Chapter 3

Persona: The Locked Soul
Please Subscribe to read the full chapter

Seorang yeoja cantik dengan tubuh tinggi melebihi rata-rata, memiliki tatapan tajam, dan kini tengah berpose y di depan kamera yang memotret lekuk indah tubuhnya. Bak seorang model profesional, yeoja berusia 26 tahun yang kita kenal dengan nama Heechul itu, begitu mudahnya melakukan berbagai pose di depan kamera dengan pakaian mini. Padahal ia masih baru dalam dunia permodelan seperti ini.

Managernya, Shim Chang Min, tersenyum puas melihat bagaimana aksi Heechul. Tak salah ia dipilih sebagai model headline dalam majalah terbaru bulan ini. Dia memiliki aura model yang kuat. Tak menyesal dirinya menjadi manager model baru ini. Ia pikir jika seseorang yang masih baru pastilah memiliki banyak kesalahan dalam pemotretan pertamanya, tapi seorang Kim Hee Chul, hanya satu kata... PERFECTO!

Plokk.. Plokk.. Plokk...

Yeoja yang tak kalah cantiknya dari Heechul melihat yeoja itu dengan cukup sinis. Ia bertepuk tangan bukan karena kehebatan Heechul, tapi karena ingin meremehkannya. Untung saja pemotretan telah selesai, jadi Heechul tidak terlalu merasa terganggu.

"Kim Ki Bum-ssi? Ada apa dengan tatapan itu?" Dahi Heechul mengernyit. Ia cukup tahu jika yeoja ini tak terlalu menyukainya.

"Jangan salah sangka dulu, Heechul-ssi... Untuk merayakan kesuksesan pemotretan pertamamu ini, bagaimana jika kita pergi ke bar? Banyak namja tampan di sana. Kau juga bisa ajak managermu itu." Kibum menunjuk Changmin yang tengah berbincang dengan penerbit majalah.

Sebenarnya ia ragu, namun sepertinya pergi untuk menikmati cocktail malam ini cukup mengasikkan. "Baiklah, Kibum-ssi. Akan kutanyakan dulu pada Changmin."

"Dan satu lagi, jangan panggil aku seformal itu, okay?!"

"Tidak masalah, Kibum-ah."

"Good! Pukul 8 malam, aku tunggu di depan cafe La Feiro. Kita akan berangkat bersama, Heechul-ah. Bar itu tepat berjarak 100 meter dari cafe tersebut."

Belum sempat Heechul menyahut, Kibum telah lebih dulu berbalik dan meninggalkannya tetap dengan gayanya yang terkesan angkuh. Entah kenapa ia merasa jika yeoja itu memiliki kepribadian yang penuh dengan kemaksiatan.

Keoreumeol ddo meomchweoseojwo

Honjaseo du nuneol garijwo

Nae dwi-e keudaeka kamssajudeon keu ddaecheoreom

Keudaeka bonaejweotnayo parami maemanjijwo

molrae heulrin nunmul ape hokshi na jujeo-anjabeorilkka

Nan chu-eokgwa neul mannajwo

Kin shigando mireonaejin mothajwo

Nal deo kajyeoyajwo wae namkyeodweoyo

Keudae mokshinde

I sarang mideoyahaeyo idaero kkeutnael sun eobtjwo

Deo meolri sumeodo kkok naega chajanaejulkeojwo

Ajik nae shimjangeun keudael hyanghae

Ddwinikka...

Suara merdu milik Kim Jong Woon terdengar di setiap sudut restauran Alardo Aimo, sebuah tempat makan bernuansa Perancis. Sangat wajar karena pemilik sekaligus pendirinya sendiri, Bernie Caesar, adalah orang Perancis yang membuka cabang selain di Seoul, tapi juga beberapa kota di Korea Selatan, termasuk Ilsan.

"Mr. Kim, satu tahun kau bekerja di sini, selama itu pula aku mendapat surat dari para pelanggan jika kau memiliki daya tarik untuk memikat mereka. Aku mulai berpikir untuk mengganti Kristal dan memilihmu sebagai pegawai tetap." Mr. Caesar menepuk pundak Yesung setelah namja itu menyelesaikan lagu ke-3-nya.

"Tidak bisa begitu, Mr. Caesar! Setidaknya anda bisa mempekerjakan kami berdua." Dari belakang tiba-tiba yeoja bernama Kristal itu berseru. Terkesan tidak sopan memang saat berbicara dengan atasan. Tapi itu tidak terlalu dipermasalahkan oleh Mr. Caesar..

