejut, namun kemudian ia merasakan kedua pipinya memanas karena menahan malu. "Aish..Bommi-ya itu butuh persiapan. Kau dan Seunghyun oppa menikah muda dan kini kalian memiliki Hyunju. Aigoo, kurasa aku dan Jiyong harus benar-benar berpikir keras sebelum menyusul kalian."

Bom terkekeh, "Hana, itu karena aku sangat mencintai Seunghyun. Dul, karena sejak awal kami memang dijodohkan, Dara. Set, urin Chabeol-iyaa!  Tidak berat dalam mengurus Hyunju. Ah! Yang terakhir adalah karena memang kami sama-sama menginginkan anak saat itu, geuraesseo geurae..  Neorang Jiyongi do  kkuk haebulgoya arajji?!"
*kami adalah Chaebol/konglomerat. Kau dan Jiyong juga harus melakukannya, apa kau mengerti?!

Bom pun memasang wajah innocent-nya. Chaerin, Minzy dan IU hanya tercengang mendengar penjelasannya itu -setengah tak percaya. Sedangkan Dara, hanya menelan ludah akibat kalimat sahabatnya itu.

"Waeeeee?"

"EONNI MWOHANEUNGOYAAA?!"

*Eonni, apa yang kau lakukan?!


 

Klek

 

Semua matatertuju ke arah pintu, melihat siapa yang baru saja masuk.

Park Jaejoong, dengan setelan jas putihnya yang berkelas. Rambut coklat caramel yang ditata rapi memberi kesan dewasa untuknya saat ini.

"Nae dongsaeng. Sebentar lagi kau sudah tidak dalam pengawasanku." Ucapnya sembari duduk di samping Dara, memberikan seulas senyum.

"Oppa.." Dara memeluk Jaejoong menenggelamkan wajahnya di dada namja itu. "Aku pasti sangat merindukanmu."

"Ya! Aku tidak akan pergi kemana-mana. Dara-a, karena namja itu adalah Jiyong. Aku merasa lega untuk melepasmu, dia akan meneruskan tanggung jawabku."

Dara hanya tersenyum menatap manik mata oppanya yang teduh dan penuh kasih sayang itu. Namja di hadapannya ini, telah menjaganya sepanjang hidupnya..melindunginya, selalu menemani disaat ia membutuhkannya lebih dari siapapun. Dara ingin mengatakan betapa ia sangat mencintai saudara kembarnya ini. Semua luka di masa kecil mereka..serasa terobati seiring berjalannya waktu. "Oppa, gomawo. Saranghae."

"Nado saranghae. Aju manhi." Jaejoong mencium kening dongsaengnya lembut. "Ah, ppali. Harabeoji dan yang lainnya sudah menunggumu. Acara akan dimulai sebentar lagi."

****

 

"Jiyong! Woaa, kau tampan sekali!"

"Aish.. bukankah aku memang tampan? Apa kau baru menyadarinya?" balas Jiyong yang tengah sibuk di depan cermin memperbaiki letak dasinya. Seunghyun hanya tertawa.

"Geurae, uri Jiyongi ga jal..meosissda!" Timpal Youngbae mengacungkan kedua ibu jarinya. *Jiyong kita memang keren

"Ckckck.. tidak ada yang menyangka kiita semua bertahan cukup lama sampai saat ini. Waktu berlalu sangat cepat, geji?" Seungri menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengamati cincin perak mengkilat di jari manisnya.

"Geurom.. ya Seungrat! Siapa yang menyangka berandalan seperti kita telah resmi bertunangan. Paba! Cincinku jauh lebih berkelas." Daesung ikut menunjukkan cincin tunangannya dengan angkuh, diikuti oleh gelak tawa Seunghyun dan Jiyong.

"Apa disini hanya aku yang belum memiliki cincin?"

"GEURAE IMMA!" ucap Daesung, Seungri, Seunghyun dan Jiyong serempak.

"Aku sebentar lagi akan memilikinya, Youngbae-ssi." Jiyong mengeluarkan smirk andalannya sembarimelipat salah satu lengan bajunya. Youngbae hanya mendengus lemas di hadapan mereka.

"Berani bertaruh Hyorin akan lebih banyak mengomelimu seteah ini, bro." Seunghyun menepuk pundak Youngbae.
.
.
.
.
.

"Appa, aku juga ingin menikah."

Kalimat itu sontak membuat semua yang berada diruangan ituu menoleh ke asal suara.
Jiyong hanya dapat menyembunyikan tawanya.

Seunghyun menggaruk pelipisnya yang tidak gatal lalu berjongkok di hadapan anaknya, "Hyunju-ah.. appa jal deulryo.[Dengar ayah baik-baik] Suatu saat nanti, kalau kau sudah dewasa seperti appa, kau juga pasti akan menikah, arasseo?" Ucapnya sembari mengelus puncak kepala putranya itu.

"Apa aku juga akan menemukan istri yang cantik seperti eomma dan Dara imoh?"

"Tentu saja! Nae adeul, bukankah kau sangat tampan seperti appa?" Kini Seunghyun mengeluarkan bingu andalannya di hadapan putranya. Choi Hyunju, tertawa kecil dan melakukan wink kepada appanya.

Seluruh member Bigbang pun membuat ekspresi ingin-muntah-sekarang-juga di sekitarnya, yang dibalas dengan senyuman polos. Jiyong memutar kedua bola matanya 'bagaimana mungkin ia mengajarkan kenarsisannya itu pada anaknya yang bahkan baru akan menginjak usia 4 tahun?' pikirnya.

'Apakah dia juga akan menjadikan anaknya alien sama seperti dirinya dan juga Bom noona, aigoo' pikir Seungri.

"Hyunju-ya. Sebaiknya kau banyak belajar dari kami. Jangan dengarkan appamu. Arasseo?" timpal Daesung tanpa ekspresi.

***

 

Denting suara lonceng gereja St.Lorenzo pagi itu bergema indah dan menyatu dengan suasana riuh ramai tamu-tamu undangan di pernikahan Kwon Jiyong dan Park Sandara. Sahabat-sahabatnya, keluarganya, Hyun Suk dan seluruh kolega bisnis mereka pun nampak memadati wilayah itu. Kedua mempelai pengantin bersama-sama menuruni tangga, menuju mobil sedan kuno yang akan membawa mereka pada dunia yang baru. Diiringi oleh hujan bunga yang ditaburkan semua orang disana, keduanya tersenyum bahagia.

"Jiyong-a.." Dara menoleh ke arah suaminya. Dilihatnya Jiyong balas tersenyum dan menyeka air mata di pelupuk matanya.

"Gomawo..Mianhae." ucap Jiyong meggenggam tangan istrinya dengan sayang.

"Aku yang seharusnya berterima kasih,Ji. Gomawo, karena akhirnya kau datang padaku."

Jiyong menatap Dara intens, lalu menuntun gadis itu menghadap ke arahnya."Dara, kau

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GGGRRR #1
Wah fanfic Indo, fighting authorim :D