제3화

Fill You Erase You
Please Subscribe to read the full chapter

NB: setting cerita saya ambil pas akhir tahun  2014. waktu zamannya bigbang masih hiatus, GD-Taeyang GOOD BOY, dan skandal GD sama kiko lagi jalan bareng. Dan juga Taeyeon masih dengan rambut hitam panjang sama poni tipisnya.

 

 

888

                                                           

Semilir angin yang tak tentu arah kian berhembus di Kota Seoul. Tampak pohon-pohon mulai menggugurkan daunnya, menandakan musim gugur telah tiba. Daun pun ikut melayang terbawa oleh angin yang berhembus kencang,. Matahari yang mulai bersembunyi dari perpaduannya kini mulai menghilang. Langit semakin gelap, membuat semua orang pulang ke tempat persinggahannya dari aktifitas pekerjaan.

Tampak, kini Jiyong  tengah membuka lemari es dengan ukuran yang cukup besar, mengambil sebotol vodka lalu berjalan sedikit menuju tempat makan. Ia meraih sebuah alat, lalu dibukanya tutup botol itu dengan alat yang telah diraihnya. Ya, seperti inilah kegiatan yang ia tekuni setiap malam semenjak ia memilih mengakhiri hubungan dengan kekasihnya.  Ia hendak meneguk botol vodka tersebut, namun aktifitasnya terhenti ketika sebuah bel apartemen berbunyi.

 

TING TONG

 

 

“Aishh... jinja!”

 

Jiyong mendengus tampak kesal. Ia kembali menaruh botol vodka di atas meja makan lalu berjalan menuju pintu apartemen, namun sebelumnya ia melirik sebuah layar monitor yang menempel di dinding. Menekannya, menampilkan seorang yeoja yang tampak tersengal-sengal dengan napasnya.

“Tsskkk...”

Jiyong tersenyum menyeringai. Ia membuka pintu apartemen, memerlihatkan  seorang yeoja yang sedikit membungkuk seraya memegang lututnya, menopang tubuhnya.

 

“Aku..aku akan melakukannya!”

 

 

Ucap yeoja itu dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Jiyong memandangnya tajam, yeoja di depannya kini terlihat memucat dan menggigil. Jiyong memicingkan alisnya, yeoja ini mulai memejamkan kedua matanya. Sepertinya ia akan menjatuhkan dirinya, dengan sigap Jiyong menangkap tubuh mungil di depannya. Ia terkulai lemas didekapan Jiyong.....

 

 

 

 

 

Chapter III

Ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah awal dari segalanya.

 

 

 

GALERIA FORET  APARTEMENT SEOUL

08.00pm KST

 

“Eomma...”

 

Ucap Taeyeon tak sadarkan diri. Sudah satu jam lebih semenjak kedatangannya, ia tak sadarkan diri dan terbaring di sofa. Ia terus mengigau, memanggil nama seoseorang yang sangat berarti baginya. Keringat dingin terus keluar di dahinya, membuat Jiyong tak berhenti mengompres yeoja di depannya. Kegiatan tiap malamnya kini terhenti seketika yeoja ini tiba-tiba datang lalu menjatuhkan dirinya ke dekapannya.

Jiyong memegang kening Taeyeon dengan telapak tangannya, mencoba untuk merasakan suhu tubuh Taeyeon. Panas! Sepertinya, demamnya tak kunjung turun. Ia kembali memeras sebuah kain yang telah dicelup ke dalam baskom yang berisi air. Lalu diletakkannya di kening Taeyeon

 

“Apakah disini terasa dingin? Kenapa tubuhnya masih panas sekali?!”

 

Gerutu Jiyong mencoba  merasakan suhu di ruangan. Ia bangkit lalu berjalan menuju pintu kamar kemudian membukanya. Ia kembali ke Taeyeon yang masih terbaring, kemudian mengangkat tubuh mungil Taeyeon di dekapannya. Jiyong kini dapat merasakan seluruh suhu tubuh Taeyeon dalam dekapannya. Kepala Taeyeon bersandar di dadanya. Jiyong berjalan seraya menggendong Taeyeon ke kamar.

 

“Eomma...”

 

Taeyeon berucap ulang setelah Jiyong berhasil membaringkan tubuh Taeyeon di kasur. Jiyong menyelimuti seluruh tubuh Taeyeon dan hanya menyisakan leher hingga kepala saja. Mungkin Taeyeon merasa lebih hangat dengan selimut putih yang tebal ini. Jiyong duduk di sisi kasur kemudian menghidupkan penghangat ruangan, membuat Taeyeon tidak terlihat menggigil lagi seperti sebelumnya. Jiyong meraih kain kompres lalu meletakkannya di kening Taeyeon.  Taeyeon hanya diam tak sadarkan diri akan perlakuan Jiyong kepada dirinya. Ia hanya merasa jauh berbeda dari sebelumnya, lebih hangat!

Diam-diam, kini Jiyong tengah memerhatikan wajah Taeyeon dengan penuh rasa iba. Iba menyeruak dalam sanubarinya. Ia menatap Taeyeon lekat-lakat sedikit memicingkan matanya, mencoba untuk memfokuskan apa yang tengah ia perhatikan. Mata yang terpejam. Hidung mungilnya. Dan kini... bibir. Bibir tipis yang sedikit terbuka.

Jiyong mengangkat tanganya ke wajah Taeyeon. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Taeyeon. Jiyong mendekatkan wajahnya, menghapus jarak di antara mereka berdua. Wajah mereka sangat dekat. dekat sekali. Hanya saja... mereka tidak saling menatap satu sama lain. Jiyong kini tampak memalingkan wajahnya ke samping, lalu mendekatkan kupingnya ke bibir Taeyeon. Mencoba memerjelas ucapan Taeyeon yang terputus-putus.

 

“Pae-go-pa” (I’m hungry) Taeyeon teru cap lirih seraya mengerutkan alisnya, namun tetap terpejam dan masih tak sadar.

 

“Mworago? Tssskkk..”

Ucap Jiyong menyeringai lalu kembali seperti posisi semula. Jiyong tampak tak percaya dengan ucapan Taeyeon. Apa katanya? Lapar? Mana ada, orang tak sadarkan diri tetapi masih merasakan perutnya? Anehnya, Jiyong kini tampak berjalan menuju dapur seperti akan membuatkan Taeyeon makanan.

 

“Sepertinya, bubur akan membuatnya lebih baik”

 

Ucap Jiyong tampak mencari sesuatu di dapur.  Ia menghidupkan kompor lalu menumpangnya dengan panci stainless steel.  Ia mulai menyampurkan semua bahan yang diperlukan, lalu mengaduknya. Hanya memerlukan waktu dua puluh menit untuk menunggu buburnya hingga matang sempurna. Jiyong membawa buburnya ke kamar.

 

“Oh ya. Obat!” ucap Jiyong di sela langkahnya.

 

“Ya! Taeyeon-ssi, ireona” Ucapnya pelan seraya mengguncang lengan Taeyeon. Namun tetap saja, tak ada tanda jika Taeyeon akan sadar. Jiyong tampak menghela napas. Baiklah, kini Jiyong mulai mengambil sesendok bubur, lalu mencoba menyuapkannya ke mulut Taeyeon.

“Setidaknya beberapa suap saja”

 

Ucap Jiyong  sedikit mengangkat kepala Taeyeon  lalu menyuapkannya kembali. Setelah beberapa suap, ia tempak menuangkan obat penurun demam ke sendok, lalu meminumkan untuk Taeyeon.

 

            “Semoga lekas sembuh”

            Jiyong kini terlihat meregangkan tubuhnya. Ia kembali menguap, sepertinya rasa kantuk yang ia rasakan sudah tak bisa ia tahan lagi. Matanya semakin berat. Rasa kantuknya semakin menguasai dirinya. Ia terpejam, lalu menyandarkan kepalanya di sisi kasur. Kedua insan ini tampak terlelap dalam tidurnya.

 

 

 

-Fill You-

 

 

 

“Enghh..”

 

Jiyong mengerang masih dengan mata terpejam. Tangannya menepuk-nepuk kasur disampingnya, mencoba merasakan seseorang yang terbaring di sana sebelumnya. Tidak ada! Jiyong menepuk kasur ke kanan dan ke kiri tetap tidak ada. Dia bangun, melirik tepat di di depannya dengan mata yang sedikit terpejam, matanya masih berat untuk ia buka secara sempurna.  Ia berlalu dari kamar, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Taeyeon.

Di ruang tamu, tidak ada! Tolet juga tidak ada. Ia menoleh ke arah dapur, sepertinya ada suatu lampu menyala di sana dan membuatnya penasaran akan lampu itu. Jiyong berjalan menghampiri, ternyata itu lampu lemari es. Lemari es yang terbuka.

Jiyong semakin mendekat, ia mendapati Taeyeon tengah berjongkok seraya menggigit buah apel, namun tangan Taeyeon yang satun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
indahzlvn #1
Chapter 5: Lanjut thor
indahzlvn #2
Chapter 5: Jangan sampe Taeyeon keliatan
indahzlvn #3
Chapter 4: Kok sadar sih
indahzlvn #4
Chapter 3: Pasti senyumnya gd manis banget
indahzlvn #5
Chapter 1: Apa janjinya jiyong???
Btw kiko sama GD kalo ngomong ngak pke bahasa jepang :)
xxgtae #6
Chapter 5: Author cepet update. Greget thoooorrrr
aestaengsic #7
Chapter 5: New reader's here!^^
TAF_91 #8
Chapter 5: berasa moment gtae nya kurang banyak,,
tp tetep keren,,
dtggu lanjutannya,,
fighting,,!!!
xxgtae #9
Chapter 4: Update lg dong thor
TAF_91 #10
Chapter 4: ow ji,,,
apa yg qm lakukan??
semakin penasaran am lanjutannya,,
fightaeng!!