chapter 1

Reflection
Please Subscribe to read the full chapter

Hai...namaku Lee Howon. Aku adalah seorang namja ceria yang mulai hari ini akan menempuh pendidikan di Woolim High School. Hari pertama tentu harus diisi dengan semangat dan penuh percaya diri. Untuk menambah rasa percaya diriku, aku mengenakan sweater berwarna ungu kesukaanku. Setelah mencek kembali di depan cermin dan merasa sudah tidak ada yang perlu dibenahi lagi, aku  pun bergegas turun untuk sarapan.

            Pagi ini suasana tidak seperti biasanya. Ibuku membuat sarapan istimewa untuk merayakan hari pertamaku masuk sekolah. Walau aku merasa itu terlalu berlebihan sih. Eh iya, ada yang salah. Aku ralat pernyataanku sebelumnya. Bukan hari pertamaku masuk sekolah, tetapi hari pertama kami masuk sekolah.

            Kenapa aku katakan kami? Karena bukan hanya aku saja yang akan bersekolah di Woolim High School, tetapi kakak atau lebih tepatnya kakak kembarku pun akan bersekolah di tempat yang sama. Oleh karena itu, menurut ibuku sarapan istimewa sangat dibutuhkan untuk peristiwa ini.

Sebenarnya kami tidak seperti anak kembar lainnya yang selalu bersekolah di sekolah yang sama. Saat ini adalah pertama kalinya aku bersekolah di sekolah yang sama dengan kembaranku. Hanya saja jalur yang kami lalui berbeda. Kembaranku dapat lolos karena otaknya yang pandai, sedangkan aku dapat lolos karena kemampuan menariku. Ya...dengan kata lain, aku masuk melalui jalur prestasi.

Berbicara mengenai kakak kembaranku, dia bernama Lee Hoya. Dia merupakan namja yang penurut, baik hati, dan lebih sedikit pemalu dibandingkan aku. Untuk masalah wajah, dia merupakan namja yang tergolong manis. Dan karena wajah kami sama, maka wajahku pun termasuk manis. Hehehe... Bagi orang-orang yang baru mengenal kami, mereka tidak akan dapat langsung membedakan kami. Hal tersebut disebabkan secara fisik kami berdua hampir sama persis. Hanya saja bila diperhatikan secara saksama, aku memiliki lesung pipi di sebelah kiri dan hanya akan muncul bila aku tersenyum.

”Howon...tolong panggilkan Hoya, kakakmu, untuk sarapan.” Perintah ibuku.

”Hoya....!!! Waktunya sarapan! Cepat turun!” setelah mendengar teriakanku, ibuku langsung menepuk pelan lenganku. ”Aw...apa sih, Bu?” tanyaku sembari menatap ke arahnya.

”Mengapa berteriak?”

”Tadi kan ibu memintaku memanggil Hoya. Ya...aku panggil.” Jawabku dengan nada dan ekspresi yang polos.

”Issshhh...kau ini. Ibu memintamu memanggilnya, bukan meneriakinya. Harusnya kau beranjak ke kamarnya. Kalau berteriak, ibu pun bisa lakukan sendiri.” jelasnya dengan tetap mengatur sarapan di atas meja.

”Hehehe...maaf, Bu. Nah, itu Hoya. Ayo Hoya kita sarapan.” Ajakku bersemangat.

”Wah...adik manisku sangat bersemangat sepertinya. Tak sabar mendapat teman baru?” tanya Hoya sembari mengacak rambutku.

”Hei...! Aku sudah menata rambutku dengan rapih. Kau malah mengacaknya.” Tuturku sembari membereskan tatanan rambutku yang sebelumnya telah diacak oleh Hoya.

***

Sesampainya di sekolah, kami langsung menuju papan pengumuman untuk melihat penempatan kelas. Setelah dirunut dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, aku berada di kelas A4 sedangkan Hoya berada di kelas A8. Kami pun memisahkan diri untuk menuju kelas masing-masing.

Dunia baru, suasana baru, dan teman baru. Rasanya pasti akan san

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rhe3a_1891 #1
Chapter 1: Seru nh kyakny ... Hoya-howon kembar ... Update hwaiting ...