Namja berusia 55 tahun itu tersenyum. "Iya, iya, Mr. Jung. Kau ini pemarah sekali. Itu hanya pikiranku saja. Yahh, kalau bisa, suaramu harus lebih merdu lagi." Ia tertawa seolah tidak mempedulikan Kristal yang berdecak kesal. Yeoja itu memandang Yesung sinis.

'Apa bagusnya namja ini? Bahkan pimpinan sampai menginginkannya.' Kristal membatin dengan kesal.

"Anda tidak perlu melakukan itu, Mr. Caesar. Kristal-ssi juga memiliki daya tarik terhadap pengunjung. Saya pernah mendengar seorang pelanggan yang membicarakan dia," tutur Yesung yang tidak mempedulikan tatapan Kristal yang bertambah sinis terhadapnya.

'Cih! Penjilat!' Batinnya mengumpat. 'Jika saja Mr. Kim tidak menyuruh kami melakukan hal ini, pasti sudah kusuruh Gulia untuk memakanmu.'

"Okay, let's back to work, guys!"

"Yes, Mr. Caesar," sahut Kristal dan Yesung bersamaan, meskipun yeoja itu menjawab dengan nada malas.

**Joyers**Persona**

"Leeteuk-ssi! Periksa laporan ini. Setelah itu antarkan berkas-berkas ini ke ruangan Direktur Kwon!"

Seorang yeoja senior berbadan agak besar serta telah menginjak usia akhir 40-an itu menyerahkan sebuah map yang cukup besar kepada Leeteuk. Ia memperhatikan isi dari dokumen tersebut. Bahkan ini baru hari pertama ia bekerja, tapi pekerjaan sudah menggunung saja. Bukankah seharusnya yang memeriksa berkas ini adalah sajangnim sendiri? Yahh, mau bagaimana lagi. Mungkin dia ingin mengujinya.

Setelah tiga puluh menit berkutat dengan pekerjaannya, Leeteuk segera merapikan dokumen-dokumen itu untuk diberikan pada direktur perusahan tempat ia bekerja, Kwon Yu Ri. Jarang memang jika seorang yeoja yang memimpin sebuah perusahaan besar sendirian. Tapi itulah kenyataannya. Perusahaan yang berjalan di bidang elektronik ini dipimpin langsung oleh seorang yeoja single.

Leeteuk mengetuk pintu ruangan direktur secara perlahan. Namun baru satu kali ketukan, ia tiba-tiba mendengar suara dari dalam. Ia tidak menyadari jika ternyata pintu itu terbuka sedikit. Jadi, sedikit mencuri dengar tidak apa, kan?

"Kau pikir kau ini siapa, huh? Kau hanya seorang office boy. Bahkan rumah anjingku lebih mahal dari dirimu!" Leeteuk sontak menjauhkan telinganya.

"Ampun, direktur. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Cuih! Makhluk rendahan sepertimu tidak pantas berada di perusahaanku ini. Kau hanya seorang manusia lemah yang tidak apa-apanya, hanya mampu menunduk saat ditindas, dan kemampuan di bawah rata-rata! Manusia memang seperti itu!"

Leeteuk memegang map itu dengan semakin erat. Bahkan kini terlihat lipatan-lipatan di bagian tepinya. Entah apa yang akan dilakukan direktur sombong itu padanya jika ia tahu kalau dokumennya rusak. Ia memejamkan kedua matanya menahan amarah. Bagaimana bisa seorang direktur melakukan hal itu kepada bawahannya? Dia pikir dirinya itu bukan manusia?

"Hmmm, Leeteuk-ssi. Jangan terlalu dipikirkan. Direktur memang seperti itu. Semua yang bekerja di sini sangat sering menerima hinaannya," celetuk Yoona, sekretaris direktur, yang kini tengah menatap Leeteuk.

"Dan kalian masih tahan dengan itu?"

"Mau bagaimana lagi? Lebih baik menunggu dipecat daripada mengundurkan diri. Karena Direktur Kwon akan membuat orang yang mengundurkan diri menjadi tidak bisa bekerja dimana pun, bahkan perusahaan kecil sekalipun."

"Astaga... bagaimana dia melakukan itu? Benar-benar tak memiliki hati!" Leeteuk semakin kesal dengan direktur itu. Menyesal ia karena telah diterima di perusahaan ini, meskipun digaji dengan jumlah nominal yang besar. Namun tidak ada kebahagiaan saat bekerja. Pantas saa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet