The Mysterious Boy

Questions

"Hansol Vernon Choi."

Seorang laki-laki memasuki kelas mendengar namanya dipanggil oleh sang guru, langkahnya pelan tapi pasti. Rambutnya berwarna kecoklatan, dia juga tinggi, tatapannya intens menelusuri seisi kelas, dan sepertinya dia bukanlah sepenuhnya orang Korea, dilihat dari nama dan penampilan dari ujung rambut hingga kaki semua murid dikelas sudah bisa menduga hal itu. Vernon membungkukan badannya, dan menunjukan gestur kaku, membuat semua gadis dikelas tertawa kecil dan para siswa laki-laki tentu saja mereka mendengus kesal karena reaksi para siswi yang sedari tadi sudah berlebihan. "Aku murid pindahan dari Amerika, kemampuan bahasa Korea ku belakangan ini meningkat, tapi tentu saja aku masih butuh banyak bantuan dari kalian. Untuk itu mari kita berteman dengan baik, dan panggil aku dengan Hansol. Aku merasa itu lebih nyaman terdengar. Terimakasih."

"WOAAHH" "Daebak" Semua murid bertepuk tangan dan kagum dengan Hansol, tentu saja Siyeon bisa melihat mata berbinar para siswi yang sepertinya sedang bersiap untuk menerkamnya nanti. Siyeon nampaknya menjadi satu-satunya murid yang tidak tertarik akan hal ini, saat ini fokusnya hanya kepada bagaimana lulus ujian dengan nilai yang baik sehingga dia bisa masuk ke universitas terbaik. "Siyeon-ah, bukankah Hansol itu tampan? Coba lihat penampilannya dari atas hingga bawah. Gaya anak SMA Amerika. Dia sangat cool." Siyeon mendelik mendengar ocehan teman sebangkunya yang juga sahabatnya itu, Kim Dahyun. "Aku tahu. Terserah apa katamu saja." Siyeon menjawab dengan malas, dia kembali berkutat dengan buku Biologinya yang sedari tadi terpampang dihadapannya. Dahyun mencibir, dia masih tersenyum berbinar memperhatikan murid baru yang ada di depan kelas.

Guru mempersilahkan Hansol untuk duduk dibarisan tengah, yang membuatnya sejajar dengan Kim Siyeon. Entah itu kebetulan atau tidak. Dia memberikan senyum manisnya kepada Siyeon, yang tentu saja ditanggapi dingin. Dahyun menyenggol lengan Siyeon pelan diiringi dengan tatapan galaknya seolah-olah berkata, "Berikan senyumanmu kepada si anak baru, Kim Siyeon. Lihat dia menatapmu. Heol." Siyeon dengan terpaksa menuruti sahabatnya itu, dia sudah tahu apa yang akan terjadi jika dia tidak mendengar Dahyun, gadis itu akan mengoceh sepanjang jam istirahat, Siyeon yakin akan hal itu. Siyeon berbalik, dan memberikan senyumannya kepada Hansol, kali ini senyuman yang benar-benar tulus. Dan mereka saling menatap.

 

5 bulan berlalu sejak kedatangan si anak baru.

Siyeon berjalan menelusuri lorong-lorong kelas, kali ini ia bertekad untuk menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Ia merasa kepalanya hampir meledak sebagai seorang siswi tingkat akhir, tapi apa yang bisa diperbuat lagi, pikirnya. Siyeon kembali mengingat kejadian tempo hari yang masih berbekas dipikiran dan tentu saja, hatinya. Sampai sekarang ia tidak tahu siapa si pengirim susu dan roti keju waktu itu, jujur saja, catatan kecil nan manis itu membuatnya semakin penasaran dengan identitas si pengirim. Kali ini kemungkinannya ada dua, Kim Hanbin atau si anak baru, Choi Hansol. Siyeon tidak habis pikir apakah salah satu dari mereka yang mengiriminya, atau hanya orang iseng yang benar-benar iseng. Entahlah, sampai sekarang ia tidak berani bertanya. Karena menurut pengamatannya, tidak mungkin orang seperti Hanbin dan Hansol, yang bahkan tidak pernah akrab dengannya tiba-tiba bertingkah "semanis" itu. 

Siyeon melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang perpustakaan, yang sudah bisa diprediksi penuh sesak dengan siswi dan siswa kelas 12. Ia menyapa teman-temannya di sudut ruangan dengan setengah berbisik, disana ada Dahyun, Mina, dan Nayeon. Kali ini Siyeon memilih untuk duduk terpisah dengan mereka, ia benar-benar ingin fokus dengan buku literatur dan kimia yang ada ditangannya kini. Siyeon memasang earphonenya, dan duduk. Lantunan lagu Don't Forget - Crush ft. SNSD Taeyeon memenuhi pikirannya, ia kembali teringat dengan post-it di kotak susu waktu itu. Ditulis dengan tinta biru, sungguh tidak biasa, heol, aku harus kembali fokus. Fokus, Kim Siyeon. Ia menekankan dirinya sendiri lalu melepas earphone dan mematikan handphonenya. Pandangannya beralih ke sosok yang dikenalnya, wajahnya menunjukkan mimik yang sangat serius melihat buku yang ada dihadapannya, Siyeon tersenyum kecil mengingat dia tidak pernah melihat orang itu bertingkah seperti itu sebelumnya. Choi Hansol, sudah 5 bulan tetapi kami tidak pernah akrab sedikitpun, dan dia juga selalu berbicara seperlunya saja. Aku bahkan tidak pernah melihatnya meladeni siswi dikelas kami, dia aktif di klub musik dan olahraga, juga jarang terlihat saat jam istirahat. Baru-baru ini aku mendengar rumor yang sudah tersebar seantero sekolah bahwa dia adalah seorang trainee dari suatu agensi. Aku tidak mengerti kenapa para siswi menganggap itu adalah hal yang besar, " Dia akan menjadi seorang idol nanti, bayangkan kita satu sekolah dengan calon idol." Siyeon menggeleng pelan mengingat kata-kata itu, ia menghela nafas. Jika benar dia adalah seorang trainee, calon idol, maka sudah pasti dia tidak mau ada gosip yang tersebar di sekolah hanya karena mengirim susu dan roti keju. Benar, mungkin bukan dia orangnya.

Waktu berlalu begitu cepat hingga jam istirahat akan hampir usai, para murid mulai merapikan barang-barang mereka untuk segera kembali kekelas. Dahyun, Mina, dan Nayeon sudah meninggalkan perpustakaan 15 menit yang lalu, dan Siyeon sudah hafal akan hal itu. Ia bergegas merapikan buku, dan memasukan handphonenya kedalam kantong jas sekolahnya itu. Dia melirik sesaat ke penjuru ruang perpustakaan, hanya tinggal aku sendiri, ckck. Siyeon segera berlari meninggalkan perpustakaan, dan tidak melihat earphone pink miliknya yang tertinggal diatas meja.

"Kim Siyeon." seluruh penjuru kelas menoleh ke arah suara itu berasal, mereka terkejut karena tidak biasanya. Choi Hansol? Kenapa? Siyeon bergumam bingung. Sementara Dahyun dan teman-temannya yang lain memasang wajah tidak percaya akan apa yang dilihat mereka itu. Hansol berjalan mendekati meja Siyeon, si pemilik meja sendiri masih terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Ia menaruh sesuatu diatas meja, sebuah earphone berwarna pink. Siyeon terkejut, bagaimana bisa, pikirnya. Ia merogoh kantong jas nya, dan benar saja, hanya ada handphone. Ia lupa telah meninggalkan earphone itu di meja perpustakaan tadi. Siyeon mengulurkan tangannya itu mengambil earphone itu, ia menatap ke sekeliling. Mereka pasti akan membicarakan hal ini, aish. Siyeon menatap siswa yang ada dihadapannya, masih terpaku. "Ma-makasih..", Siyeon merasa bodoh karena telah berbicara informal. "Tentu saja kamu harus berterimakasih. Sama-sama, Siyeon-ah." Hansol kembali kebangkunya, diiringi tatapan teman-teman sekelasnya yang heran juga terkejut melihat keakraban mereka berdua.

 

---------------------------

Akhirnya selesai!!! HUF. Ini chapter lumayan panjang daripada chapter pertama because I don't want to disappoint you guys! Jadi chapter ini sangat Hansol-centered, ya? Heheh. Aku memang mau bikin perkenalan karakternya satu-satu, jadi nanti ngga akan kebingungan who is who which one is the main-chara which one is he which one is she. Lets prepare yourself for the next chapter which is going to be the king of IKONICS' chapter, KIM HANBIIIIIN!

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 2: kyaa...nemu ff ini d saat aku lg gila-gilanya sama ikon and seventeen :D tebakan aku nih, si misterius pengirimnya ini Hanbin???ahahaha entahlah aku gak tahu...^^ btw d lanjut ya^^