Unsteady4
UnsteadyAmber menyusuri lorong rumah sakit dalam diam. Ini adalah rutinitasnya setiap pagi. Ia akan membawa satu bucket bunga lily, membungkusnya rapi-rapi kemudian ia bawa kepada seseorang.
Sudah genap 5 tahun.
Mungkin dalam pikiran Bae Joohyun ia mengenal Amber selama 3 tahun. Tanpa menyadari, 2 tahun yg tersisa dalam ingatan Bae hanya terjadi untuk satu hari.
Bosan? Menyerah?
Nyaris.
Amber pikir hal bodoh seperti ini harusnya tidak ia lakukan.
"Nona muda... datang lagi?"
Ibu Bae menghampiri Amber dengan mata sayup. Perasaan bersalah dan terimakasih bercampur aduk menjadi satu.
"Ahjumma tidak seharusnya bertanya seperti ini. Aku sudah mengenal Bae dan ahjumma sejak kecil."
Amber meletakkan bucket bunga di meja dekat Bae yg masih tertidur. Sebentar lagi ia akan membuka mata, dan kembali berbisik selamat ulang tahun, Amber.
Amber tersenyum masam. Berapa usiaku jika setiap hari berulang tahun? Ribuan tahun? Jika benar, selama itulah aku mencintaimu, Bae.
"Hari ini tidur nyenyak?"
Amber menarik tangan Bae dan menggenggamnya.
Gadis yg di cintainya itu perlahan membuka mata dan tersenyum. Ah.. jantung Amber berdetak dan memncelo sakit.
Apa yg kau ingat, Bae? Kita berpacaran selama 3 tahun? Tidak, Bae. Lebih dari itu.. kita sudah berjalan selama 5tahun...
Kemana dua tahun yg tersisa? Hanya kau ingat untuk satu hari?
"Bae, bangun sayang. Nona Muda menjengukmu."
Ibu Bae tersenyum. Menepis raut wajah lelahnya dan pergi untuk menebus obat Bae. Melihat pemandangan Amber mendapat ucapan selamat ulangtahun dari anaknya.
Bae bangun dari tidurnya dan menguap. Melihat hanya dirinya dan Amber di dalam kamar rmh sakit, ia menghampiri dan merangkul leher Amber.
Cup.
Bae mendaratkan ciuman kecilnya di bibir Amber.
Dengan senyum manisnya beban, Bae mulai berbisik di telinga Amber.
"Happy birthday, my little berry."
Suara lemah dari bibir Bae membuat hati amber bergetar.
Ia membalas pelukan Bae dan mengangguk perlahan.
Mengusap kepala gadis yg di cintainya itu dan memohon kesembuhan untuknya.
"Kepalamu masih sakit?"
Bae mengerutkan dahinya perlahan.
"Kapan aku sakit kepala? Berry, aku di rumah sakit krn semalam terbentur di mobil. Kau lupa?"
Ah iya. Aku lupa jika dia pusing ketika malam hari.
"Ah, iya Bae. Aku lupa, mianhae."
Bae mengangguk paham. Ia kembali menarik Amber dan memeluknya.
"Maaf kau harus merayakan ulang tahun di sini bersamaku. Hanya untuk satu hari, Ber. Besok aku akan pulang ke rumah dan kita akan makan malam bersama. Ok?"
Amber menahan dirinya untuk tidak menangis. Getar dalam hatinya membuat dirinya semakin lemah tak berdaya.
Tidakkah Bae sadar? Dia mengatakan hal ini setiap hari selama ratusan hari.
"Ah, tentu saja. Bae ku harus sembuh."
Tanpa di sadari lin
Comments