Chapter 2

Persona: The Locked Soul
Please Subscribe to read the full chapter

Keesokan harinya...

Sungmin dan Ryeowook bergegas menuju ruang perawatan yang memang tersedia di asrama. Mereka sangat terkejut ketika Leeteuk memberitahu jika Kyuhyun dan Heechul pingsan sejak semalam dan belum sadar hingga sekarang. Apa yang terjadi malam kemarin sebenarnya? Bahkan mereka merasa aman-aman saja di dalam kamar. Meskipun dengan jendela yang harus ditutup, itulah perintah Shindong ahjussi.

"Sepertinya malam kemarin Heechul melanggar peraturan."

Samar-samar mereka berdua mendengar suara seorang namja paruh baya dari dalam ruang perawatan. Mereka yakin itu bukan Shindong ahjussi.

"Jika Kyuhyun aku masih bisa memakluminya karena ia orang baru. Tapi Heechul..."

"Sudahlah, Tuan Lee. Mungkin memang kita harus memberitahu mereka yang sebenarnya."

Ini baru suara Shindong ahjussi.

"Sungmin-ah, Ryeowook-ah!"

Leeteuk, Kangin, Yesung, Hankyung, Donghae, dan Eunhyuk menghampiri mereka berdua dengan perasaan cemas.

"Apa di dalam masih ada Tuan Lee?" tanya Donghae memastikan.

"Tuan Lee? Sepertinya iya."

Cklek!

Shindong ahjussi keluar ruangan dan mendapati anak-anak itu dengan wajah khawatir tengah berdiri di depan pintu ruang perawatan. Ia menyuruh mereka masuk. Ada hal yang harus Tuan Lee sampaikan. Shindong ahjussi berkata jika ini berhubungan dengan mereka semua dan sangat penting. Meskipun telah sekian lama mereka mereka merahasiakan ini.

Di dalam ruangan, tampak Tuan Lee yang duduk sambil mengamati Kyuhyun dan Heechul yang masih belum tersadar.

"Peraturan mengenai dilarangnya keluar asrama di atas pukul sembilan malam pada hari Minggu masih berlaku, bukan?" Tuan Lee membuka pembicaraan.

"Ne, Tuan Lee," sahut Leeteuk.

"Kyuhyun mungkin belum tahu, tapi Heechul... dua tahun berada di sini seharusnya ia ingat betul akan hal itu."

"Tuan Lee, kalau boleh kami tahu, sebenarnya ada apa ini?" Kali ini Eunhyuk bertanya.

"Orangtua kalian meninggal dengan cara yang sama, bukan? Yaitu jatuh dari lantai atas dengan tangan yang menggenggam sebuah catatan kecil bertuliskan '7 Deadly Sins'." Mereka terkejut. Jadi, Tuan Lee sudah tahu? Apalagi Sungmin dan Ryeowook yang baru saja kehilangan orangtua mereka.

"Tunggu dulu! Bisakah anda menjelaskan lebih lanjut, Tuan Lee?" Sungmin bertanya dengan tegas.

"Di dunia ini ada kelompok yang bernama '7 Deadly Sins' atau singkatnya SDS. Mereka mengincar para Persona-users yang dianggap menguntungkan untuk tujuan mereka. Jadi SDS membunuh orangtua dan mengambil persona kalian untuk menambah kekuatan. Persona-users adalah manusia yang di dalamnya ada sebuah jiwa yang tersegel, yaitu Persona. Makhluk besar yang berfungsi untuk melawan demon."

Tuan Lee menatap Heechul dan Kyuhyun bergantian. "Seperti yang dilakukan mereka berdua semalam."

"Jadi, mereka yang membunuh orangtua kami? Kurang ajar!" Kangin mengepalkan tangannya dengan kuat dan pandangan lurus tajam.

"Tenangkan dirimu, hyung." Yesung menepuk lembut pundak Kangin berharap mengurangi emosi namja itu.

Tuan Lee berdehem sebagai isyarat jika ia akan melanjutkan kembali penjelasannya. "Demon dianggap sebagai prajurit SDS, yang artinya mereka juga merupakan makhluk yang harus dimusnahkan. SDS sendiri memiliki seorang pemimpin yang mengaku mempunyai kekuatan Tuhan. Tentu saja itu tidak dibenarkan."

"Persona-users itu, siapa?" tanya Sungmin tidak yakin.

