Setiap saat, setiap waktu nyaris alpa tanpa kehadiran Amber. Entah bagaimana cara mengatasi pria yang satu ini, Krystal kerap mengelus dada saking frustasi menghadapinya.
Pernah ia masuk ke dalam kantor, deretan bunga besar disusun sedemikian rupa sebagai permohonan maaf untuknya.

Tiap Krystal makan siang, bekerja atau kembali ke rumah bersama Wendy--Amber tidak berhenti melakukan aksinya.

Maafkan aku, Krys / Kembalilah ke rumah / aku mencintaimu! / Istriku, Krystal Jung, kembalilah! / Krystal, kembalilah.
Kurang lebih seperti itu tulisan yang tertera disetiap sudut deretan bunga.
Wendy sampai heran, bagaimana mungkin pria sebaik dan setulus Amber dicampakkan seperti itu? Krystal lantas menjawab, itu setimpal dengan perbuatannya padaku selama ini!

"Memangnya direktur Park melakukan apa padamu?"
"Kau lupa? Dia pernah menyusahkan kita demi satu tanda tangan."
Wendy lantas manggut-manggut, ada benarnya jika Krystal marah seperti itu. Tapi, apa iya hanya karena alasan sepele Eonnie marah padanya? Tidak mungkin.

Namun Amber tak semudah itu menyerah. Kabar tentang direktur Park Woojin yang mengemis agar istrinya kembali mencuat begitu saja. Amber tidak peduli, asal Krystal mau kembali padanya, itu yang terpenting.

"Eonnie, dia akan mengikuti kita sampai apartemen. Bagaimana?"
"Biarkan saja, toh dia tak akan kuijinkan masuk ke rumah kita."
"Tapi, kasihan...."

Krystal menatap jendela mobil dengan resah. Ia