"Kalian, kalian semua yang tinggal di asrama ini, kecuali aku, Shindong, dan Victoria. Tapi saat ini Victoria masih menjaga Violet Room agar tidak ada yang memasukinya."

"Ah ya, Violet Room itu. Kenapa anda melarang ruangan itu untuk dimasuki?" tanya Hankyung.

"Tidak bisa aku katakan sekarang. Banyak di dunia ini Persona-users berkeliaran untuk membasmi demon dan mencari tahu keberadaan SDS. Tapi setelah kami tahu jika yang mereka, para pendosa itu, ternyata mengincar persona kalian, tentu saja kami tidak bisa hanya diam saja. Maka dari aku membangun mansion ini untuk dijadikan asrama dengan segel anti-demon berkekuatan maksimal."

"Jika begitu, anda tidak perlu repot-repot memberi peraturan itu, kan?" Tuan Lee mengalihkan pandangan pada Leeteuk.

"Minggu malam adalah saat dimana SDS melepaskan semua demonnya. Segel asrama ini tidak mampu menahan jutaan demon yang ingin masuk. Apalagi jika mereka mengaktifkan mode bertarung, langit yang kalian lihat akan berubah menjadi merah sepekat darah dan manusia biasa yang tidak memiliki persona seolah hanya menjadi patung hiasan saja. Mereka tidak akan bisa bergerak."

"Lalu anda, Shindong ahjussi, dan Victoria itu?"

"Tubuh kami telah diatur agar tidak terkena efek dari Reigekon."

"Tunggu sebentar... jika sebenarnya apa yang dilakukan Kyuhyun dan Heechul semalam?" Leeteuk masih tidak mengerti. Apa hubungannya mereka berdua yang pingsan dan persona?

"Dua teman kalian ini secara tidak sadar telah membangkitkan persona yang sudah lama tersegela dalam tubuh mereka. Persona itu difungsikan untuk melawan demon dan akan muncul hologram kecil yang berisi perintah untuk melawan. Entah itu dengan sihir, senjata, ataupun tangan kosong. Nah, berhubung ini adalah yang pertama kali, persona-users akan merasakan sakit yang teramat sangat pada bagian kepala. Namun tidak jika sudah terbiasa."

Tuan Lee yang sejak tadi duduk, kali ini mulai beranjak dan pergi meninggalkan ruangan itu. Namun sebelumnya ia berkata jika mereka harus menjaga diri sendiri saat bertemu salah satu dari SDS. Sayangnya ia tak menyebutkan siapa itu.

Satu minggu berlalu sejak kejadian itu. Hari ini adalah hari di mana seluruh pelajar yang ada di Korea Selatan akan memasuki pelajaran baru. Aktivitas mulai padat kembali. Bus sekolah tampak berlalu-lalang di jalan. Tak sedikit juga yang berjalan kaki atau naik sepeda kayuh.

Sekarang mari kita lihat bagaimana kehebohan di asrama yang dihuni tiga belas orang ini. Di mulai dari Leeteuk yang sibuk mencari kemeja dan rok putihnya yang sialnya menghilang dari almarinya. Alhasil ia uring-uringan di sekitar asrama untuk mencari kemeja itu. Bisa dimaklumi karena ini hari pertamanya bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan.

"Aisshh... Leeteuk noona tak pernah bisa terbebas dari white syndrome-nya." Donghae menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat ini ia telah siap dengan seragam SMA-nya dan berharap agar tak tersiksa di tahun ke-3-nya seperti di kelas 2 dulu. Mati-matian belajar demi masuk universitas.

"Maklumi sajalah. Leeteuk eonni memang tak bisa lepas dari barang-barang putihnya." Eunhyuk yang berdiri di samping Donghae melipatkan kedua tangannya. Keadaannya tak jauh berbeda dengan Donghae. Wajar saja karena mereka berdua memang seumuran.

"LIPSTIK-KUUUU! ANDWAEEE!"

Teriakan yeoja yang selalu mengutamakan kecantikan wajah – Heechul – itu menggema di seluruh asrama. Kehabisan lipstik memang hal sepele, tapi tidak untuk Heechul yang notabene sebagai seorang peragawati yang anti baginya kehabisan peralatan make up. Itu bagaikan kiamat. Oke, itu berlebihan. Tapi itu nyata!

"Argghhtt! Aku tidak pernah tahu bagaimana itu seorang yeoja. Kenapa mereka bisa berteriak seker

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet